HobiBokep – Pilihanmu Bukan Pilihanku

SLOT GACOR

Akhirnya pria itu sampai di halaman sebuah rumah yang sederhana namun asri dan indah. Rumah yang halamannya ditumbuhi pepohonan hijau sehingga membuatnya terkesan teduh dan menyenangkan para tamu. Andi adalah nama pria itu, pria tegap dengan tinggi 175 cm yang berparas pas pasan dengan kulit berwarna cokelat terbakar sinar matahari. Akhirnya bisa bernafas lega karena telah berhasil sampai di rumah setelah harus menghadapi macet.
Ting Tong
“Selamat siang”.
“Sebentar”.
Sebuah suara lembut nan merdu wanita menjawab dari dalam rumah.
Beberapa saat kemudian muncul, Seorang gadis cantik berjilbab yang jelita muncul dari balik pintu rumah.
Rani
“Oh, kamu Ndi..”.
“Masuk saja ke dalam, nggak usah sungkan, Anggap saja rumah sendiri” ucap gadis itu mempersilahkan tamunya itu untuk masuk ke dalam rumah. Gadis cantik yang dikenal Andi lewat sebuah jejaring sosial, awalnya sombong dan sedikit angkuh terhadap dirinya. Mungkin ini dikarenakan fisik andi yang tidak terlalu enak dilihat, sehingga Rani bersikap begitu saat Andi mencoba mendekatinya. Adalah Farah Rani Nur Fitriyah biasa dipanggil Rani, dia cantik, putih dan manis, tubuhnya juga seksi, tinggi dan sangat montok dengan perabotannya besar bulat dan membusung.Meskipun begitu tidak mudah bagi andi untuk bisa akrab dengannya, setelah berbulan bulan berusaha keras mendekatinya, akhirnya andi bisa akrab dengannya meskipun hanya sebatas teman saja.

“Silahkan duduk Ndi” Rani mempersilahkan.

“Akhirnya bisa sampai juga disini” kata andi sambi merebahkan dirinya di sofa empuk dan dengan tidak sopan dia menaikkan kedua kakinya di atas meja.

“Ehem.., kakinya Ndi.., jangan dia atas meja, yang sopan dong” ujar Rani dengan sopan kepada tamunya itu.

Cerita Dewasa Andi menurunkan kakinya dari atas meja dengan perlahan, “katanya anggap seperti rumah sendiri”, gumamnya pelan.
“Dasar.., itu kan cuma basa basi, jangan dianggap serius dong” omel Rani dengan sedikit kesal atas ulahnya itu.
“Cuma bercanda .., jangan diambil hati, senyum dong” goda Andi.
Rani hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan sahabatnya itu, dan mencoba tersenyum kepada sahabatnya itu dengan senyum yang dipaksakan.

“kok tumben sepi disini.., orang orang dirumah kemana semua ? tanya andi penasaran.

Oh itu, mereka semua sedang menghadiri acara pernikahan sepupunya ibu yang ada di Malang, jawab Rani mantap.

“Kenapa tidak ikut dengan mereka pergi ke Malang” tanyanya.

“Lagi pengen di rumah saja sih.., soalnya banyak tugas kuliah ” jawab Rani.

“Ooh.., Ngomong-ngomong mana ini minum untuk tamu, Pelitnya tuan rumah yang satu ini” celetuk Andi.

“Iya.., Iya.., sebentar ya, aku buatkan” sahut Rani sedikit kesal sambil bangkit dari sofa.

“Oh ya.., tadi air bekas rendaman cucian masih sisa banyak, kalau mau akan aku ambilkan”, “nanti kamu boleh minum sepuasnya” kata Rani sambil tersenyum licik.

“Wah boleh juga.., panas panas begini memang paling enak minum air bekas rendaman cucian”, sahut Andi dengan semangat.

“Kalau begitu sebentar ya aku ambilkan, pokoknya nanti harus dihabiskan, kalau tidak awas ya” ancam Rani.

“Tentu saja, air cucian bajupun serasa minum madu kalau minumnya bersamamu” rayu Andi.

“Huh.., gombalmu nggak mempan sama aku” ledek Rani dengan ketus sambil melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambilkan air minum.

Saat Rani berbalik untuk pergi ke dapur untuk mengambil minuman untuk tamu, tanpa Rani sadari Andi terus memperhatikan rani dari belakang, sambil menunggu Rani, Andi merebahkan dirinya di sofa yang empuk itu sambil terus menatap langit-langit rumah tersebut, entah apa yang dipikirkannya, tatapan matanya kosong, dingin dan kelam.

Beberapa saat kemudian Rani datang membawa nampan berisi dua gelas teh hangat, lalu dia menghidangkankan teh itu di atas meja tamu.

“Silahkan diminum Ndi.., ujar Rani mempersilahkan tamunya untuk minum.

“Loh.., kok teh hangat, tadi kan pesannya air cucian” tolak Andi.

“Idih.., jangan maksa, aku bawain air cucian baju beneran nih,” ancam Rani.

“Iya.., maaf deh, cuma bercanda koq hehehehe..” kekeh Andi.

“Eh.., ngomong-ngomong mana ini camilannya, tamu masa nggak disuguhin camilan apaan gitu “, mana rasa menghormatinya tuan rumah terhadap tamunya”. celetuk andi lagi.

