Cerita Sex Pertama Marisa
Aku berasal dari Kalimantan dan tepatnya di Banjarmasin. Sejak masa kanak-kanak hingga masa remaja/SMU aku habiskan di Banjarmasin. Karena itu ketika ortuku memperbolehkan aku kuliah di Surabaya, akupun tak menolak bahkan kegirangan.
Oh yah, aku sampai lupa memperkenalkan ciri-ciri fisikku. Aku bertinggi 170 cm berberat 50 kg, mungkin bisa dibilang aku ini cukup kurus. Aku memiliki rambut yang panjang hingga ke pinggang, dan aku suka sekali dengan rambut yang berponi, sehingga kubiarkan saja poniku menutupi dahiku.
Teman-temanku bilang wajahku ini mirip dengan Charlie Yeung, cuma saja Charlie Yeung tidak berponi sedangkan aku berponi. Menurut temanku aku juga punya ukuran buah dada dan pantat yang cukup besar dan berisi. Apalagi aku rajin sit up sesudah dan sebelum tidur, juga sering ikut fitness di salah satu tempat fitness terkemuka dikota Surabaya.
Jadi tak aneh bila bentuk tubuhku dari atas hingga bawah padat dan berisi. Walaupun aku hanya memakai bikini saja, tak terlihat lemak-lemak yang bergelantungan di tubuhku. Jadi bisa dibilang aku ini memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan Britney Spears, yaitu buah dada dan pantat yang cukup besar dan full berisi.
Sebenarnya sejak SMA aku udah pacaran sama teman sesekolah, tapi kenapa kok aku ini tidak ada yang cocok dengan mereka, mungkin mereka tidak sebanding denganku kali yah…he… he… he… he… dan yang lebih penting lagi mereka tidak kaya raya
Kalau aku pinjam sih, kalau tidak pinjam teman sesama cewek yah pinjam sama mbaknya yang jaga kalau persewaannya sepi donk. Kalau sampai ada cowok yang tahu aku pinjam vcd kan bisa beraba, yah nggak?
Singkat kata, karena aku sering kekurangan uang, untuk biaya sehari- hari sering kurang cukup, apalagi kebiasaanku yang sering ke diskotik dan mengkonsumsi narkoba, dan sering ke luar kota seperti Tretes dll, dan shopping.
Akhirnya aku mendapatkan kerjaan part time sebagai SPG di pameran perhiasan yang diadakan si Surabaya, baru-baru ini. Lumayan juga penghasilan hanya jaga dan melayani pembeli pendapatannya cukup untuk pergi ke diskotik dll.
Pada hari kedua aku kerja di pameran, akhirnya ada juga seorang cowok yang cukup ganteng, berkacamata, rambutnya disisir ke kanan dan rapi sekali. Dan tingginya pun cukup tinggi sekitar 172 cm-an dan kira-kira beratnya 72 kg. dia juga cukup kekar dibandingkan dengan cowok-cowok lain yang pernah kukenal. Menurutku dia itu cukup terpelajar dan kaya raya, soalnya di ke sana dengan teman-temannya dan melihat-lihat perhiasan yang dipajang disana. Akhirnya kamipun berkenalan dan dia menyebut namanya sebagai Iwan.
Tetapi ternyata di balik sikap dan penampilannya yang terpelajar itu, ternyata dia adalah orang yang keras dan terlebih lagi dia adalah seorang karateka pemegang sabuk coklat salah satu perguruan karate terkemuka di Indonesia, itu setelah aku bertanya kepadanya kenapa tangannya banyak yang kapalan, dan yang lebih penting lagi dia itu kelihatan kalau kaya sekali, pas sudah orangnya cukup ganteng, tinggi, kekar, jago berkelahi dan yang paling penting adalah KAYA.
Singkat kata akhirnya dia menawariku untuk mengantarku pulang, entah kenapa padahal itu adalah pertemuanku yang pertama dengannya, tapi justru aku tak bisa menolak tawaran itu. Dan diapun menunggu hingga pameran perhiasan itu selesai.
