1 Rise Of The Cobra True Story. No Quote.
Spoiler: CHAPTER 1 Gw bukan dari keluarga berada, uang pangkal dan uang SPP selalu dalam mode cicilan, seragam2 sekolah gw kebanyakan warisan dari sepupu2 gw yang udah lulus duluan. Entah kenapa, kelas 1 SMA itu gw laris manis dibandingkan teman2 gw yang masuk sekolah dengan seragam baru.
Mostly yang naksir sama gw adalah senior gw, kelas 2 dan kelas 3, ada sih beberapa teman seangkatan tapi mereka takut karena bersaing dengan senior.
Satu yang menarik perhatian gw adalah Dina, dia kelas 2, badannya tegap, bahunya lebar, payudaranya kecil, tapi wajahnya imut. Dina merupakan anggota paskibra di sekolah gw, gw pertama melihat dia dan langsung suka karena pada saat dia mempromosikan paskibra ke kelas gw, dia mengenakan seragam lengkap dan menurut gw itu seksi.
Saat satu hari dalam masa ospek, gw harus memberikan coklat dan surat pada senior, Dina lah target gw. Sejak itu, satu sekolah tau siapa yang menjadi incaran gw.
Ospek berakhir dan teman2 Dina pun manas2in gw untuk segera menyatakan perasaan gw, dengan mengatakan kalau Dina juga ditaksir teman seangkatannya. Karena pesaing gw itu ke sekolah naik mobil pribadi, gw jadi terpacu untuk segera menyatakan agar tidak menyesal.
Ternyata gayung bersambut, Dina pun udah suka sama gw dan meminta teman2nya memanas2i gw agar gw bergerak duluan. Kami pun jadi pasangan.
Beberapa hari berlalu, kami saling tau ternyata rumah kami bertetangga komplek, sepulang sekolah Dina mengajak gw untuk pulang bareng dia dan sahabatnya yang satu komplek juga dengan Dina.
Sampai parkiran, Dina menyerahkan kunci mobilnya ke gw, gw tau maksudnya dia membiarkan cowoknya yang nyetir, masalahnya, gw belum pernah nyetir mobil sebelumnya, meskipun gw bisa mengendarai motor manual.
Karena gengsi, gw ambil kuncinya dan masuk mobil, untungnya karena mobil habis terjemur seharian, sehingga dalamnya panas dan menutupi keringat dingin yang gw keluarkan karena takut.
Gw nyalain mobilnya, masukin gear, dan melepas koplingnya perlahan. Mobil mulai bergerak dan gw makin deg2an jangan sampai terlihat ga bisa nyetir, perlahan tapi pasti gw coba step by step.
Dina masuk mobil bersama sahabatnya, gw langsung melaju, satu tangan di setir, satu tangan di perseneling. Mobil melaju dengan aman sampai Dina mendadak memegang tangan gw yang di perseneling dan menggenggamnya.
D: Kok tangan kamu basah banget??
G: Iya, panas banget mobilnya tadi, gerah…
Dina mengencangkan kipas AC agar cepat dingin, tapi tangan gw ga berhenti berkeringat karena gugup hingga tiba di depan gang rumah gw.
Sorenya, Dina minta ditemani les piano dan menjemput gw, karena akhirnya kami berduaan, gw mengaku kalau tadi siang adalah pertama kalinya gw nyetir mobil, gw gugup banget, makanya tangan gw berkeringat deras. Dina tertawa terbahak2.
D: Ya ampuuun, kamu ih gitu aja malu, tau gitu aku yang nyetir hahahaha…
G: Malu lah di depan temen kamu…
Dina memeluk tangan gw manja, pertama kali gw merasakan payudara perempuan menyentuh gw meskipun tidak secara langsung, jantung gw berdetak dan gw hilang konsentrasi, terlalu cepat melepas kopling dan mobil pun mati.
G: Eh maaf yaa hahaha..
D: Gapapa, coba lagi aja… Klo nabrak nanti aku bilang mama kalau aku yang nabrakin, aku juga lumayan sering kok nyerempet atau nabrak sesuatu hehehe…
G: Hehehe makasih ya, aku bisa bawa motor manual sih, kan prinsipnya sama, cuma harus biasain sama ukurannya aja.
D: Iyaaa.. Pelan2 aja belajarnya. Spoiler: CHAPTER 2 Sejak itu, menemani Dina les piano dan les bahasa inggris menjadi rutinitas mingguan gw, karena selagi Dina les, gw memperlancar skill mengemudi gw pakai mobilnya, gw jalan2 berputar perumahan2 dan daerah sekitar tempat les nya, lalu jemput Dina saat les nya berakhir.
Beberapa minggu berlalu, kami hanya sebatas berpegangan tangan, sampai hari itu entah bagaimana pembicaraan kami menjurus ke arah skinship. Berhubung gw belum pernah skinship sebelumnya, pembicaraan itu terasa merangsang buat gw, penis gw berdiri tegak terhimpit celana. Pembicaraan berlanjut dari ngomongin sunat hingga spesifik ke penis, berujung pada Dina mau lihat seperti apa bentuknya saat sudah disunat. Gw buka aja celana dan dengan santai menunjukan, Dina yang awalnya memalingkan wajah, perlahan2 melirik dan akhirnya menatap.
G: Pegang aja.
D: Aaaaaww engga ah takuuut!
