Bercinta Dengan Tante Cantik Di Dalam Kapal

Boleh dibilang saya merupakan laki-laki yang beruntung. Karena terus terang saja saya tidak mempunyai penampilan fisik yang sangat baik, walaupun tidak jelek-jelek sekali. Kulit saya yang cukup gelap, badan saya yang cukup atletis dan yang pasti batang kemaluan saya yang cukup ukurannya. Tapi mungkin karena secara naluri saya sangat senang melayani orang lain, sehingga akhirnya saya menjadi seperti sekarang ini dengan segala kelebihan yang saya miliki.

Awal cerita ketika saya berangkat dari kampung halaman saya dengan menumpang salah satu kapal milik PELNI, KM Rinjani. Karena waktu itu saya diterima sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kota Yogyakarta, kota yang sekarang menjadi tempat tinggal saya.

Sebagai seorang mahasiswa baru dari keluarga yang berkecukupan, saya sangat bangga, apalagi untuk berangkat ini saya dibekali cukup uang dan tiket di kelas satu. Dan juga saya diperbolehkan untuk mampir di rumah paman yang tinggal di Jakarta dan jalan-jalan di sana sebelum daftar ulang sebagai mahasiswa baru di Jogja.

Ketika naik kapal pada hari keberangkatan, hati ini terasa senang sekali. Saya langsung menuju kamar saya, kamar kelas satu, yang pasti sudah terbayang akan sangat enak rasanya. Tapi saya kaget sekali, karena di dalam kamar sudah ada seorang wanita, yang terus terang saja ada sedikit rasa senang juga karena wanita tersebut tersenyum dengan manisnya ketika melihat saya agak terkejut.

“Oh maaf, mungkin Tante ini salah kamar..?” tanya saya agak ragu.
Sebab setahu saya tidak mungkin, sudah sering bepergian dengan kapal laut, dalam satu kamar harusnya hanya ada satu jenis kelamin, kalau laki-laki ya laki-laki semua, atau kalau perempuan ya perempuan semua.

Tapi setelah dicocokkan ternyata nomer tiket kami sama, artinya kami satu kamar. Wah, terus terang saja saya agak canggung juga rasanya, tapi di balik kecanggungan saya ada rasa senang juga lho. Karena wanita yang satu ini cukup cantik juga dan bodinya cukup menggairahkan. Dan karena saya sering sekali nonton film porno, langsung saya membayangkan kalau nanti malam kami akan tidur berdua dan berpelukan dengan saling mengelus-elus ‘pusat’ kenikmatan masing-masing.

Pada waktu pemeriksaan tiket, tanpa ragu dia langsung mengatakan bahwa saya adalah adik sepupunya, jadi oleh petugas kami tidak dipindahkan. Wah, tambah senanglah hati ini. Dan sejak itu kami banyak sekali ngobrol-ngobrol. Dari sini juga saya tahu kalau dia adalah pegawai sebuah bank swasta di Jakarta, bernama Rahma, suaminya seorang dosen sebuah perguruan tinggi di jakarta, dan yang lebih hebat lagi dia tidak sesuai dengan umurnya yang sudah 35 tahun yang sudah beranak dua.

Setelah makan siang kami masih melanjutkan obrolan kami tentang berbagai hal di anjungan depan kapal. Kapal sudah semakin jauh dari daratan, jarum jam sudah pukul dua, hawa terasa agak panas, mata mulai mengantuk diterpa angin laut, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat saja. Tanpa sadar Rahma menggandeng tangan saya ketika kami berjalan menuju kamar, karena agak canggung, tangannya saya lepaskan. Rahma agak kaget tapi dia malah tersenyum manja.

Memang pada waktu itu saya sering menonton film porno dan juga sering beronani, tapi melakukan hubungan seks saya belum pernah sama sekali. Jadi hati ini rasanya deg-degan luar biasa, karena ketika berjalan di lorong kapal yang kebetulan saya berada di belakangnya, saya melihat pantatnya yang bulat yang terbalut celana jeans ketat dan rambutnya yang panjang sepunggung dan diikat, sehingga terlihat jenjang belakang lehernya yang putih dan mulus.