Akhirnya akupun diantar dengan mobil sedannya, tetapi sebelumnya dia mengajakku dinner di restoran yang mahal sekali di dekat plaza yang dikenal sebagai tempat kalangan atas belanja. Bahkan sebelumnya akupun tak pernah bermimpi bisa makan di restoran tersebut. Akhirnya akupun pulang juga.
“Wan, tokonya akan mau tutup, nggak papa ta’?”
“Nggak papa, wong aku yang punya kok, biar tokonya tutup nanti kan ada aku, kamu tenang saja.”
Diapun memperbolehkanku untuk memilih baju apa yang kusuka. Akhirnya akupun memilih-milih baju, yang hingga akhirnya butik itu pun tutup, karena dia adalah pemiliknya maka selain aku dan dia semuanya dia minta untuk keluar semua. Termasuk satpam yang menjaga di depan pintu masuk. Hingga akhirnya akupun menemukan dua buah baju yang tampaknya seksi dan aku segera mencobanya di butik sepi yang tinggal dua orang itu saja.
Di dalam kamar pas, akupun mulai melepas kaus ketatku. Lalu akupun mulai menurunkan slerekan celana panjang putih ketatku, kemudian akupun menaruhnya di gantungan pakaian. Dan selanjutnya, aku hanya mengenakan BH dan celana dalam saja, yang ternyata secara tiba-tiba kunci kamar kosku jatuh keluar kamar pas.
Akupun mencoba mengambilnya dan saat aku membungkukkan badan dan menjulurkan tanganku keluar, ternyata dia sudah mengambilkan kunci itu dan berjongkok sambil menyodorkan kunci itu padaku. Karena aku membungkuk maka diapun dapat melihat buah dadaku yang hanya ditutupi oleh BH itu saja.
Mukakupun menjadi merah, dan aku merasakan bahwa darahku mulai berdesir dan jantungku yang berdegup lebih kerasnya, dan Iwan dengan tenangnya memegang tanganku lalu meletakkan kunci itu pada tanganku. Lalu tangan Iwan itu terus menjelajahi tanganku naik ke lengan dan sampailah di pundakku, akhirnya kunci itu pun lepas lagi dari tanganku.
Lalu tangan kiri Iwan segera memegang pundakku yang satunya. Dan dengan pelan- pelan dia mengajakku berdiri. Akhirnya akupun berhadap-hadapan dengannya. Kemudian dia masuk ke dalam kamar pas yang hanya ditutupi oleh kain itu saja. Di dalam kamar pas itu dia memegang tanganku dan meletakkannya di depan slerekan celananya.
Hingga aku merasakan bahwa Mr.P-nya telah mengeras. Lalu tangannya mulai mencoba melepas BHku dan akhirnya lepaslah BHku hingga dia dapat melihat buah dadaku, lalu diapun mulai menciumi pipiku dan mulai mencium bibirku, akhirnya akupun mulai bernafsu membalas ciuman bibirnya. Sesuai dengan yang aku lihat di film biru, jadi aku praktekkan apa yang kulihat di film biru.
Sesaat kemudian dia melepaskan ciumannya dan kemudian segera turun perlahan-lahan sambil menjilati kulitku, menuju ke arah puting buah dadaku yang sebelah kanan, dan kemudian dia segera mengulumnya.
“Ahhhhhhhhhhhh…” erangku ketika dia mengulum putting susuku, dan kemudian dia ganti ke putting susuku yang kiri dan: cruut; terdengar suara kulumannya, sambil tangannya meremas-remas susuku yang satunya.
Kutengadahkan kepalaku melihat langit-langit butik itu, sambil terus berdesah. Ah…..nikmatnya malam ini.
Kemudian kurasakan bibirnya terus menjilati kulitku dan kemudian terus turun kebawah menuju ke pusarku dan kemudian terus turun ke celana dalamku dan sedetik kemudian kurasakan bahwa dia telah menarik tali celana dalamku dengan giginya.
Kemudian dengan giginya tersebut dia mulai mencoba untuk memelorotkan celana dalamku dengan pelan-pelan ke arah bawah dan kemudian tangannya membantu dengan menarik tali celana dalamku yang di berada di pantatku turun kebawah, slowly but sure.
