Jank Ebrn
Judulnya kurang menarik? Oke. Bukan masalah besar sih sepertinya. Ramai nggak ramai ini cerita toh nggak ada untungnya buat saya. Tapi saya sangat berterima kasih jika kalian para manusia yang selalu kilav mampir ke mari. Saya cuma mau ngisi waktu luang saya. Plis jangan buang sperma sembarangan. Lampiaskan pada tempatnya. Jika kalian jomblo kasihan deh lo, mblo!
Oyah, FYI, jika kalian pernah baca karakter di tokoh ini. Jadi kalian pasti tahu siapa saya. Akun saya yang lama udah gabisa kebuka lagi. Jadi saya memutuskan rework cerita lama saya di sini. Jadi kalian akan tahu sendiri genre apa yang ada di sini. So, selamat menerka-nerka.
Well, di sini daftar isi. Gatau berapa part. Cerita ini mengalir seperti derasanya squirting Tsubasa Amami.
1. PROLOG halaman 1
Jank ebrn!!
__Prolog__
Hai.. gue disini sebagai tokoh utama. Tapi nanti akan banyak POV dari tokoh lain.
Action !!!
Sebuah mini dress sexy terbias dari dua bola mataku yang cembung. Aku sedang menonton live streaming aplikasi bernama “Kentwo Live”. Sambil menyulut rokok berlogo huruf . Kupelototin tuh hape keluaran China yang layar kacanya sudah seperti wallpaper halilintar. Berengsek kan, aku bagai lihat puzzle. Sedih sekali nasibku ini lihat bacolan lewat hape. Hape hampir sekarat lagi.
Nasib.. nasib..!!!
Untuk saat ini aku masih bertahan walau sudah ngaceng sedikit sembari menunggu uting 3 detik. Kan… Jancuk!!! Mana ini hostnya bikin gereget lagi. Yah, namanya bukan sultan harus nunggu dengan sabar demi sesemprot sperma kental untuk para kecoa di kamar mandi. Pantas mereka berkembang biak banyak dan hampir memenuhi kosan petak tempatku berteduh ini.
Akhirnya yang kutunggu datang juga. Sebuah king meluncur dari sultan. Tak lama kemudian sang host mulai beraksi meliukkan tubuh seksinya. Asoy !!! Manteb cuk!! Wedyan tenan!!
“Kalian mau uting?? ” tanyanya pada viewer.
“Mau sangatlah kakak!!!” jawabku gereget.
Tuiiiing
Anjjiiir!!!!!! Pink!! Tanganku yang tadinya memegang rokok kini berlalih memegang benda tumpul di balik celana boxer. Unccchh aku sudah nggak tahan. Kulepas saja boxerku. Kini penisku tegang sempurna. Kukocok semakin cepat. Dan…
“BANGSAT!!!! MALAH DIBANNED!! ASUUUUUU!!!”
Sungguh 3 detik yang terlalu cepat. Kentang abis ini! Kubanting hapeku hingga tak berdaya. Layarnya mati njir.. hiks ..
“Astaga, Aryo!!! Kamu hobi banget sih coli!!!”
“Mbak Bunga..”
Crrrrrooootttttsssssssss
***
“Nama gue Aryo, saya dari Jawa sebelah tengah ke timuran. Salam kenal semuanya.” kataku memperkenalkan diri pada Maba seangkatanku dan didampingi mahasiswi senior yang sedari tadi membuatku degh-degh ser…
Hari ini adalah Ospek terakhir di Universitas 01. Datang jauh dari kota kecil di Jawa menuju ke kota besar pusat perekonomian di negeri ini. Tak usah sebut merk semua juga tahu. This is Capital City! Dan ini adalah petualangan baruku tempat aku akan menimba ilmu di tanah rantau . Sejatinya aku tak mau jika tak dipaksa oleh kakak gue yang paling cantik dan paling menyebalkan. Aduh, kok aku jadi ketularan logat sini ya..
Sejujurnya aku masih belum bisa move on sama tragedi gerbong berdarah setahun yang lalu. Tapi demi kebaikan semuanya aku harus mengasingkan diri di sini. Ya, itu lebih tepat daripada menimba ilmu di sini. Toh, percuma diisi ilmu sebanyak apapun nasib orang tak ada yang tahu. Itu menurut padangan gue. Semoga saja nggak benar. Pokoknya, teruslah belajar dan jadi diri sendiri. Hehehe..
Belajar menurut gue yah, bukan soal ilmu aja sih. Dalam kutip akademis yah. Toh ketrampilan dan bakat lebih menguatkan kesuksesan daripada akademis. Kebanyakan realitanya gitu. Semoga juga nggak benar. Toh banyak akademisi yang sukses, Koruptor misalnya. Wik wik ah..
*Boombayaaaahhh*
Anjir. Siapa yang nelpon sih. Mana aku lupa nada deringya aku full-in. Tak sedikit yang menertawakanku karena nada dering hape baruku yang berlogo apel tapi cuma tempelan. Aslinya mah hape merk China juga.
“Wihh. Macho-macho ternyata dia Blinks. Hihihi.” cecuitan mahasiswi cekikan melihatku.
Macho, Yah? Ya tentu, gue macho dong. Tapi gue akui gue adalah blinks sejati. *Blackpink in your area!*
“Ada apa nelpon gue, Sena??”
“Jancuk! Bahasamu gue gue. Eh, kowe di Jakarta sebelah mana? Aku OTW ke Jakarta. Aku males kuliah pengen kuli ajalah di sono.” ucap Sena.
Sena adalah sahabat karibku di kampung. Dia padahal disuruh kuliah di Singapura tapi malah pengen jadi kuli di sini. Kan Jancok!!!
“Woy, Su! ****** kowe! Kan enakan di sana lah, njir. Lo dikasih emas malah minta besi. Payah lo!!” balasku gereget.
“Enak apanya. Buang sampah aja denda. Apalagi buang pejuh. Kan *rak maen*, Cuk!!” sanggahnya bikin gue gigit jari. Bangkai gue masih aja dilihatin tuh mahasiswi mirip Dora The Explorer.
“Terserahlah. Nanti gue share lok, yah! Gue ada acara di sini. Bye! JANCUK!!” tutupku sambil menghela nafas.
Kalo Sena jadi kesini itu artinya niatku untuk berubah jadi lebih baik akan gagal lebih cepat daripada yang aku perkirakan. Padahal aku niat tobat demi minta dibeliin hape baru oleh Mbak Bunga. Dan Sikontol panjang tak merestuiku jadi anak baik. *What The Jancuk!!!*
“Hey, Dora! Ngapain lu lihat-lihat gue!!” sapaku pada wanita berambut mirip Dora.
“Aku bukan Dora. Namaku Lisa. Boleh berteman. Kamu siapa?”
“Oh gitu.. gue.. eh.. aku Aryo. Dah dulu ya, aku kebelet pipis.” jawabku cuek.
Coba kalo dia wanita cantik. Aku pasti bisa nahan kencing. Tapi Lisa, anak culun itu nggak ada yang menariknya sama sekali.
“Aryo. Aku pengen ajak kamu gabung Blink Pusat!!” terikanya.
“What?? Blinks. Nonono.. aku harus jaga image.” batinku yang terus melangkah menjauhinya. Saking kebelet pipisnya. Aku sampai salah masuk toilet wanita.
“Kyaaaaaaahh.. Woy Maba Mesum!!!” teriak seorang wanita di depan wastafel.
“Eh. Kakak Senior yang paling cantik. Maaf aku kebelet. Salah masuk. Aduh itunya kok kebuka kak.” ucapku tak sengaja melihat kancing bajunya yang kebuka di bagian paling atas.
“Biasa aja kale. Ini Jakarta bukan di kampung!! Sana lu, monyet, pergi atau gue teriak lagi!!” pulahn kata caci terlontar dari bibirnya yang seksi.
“Gue bukan Monyet. Gue Aryo.”
“Siapa sih. Berisik amat Shin. Gue hajar lah kalo dia Maba.” ujar seorang pria yang tiba-tiba keluar dari dalam toilet.
“Jangan Marko! Plis. Entar tambah runyam masalahnya.”
Buuuughhhhh…
Ouhgt.. shit. Pukulannya terlalu cepat mengenai telingaku sebelah kiri. Aku terpental dan membentur tembok. Belum sempat aku berdiri dia menginjak kakiku bertubi-tubi.
“Hey, Bangsat! Jika kita berjumpa lagi, gue habisin lo!” ancamnya.
Anjir.. serem kali dia. Kedua insan itu keluar dengan congkaknya. Aku kembali berdiri dan memegangi telingaku yang lecet. Sial berdarah juga ternyata. Oke. Aku bisa nahan untuk saat ini. Segini mah enggak ada apa-apanya.
“Kamu gapapa. Mana yang sakit?? Aku obatin, yah.”
Degh..
Sejak Kapan si Dora ada di deket gue. Njir.. susunya nempel lagi di lengan gue. Dia membelai pelan telingaku. Dengan langkah gesitnya tanganya mengeluarkan tisue magic, eh maksud gue tisue biasa, ia lalu menyeka luka di telinga gue. Dia jelek kenapa gue bisa tegang gini. Tapi ini… Aduh . Anjir. Kenapa aku malah ngompol. Asu ah!!!!
CRIITSS..
NO.. AKU BUKAN PENGIDAP E.D. !!!!
***
Prolog End-
Sumpah. Baru ngetik karena ada ide saat ngopi sore tadi sepulang kerja. Jadi. Sabar aja jika menanti update.
TE…NANG..,,,,,,,,,,,,,,,,,