“Oooh! Indah sekali!” jerit batin saya.
Pada waktu itu saya ingin memeluknya dari belakang dan ingin langsung mencium lehernya itu, tapi sekali lagi hati ini rasanya canggung sekali, boleh dibilang saya takut!

Ketika kami bersama-sama masuk kamar Rahma langsung menuju kamar mandi, katanya dia sudah kegerahan dan sebelum tidur siang ingin mandi dulu. Saya langsung rebahan di tempat tidur sambil membayangkan tubuh Rahma yang pasti sintal dan menggairahkan kalau dilihat dari pantatnya yang bulat. Tanpa sadar tangan kiri saya sudah memegang batang kemaluan yang mulai mengeras.

Tetapi tiba-tiba ada suara dari balik pintu kamar mandi, “Mas Ardi, tolong ambilkan handuk saya di dalam koper dong.”
Saya terkejut setengah mati, karena pikir saya Rahma sudah keluar dari kamar mandi. Ketika mengambil handuk, saya melihat pakaian dalamnya yang bagus-bagus dan super mini.
“Oooh..!” batin ini semakin menjerit.
Karena sebagai seorang laki-laki normal, pasti siapa saja tidak akan tahan dengan momen seperti ini.

Pintu saya ketuk untuk memberikan handuknya, dan ketika pintu dibuka, betapa kagetnya saya karena Rahma berdiri di depan pintu hanya dengan celana dalam yang sangat mini dengan bordiran yang apik dan sangat jelas sekali terlihat gunungan hitam di selangkangannya seperti akan meletus. Saat melihat saya tertegun dengan handuk di tangan, dengan cueknya Rahma menarik tangan saya untuk mandi bersama.

Pada waktu itu saya hanya seperti robot yang bergerak hanya kalau disetel untuk bergerak. Karena terus terang saja, waktu itu pikiran saya seakan tidak percaya dengan apa yang sedang ada di hadapan saya. Ternyata tubuh Rahma lebih indah daripada apa yang saya bayangkan, dan lebih hebat lagi lebih cantik dalam keadaan telanjang.

Tanpa sadar saya melepaskan celana dalam Rahma, dan tubuhnya saya sirami dengan air dari shower. Rahma melenggak-lenggokkan pantatnya yang bulat ketika air shower saya arahkan ke pantatnya. photomemek.com Dan ketika saya arahkan ke punggung, Rahma meliuk-liukkan tubuhnya dengan sangat erotis. Tiba-tiba Rahma membalikkan tubuhnya dan langsung melahap bibir saya, dengan kencang dihisap dan disedot.
Tapi tiba-tiba Rahma berhenti dan marah, “Hey, dicopot dong bajunya!”
Saya hanya dapat terawa kecil karena bersamaan dengan itu Rahma pun dengan bergairahnya mencopot kaos dan celana panjang saya yang mana celana dalamnya langsung ikut terlepas.

“Wow, lucu sekali bentuk batang kamu Ardi..?” Rahma bertanya dengan manjanya.
“Lho apa punya suami kamu nggak lucu tuh..?” saya balik tanya dan Rahma hanya tertawa dengan ujung kemaluan saya yang sudah berada di dalam mulutnya.

Gila! Rahma benar-benar luar biasa, mungkin karena dia sudah bersuami dan sudah punya anak pula. Dan baru kali ini saya merasakan betapa nikmatnya apa yang selama ini selalu saya tonton di film dan selalu saya bayangkan siang dan malam. Dengan gemasnya Rahma mengelus-elus buah zakar dan menghisap-hisap kepala penis saya dengan lembutnya.

Tidak terasa sudah lama sekali Rahma menghisap batang penis dan akhirnya, “Hey, capek nih jongkok terus. Gantian dong..!”

Rahma lalu saya gendong ke arah tempat tidur, lalu saya rebahkan dengan kakinya yang putih mulus terkulai di lantai. Kaki Rahma saya angkat perlahan-lahan, sambil memberikan sedikit sensasi di talapak kaki. Rahma kegelian dan mengelinjang, kemudian saya mulai menyerang payudaranya yang memang tidak begitu besar tapi cukup menggoda.