“Slruuupp”
terdengar suaranya saat dia menjilati Miss V-ku sambil dengan perlahan-lahan dia gunakan kedua tangannya memelorotkan celana dalamku dan kemudian aku segera meresponnya dengan mengangkat sebelah kakiku yang kanan naik keatas sehingga sebagian celana dalamku sudah lepas, dan kemudian diikuti dengan kakiku yang lainnya dan kemudian; lepaslah celana dalamku.
“Oh, my God…” ternyata aku sudah bugil, dan hanya mengenakan sepatu hak tinggi ku saja, sementara Iwan masih lengkap dengan pakaiannya dan bahkan dengan sepatunya.
“Celaka, apa yang terjadi,” pikirku, sementara dia masih menjilati
Miss V-ku dan kedua tangannya sudah meremas-remas pantatku. Kemudian akupun mulai mundur dan dia tampak kaget, dan ternyata dengan sigapnya dia kemudian berdiri dan memelukku sambil tangan yang satunya memeluk pinggangku dan yang satunya lagi memeluk bahuku.
Dan mulutnya kembali terbuka dan mengulum lidahku yang memang telah kusodorkan keluar dari mulutku.
“Braaakkk…” tiba-tiba dia mendorongku kebelakang.
“Celaka…, kenapa tiba-tiba dia mendorongku ke belakang?” pikirku.
“Kenapa ini?”lanjutku.
Ternyata dia segera memegang kedua bahuku dan memaksaku untuk turun ke bawah untuk berlutut. Akhirnya akupun berlutut dan kemudian dia maju, menetapkan Mr. P-nya ke mukaku dan sesaat kemudian dia mulai menggesek- gesekan Mr. P-nya yang masih terbungkus celana panjangnya.
Segera aku meresponnya dengan menjilati celana panjangnya itu, dekat dengan slerekannya itu, hingga basah.
Dan kemudian dengan ragu-ragu akupun mulai membuka celana panjangnya itu –sesuai dengan yang kau pelajari di film biru itu– kemudian akupun memelorotkan celana panjangnya itu dan kemudian dilanjutkan dengan memelorotkan celana dalamnya yang bewarna putih bersih itu, dan kemudian mukaku segera disambut dengan Mr. P-nya yang sudah keluar tegak dari sangkarnya dan keras sekali.
Kemudian dia memegang Mr. P-nya dan kemudian dia menggesek-gesekkan Mr. P-nya itu ke bibirku yang terkatup rapat-rapat dan sesaat kemudian dengan ekspresi dinginnya dia kemudian memaksa Mr. P-nya untuk masuk kemulutku dan kubalas dengan menerima Mr. P-nya ke dalam mulutku –lagi-lagi seperti yang kupelajari di film biru– dan segera aku mengulumnya, kemudian dia segera menjambak rambut indahku dan kemudian dengan segera dia menggerakkan Mr. P-nya maju-mundur,
slowly..
Slowly… slowly… and slowly. Kututup rapat-rapat mataku….
Kurasakan Mr. P-nya yang keras, padat dan berisi. Terus kurasakan Mr. P-nya yang kenyal-kenyal. Sambil tanganku memegang buah zakarnya sedang yang satunya meremas pantatnya. Sambil kugigit-gigit Mr. P-nya dan tampak kulihat bahwa di begitu menikmati.
Akupun menikmati Mr. P- nya apalagi ketika Mr. P-nya menjangkau tenggorokanku dan ketika hidungku menempel ke bulu kemaluannya, dan ketika aku mencium bau Mr. P-nya dan ketika aku melepaskan Mr. P-nya dan kemudian bergantian mengulum buah zakarnya pertama yang sebelah kanannya dan kemudian kulanjutkan lagi mengulum Mr. P-nya dan kemudian kulepaskan lagi dan kukulum buah zakarnya yang sebelah kirinya.
Dan kukulum lagi Mr. P-nya kunikmati sekali lagi Mr. P-nya, sambil mengambil kesempatan tanganku yang meremas pantatnya kupindah dan kucabut sehelai rambut kemaluannya.
