CERITA SEX – YANI INGIN MERASAKAN NGENTOT
CERITA SEX – YANI INGIN MERASAKAN NGENTOT – Sejak peristiwa sexku dengan Aprilia aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yah biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini. Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini.
Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman Aprilia satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan Aprilia.
Hari ini, seusai senam jam 07.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 13.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah Yani teman Aprilia yang tadi dikenalkan.
“Belanja Apa Dek…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
“Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”
Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan Yani. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
“Eh.., Dek aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
“Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
“Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
“Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Yani tak antar lagi ketempat ini.
“Masalah apa Yan kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
“Tenang Dek…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.
Sesekali kulirik paha yani yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Yani tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Yani akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Yani bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.
“Ok Yan sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Yani mempersilahkan duduk.
“Gini Dek langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Aprilia ya..?”, tanyanya.
Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Yani yang ceplas ceplos itu.
“Merasakan apaan sih Yan?”, tanyaku pura-pura bodoh.
“Alaa Dek jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Aprilia, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.
Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Yani yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara
“Gimana Dek masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.
Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Yani meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Yani kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Yani berdiri dan duduk disampingku.
“Dek…”, sapanya manja.
Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
“Aku mau seperti yang kau lakukan pada Aprilia Dek…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
Pelan dan kurasakan bibir Yani hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Yani terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Yani kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya.
Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Yani semakin menjadi
leherku diciumi dan tangan Yani berada dipunggungku. photomemek.com Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Yani yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.
Kudengar nafas Yani memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Yani mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Yani hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Yani untuk berbaring di Sofa, Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku.
Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Yanimulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
“Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.
Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahanya, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya.
Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan. Mataku terus mengawasi kemaluan Yani yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.
Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Yani semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Yani semakin terbuka lebar.
Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Yani dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan.
Lidahku mulai menjilat dan bibirku mencoba menghisap daging kecil milik Yani yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.
Yani berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Yani bergoyang kenikmatan. Kusaksikan Yani masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Yani.
Jeritan Yani semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Yani semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tangan Yani menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan.
Dengan lembut dan sopan penisku masuk perlahan.
Saat kepala penis masuk Yanimenjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Yani. Kaki Yani kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.
“Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Yani berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Yani mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa.
Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Yani ikut tenggelam dengan kulit penisku.
Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Yani merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Yani semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
Aku tidak kuat dan, “Yani aku mau keluar”, lenguhku.
Yani hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Yani terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Yani. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Yani berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
Aku menindih Yani dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Yani mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Yani dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Yani kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,
Yanii kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Yani kembali mendorongku untuk tidur.
“Eh yan aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
Tapi tak kudengar jawaban karena Yani menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Yani kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Yani ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.
Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Yani semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Yani yang semakin menggila. Kulihat kepala Yani naik turun mengelomoh penisku yang menegang.
Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Yani kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Yani kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum.
Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Yani membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.
Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Yani yang semakin liar pada penisku. Kepala Yani tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Yani berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku.
Kuremas kuat Yani hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Yani sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Yani semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku.
Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Yani mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Yani tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.
Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Yani masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Yani mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Yani tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang.
Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Yani beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Yani hanya diam saja memandangiku.
“Kenapa yan…?”, tanyaku..
Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Aprilia atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Aprilia sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”
“Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Yani memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Yani seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Yani semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Yani pun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya.
Kurasakan penisku tegang kembali. Yani hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Yani memarkir mobil dan kami berpisah, Yani memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Yani akan layani”
Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Yani yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,