Ujung penis saya gosok-gosokkan di lubang vaginanya sambil menghisap-hisap puting payudara Rahma. Saya semakin menikmati permainan ketika Rahma mulai mengerang-ngerang keenakkan. Dan ketika pinggulnya mulai digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah saya mulai menyadarai kalau Rahma minta dicoblos liang vaginanya. Tapi saya sengaja untuk mempermainkan ujung penis di mulut vagina Rahma.

“Ayo Ardi, dimasukkan saja, jangan cuma diluar begitu dong..!” akhirnya Rahma benar-benar tidak tahan.
Lalu saya mulai menekan panis saya untuk masuk ke dalam vagina Rahma. Uuuhhh..! Hangat dan enak sekali rasaya. Rahma sambil mengerang keenakkan mangangkat pantatnya, sehingga penis saya semakin dalam masuknya. Aaahhh..! Semakin enak saja rasanya. Akhirnya saya tahu kalau berhubungan seks itu sangat enak rasanya.

Ketika pantat Rahma diturunkan, tiba-tiba penis saya terlepas dari lubangnya. Rahma menaikkan lagi pantatnya, dan ketika diturunkan lagi terlepas lagi. Begitu dan seterusnya hingga Rahma marah-marah karena ternyata saya hanya diam saja.
“Ayo dong Ardi kamu goyang juga pantatmu maju mundur. Ayo… dongg..!”

Saya semakin tahu kalau behubungan seks bukan saja enak tetapi juga menyenangkan. Pantat Rahma mulai diam dan pantat saya mulai digerakkan. Perlahan-lahan saya masukkan batang penis yang sudah sangat tegang ini, dan saya tarik lagi dengan satu hentakan keras.

Perlahan-lahan lagi saya masukkan dan saya tarik lagi dengan satu hentakan keras. Rahma merem melek ketika saya masukkan, dan Rahma mengerang keras ketika saya tarik. Begitu terus saya lakukan hingga akhirnya Rahma bangun dan memeluk saya.

Dengan mesranya saya menggendong dan mencium bibir Rahma. Tapi saya terkejut ketika tiba-tiba Rahma menggoyang dengan keras sekali pantatnya, diputar-putar pantatnya pada gendongan saya, dan pada saat itu saya semakin kaget ketika tiba-tiba pula lubang vaginanya terasa mengecil lalu dengan kerasnya Rahma berteriak, “Arrrddiii..!” dan keringat kecil-kecil mulai keluar di atas keningnya.

Sekali lagi, dari sinilah saya benar-benar tahu bahwa berhubungan seks itu enak sekali, menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan lagi kalau kita dapat membawa pasangan kita ke puncak kenikmatan. Karena pada saat kita melihat pasangan kita menggelinjang keenakkan pada saat itu pula hati ini akan terasa plong.

Kembali Rahma marah, karena dia sudah kelelahan sementara batang kemaluan saya masih berdiri tegak. Dan yang pasti saya belum ejakulasi. Tapi sambil mengecup bibir Rahma dengan lembut saya katakan kalau saya sudah sangat senang diperkenalkan dengan hubungan seks yang sebenarnya, dan saya sudah sangat puas melihat dirinya puas dan senang dengan permainan saya.

Akhirnya kami mandi bersama, dan di kamar mandi kami masih mengulangi permainan-permainan yang lebih menyenangkan lagi. Hampir setiap saat dan setiap kesempatan di kapal kami melakukannya lagi dan lagi. Ketika sampai di Jakarta, dia memberikan alamat dan nomer teleponnya dan berharap sekali kalau saya mau mampir ke rumah atau kantornya.

Beberapa kali Rahma pernah saya hubungi dan beberapa kali kami pernah berjumpa, hingga akhirnya sekarang kami tidak pernah lagi berjumpa karena terakhir kali saya hubungi alamatnya sudah pindah. Entah dimana kamu Rahma, tapi yang jelas aku selalu merindukan kamu, karena kamu telah memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang bagaimana berhubungan seks yang sangat memuaskan pasangan main.,,,,,,,,

Related posts