Dan
“Oucchhh…” teriaknya yang kemudian tidak ada respon lagi darinya.
Kulihat apakah dia tetapi menikmati dan ternyata dia tetapi menikmatinya.
Akhirnya kira-kira lima menitan aku merasakan Mr. P-nya sebelum kemudian diamengeluarkan Mr. P-nya dan dengan cepatnya dia sudah melepaskan semua pakaiannya. Dan kulihat semua bentuk Tubuhnya, dan ternyata Tubuhnya memang benar- benar bagus, perutnya kecil, Dadanya bidang, dan…..
Kemudian kami yang sudah berbugil ria, kemudian dengan segera dia memutar tubuhku kebelakang, sehingga kami berada dalam satu arah dan menghadap ke arah cermin yang ada di kamar pas tersebut, dan kemudian dengan Mr. P-nya dia gesek-gesekkan ke Miss V-ku yang bagian bawah.
Sambil dia kemudian menyibakkan rambutku kearah kanan semua dan kurespon dengan membantunya menyibakkan semua rambutku ke arah kanan semua, dan kemudian dia segera menjilati telingaku sebelah kiri, mengenai anting-antingku dan hingga kedalam ruang telingaku, sambil kedua tangannya meremas-remas susuku.
Akupun segera meresponnya dengan menggoyang-goyangkan tubuhku kearah kanan dan kiri.Sementara itu Iwan mulai menjilati bagian leherku dan kemudian ganti menjilati telinga kananku.
Yang secara tiba-tiba aku segera melepaskan diri dari pelukannya dan kemudian aku berlari keluar dari kamar pas, menuju kearah patung model yang tak jauh dari kamar pas tersebut sambil mengerling nakal ke arahnya dan kemudian dia pun segera berlari mengejar diriku. Kemudian aku berlari menuju ke arah patung yang lain dan secara sengaja aku menjatuhkan diriku sehingga aku dalam posisi merangkak dan kemudian aku merambat perlahan-lahan, sehingga dengan mudah diapun dapat menyusulku.
Kemudian dia mengelus-ngelus pantatku dan kemudian dia mencoba memasukkan Mr. P-nya ke dalam Miss V-ku, tetapi dengan segera pula aku merangkak dengan cepat hingga berhasil menjauhi sekitar satu meter dari nya dan kemudian dia lagi-lagi mengejarku dan akhirnya kedua tangannya berhasil memegang pinggangku, dimana posisiku yang dalam keadaan merangkak tadi.
Kemudian tanpa menunggu lagi dia, dengan segera memasukkan Mr. P-nya ke dalam Miss V-ku sehingga.
“Ahhhhh…”teriakku.
Dia menggesek-gesekkan Mr. P-nya, tapi………
Ternyata tidak sesakit yang dikatakan teman-teman cewekku.
“They are fooling me; it’s not hurt like they said,” I said.
Tetapi tiba-tiba…..
“AHHHHHHHHHHHH….”
Oh yes, this is realty. It’s hurt; maybe he warned his Mr. P-nya
before.
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
And show time is begin.
Dia mulai mengesek-gesekkan Mr. P-nya ke dalam Miss V-ku dan kedua tangannya meremas-remas kedua susuku. Jadilah aku bergaya seperti anjing.
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
Teriakku sementara dia terus menerus menggesek-gesekkan Mr. P-nya ke dalam Miss V-ku.
Aku merasakan Mr. P-nya masuk kedalam Miss V-ku.
Benar-benar kurasakan, Mr. P-nya yang keras dan panjang.
Dan kurasakan rasa sakit yang luar biasa…
Dan kurasakan selaput daraku yang telah tersobek karena Mr. P-nya, hal itu benar-benar kurasakan, ketika aku merasakan ada cairan kental yang keluar merambat melalui selangkanganku.
“Oh, my God, I’m not virgin again” teriakku dalam hati.