Gw raih tangannya, Dina melawan tapi juga penasaran, setelah tarik ulur akhirnya Dina menyentuh penis gw dan gw arahkan tangannya untuk menggenggam. Setelah itu kami hanya tertawa2 histeris karena saling menemukan hal baru. Spoiler: CHAPTER 3 Dina menelpon gw, dia mengajak gw main kerumahnya karena mau dikenalin ke neneknya. Saat sampai rumahnya, orang tuanya ga ada karena dua2nya sedang dinas (militer), dan gw bertemu neneknya. Setelah ngobrol2 beberapa saat, neneknya pergi tidur dikamarnya, Dina ngajak gw melihat kamarnya di lantai 2. filmbokepjepang.com
Gw deg2an karena baru pertama kali masuk ke kamar cewek yang merupakan pacar gw. Setelah melihat2, Dina menunjukan foto2 masa kecil hingga SMP nya, Dina lagi asik bercerita, tiba2 timbul niat gw dan langsung gw sambar bibirnya dengan kecupan. Setelah gw lepas, Dina terdiam sejenak seperti mau marah, lalu dia mencium gw balik dan kami melakukan french kiss sama2 untuk pertama kalinya.
Karena terbawa suasana, tangan gw bergerak dengan sendirinya meraba payudara Dina, dari luar kaos sih, tapi Dina terkejut dan melepas ciumannya. Gw spontan minta maaf dan Dina bilang sih gapapa, tapi raut wajahnya seperti ga suka.
Kami berdiam2an beberapa saat, tiba2 Dina menoleh ke arah gw, kami bertatapan, Dina melepas kaos yang dipakainya. Penis gw langsung mengeras karena pertama kali melihat langsung payudara cewek berbalut bra. Dina meraih tangan gw dan meletakannya pada payudaranya, kami bertatapan dan gw mulai meremas pelan2. Gw dekati bibir Dina perlahan dan kami mulai berciuman lagi. Setelah beberapa saat gw meremas, Dina memeluk gw dan kami berciuman lebih liar dari sebelumnya, tangan gw menyelipkan diri dan menyentuh payudara Dina secara langsung, gw bisa merasakan kekenyalannya, putingnya, dan nafas Dina semakin memacu.
Dina meraba bagian selangkangan gw dan meremas oenis gw dari luar celana, gw langsung menurunkan celana pendek dan underwear gw, lalu meletakan tangan Dina pada penis gw. Karena belum berpengalaman, Dina hanya meremas2 penis gw seperti gw meremas payudaranya. Gw genggam tangannya dan menggerakannya keatas dan kebawah seperti saat gw lagi masturbasi, gw lepas tangan gw dan Dina melanjutkan sendiri. Kami terus berpelukan, berciuman, dan saling meremas, hingga akhirnya gw menyemburkan sperma pertama kali ke tubuh cewek. Sperma gw muncrat ke leher, dada, dan perutnya. Dina terkejut melihat tubuhnya dilumuri sperma untuk pertama kalinya.
D: Wooooow… Beneran kaya di film bokep ya!
G: Hah?! Kamu nonton?
D: Eh! Engga… Itu… Ng…
G: Hahahaha ketauan yaaa! Gapapa kok, aku juga nonton hehehe…
D: Emang ga musti ML dulu ya biar bisa keluar?
G: Engga kok, aku dirumah kalau nonton bokep juga suka masturbasi sendiri.
D: Masturbasi?
G: Coli coli….
D: Ooooohhh….
Dina mengambil tissue dan membersihkan tubuhnya, gw ikut membantu sambil sesekali curi2 remas payudaranya.
G: Aku boleh liat punya kamu ga?
D: Iiiiihhh maluuuuu….
G: Liat doooong…..
D: Malu sayang…..
G: Jiee sayang nih?
D: Iyalah udah begini masa ga sayang!!
G: Kalau sayang liat dooong biar adil sama2 liat.
Dina terdiam berpikir, dia keluar kamar ngecek keadaan, masuk lagi dan melepaskan celana dan underwearnya. Bulu kemaluannya lebat belum terjamah, dia menutup2inya dengan tangan. Gw dudukan Dina di kasur dan duduk di depan kakinya, gw letakan tangan gw di lututnya dan perlahan melebarkan kakinya, sedikit ada perlawanan karena malu, tapi akhirnya terbuka lebar dan terlihatlah vagina Dina. Gw yang terkesima dengan pandangan pertama itu hanya terdiam dan memandangi. Tangan gw berulah lagi, perlahan tapi pasti mendekati vagina Dina, namun kali ini berhasil menyentuhnya. Tubuh Dina tersentak kecil namun tidak menghentikan gw, gw raba vaginanya yang udah sedikit berair, Dina merintih2.
D: Gelii…
G: Enak?
D: Iy…Iyaa sih..
G: Aku masukin jari aku ya?
D: Nanti aku ga perawan lagi dong?
G: Yeee perawan mah kalau ML, kalau jari mah engga (sok tau).
Dina mengangguk dan gw mulai membenamkan jari pertama gw dalam vagina. Sudah begitu basah dan licin, masuknya tidak terlalu sulit. Dina merintih lagi. Gw keluar masukin jari gw, Dina makin melebarkan kakinya dan menyodorkan vaginanya ke arah gw. Jari gw terasa hangat, basah, dan licin. Penis gw mengeras lagi. Gw pengen mempraktekan apa yang gw lihat di film, tapi takut.
Kami berciuman sambil gw fingering Dina cukup lama, hingga jari gw keriput. Karena sudah sore, kami berpakaian dan gw pun segera pulang.
Sampai dirumah, Dina telpon gw dan membahas apa yang baru saja kami lakukan, kami sama2 ga percaya itu terjadi dan saling histeris.
Belum selesai suhu, tunggu update ya.,,,,,,,,,,,,,,,,
:Ampun: