KING Partai Kebersamaan Indonesia
KING Partai Kebersamaan Indonesia
BEBERAPA PATAH KATA :
1. Saya mohon maaf kalau nantinya cerita ini menderita banyak kekurangan disana sini, karena ini tulisan pertama saya, seorang noob yang mencoba mengikuti jejak suhu-suhu yang saya idolakan. Saya masih butuh banyak belajar, diberi kritik dan masukan.
2. Walau saya memang ada niat untuk melanjutkan,saya tidak tahu apakah cerita ini akan berlanjut kapan dan bagaimana, karena selain kesibukan di RL,saya terus terang masih belum punya garis besar yg utuh akan keseluruhan cerita. Di kesempatan ini, saya cuma ingin ikut berpartisipasi, ingin mencoba untuk pertama kali.itu saja,jadi mohon dimaklumi.
3. Cerita ini jelas fiksi belaka, dan karena ini situs dewasa, saya percaya kita semua sudah tau bagaimana cara menyikapi sesuatu yang bernama FIKSI.
Mari berimajinasi, tanpa perlu saling benci, dan merasa paling suci.
Sekian dan terimakasih.
Selamat membaca.
————-***——————–
Belum mau balik Mbak?
Tanya Maharani dari pintu kepada perempuan yang masih duduk dibalik meja tersebut.Perempuan paruh baya yang sudah dianggapnya kakak sendiri semenjak dia bergabung dalam partai politik baru ini : Partai Kebersamaan Indonesia, yang memang di penuhi wajah-wajah baru di panggung politik negeri ini, bahkan, konon salah satu syarat menjadi bagian dari partai ini adalah belum pernah tergabung dalam partai lain. Karena hal ini jugalah,Maharani yang padahal masih menjadi mahasiswi di salah satu universitas swasta terkemuka di negeri ini memutuskan untuk bergabung dan menjadi bagian dari politik negeri ini. Dan seperti sudah suratan takdir, tidak butuh waktu lama,perempuan cantik ini sudah dipercayakan salah satu posisi penting di partai berlambang dua tangan yang saling menggenggam ini.
Sementara perempuan yang disapa mbak oleh Rani- panggilan keseharian Maharani- merupakan ketua umum PARKINDO, yang tidak lain tidak bukan adalah Gita Christiana, mantan artis yang kemudian banting setir ke jalur politik. Keputusan yang sedikit mengejutkan bagi beberapa kalangan, terutama para fansnya, walau beberapa yang memang mengetahui latar belakang srikandi ini, tidak akan terlalu terkejut, karena dia memang salah satu dari sedikit artis yang dididik dan tumbuh dengan benar dari keluarga akademisi. Dan kalau saja mereka -para fans, bisa sedikit memperhatikan bagaimana dan apa yang dibicarakan Gita-bukan cuma tubuh montoknya- ketika diwawancara dalam tiap kegiatannya, atau saat hadir di talkshow, maka keputusan untuk terjun ke bidang politik, mungkin adalah jalur yang benar.
Masih ada yang musti aku kerjain, kamu duluan aja, Ran, Balas si perempuan yang lebih tua.
Rani terlihat kecewa.
Yah, padahal tadinya aku mau minta ditemenin belanja tas ama sepatu mbak. Aku suka ama taste barang-barang nya mbak
Gita tersenyum.
Hati hati lho Ran, kita ini lagi jadi sorotan, bisa-bisa shopping sepatu dan tas mewahmu kamu ntar jadi bahan artikel dan viral disana sini
Haters gonna hate, Mbak jawab Rani.
Lagian ada masalah apa sih dengan shopping? Rani menghela nafasnya sebelum melanjutkan.
Toh kita wanita, dan mungkin benar yang mereka bilang : kita partai menengah ke atas Rani kemudian tertawa.
Hus, hati-hati dengan statementmu
Becanda mbak, ya udah, aku duluan ya
Gita cuma geleng geleng kepala melihat juniornya tersebut. Terus terang dia melihat harapan pada diri Rani, yang sudah berani terjun ke politik di umur dia sekarang, sesuatu yang tidak berani dia lakukan dulu. Tapi kadang-kadang dia juga sedkit khawatir dengan statement-statement Rani yang cendrung terlalu berani di depan publik.