Mendengar itu Rani langsung mengelus dada sambil menghela dan menghirup nafas panjang beberapa kali, Andi yang melihat hal yang tidak biasa langsung bertanya.

“Loh kenapa Ran..? nafasmu kok begitu, kamu punya penyakit asma ya ?” tanya Andi tidak bisa membaca situasi.

“Iya nih Ndi.., aku memang punya penyakit asma, kadang suka kambuh mendadak penyakitku ini”, jawab Rani. “Tapi kata dokter penyakitku ini bisa langsung sembuh kalau ada tamu yang kurang ajar dan banyak maunya, ditabok pakai sandal beberapa kali di wajahnya”. lanjutnya dengan mimik serius.

“Penyakit aneh.., tapi kalau ada tamu yang begitu memang pantas di tabok pakai sandal, betul begitu kan”, gumam Andi tidak sadar diri kalau dirinya yang dimaksud.

“Betul sekali.., ini sudah siap aku tabok kok, soalnya takut asmaku ini mulai parah”, sahut Rani dengan tenang sambil melepas dan mengambil sandal yang ada di kaki ke tangannya.

“Eeh.., kok cuacanya tiba tiba panas yah, kalau panas-panas begini perut tiba-tiba langsung jadi kenyang” sela Andi yang sadar sandal sudah di depan mata langsung mengalihkan topik pembicaraan.

“Iya betul.., kalau cuaca panas begini, asmaku juga tiba tiba langsung sembuh” sahut Rani.

“Eh.., ngomong-ngomong mau ngapain kesini, kok tumben sekali
ada perlu apa ya ?” tanya Rani penasaran.

“Aku akan beritahu setelah disediain camilan” jawab Andi.

Suasana tiba-tiba hening untuk beberapa saat, batin Rani saat ini sedang bingung
apakah harus menabok tamunya ini atau tidak. Setelah beberapa saat akhirnya
dia memutuskan untuk mengambilkannya camilan yang ada didapur, “kasihan.., mungkin dia belum makan satu minggu sehingga kurang ajar seperti itu”, begitulah yang Rani pikirkan.

“Iya.., iya.., aku ambilkan sesuatu dari dapur”
runtuk Rani dengan sedikit kesal. Kemudian pergi melangkah ke dapur
dengan langkah tergesa-gesa.

“Ya Tuhan.., mimpi apa aku semalam, sampai bisa punya tamu semacam ini”.

Setelah mengambil dua buah piring biskuit dari dapur, Rani kembali lagi ke ruang tamu untuk menemui tamunya itu.

“Silahkan yang mulia.., camilan anda sudah saya siapkan” sindir Rani.

“Oh terima kasih hambaku yang setia” celetuk Andi nglunjak.

“Aku akan melupakan kata-kata barusan, cepat katakan ada perlu apa ?” tanya Rani kesal.

“Oh itu.., aku memang kesini karena keperluan yang penting sih” celetuk Andi sambil memasukkan beberapa buah biskuit ke dalam mulutnya.

“Keperluan penting.., memangnya ada apa ?” tanya Rani penasaran.

“Ehmm.., biskuit ini enak” gumam Andi pelan sambil terus mengunyah.

“Ngomong-ngomong tamu kok tidak dipersilahkan minum, dimana ini sopan santunnya” protes Andi.

“Sopan santun.., Itu biskuit yang kamu makan nggak minta izin dulu, kenapa mau minum teh harus minta izin dulu” gerutu Rani dalam hati.

“Silahkan diminum tehnya” ucap rani sambil tersenyum yang dipaksakan.

“Terima kasih.., Oh iya.., masa cuma tamunya yang minum,itu kan tidak etis, tuan rumahnya juga harus minum dong” protes andi lagi.

“Ya Tuhan.., berilah hambamu ini kesabaran menghadapi mahluk terkutuk yang satu ini” runtuk Rani dalam hati menahan kekesalannya.

Keadaan hening beberapa saat, Rani meminum teh itu dengan tergesa-gesa dan dia bahkan meminum air teh itu sampai habis. Sedangkan Andi sendiri meminumnya dengan perlahan dengan santai sambil sesekali mengunyah camilan. Rani yang melihatnya menjadi semakin kesal karena tingkahnya itu.

“Sudah diminum nih.., jadi ada keperluan penting apa kesini ?” tanya Rani dengan kesal.

“Ooh itu.., aku cuma mau tunjukin film terbaruku ” ucap andi sambil menyodorkan Andro*d miliknya.

“Filmnya bagus tapi mungkin adegannya akan sedikit menyedihkan kalau boleh aku berkomentar” tambahnya.

Rani langsung menghela nafas panjang saat mengetahui tujuan sebenarnya dari tamunya.

“Ya sudah.., sini aku.., lii.., haa..,” pinta Rani dengan terputus putus sambil memegang kepalanya yang tiba tiba pusing.

“Kepalaku.., puu.., sii..,” sebuah kata kata tidak jelas muncul dari bibir manisnya

“Bruukk”

tiba-tiba saja Rani kehilangan kesadarannya, gadis montok itu pingsan terbaring tidak berdaya di sofa rumahnya sendiri.

“Hmm.., efek obatnya sudah bereaksi ya”.

“Cepat sekali.., Padahal camilan yang disajikannya saja belum aku habiskan” gumam Andi dengan santai.