Tapi ketika kenikmatan yang tiada tara itu, akupun mengabaikannya. Tetapi rasa sakit yang bercampur dengan kenikmatan ketika Mr. P-nya yang keras dan panjang memasuki Miss V-ku, walaupun aku tidak menutup rapat kedua kakiku-karena aku dalam posisi mengkangkang- tetapi aku benar-benar merasakan ketika Mr. P-nya berada di Miss V-ku dan kesakitan bercampur kenikmatan yang ada di Miss V-ku
Kupenjamkan lagi mataku dan kukeraskan teriakanku, dan dia dengan bersemangat berteriak
“AYO, LEBIH KERAS LAGI TERIAKANNYA!”
Sambil memukul samping pantat kanan ku dan tangan kirinya tetap meremas susuku, dan kemudian dia mengulangi memukul samping pantatku.
Aku benar-benar menikmati Mr. P-nya, benar apa yang dikatakan oleh teman-teman cewekku. Bahwa hubungan Mr. P dan Miss V adalah hubungan paling nikmat di dunia, dan merupakan hiburan paling menyenangkan di dunia.
Aku benar-benar menikmatinya, ketika Mr. P yang keras dan panjang. Memasuki Miss V-ku.
Ketika Mr. P-nya keluar dari Miss V-ku, kurasakan ….
Ketika Mr. P-nya masuk ke dalam Miss V-ku, kurasakan Mr. P-nya,
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”, oh nikmatnya dunia ini.
Benar-benar kenikmatan tiada tara, melebihi ineks, megadon, sabu-sabu dan narkoba lainnya yang kerap kupakai kala di kos atau di diskotik.
Apalagi ketika dia mengangkat kaki kananku dan kemudian akupun mulai merebahkan diriku, menghadap kekanan juga sehingga aku tidur dalam keadaan miring dan kaki kananku tetap dia pegang sementara Mr. P-nya masih tetap menggosok Miss V-ku dan kemudian, dia mulai menjilati kakiku, walaupun aku masih tetap memakai sepatu, aku heran apakah dia tidak mencium bau kakiku atau memang dia udah cuek. Belum sempat aku berpikir yang lain.
Tiba tiba dia segera mengeluarkan Mr. P-nya dan kemudian dia membalik tubuhku dan kemudian dia segera menaiki tubuhku dan kemudian mendekatkan Mr. P-nya ke arah mulutku dan kurespon dengan mengulumnya lagi dan….cruuttt…cruuttt..cruutt..
Mulutku tersemprot dengan cairan air mani nya dan kurasakan air maninya yang hangat.
Tapi aku tak peduli segera kuhisap air maninya dan kubersihkan sisa- sia air maninya yang masih tertinggal di
Mr. P-nya, yang masih belum disunat sehingga ada sisa-sisa air maninya yang tertinggal di sekitar daerah yang belum disunat.
Setelah dia merasakan telah orgasme dan dia segera mengeluarkan Mr. P- nya dari mulutku.
Dan dengan tenangnya dia memelukku dan kemudian dia sodorkan tangannya ke arah mulutku dan segera kukeluarkan air maninya yang kusimpan di dalam mulutku.
Kuludahkan air maninya, yang ternyata telah bercampur dengan air ludahku dan kulihat air maninya yang kental dan bewarna putih seperti shampoo, dan baunya yang membuatku menjadi mual. Dan ketika dia mengusapkan air mani itu ke daerah sekitar Miss V-ku, aku diam saja, ketika dia mengajakku rebah ke lantai di dalam butik itu.
Akupun menempelkan kepalaku kearah bahunya. Dan ketika dia berdiri dan menuju ke celana panjangnya dan dia mengeluarkan beberapa pil, dan dia dengan tenang meminumnya beberapa butir. Sambil berjalan menuju kearah kamar mandi khusus karyawan.
Dan kemudian dia keluar dari kamar mandi tersebut. Dan mungkin dia menggunakan air kran sebagai air minum, tebakku. Dan dia kembali memelukku dan tiada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Dan beberapa saat kemudian, aku melihat bahwa perlahan-lahan Mr. P-nya mulai membesar lagi dan panjang lagi.
Kemudian dia membalikkan tubuhku dan kemudian kurasakan lubang anusku sakit sekali. ASTAGA dia memasukkan Mr. P-nya ke dalam lubang anusku.