Nada dering handphone membuyarkan lamunannya. Gita pun menjawab pangilan tersebut sambil duduk di mejanya, setelah beberapa lama berbicara, telepon itu pun berakhir. Tangannya kemudian mengambil sebuah foto dimeja, sebuah foto dia dan seorang lelaki.
Maafkan aku mas ucapnya lirih.
————***———–
Gita masih di ruangannya, saat seorang lelaki muda,kira kira di awal 20-an, dengan tubuh tinggi ideal, rambut yang terlihat disisir rapi kebelakang, memakai kemeja putih polos yang dipadukan dengan jas berwarna navy dan celana senada, masuk ke ruangannya, kemudian tersenyum dan duduk dengan santai tepat dihadapannya.
Mantan artis itu tersenyum balik,memandang mata elang lelaki dihadapannya.
Mau minum apa?
Tidak usah repot repot, tante tahu aku tidak pernah punya banyak waktu
Gita menghentikan kegiatannya, kemudian bersandar di kursi, secara tidak langsung memamerkan dua asset depannya yang luar biasa.
Jadi, bagaimana jawabanmu tentang tawaran kemaren?
Lelaki itu tersenyum, memandang perempuan di depannya, masih diam.
Aku tidak akan bosan mengatakan ini King, aku tahu kamu,aku tahu isi kepalamu, kemampuanmu, bergabunglah dengan kami, kamu asset luar biasa untuk menyelamatkan bangsa ini
Menyelamatkan bangsa? wah, tante terlalu menyanjung, Apalagi tapi tante sudah tahu kan kalau aku tidak dimiliki siapa-siapa
Pemuda itu sekarang bersandar di kursi, terlihat lebih rileks, matanya masih berserobok dengan dengan mata Gita.
Aku bekerja sesuai pembayaran dan penawaran. Jujur, aku cukup suka dengan kendaraan politik tante ini, tapi..
Kamu tidak tau ada siapa dibelakang kami, King
Gita menelan ludahnya, kartu ini akhirnya keluar, tidak banyak yang tahu fakta ini, namun Gita sepertinya merasa perlu mengeluarkan kartu ini demi menggantinya dengan kartu lebih baik yang ada di hadapannya sekarang.
Lelaki itu sekarang tertawa.
Tante tahu kalau saya sudah mengetahui hal tersebut
Kalau begitu apalagi alasanmu? kami berani membayarmu tinggi
Aku sudah katakan Tan, Aku bekerja sesuai dengan permintaan dan bayaran, sayangnya bukan yang tertinggi, tapi yang paling menarik
Gita menghela nafas. Ternyata cerita
tentang keras kepalamu itu bukan isapan jempol belaka
Perempuan yang sudah mendekati kepala empat itu kemudian berdiri dari tempat duduknya.
Kalau begitu mungkin aku bisa mengubah penawaran untukumu
Dengan pelan, Gita melepas jaket partai yang dari tadi di pakainya. Ternyata, dibalik jaket tersebut sudah tidak ada selembar kain pun yang menutup keindahan gunung putih kembar miliknya.
Bukan cuma kamu yang mengerjakan PR mu anak muda, aku juga
Gita berjalan pelan,pindah ke bagian depan meja persis di depan anak muda tersebut.
I’ll give you an offer you can’t refuse ucapnya dengan nada sensual.
Pemuda itu menelan ludah, tapi dia juga tidak ingin terlihat terlalu senang melihat surga dihadapannya tersebut.
C’mon Si Perempuan yang lebih tua menarik kepala pemuda tersebut kemudian membekapnya di dadanya yang membusung.
Gita melenguh, menjambak rambut pemuda tersebut.
Pemuda itu menarik kepalanya, kemudian melakukan gerakan menyedot pada putting puting coklat puncak kedua gunung tersebut.
Uhh..yess rintih ketua umum partai tersebut.
Good boy lanjutnya sambil mengelus elus rambut pemuda yang dipanggil King tersebut.
Setelah puas berlama-lama di kedua dada semok Gita pemuda itu turun, menciumi perut yg sedikit berlemak, tapi tetap indah. Tak lama kemudian, Sang adam sudah dalam posisi berjongkok, kemudian melepas rok wanita dihadapannya.
“Mmhhssshhh. King..kamu..
Pemuda itu melanjutkan aktivitasnya, yaitu mencium bukit kemaluan yang ditutupi sehelai kain tipis.
Uhhh..mhhhh,
King melepas CD Gita kemudian mulai melumat vagina mantan artis tersebut.
King.. shit..shit !
Gita merintih, menggelinjang, satu tangannya menahan kepala king sementara yang lain mencengkram pinggiran meja.
Entah berapa lama king menikmati daging mentah dihadapannya itu, bunyi kecipak basah dan rintihan Gita ruangan sampai berganti dengan teriakan panjang…
yang diikuti sebuah senyuman kemenangan dari King.
Gila, enak banget King
king berdiri, kemudian mencium bibir wanita dihadapannya, sekaligus mentransfer lendir yang sengaja dia sisakan di mulutnya.
Sama rata,sama rasa, ucapnya,menyebutkan motto partai baru milik Gita tersebut.
Sejurus kemudian, ketika si wanita masih mengatur nafasnya, King tiba tiba menjambak rambut hitam sebahu milik wanita tersebut dan memaksanya untuk berjongkok. Anehnya, Gita yang merupakan ketua partai dan notabene lebih tua malah mengikuti tanpa protes.
Your turn! ujar King mengeluarkan pusakanya.
Yang disuruh langsung menggelomoh dengan semangat sampai tidak sadar King sudah mengabadikan kegiatannya lewat kamera handphonenya.
Gita benar benar terlihat bersemangat dengan mainan barunya tersebut.
Suka Tan? tanya King.
Gita tidak menjawab, dia cuma masih memanjakan benda panjang dan besar di hadapannya.
King sudah menyimpan ponselnya, satu foto itu sudah cukup, dia sekarang tinggal menikmati bonusnya.
Sementara itu, Gita terlihat makin panas. Sekarang satu tangan sibuk di dada dan satu tangan mengobek memeknya sendiri, sementara King menahan kepala wanita dengan rambut hitam bergelombang yang kini sudah beranrakan tersebut.
Setelah berbagai jurus jilat dan kombinasi sedotan sudah dilakukan, akhirnya usaha Gita membuahkan hasil.
Tan Rintih King pelan.
Gita sebenarnya sudah menyadari hal ini, tapi sepertinya dia sengaja Mempermainkan King dengan semakin mempercepat hisapannya, atau Gita sengaja karena dia juga sudah hampir berada di posisi yang sama?
King akhirnya memuntahkan pelurunya di mulut, bahkan sampai meleleh di sela bibir Gita, bertepatan dengan basahnya jari-jari wanita tersebut dibawah sana.
King mencabut batangnya kemudian membersihkannya ke dada dan pipi ketua partai baru tersebut.
Lelaki itu kemudian duduk di kursinya, sementara lawannya merebakan badan di mejanya.
Gila, istirahat bentar King, habis.. itu kita masuk ke main course ya ujar Gita tersengal sambil membuka kemaluannya dengan jari.
Sorry terdengar jawaban pendek dari lawan bicaranya yang
Yang membuat Gita bangkit dengan sisa-sia tenaganya.
Maksud kamu?
Were finished
Tapi..aku..
Not today potong King cepat
Shit! Gita kemudian merebahkan badannya kembali ke mejanya yang sudah berantakan.
“Kita belum deal apa-apa kan Tan?
King memasukkan kembali senjatanya dan kemudian merapikan celananya.
Jadi,aku juga gak ambil bagian aku, win-win kan Tan?
Gita diam. Menyumpah lagi dalam hati.konaknya ditahan. Dia sudah membayangkan bagaimana liang rahimnya akan diobok-obok senjata pemuda di depannya.
Bastard ucapnya pelan.
I take that as compliment balas King.
See you later Tan, percaya, masih ada lain kali kok! Lanjutnya kemudian.
Gita masih mengumpat pelan.Namun tak terdengar jawaban dari King, cuma ada derit pintu, pertanda lelaki itu sudah tidak disana.,,,,,,,,,,,,,,
**