“aku makan kue nya dulu ya.., sayang kan mubazir kalau tidak dimakan,
kamu kan sudah repot-repot menyiapkan ini semua” lanjutnya sambil mengambil beberapa buah kue, dikunyahnya kue itu dengan perlahan sambil menatap langit langit rumah Rani dengan tatapan dingin.

Setelah menyesaikan makan kuenya, Andi merengkuh tubuh rani yang tidak berdaya itu dan menggendongnya ke dalam kamar milik rani

“seperti biasa, kamarnya sangat rapi” komentarnya saat melihat kamar milik Rani, Kamar tidak terlalu besar namun bagus dan rapi. Sebuah ranjang besi sedang dengan kasur, bantal, guling, dengan sprei berenda dan berbunga putih. Kemudian satu cermin rias ada di sebelahnya lengkap dengan berbagai alat rias wajah. Setelah puas mengagumi kamar Rani, Andi segera merebahkankan Rani ke ranjang miliknya dan mulai melucuti baju, rok dan jilbab Rani. Terlihat seorang gadis molek sedang pingsan tidak berdaya dengan rambut panjang ikal sepunggung, celana dalam dan BH hitam berenda yang senada menghiasi tubuhnya. Namun membuatnya semakin seksi karena BH nya sendiri seakan tumpah menampung payudara besarnya itu.

“34C ya” gumam andi saat akan membuka ikatan BH Rani, selanjutnya dengan cekatan dia pun membuka celana dalamnya. Terpampanglah sesosok tubuh wanita indah menggoda milik Rani dengan kulit putih mulus yang licin. payudaranya yang besar yang terlihat indah ranum dan menggiurkan serta liang kemaluannya yang gundul tercukur rapi. Sungguh sebuah karunia yang indah dari sang maha pencipta. Andi sedikit tercengang karena baru pertama kali itu dia melihat orang yang selalu memakai pakaian tertutup itu dalam keadaan telanjang seperti itu.

” Aduh.., badannya putih dan mulus sekali ” celetuk Andi pelan memuji kecantikannya gadis itu. Setelah selesai melepas semua baju yang melekat di tubuhnya Andi langsung menerkam kedua payudara yang ranum dan indah milik gadis itu, Andi meremas remas pelan payudara sambil menciumi puting susu mungil kemerahan milik Rani. photomemek.com Saat seperti ini adalah saat yang selalu ada di dalam khayalan andi saat dia onani di kamar mandi. Membayangkan saat ini dia akan menyetubuhi Rani, saat itu juga penisnya langsung menegang dengan hebat.

“Aku gesek gesekin sebentar ya sayang” kata Andi kepada Rani yang sedang tertidur pulas. Dengan perlahan andi menaikkan pantatnya diantara paha Rani dan mulai menggesek gesekkan penisnya di lubang kemaluan Rani.

Nafas andi mulai memburu tidak beraturan menahan nafsu birahinya. sambil menggesek gesekkan penisnya di kemaluan Rani, Andi memeluk tubuh montok miliknya sambil tangan kanannya yang tadi meremas payudara montok rani, kini berpindah ke pantat Rani yang bulat membusung sambil meremasnya dengan lembut dan perlahan sementara mulutnya berusaha menciumi bibir tipis Rani yang menggiurkan. Suara kecipak terdengar saat Andi yang menjulurkan lidahnya untuk menerobos masuk ke rongga mulut Rani. Andi terus menyelinapkan lidahnya masuk ke dalam bibirnya Aani sambil membasahi bibir rani dengan air liurnya. Setelah puas bermain-main dengan bibir Rani, Andi bersiap-siap untuk melakukan penetrasi ke dalam vagina Rani.

“Hhhhm..,” desah Andi kala penisnya mulai menyeruak masuk ke dalam vaginanya Rani, dia merasakan vagina Rani berkedut kedut seakan akan hidup meremas remas penisnya andi. “Sempit sekali punyamu ran, sampai sakit punyaku kejepit” erang Andi saat penisnya mulai menerobos masuk ke dalam vaginanya Rani. Raut wajah rani tampak mengerenyit saat Andi mencoba memasukkan penisnya kedalam vagina miliknya, hal ini justru membuatnya terlihat semakin cantik dan menggemaskan.

Andi yang sudah telanjur merasakan sensasi nikmat saat kepala penisnya menyerodok lubang sempit Rani, tidak mau berhenti begitu saja. Dengan sedikit hentakan akhirnya penisnya Andi berhasil masuk kedalam liang kemaluan Rani, Andi menahan nafas, berusaha meresapi saat dinding-dinding kemaluan Rani yang hangat dan basah membungkus batang kemaluannya, sangat nikmat sekali, nyaman, terasa hangat, sedikit kencang dan berkedut-kedut, rasanya sungguh tiada tara nikmatnya. Dengan sedikit menarik penisnya, kemudian andi mulai menggenjot pelan-pelan lubang kemaluan rani.

Cerita Porno Punggung Andi tampak hampir menutupi seluruh tubuh Rani yang berbaring pasrah di bawahnya, menampakkan rambut panjang ikal Rani yang terurai hingga ke punggungnya. Andi mulai mengayunkan pinggulnya dengan lincah ke vagina Rani yang sudah sangat licin. Dia terus memompa pinggulnya maju-mundur. Rani yang tidak sadarkan diri merintih pelan tanpa tahu apa yang sedang terjadi padanya.

Tiba-tiba saja rani sedikit melenguh, Andi merasakan cairan Rani menyembur kencang di dalam vaginanya, sepertinya dia sudah mencapai puncak kenikmatan. Goyangan andi pun lama kelamaan menjadi semakin cepat sepertinya dia sendiri sudah akan keluar air maninya, Andi menggerakkan pinggulnya semakin dalam. ia pun menekan penisnya dalam dalam ke dalam kemaluan rani.

“Crooot.. crooott..” Andi ejakulasi. Sekitar tujuh semprotan cairan mani kental meledak di liang rahim Rani, si gadis cantik berhidung mancung tersebut. Penuh kepuasan, Andi merebahkan diri di atas tubuh Rani yang molek, dia tersenyum puas telah berhasil menyetubuhi orang yang selalu ada dalam mimpinya itu.
Perlahan Rani mulai membuka matanya, matanya masih terasa berat oleh rasa kantuk yang tidak wajar. Namun matanya langsung terbelalak saat menyadari dirinya sudah berada dalam keadaan telanjang bulat didalam kamarnya sendiri, dia melihat sekeliling seakan akan mencari sesuatu, dia melihat seorang pria yang sangat dikenalnya sudah berpakaian lengkap duduk disamping ranjangnya sambil menghisap rokok. Air matanya langsung meleleh perlahan dari pipi putihnya saat menyadari siapa yang telah melakukan hal keji ini terhadap dirinya.

“Kenapa..! Kenapa..! ? Diantara semua orang yang aku kenal kenapa mesti kamu” jerit Rani kepada pria itu.

Hati Rani serasa hancur saat melihat kenyataan ini, diantara semua orang Andi lah yang paling dia percaya, Sahabat terbaiknya, dia selalu ada untuk menghiburnya saat dia sedih, dia selalu membantunya saat ada masalah, di saat ada kesulitan dialah yang selalu membreikan nasihat dan saran, di hari ulang tahunnya pun dia yang pertama kali mengucapkannya dan memberikannya hadiah, meski orang nya seenaknya sendiri, cuek dan sering membuatnya kesal tapi dalam hati terdalamnya dia menyayangi Andi layaknya seorang kakak dan sahabatnya.

“Kenapa Ndi ?.., kenapa kamu tega melakukan ini” Hardik Rani dengan amarah yang memuncak.

“Kamu bajingan..!, Brengsek..!, Binatang kamu..!”, maki Rani sambil melemparkan apa yang ada di sampingnya ke arahnya.

“Jawab Ndi..!, Jangan diam saja seperti patung..!, Jawab” desak Rani dengan keras.

“Kenapa.. ??” gumam Andi.

“Tanyakanlah kepada dirimu sendiri kenapa aku sampai tega melakukan hal seperti ini lanjutnya dengan pelan dan dingin.

“Maksudmu ini salahku, memangnya apa salahku” tuntut Rani.

“Aku tidak ingat telah melakukan hal yang jahat kepadamu” lanjutnya sambil terisak menahan tangis.

“Satu bulan yang lalu di rumah makan ( Andi menyebutkan sebuah Rumah makan)
apa kamu sudah lupa” tanya Andi dengan pelan.

“Halo Ran..”, Sapa Andi lewat telepon.

“Iya halo.., ada apa ya”, Jawab Rani.

“Koq tumben sekali nelpon malam-malam begini” lanjutnya.

“Ah..,nggak kok, Eh.., besok kamu ada waktu nggak?” tanya Andi.

“Memangnya ada apa” tanya balik Rani.

“Nggak kok.., cuma mau mengajak makan saja”ajak Andi.

“Nggak ah.., besok aku sibuk” tolak Rani.

“Aku yang traktir” sela Andi.

“kalau ditraktir sih.., kayanya bisa” jawab Rani yang langsung berubah pikiran.

“tapi harus di rumah makan ini ya ( Rani menyebutkan sebuah nama rumah makan )” lanjutnya.

“Iya.., Bawel..,” gerutu Andi saat mendengar Rani berubah pikiran saat dia mengucapkan sebuah kata ‘Traktir’.

“Besok jam 17.00 jangan lupa ya..,” ucap Andi.

“Iya” Jawab Rani.

“Malam” ucap Andi.

“Malam juga” balas Rani.
“Ada apa ndi.., kok tumben mau traktir, biasanya kamu kan pelit sindir Rani. Karena biasanya saat mereka berdua makan di sebuah rumah makan, harus membayar sendiri sendiri dan Andi yang mentraktir makanpun bisa dihitung dengan jari selebihnya Rani yang harus melakukannya.

“Makan dulu, bicara nanti” Ajak andi sambil melangkah ke dalam rumah makan.

“Yuk deh.., lagian aku sudah lapar..,”sahut Rani.

Sesampainya di dalam Rani langsung memesan makanan, karena jarang jarang ditraktir oleh Andi, Rani langsung memesan makanan makanan yang paling mahal di tempat itu,

“Hitung-hitung balas dendam karena selama ini aku terus yang mentraktir” Batin Rani tertawa licik. Tidak beberapa lama pelayan datang membawakan pesanannya, lalu pelayan itu menghidangkan makanan itu di meja pelanggan.

“Silahkan” ujar pelayan itu.

“Makanan yang paling mahal ya.., balas dendam ni ceritanya” tebak Andi tepat sasaran.

“Ah..Cuma perasaanmu saja kok, soalnya cuma makanan yang aku pesan ini yang kelihatan yang paling enak” jawab Rani pura pura tidak tahu.