OHHHHHH…SAKIT SEKALI… LEBIH SAKIT DARIPADA SAAT DIA MEMASUKKAN Mr.P-NYA KEDALAM MISS V-KU.
Sementara aku mengerang kesakitan dia tanpa memperdulikan kesakitan ku dia terus maju mundurkan Mr. P-nya semakin cepat sehingga aku semakin sakit saja. Dan untunglah dia hanya melakukan nya kurang dari semenit, mungkin dia merasakan betapa sakitnya lubang anusku ketika dia memasukinya.
Sungguh sama sekali tidak ada kenikmatan sama sekali, yang ada hanyalah rasa sakit luar biasa. Benar-benar luar biasa. Sehingga akupun mengeluarkan air mata menandakan bahwa aku benar-benar kesakitan.
Bahkan sempat terpikir olehku bahwa bintang film porno itu mungkin sakit sekali ketika dimasuki oleh Mr. P lawan mainnya.
Dan belum sempat aku berpikir lagi dia sudah mengajakku berdiri dan kemudian dia memasukkan Mr. P-nya ke dalam Miss V-ku lagi dan kemudian dia mengangkat kaki kananku dia rangkulkan kearah kepalanya dan begitu pula dengan kakiku yang satunya.
Jadilah kedua kakiku mengapit kepalanya sementara tanganku memegang lengannya, dan kedua tangannya memegang kedua pantatku. Sementara itu Mr. P- nya terus digesek-gesekkan ke dalam Miss V-ku.
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
“Ahhhhh…wahhh…wahhh…wahhh…”
Teriakku, aku lagi-lagi menikmati Mr. P-nya yang keras, panjang, ketika Mr. P-nya mencapai ujung Miss V-ku, ketika Mr. P-nya kujepit dengan Miss V-ku.
Ketika Mr. P-nya memasuki Miss V-ku.
Ketika Mr. P-nya keluar dari Miss V-ku.
Dia menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur dengan cepat sekali. Hingga aku berteriak makin keras dan makin cepat saja. Apalagi dia semakin keras meremas-remas pantatku.
Aku benar-benar merasakan Mr. P-nya, sehingga aku sulit menuliskannya dengan kata-kata.
Hingga suatu saat aku merasakan tubuhku mendadak “aneh”….
Dan mungkin inilah yang disebut dengan orgasme bagi seorang cewek!!!!.
Dan pada saat itu, aku tiba-tiba merasakan….
Yah… suatu semburan hangat dari Mr. P-nya,
Dan pasti itu air maninya…
Dia… dia… telah mencapai orgasme..
Tepat pada saat aku juga mengalami orgasme…
Satu kali… dua kali… tiga kali… empat kali…
Makin lama makin berkurang saya semprotnya…
Dan ketika mencapai hitungan kedelapan kalinya…
Semprotan itu sudah kecil….
Dan semprotan yang kesembilan tidak ada semprotannya. Yang ada hanyalah hangatnya air mani yang di keluarkan.
Dan kemudian dia dengan pelan-pelan menurunkan kedua kakiku. Dan dengan lembut dia mengulum bibirku sesaat, sebelum dia membisikkan sebuah kalimat di telingaku.
“Tak usah kuatir, tenang saja, aku sudah siapkan obat anti hamil untukmu. Kujamin
tidak akan ada hamil-hamilan” katanya.
Dan akupun diam saja ketika dia mulai satu persatu mengenakan pakaian dalamku dan dia memberikanku sebuah baju baru yang akan aku coba tadi di kamar pas.
Dan ketika aku lihat jam bahwa jam telah menunjukkan telah hampir pukul 01:00. Dan ketika dia mulai memakai kembali pakaiannya, dan mulai menuntunku keluar dari butik milikinya itu, dan ketika di membukakan pintu mobilnya.
Kami makan di restoran buka 24 jam dan ketika aku tiba di rumahnya, yang sangat besar -walaupun tidak berada di kompleks perumahan elite, dekat dengan salah satu universitas swasta terkemuka juga, yang sering menjadi langganan banjir.
***,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,