“Oh ya.., ada apa sih, kok tumben ?” Rani mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

“Jangan terkejut ya” ucap Andi dengan mimik wajah serius.

“Nggak” jawab Rani singkat

“Sebenarnya aku sudah sejak lama ingin mengatakan hal ini sejak pertama kali kita bertemu, namun aku selalu ragu dan takut untuk mengatakannya. Tapi sekarang aku sudah yakin akan mengatakannya sekarang juga, apapun yang akan terjadi” ujar Andi.

“Serius sekali..memangnya mau bilang apa sih” tanya Rani penasaran.

“Sebenarnya..”.

“Iya ? tanya Rani.

“Sebenarnya..”.

“Ya..”sahut Rani.

“Sebenarnya namaku yang sebenarnya adalah Andy Lau” ucap Andi dengan mimik wajah serius.

“Garing” komentar Rani singkat namun sangat menusuk.

“kamu tuh manggil aku kesini cuma buat ini ?” tanya Rani frustasi

“Iya.., hehehe” jawab Andi nyengir seakan tidak bersalah.

“Ayo.. dimakan makanannya ntar keburu dingin itu”lanjutnya

“Enak ya makanannya Ndi” komentar Rani sambil mengunyah makanannya.

“Iya” sahut Andi singkat.

keadaan hening untuk beberapa saat karena mereka berdua sedang sibuk menikmati hidangan yang tersaji di atas meja.

“Sebenarnya aku sudah sudah lama menyukaimu” kata Andi sambil tetap mengunyah makanannya.

“Deeegg” jantung Rani seakan mendadak berhenti saat pria disampingnya itu mengatakan hal yang tidak terduga.

“Apaan Ndi”? tanya Rani memperjelas keadaan.

“Maukah kamu menjadi Pacarku” gumam Andi pelan namun cukup jelas untuk didengar.

“Kenapa tiba tiba sekali” tanya Rani kaget.

“Jadi apa jawabanmu” tanya Andi yang tidak menghiraukan ucapan Rani.

“Haruskah aku menjawabnya sekarang” tanya Rani lirih.

“Iya” jawab Andi mengangguk pelan.

“Sebenarnya aku mau konsentrasi kuliah dulu Ndi, aku tidak mau kuliahku nanti terganggu. Lagipula belum mau pacaran dulu” ucap Rani pelan.

“Maaf ya..kamu jangan marah ya” Sambungnya lirih.

“Nggak apa apa” ucap Andi berusaha menegarkan dirinya.

“Tenang saja aku aku nggak akan pura pura marah lalu kabur membiarkan kamu yang membayar semua tagihan makanan ini kok” sambungnya mencoba mencairkan suasana yang kaku.

“Sekali lagi maaf ya” Pinta Rani pelan.

“Kita tetap bisa temenan kan ?” lanjutnya dengan tatapan mata seakan memohon.

“Iya.., Aku hargai kok keputusanmu itu

dan kita masih tetap bisa temenan kok” jawab Andi dengan sedikit bergetar.

” Ngomong ngomong aku mau pulang dulu ya
aku ke kasir sebentar” kata Andi tiba tiba, Rani menggeleng pelan saat Andi bilang seperti itu.

“Ngga Ndi.., biar aku saja yang membayarnya” kata Rani sambil tersenyum lembut.

“Akhirnya ada juga hal baik yang terjadi hari ini” balas Andi dengan senyum yang dipaksakan.

“Iya” Bisik Rani lirih, dia tahu meskipun seakan menerimanya tapi sebenarnya sahabatnya itu terluka hatinya karena dia sudah menolak cintanya itu, dia Cuma berharap kalau setelah kejadian ini dia tidak berubah menjadi seperti orang lain.

Beberapa hari berlalu Rani berusaha menghubungi Andi namun tidak dijawab, hal ini membuat Rani semakin cemas, dia sudah beberapa kali berkunjung ke tempat kosnya namun selalu tertutup rapat seakan tidak berpenghuni. Namun di hari ke empat Rani sudah bisa bernafas lega dan tersenyum kembali karena Andi sudah mau membalas SMSnya, namun dia tersenyum pahit saat membaca isi SMS itu.

From : Andi

Maaf ya sudah membuatmu cemas
Aku butuh waktu untuk menerimanya
Tidak perlu merasa bersalah yah
Setidaknya lihat sisi baiknya
Kita masih bisa berteman dan kamu tidak perlu melayat ke rumahku karena bunuh diri gara gara cintanya ditolak hehehe
“Apa kamu dendam gara-gara aku menolakmu waktu itu lalu kamu kamu tega melakukan hal ini padaku” tanya Rani dengan raut muka yang tidak bisa dijelaskan sambil menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut tebal.

“Yang benar saja” jawab Andi dengan tersenyum geli.

“Bukankah aku sudah bilang waktu itu aku tidak akan marah dan tentu saja aku tidak akan dendam karena hal itu” lanjutnya.

“Lalu kenapa kamu tega melakukan ini” tanya Rani semakin tidak mengerti.

“Kenapa ? Andi mengulang pertanyaan Rani

“Rangga Ahmad Gunawan, kamu pasti mengenalnya bukan”? desisnya penuh rasa tidak suka.

“Jadi kamu sudah tahu” bisik Rani dengan lirih, dia selalu merahasiakan hal ini karena tidak mau menyakiti perasaan sahabatnya itu.

“Dia itu pacarmu bukan” tanya Andi dengan pelan.

“Iya” bisik Rani

“Jadi karena itu ya” lanjutnya lirih.

“Iya”

“Apanya yang fokus kuliah”

“Apanya yang tidak mau pacaran dulu”

“Aku selalu menyayangi, selalu menghiburmu”

“Aku selalu mencintaimu, Aku selalu ada untukmu”

” Tapi kenapa ..? Kamu membohongiku” .

“Itu menyakitkan” ucap Andi dengan keras seolah mengeluarkan semua emosi yang selama ini dirasakannya.

“Maafkan aku.., aku tidak bermaksud seperti itu” bisik Rani penuh rasa sesal.

“Aku tahu, dan itu bukan salahmu”.

“Aku saja yang dibutakan oleh kebencian dan sakit hati” ujar Andi dengan datar.

“Maafkan aku ya Ndi” bisik Rani dengan penuh sesal.

“Oh ya.., apa kamu tidak ingin tahu video apa yang ingin aku tunjukan tadi kepadamu” tanya Andi.

“Bukan rekaman video saat kamu memperkosaku kan” sindir tajam Rani sambil melihat kearah Andi.

“Sayangnya bukan” jawab Andi.

“Ini berhubungan dengan pacarmu”

“Masih mau melihatnya ?” lanjutnya dengan santai.

“DEGG” jantung rani kembali seakan berhenti,

“Rangga, video apa itu Ndi biarkan aku melihatnya” pinta Rani dengan memelas.

“Kasih lihat nggak ya..?” goda Andi.

“Aku mohon, biarkan aku melihatnya” lanjutnya lagi dengan amat memohon.

“Silahkan lihat saja sendiri di Androi*ku ini” kata andi sambil menyerahkan Androi*nya nya kepada Rani, Rani yang diberikan HP nya Andi tidak menyia nyiakan kesempatan untuk mengecek isi HP nya, siapa tahu ada sesuatu yang bisa dia gunakan untuk membalas perbuatannya.

Sementara Rani mulai menyelidikinya, Andi tidur-tiduran di ranjang sambil bermain-main dengan rambutnya, Rani lalu memulai dengan membuka folder SMS, Foto, dan video, Rani sedikit tercengang begitu mengetahui kalau yang ada di history SMS dan di galeri Foto semuanya berasal dari SMS dan Foto miliknya.

“Ini semua foto dan sms ku, jadi kamu menyimpannya ya,
seperti nya perasaanmu itu tidak bohong Ndi” Batin Rani tersentuh.

” Sudah ketemu belum, lamanya…,” runtuk Andi yang dari tadi tidur-tiduran.

“Susah tahu mencari Videonya” ujar Rani pura pura.

“Eh ketemu.., file Video Pribadi ini ya” tanya Rani, tanpa menunggu jawaban dari pemiliknya Rani langsung membuka file itu.

“Eh.., Eeh..,bukan yang yang itu” cegah Andi dengan panik meskipun sudah terlambat karena video itu sudah diputar.

Terlihat di dalam gambar ada seorang pria di dalam kamar mandi sambil mengocok kemaluannya sendiri dengan sebuah celana dalam wanita dengan sangat cepat sambil meneriakkan nama seorang wanita.

“Rani.., oughhh.., Rani..,”

“Minum air maniku ini Rani..”

“Rani.., Ouuugghh.., aku cinta kamu”

Pria itu terlihat mengejang beberapa kali dan terlihat celana dalam itu basah belepotan air mani.

“Itu kok mirip celana dalamku yang hilang ya.., jadi kamu..??” Rani tidak melanjutkan kata katanya sambil menatap Andi dengan dingin, namun hari ini dia sedang tidak mood untuk marah marah.

“Haaah.., aku akan lupakan pernah lihat video ini” desahnya menghela nafas panjang.

“Jadi yang mana video yang sebenarnya” lanjutnya.

“Iya maaf.., tolong lupakan ya” , ” ini aku tunjukkan” sambil mengambil Androi* yang ada di tangan Rani kemudian Andi membuka sebuah file di HP nya itu menekan Play di layar dan Rani melihat video itu dengan cermat.

Muncul sebuah kamar yang rapi yang diterangi lampu, nampak jelas suara desahan yang menggema di seluruh penjuru kamar tersebut, di dalam kamar itu terlihat seorang pria tampan dan wanita cantik dalam keadaan telanjang bulat di atas ranjang sedang memadu kasih, sang pria sedang memejamkan mata seakan akan meresapi dan menikmati percintaan mereka, goyangan hot dari pantat wanita seksi itu sangat liar dan bersemangat sedang menggoyang penisnya dengan vaginanya, desahan wanita itu sangat keras seakan-akan benar benar menikmati bagaimana vaginanya diaduk aduk oleh penis tegang milik pria tersebut, tidak beberapa lama kemudian si wanita tampak mengejang dan mendesah panjang tampaknya dia sudah mencapai klimaksnya, kamera di video itu tampat menzoom wajah pria tersebut, sebuah wajah yang sangat tidak asing oleh Rani.

“Ya Tuhan.., Teganya kamu Rangga menghianatiku”.

“Teganya kamu” tangisnya Rani menggema ke seluruh penjuru kamar.

“Aku sudah memberikan segalanya untukmu.. Teganya kamu..”runtuk Rani menyesali segalanya.

“Darimana kamu mendapatkan video ini” tanya Rani.

“Darimana Ndi” ulang Rani lirih.

“Haruskah aku ceritakan semua, “Itu merepotkan sekali” sahut Andi dengan malas.

“Kumohon Ndi..” pinta Rani memelas

“Baiklah” jawab Andi.

” Waktu itu aku sedang mau ke tempat temanku, kebetulan saja aku bertemu dengan orang itu di lampu merah membonceng seorang wanita. Lalu..” terang Andi.

“Kok kamu bisa tahu wajah Rangga, aku bahkan belum menceritakannya kepadamu
Kalau dia pacarku”? sela Rani penasaran.

“Faceboo*” jawab Andi singkat.

“Tapi aku tidak tahu kamu punya Faceboo* ?” tanya Rani lagi.

“Apa kamu tahu sebuah akun tidak jelas bernama Yami Bakura yang selalu mengkomentari dan menyukai foto dan statusmu ??”.

“Iya.., Apakah itu kamu” ? bisik Rani lirih.

“Iya” jawab Andi singkat.

“Jadi begitu.., aku memang membuat status menjalin hubungan dengan Rangga, juga menampilkan beberapa foto kami saat kami berdua, jadi wajar saja dia bisa tahu” batin Rani menggumam.

“Bisa aku lanjutkan ceritanya” tanya Andi tidak sabar.

“Nggak usah.., aku sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya” geleng Rani pelan.

“Terima kasih ya Ndi.., kamu sudah membuka mataku ini” ucap Rani tulus.

“maafkan aku ya.., harusnya aku tidak menolakmu dulu, aku sangat menyesal sekarang” sesal Rani pelan.

“maafkan aku”

“Dan kamu pasti sudah tahu kalau aku sudah tidak perawan lagi, karena saat melakukannya tadi tidak mengeluarkan darah seperti yang seharusnya” bisik Rani penuh sesal.

“Apa dengan Rangga ?” tebak Andi.

“Iya”bisik Rani pelan.

“Pasti kamu menganggapku murahan, karena aku sudah tidak suci, setelah tahu ini pasti kamu akan membenciku,
tapi aku bisa terima itu kok” ucap Rani setengah berbisik dengan berlinang air mata, dia terus menangis sampai harus menutup wajahnya dengan bantal.

“Ya ampun.., kenapa sih wanita suka sekali melakukan hal lebay dan dramatis seperti ini” bisik Andi sangat pelan

“Apaan Ndi..??” sela Rani terdengar ketus dan marah meski masih sesenggukan menahan tangis.

“Ngga.., Nggak kok.., maksudku jangan menangis seperti ini” ralat Andi sedikit tergagap.

“Lagipula aku akan tetap mencintaimu apa apanya meskipun kamu hamil anaknya Rangga sekalipun” ucap Andi tulus

“Tapi aku.., aku.., ucap Rani tidak meneruskan ucapannya.

“Itu tidak masalah, lagipula aku mencintai orangnya bukan keperawannya” lanjut Andi.

“Terima kasih ndi” ucap Rani

“Dulu kamu yang memohon untuk menjadikanku sebagai pacarmu”.

“Sekarang giliranku untuk memohon kepadamu, mau kah kamu menjadi Pacarku ?” pinta Rani tulus.

“Maaf ya Ran.., sebenarnya aku mau konsentrasi kuliah, aku tidak mau kuliahku terganggu lagipula belum mau pacaran dulu kata Andi dengan mimik wajah serius.

“Jadi begitu ya.., maaf ya sudah bertanya” bisik Rani terdengar pelan sekali seakan mau menangis.

“Hehehe..bercanda kok” goda andi sambil tersenyum geli.

“Tentu saja aku mau.., Aku mau sayang” lanjutnya.

“Balas dendam ya ceritanya.., sebentar ya aku mau ambil sandal dulu, sepertinya asmaku ma kambuh ini” geram Rani sambil bangkit dari ranjang dan melangkah ke ruang tamu. Saat rani akan mengambil sandalnya yang ada di ruang tamu, Andi langsung memeluknya dengan erat dari belakang dan mulai menciumi tengkuknya sambil meremas lembut payudara besar milik Rani dari belakang

“Mau ronde kedua ya” desah Rani menahan geli.

“Iya” bisik Andi singkat.

Mereka berdua bergumul mesra melanjutkan kisah cinta mereka yang sempat tertunda diatas ranjang. Mereka berciuman dengan sangat mesra, saling menjilat, saling meremas dalam keadaan telanjang bulat untuk saling memuaskan hasrat birahi masing masing.

“Brraakk..!”

Sebuah gebrakan di meja komputer dari tangan seorang pria menggema di seluruh ruangan kamar kos itu.

“Apa ini..!” teriaknya saat melihat sebuah hubungan status di faceboo* milik Rani.

“Katanya focus belajar, tidak mau berpacaran dulu”.

“Tapi apa ini..!” teriaknya.

“Brengsek..!”

sebuah tinju melayang ke arah sebuah tembok kamar itu.

Brughhh..!

sebuah tinju menghantam tembok dengan keras membuat kulit tangan pemuda itu mengelupas mengeluarkan darah segar mengucur deras dari sela sela jarinya. Dia lalu berbaring di kasurnya, tidak peduli darah terus mengucur deras dari tangannya, air mata mengalir dari matanya, dia berusaha keras untuk tidak sampai bersuara. Biarlah dia sebut banci atau pecundang karena seorang laki laki menangis selama kesedihan yang dirasakannya itu mengalir bersama air matanya itu.

“Kenapa Rani..?? Kenapa kamu tega sekali..!” batinnya menjerit pilu.

“Ciihmenyedihkan sekali oi..” sebuah suara muncul dari kepalanya

“Siapa itu ?” gumam Andi lirih tanpa bangun dari tempat tidurnya.

“Siapa aku..? Aku adalah pikiranmu, menyedihkan sekali melihatmu begitu, kau itu seorang pria, hadapilah dengan jantan dan tegar, tidak perlu menangis seperti bayi..! Dasar Pecundang..!” ledek suara itu dengan menghina.

“Tak apa.., selama kesedihan ini hilang, tidak apa menjadi pecundang..” ucap Andi pelan.

“Pernah dengar, Air mata tidak akan menyelesaikan apapun, tapi tindakanlah yang menyelesaikannya” ujar suara itu dengan dingin.

“Deegg”

kata-kata itu langsung menohok jantungnya.

“Kau benar.., yang aku lakukan ini tidak berguna, tindakanlah yang menyelesaikannya” kata Andi perlahan sambil bangkit dari kasurnya

“Lalu apa yang harus aku lakukan ?” tanya Andi pelan.

“Kamu harus tabah, kamu merelakannya, membiarkannya bahagia dengan orang yang dicintainyaa,
apabila kamu melihat dia bahagia kamupun akan bahagia. Bukankah cinta itu butuh perjuangan dan pengorbanan, dan inilah saatnya bagimu untuk berkorban” kata suara itu lagi.

“Perjuangan..” guman Andi lirih.

“Iya benar.., kau benar.., cintaku harus aku perjuangkan, seperti halnya saat akan membangun bangun baru,mau tidak mau harus menghancurkan bangunan lama, dan cara satu satunya untukku memperjuangkan cintaku adalah dengan menghancurkan hubungan mereka” gumam Andi dengan dingin.

“Bukan itu sih maksudku.., tapi semuanya terserah padamu , tidak peduli apa yang kau pilih itu benar atau salah, setiap pilihan itu ada hasil dan konsekuensinya, namun yakinlah, apapun yang pilihanmu, tidak akan membuatmu menyesal” kata suara itu.

“Aku tidak akan pernah menyesalinya” balas Andi dengan dingin.

“Tapi bagaimana caranya..?”
“Aku bahkan tidak tahu kalau dia punya musuh siapa ataupun alamatnya, yang aku tahu Cuma faceboo*nya” gumamnya pelan.

“Faceboo*” sebuah kata memunculkan sebuah ide bagi Andi.

“kalau benar mungkin aku bisa menemukan petunjuk di dinding statusnya” gumamnya.

Andi untuk beberapa lama mencari data di history dinding status milik rangga itu, setelah cukup lama mencari akhirnya dia menemukan sebuah postingan berisi kekecewaan dari seorang gadis yang merasa dipermainkan oleh Rangga karena tidak mau diputuskan secara sepihak oleh Rangga. Gadis itu bernama Siska Dian Gayatri, “wajahnya memang cantik dan seksi namun gaya berpakaian dan bicaranya sedikit vulgar mungkin ini yang membuat dia diputuskan oleh Rangga” guman Andi pelan setelah mengamati Faceboo* milik mereka.

“Ping”.

“Hai Siska”.

“Pasti tidak asing dengan nama Rangga Ahmad Gunawan”.

“Apa kamu tidak dendam kepadanya karena telah mencampakkanmu”.

“Jika iya hubungi nomer ini 0822*******”.

“Aku akan senang hati membantumu membalaskannya”

Sebuah pesan singkat dikirimkan Andi lewat aplikasi massage di jejaring sosial itu.
Dan dari sinilah hubungan saling menguntungkan mereka dimulai.

“Ting Ting”

Sebuah bunyi SMS masuk berbunyi, dan bunyi itu berasal dari HP Andi

“Dari siapa Ndi” tanya Rani mencoba menutupi tubuh indah telanjangnya dengan selimut tebal.

“Ini gawat SMS dari mamaku.., katanya dia kecelakaan dan sekarang ada rumah sakit” teriak Andi dengan wajah khawatir.

“Benarkah itu ??”

“Gawat kita harus segera kesana” sambung Rani dengan panik.

“Tapi”

“Tapi apa Ndi ??” tanya Rani Penasaran.

“Tapi aneh.., dia lagi sakit, ini kok malah minta dikirimin pulsa 100 ribu

apa itu nggak aneh ?” tanya Andi dengan wajah bingung.

“iya aneh” timpalnya.

“Kok bisa ada orang yang begitu bodoh

sampai bisa percaya sms seperti itu” ejek Rani.

“hahaha.. Teganya..,” ucap Andi riang sambil menghapus SMS itu.

“Oh ya Rani.., ini kan 14 Februari, orang bodoh ini mau mengucapkan selamat Valentine”

“Happy Valentine ya, Aku Cinta Kamu” ucap Andi pelan sambil mencium keningnya perempuan disampingnya tersebut.

“Iya.., Aku Juga Cinta Kamu” Bisik Rani Lirih sambil memeluknya dengan erat.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts