Cerita Panas – Percaturan Birahi Istriku

Seperti halnya umumnya orang lain,
setelah selesai Kuliah kemudian cari
kerja dan nikah. Demikian pula
dengan kehidupan yang kujalani,
sejak setamat dari SLTA di Kotaku di
Jawa Tengah, aku melanjutkan Kuliah
di Bandung di suatu Universitas
ternama. Tahun 1994 adalah tahun
kelulusanku dan di tahun itu pula aku
diterima di suatu Perusahaan BUMN
setelah melalui penyaringan beberapa
kali dan sangat ketat. Kehidupan ini
kujalani seolah tanpa hambatan,
lancar-lancar saja, tidak seperti yang
kebanyakan orang bilang bahwa
kehidupan ini penuh perjuangan dan
sulit untuk mencari kerja. Hal ini
pernah aku syukuri bahwa ternyata
aku diberikan banyak kemudahan-
kemudahan oleh Tuhan didalam
mengarungi kehidupan dijaman serba
sulit ini.
Karena telah merasa cukup dan sedikit
mempunyai kemampuan untuk
membina Rumah Tangga maka pada
tahun 1995 aku beranikan diri untuk
melamar dan melakukan kesepakatan
untuk menikah dengan seorang gadis
Cantik idamanku yang sejak semester
awal kuliah aku mengenalnya dan
sejak saat itu pula aku bersepakat
untuk pacaran. Sebut saja namanya
Erna, gadis asal Jawa Barat dengan
kulit putih mulus yang sangat terawat
dengan rambut hitam kelam yang
lebat. Hal ini sangatlah wajar karena
ditunjang dengan kemampuan materi
Orang Tuanya yang sebagai
pengusaha. Perbedaan usia hanya
satu tahun antara aku dan Erna yang
sekarang sudah menjadi istriku, aku
lebih tua dan kini usiaku 36 tahun.
Banyak teman-temanku bilang bahwa
aku adalah laki-laki yang sangat
beruntung bisa beristrikan seorang
wanita seperti Erna istriku. Disamping
orangnya baik, supel, cantik, padat
berisi, kaya lagi. Bulu-bulu halus
tumbuh agak lebat dilengannya yang
sangat mulus. Pernah seorang teman
bilang bahwa “dijalan raya saja
banyak kendaraan apalagi diterminal”.
Hal itu memang suatu kenyataan dan
merupakan gaya tarik yang sangat
luar biasa yang bisa menimbulkan
birahi yang menggebu-gebu bila
melihat istriku Erna telah melepaskan
semua pakaian yang menutupinya,
dengan kulit yang putih mulus dan
bulu-bulu hitam lebat diantara pangkal
kedua belah pahanya yang sangat
kontras, sungguh hal ini yang
membuat aku semakin tak tahan
untuk berpisah lama-lama dengan
istriku. Tinggi badan istriku 167 cm dan
beratnya saat ini sekitar 53 kg.
Kehidupan rumah tanggaku telah
kujalani dengan penuh kebahagiaan
selama kurang lebih delapan tahun,
apalagi pada tahun ketiga
pernikahanku telah lahir seorang anak
laki-laki yang tumbuh dengan sehat
dan lucu yang kini telah berusia 5
tahun. Ditambah lagi pada tahun ke-
enam pernikahan, kami pindah ke
rumah yang kami beli dari hasil jerih
payahku sendiri selama ini walau
hanya merupakan rumah KPR bertype
45. Kalau dibandingkan dengan rumah
mertua sangatlah tidak seimbang dan
istriku sangat menyukainya karena
segala sesuatunya dialah yang
mengaturnya tanpa harus campur
tangan orang lain seperti sebelumnya
yaitu di rumah orang tuanya.
Dirumah kami inilah awal dari segala
perubahan kehidupan yang aku
rasakan sangat bahagia menjadi suatu
siksaan dan tekanan bathin yang
menimpa diriku hingga kini. Awalnya
setelah hampir setahun tinggal
dirumah sendiri, istriku berangsur-
ansur sudah mempunyai kebebasan,
keleluasaan termasuk untuk
menyampaikan uneg-unegnya yang
selama ini terpendam, yang aku
sendiri sebagai suami telah disadarkan
bahwa ternyata didalam kehidupan
sexual istriku masih banyak ketidak
puasan atas sikap dan kemampuanku
sebagai seorang suami selama ini.
Memang selama ini aku didalam
melakukan hubungan senggama tidak
bisa bertahan lama, paling lama
mungkin hanya 20 menit itupun kalau
aku dalam kondisi fit.
Walau sebelumnya sudah melakukan
pemanasan dan aku sering melihat,
merasakan bahwa memek istriku
sudah basah pertanda adanya
rangsangan. Tragisnya bila pemanasan
dilakukan terlalu lama maka semakin
aku tak tahan untuk berlama-lama.
Aku telah berusaha berkali-kali untuk
pengaturan waktu agar terjadi
kelambatan dan penundaan dalam
penyemprotan (ejakulasi), semua itu
pasti mengalami kegagalan. Yang aku
rasakan bila sedang berhadapan
dengan istriku dalam melakukan
senggama adalah gairahku yang
menggebu dan kenikmatan-
kenikmatan yang tiada tara bila
penisku telah kumasukan dalam
memeknya, dan berikutnya aku slalu
tidak bisa mengendalikan diri lagi
sehingga dalam tempo yang singkat
pertahananku pasti tak terbendung
lagi. Perlu diketahui bahwa sejak
pernikahan hingga kini hampir tiada
perubahan atas alat kewanitaan
istriku, selalu terasa sempit dan
nikmat. Hal ini dimungkinkan karena
pada saat melahirkan anakku satu-
satunya dengan cara Caesar sehingga
secara phisik tidak banyak perubahan.
Aku telah berusaha untuk
mengkonsumsi obat-obatan dan sering
pula untuk konsultasi ke dokter tetapi
hasilnya belum juga adanya hasil dan
perubahan yang diharapkan atas daya
tahanku. Pada awal-awal pernikahan
dulu, aku bisa melakukan senggama
berulang-ulang hingga 4 atau 5 ronde
dalam semalam dan itupun umumnya
yang ke 4 atau ke 5 yang mempunyai
daya tahan dan dapat mengimbangi
kemauan istriku. Tapi saat ini dua
rondepun sangat sulit aku lakukan,
biasanya bila telah mengeluarkan
sperma, badanku terasa lunglai dan
ngantuk yang amat sangat. Mungkin
hal ini akibat berat badanku yang
sudah tidak seimbang lagi dengan
tinggi badanku dimana perutku sudah
membuncit dan sama sekali tidak
atletis. Tinggiku 170 cm dan beratku 83
kg.
Sejak masa SLTP aku mempunyai
kegemaran atau hobby yang hingga
kini masih sering aku lakukan.
Kegemaran tersebut adalah bermain
Catur. Kegemaran ini sering aku
lakukan dengan orang-orang atau
teman pada saat-saat senggang dan
sudah merupakan rutinitas hingga kini
yaitu pada setiap Jumat malam aku
bermain catur dengan seorang
tetanggaku yang bernama Usman.
Kadang Sabtu malampun bila sama-
sama tidak mempunyai acara lain
yang lebih penting kami asyik bermain
Catur hingga kami betul-betul sudah
capek dan suntuk. Sabtu dan minggu
kebetulan sama-sama merupakan hari
libur buat kami berdua. Dia kami kenal
sejak pindah di perumahan yang kami
tinggali saat ini dan Usman ini walau
sudah bekerja, mempunyai rumah
sendiri dan berusia mendekati angka
33 belum juga menikah. Orangnya
tampan dan mempunyai tinggi tidak
beda jauh dengan diriku, hanya saja
badannya lebih atletis. Disamping
mempunyai kegemaran bermain
Catur, dia juga mempunyai jadwal
rutin untuk bermain tennis. Usman
inilah yang akhirnya semakin
membuat bathinku menjadi tertekan
dan tak berkutik untuk menghadapai
gelombang percaturan cinta istriku
hingga kini.
Dengan media papan catur ini,
hubungan antara keluargaku dengan
Usman menjadi akrab dan dekat.
Kedekatan yang masih dalam batas
wajar-wajar saja, begitupun
hubungan antara istriku Erna dengan
Usman, masih dalam etika kewajaran
tanpa ada sesuatu yang perlu
dicurigai. Sudah menjadi kebiasaan
istriku, bila kami sedang bermain catur
dan anakku sudah lelap tidur, istriku
ikut juga menemani sambil
memberikan dukungan untuk
menyediakan secangkir kopi dan
aneka camilan. Karena sudah terbiasa
dan akrab, dalam menemani kami
bermain catur, istrikupun dalam
berpakaian juga biasa saja yaitu
kadang pakai celana pendek ataupun
baju tidur dan biasanya istriku hanya
mampu menemani hingga jam 12
malam yang selanjutnya berpamitan
untuk tidur lebih dulu. Permainan catur
ini kami lakukan diruang keluarga
dengan ber-alaskan karpet dan
kadang dalam menemani kami, istriku
menggelar kasur lipat sambil nonton
TV.
Aku pernah beberapa kali melihat
mata Usman mencuri-curi pandang
pada bagian-bagian tubuh indah istriku
pada saat menemani kami bermain
catur ataupun pada saat istriku sedang
tiduran dikasur lipat tapi semua itu
aku abaikan. Dan pernah aku rasakan
permainan catur Usman sangat tidak
bagus dan kurang kosentrasi, dan
setelah aku cari tahu penyebabnya
ternyata aku melihat bahwa matanya
sering terarah ke paha mulus istriku
yang saat itu duduk disebelahku.
Inipun aku abaikan bahkan aku
merasa bangga mempunyai istri yang
memang penuh dengan kekaguman.
Tapi suatu Jum”at malam kira-kira
enam bulan yang lalu, pada saat
permainan catur baru beberapa babak,
aku merasakan kantuk yang amat
sangat setelah minum kopi yang
disediakan istriku dan hal ini
kusampaikan pada istriku yang saat
itu menemani kami.
“Ma.. Papa kok ngantuk berat yaa..”
“Masak sih.. Papa khan udah minum
kopi? Masak masih ngantuk juga..”
Dan berikutnya aku nggak bisa tahan
lagi, aku terlelap dan tak ingat apa-
apa lagi. Apakah Usman langsung
pamitan pulang, akupun tak tahu.
Yang aku tahu pagi-pagi aku bangun
dalam posisi ditempat tidurku dalam
kondisi badan yang sangat segar.
Jum”at malam berikutnya berjalan
biasa saja, permainan caturku dengan
Usman berakhir hingg jam 3 pagi dan
Usman berpamitan untuk pulang.
Begitu juga dengan Jum”at malam
selanjutnya tanpa ada rasa kantuk
tapi Sabtu malam kami bermain catur
lagi karena sama-sama tidak
mempunyai acara masing-masing dan
rasa kantuk menyerang aku lagi
sekitar jam masih menunjukan pkl
10.15 malam. Kali ini aku pamitan
untuk tidur dan Usman kuanjurkan
untuk pulang. Pada saat masih tersisa
kesadaran sebelum terlelap, aku
sempat istriku berbicara sama
seseorang sesaat setelah
mengantarku ke kamar tidur dan
kejadian selanjutnya aku tak tahu apa-
apa.
Timbul tanda-tanya dan curiga pada
diriku, kenapa rasa kantuk begitu tiba-
tiba, dan akhirnya aku sempat curiga
telah terjadi sesuatu pada istriku
apalagi akhir-akhir ini tampilannya
tambah seksi dan merias diri. Aku
tidak mau sembrono dengan semua
ini dan aku tidak mau menyakiti
istriku atas kekeliruan akibat kesalah
dugaanku yang tanpa bukti. Maka
pada saat menjelang tiba jadwal catur
rutinku dengan Usman, aku
mempersiapkan diri mengatur strategi
agar semua apa yang ada dibalik
kecurigaanku bisa terjawabkan.
Sekitar jam 7 malam, aku telah
mengkonsumsi (minum) obat anti
kantuk. Hal ini aku lakukan karena
aku telah curiga bahwa didalam
minuman kopi yang disediakan istriku
telah dicampuri obat tidur.
Permainan catur dimulai sekitar jam
19.30, semua berjalan seperti
biasanya. Istriku menemani dengan
tampilan terkesan sangat ceria.
Kopipun aku minum seperti biasanya
tapi hanya seperempat gelas saja.
Sekitar jam 10.00 malam, aku merasa
sedikit kantuk, dan sesuai strategi dan
rencana, aku pura-pura ngantuk sekali
dan selanjutnya aku pura-pura tak
tahan lagi sehingga istriku
memapahku ketempat tidur. Beberapa
saat kemudian, sayup-sayup terdengar
istriku melakukan dialog dengan
seseorang dan dengan perlahan-lahan
aku intip dari lubang kunci, ternyata
istriku sedang duduk berhadap-
hadapan diantara papan catur dengan
Usman. Mereka seolah-olah lagi
bermain catur.
Beberapa menit kemudian istriku
beranjak menuju kekamar tidurku dan
buru-buru aku segera memposisikan
diri seolah tertidur lelap. Istriku
menggoyang-goyangku seolah mau
membangunkanku.
“Pa.. Pa.. gimana nih caturnya? Mau
dilanjutin?”
Aku diam seolah pulas sekali dan
istriku keluar kamar yang sebelumnya
menyelimutiku dan menghidupkan
lampu tidur dikamarku.
Sekitar dua menit kemudian, aku
mencoba mengintip lagi dari lubang
kunci, ternyata papan catur telah
ditinggalkan begitu saja. Diantara
kerasnya suara TV, aku masih sedikit
mendengar bahwa istriku telah
melakukan aktifitas, apa itu, akupun
belum tahu.
www.ceritakita.hexat.com
Kemudian aku ambil kursi rias yang
ada dikamarku secara perlahan dan
kutaruh dekat pintu. Dengan harapan
aku bisa melihat aktifitas istriku
melalui ventilasi diatas pintu kamarku.
Betapa terkejutnya aku, ternyata
istriku sedang berpagutan mesra
diatas kasur lipat dengan Usman.
Badanku secara mendadak menggigil
dan mengeluarkan keringat dingin.
Aku bingung dan serba salah, apa
yang harus aku lakukan, aku tak tahu.
Sejenak aku ingin membuka pintu dan
menghentikan tindakan pengkianatan
yang dilakukan istriku dan Usman, tapi
keberanian itu menjadi padam begitu
aku teringat bahwa istriku sering
mengeluh atas ketidak mampuanku
untuk bertahan lama dalam
senggama. Aku bingung dan kulihat
lagi mereka yang ternyata tangan
kanan Usman telah menyelinap
didalam celana pendek istriku.. Och..
semakin aku tak mampu berbuat apa-
apa. Sekilas sempat aku berpikir
mungkin perbuatan mereka kali ini
bukan yang pertama kali dan semakin
aku yakin bahwa selama ini istriku
telah sengaja memasukan obat tidur
pada kopiku sehingga mereka leluasa
untuk bermain catur birahi dan dengan
demikian maka tetangga yang lain tak
akan pernah curiga.
Usman dengan semangatnya melahap
bergantian kedua puting susu
dihadapannya dan tangannya telah
berhasil memelorotkan celana pendek
istriku. Aku hanya termangu
menyaksikan aksi mereka berdua
yang nampak saling semangat dan
saling menyerang. Jantungku semakin
berdebar. Sesaat kemudian mereka
berdiri sambil melepaskan pakaian
masing-masing, sesaat kemudian baik
istriku dan Usman telah telanjang
bulat. Kontol Usman telah berdiri
kencang dan tegak, diameternya tidak
beda jauh dengan punyaku tapi
panjangnya mungkin sedikit lebih
panjang punya Usman.
Istriku dipepetkan ditembok, mereka
saling berciuman dengan ganas sekali,
tangan kanan istriku meremas-remas
kontol Usman dan tangan kanan
Usman menggesek-nggesek memek
istriku. Terlihat istriku tidak sabaran,
kontolnya Usman diarahkan ke
memeknya dengan sedikit kaki kiri
istriku diangkat Usman maka
masuklah senjata Usman pada
memeknya, terlihat istriku
memejamkan mata.
“Oooch.. kocok Dik Usman.. kocok..”
Dengan gerakan naik turun, Usman
mengocok berulang-ulang dan badan
mereka berdua semakin mengkilap
karena keringat.
“Cek.. cek.. pleek.. plek.. ceck..”
Sesaat kemudian kocokan Usman
berhenti
“Mbak Erna.. enak sekali memeknya..
terasa kenyuut-kenyuut..”
“Kontolmu juga Dik Usman.. gagah
perkasa..”
Kemudian gantian kaki kanan istriku
diangkat dengan tangan kiri Usman
dan kocokan dilanjutkan lagi.
“Och.. ooch.. enak Dik.. teeruuss..
kocok teruuss..”
“Mbak.. aku mau keluar Mbak..”
“Jangan dulu Dik Usman.. jangaann..
akuu masih pingiinn lama-lama Dik”
“Nggak tahaann Mbaak.. aku nggaak
tahan.. uenaakk Mbakk..”
Terlihat Usman menghentikan
kocokannya dan semakin menekan
dalam-dalam kontolnya dalam memek
istriku..
“Ma’af Mbak.. aku nggak tahaann..
ma’aaf.. oocchh.. oocchh..”
Istriku memeluk erat-erat tubuh
Usman seolah nggak mau dilepas
seterusnya..
“Kenapa buru-buru dikeluarin Dik.., aku
belum dapet lho..”
“Sabar Mbak.. betul-betul aku nggak
tahaann.. wuennaakk buuanget..
memek Mbak hangett sekali dan
waouw.. suereett Mbaak..”
Sesaat kemudian terlihat kontol
Usman terlepas dari memek istriku
dan dibarengi tetesan sperma dari
dalam vagina istriku dan istriku
mengambil handuk kecil untuk
mengeringkan keringat serta
membersihkan memeknya.
Oochh hanya segitu kemampuan si
Usman (pikirku), aku agak lega
ternyata kemampuannya tidak beda
jauh dengan kemampuanku. Aku
menghela nafas panjang, dan
berharap mudah-mudahan istriku
menjadi kapok karena tidak
terpuaskan oleh Usman dengan begitu
pasti tidak akan mengulanginya lagi.
Tapi.. kenyataannya lain dari
dugaanku..
Usman betul-betul dapat layanan
spesial dari istriku, diambilkannya
segelas air minum dingin dan diminum
bergantian dengan istriku. Sambil
bersandar di dinding, kaki Usman
diselonjorkan dan istriku mendekati
Usman dengan duduk berhadapan
diatas pangkuannya
“Mbak.. susunya masih kenceng dan
bulu-bulu memek Mbak yang lebat ini
(sambil tangan kanan Usman
mengelus mesra memek istriku),
membuatku ingin tiap malam
bertandang kerumah Mbak ini..”
“Sama Dik Usman.. aku sendiri tiap
hari rindu sama kontolmu yang ini..”,
(sambil tangan kanan istriku mengelus
kontol Usman yang masih lunglai)..
Mereka saling kecup dan saling pagut
kembali, tangan kiri Usman memeluk
punggung istriku dan tangan
kanannya mengelus-elus secara
bergantian gumpalan bokong istriku
yang mulus dan menggairahkan,
sesekali jari tengah Usman mengusap
memek dan permukaan anus istriku
sehingga istriku melakukan gerakan-
gerakan berkedut akibat geli-geli
nikmat
“Ouuw.. ouucwww.. woouuwww.. geli
Dik Usman..”
Tak kalah lihainya, tangan kanan
istriku meremas-remas Kontol Usman
yang sudah agak mulai mempunyai
semangat baru.
Badan Usman bergeser kearah kasur
lipat yang sedari tadi belum
dimanfaatkan sambil istriku tetap
dipangkuannya. Dan sekarang istriku
dalam posisi diatas dan masih
menunduk karena pagutan yang
terlihat mulai panas kembali.
Kedua tangan Usman meremas-remas
bongkahan bokong istriku yang
semakin lama bergerak berputar-putar
tak karuan. Istriku terlihat mulai
bangkit lagi semangatnya yang
terpendam akibat belum terpuaskan.
Kecupan demi kecupan istriku
menjalar dari bibir Usman, ke leher, ke
dada dan puting Usman dan terakhir
berhenti sejenak mengulum
membasahi helm kontol Usman yang
sudah berdiri tegak siap perang
kembali. Istriku terlihat sudah nggak
tahan begitu melihat kontol Usman
tegak menantang, dan segera dituntun
untuk dimasukkan kedalam
memeknya. Diputar-putar kepala
kontolnya di bibir memeknya yang
sedikit berlendir dengan tangan
kanannya dan sesaat kemudian,
blless.., istriku sedikit menjerit histeris.
“Woouuwww.. heehhii.. heehhii..”
Badan istriku sedikit bergetar dan
diam sejenak sambil kedua tangannya
bertumpu pada dada Usman,
sebaliknya kedua tangan Usman
meremas-remas buah dada istriku.
Mulanya dengan gerakan sedikit
memutar dan kemuadian istriku
menaik turunkan pantatnya.
“Teruuss Mbak.. terruuss Mbak..
teerruuss..”
“Kocok Mbak Erna sayang.. kocokk..
putaarr.. dan.. teerruuss..”
“Woouwww.. woouwww.. enakk Dik..
woouwww..”
Sambil sedikit membungkuk, istriku
melakukan gerakan tarik tekan
berulang-ulang, semakin lama
semakin cepat dan beberapa saat
kemudian..
“Woouuwww.. woouuwww.. akuu
mau keluar Dik Usman.. woouwww..”
Gerakan tarik tekan istriku semakin
kenceng dan mendadak terdiam
sambil pantatnya berdenyut-denyut
menekan-nekan..
“Woouuwww.. woouwww.. aakkuu
keluar Dik Usman saayyaanngg..”
Mereka saling berpelukann erat dan
pantat istriku masih berdenyuutt
kenyuutt menekan-nekan seolah-olah
Kontol Usman akan dilahap
dimasukkan kedalam memeknya
sedalam-dalamnya tanpa sisa..
“Wwoouuwww..”
Napas istriku terlihat tersengal-sengal
dan berangsur-angsur menjadi diam
tanpa gerakan sedikitpun karena
lunglai kenikmatan yang habis
diraupnya. Bibir Usman dikecupnya
berulang-ulang..
“Terimakasih Dik Usman.. terimaksih..
wuennaakk sekali..”
Usman mulai sedikit melakukan
gerakan menaik turunkan kontolnya
dimemek istriku perlahan-lahan dan
gerakan itu rupanya disambut oleh
istriku yang masih ingin mencari
kenikmatan-kenikmatan yang sudah
lama tidak didapatkan dari aku
suaminya.
Dengan posisi sedikit dirubah, istriku
bertumpuh dengan kedua lututnya
disamping pinggul kiri kanan Usman,
istriku mulai memompa dan
menggosok-gosokan memeknya pada
tiang kemerdekaan Usman. Perlahan
tapi pasti dan semakin lama semakin
cepat kocokan-kocokan yang
dilakukan mereka berdua. Istriku
dengan gerakan angkat tekan dan
Usman gerakan tarik dorong keatas
sekencang-kencangnya dan itu semua
menimbulkan bunyi.
Istriku mulai terpancing lagi dan..
“Zzhh.. woouwww.. zzhh..
woouwww.. zzhh.. woouwww..”
“Terruuss.. yyaa.. teerruuss..
hmemmhh.. yaa..”
Gerakan mereka berdua semakin
berpacu.. kencang.. dan keraass seolah
mereka mau mengakhiri semuanya
dan..
“Aku mau keluar lagi Dik Usman
sayaangg.. teerruuss.. teerruuss..”
Mendadak istriku memeluk erat dada
Usman, gerakan sama sekali berhenti
dan kembali lagi bongkahan pantat
istriku berdenyut-denyut menekan-
nekan tanda kenikmatan yang tiada
tara.
“Mbak Erna.. memeknya semakin licin
dan kenyuutt-kennyuutt Mbak”
“Wuenakk Mbak.. kontolku terasa
dipijit-pijit.. Mbak Erna sayaang..”
Setelah berhenti melakukan gerakan
beberapa saat, istri langsung dibalik
oleh Usman sehingga posisinya
dibawah. Ternyata Usman belum
sampai final. Dengan rakusnya Usman
menghisap puting susu istriku yang
semakin memerah dan kenceng.
Istriku menggelinjang-nggelinjang ke-
enakan dan pantat Usman mulai
memompa naik turun.
Gerakan Usman memompa naik turun
lama sekali. Kemudian Usman
menghentikan kocokannya dan
akhirnya kaki kiri istriku diangkat
tegak lurus dan ditekan-tekannya
kontolnya sekencang-kencangnya.
“Teruuss.. teruuss.. Dik Usman..
teruuss.. dinding rahimku terasa
tersundul-sundul.. wuennaakk Dik..
teruuss dikk..”
Usman mengganti kaki kanan istriku
yang sekarang diangkat dan tekanan
demi tekanan semakin membuat
keringat mereka berdua bercucuran.
Dalam hatiku, edan tenan tetanggaku
ini. Di satu sisi dia sebagai lawan seru
caturku. dan disisi lain ternyata dia
menjadi lawan tanding birahi sex
istriku. Aku mangaku kalah dalam
mengontrol daya tahan tetapi aku tak
boleh menyerah.. aku harus bisa.. tapi..
apa mungkin aku bisa. Aku sedari tadi
diam tertegun melihat keganasan
mereka berdua dan aku hanya bisa
meremas-remas kontolku yang basah
karena lendir akibat terangsang hebat.
Badanku terasa kelu dan kaku karena
depresi, tegang dan amarah yang
menjadi satu.
Kulihat lagi permainan mereka, dan
ternyata kini kedua kaki istriku
diangkat dengan cara tangan kiri
Usman memegang pergelangan kaki
kanan istriku dan sebaliknya tangan
kanan Usman memegang pergelangan
kaki kiri istriku. Yang menjadi iri dan
aku tertegun, selain Usman masih
mengocok kontolnya, kedua kaki
istriku dimainkan dengan cara
dirapatkan tegak lurus dan kemudian
dikangkangkan, begitu terus berulang
dan terlihat dari mimik wajah istriku,
dia menikmati semua gerakan yang
dilakukan oleh Usman.
“Ech.. ouw.. ouw.. yaou.. teruuss..
terruss.. oeii..”
Beberapa menit kemudian gerakan
maju mundur Usman semakin
kencang dan..
“Mbak.. aku nggak kuat lagi Mbak..
aku keluarin didalam yaa..”
“Nggak papa Dik.. semprotkan
semuanya di dalam.. ayoo..”
Dan gerakan Usman mendadak
berhenti sambil memeluk kedua kaki
istriku, pantatnya semakin ditekankan
kedepan dan berkedut-kedut.
“Oochh.. ouch.. creett.. creutt.. cruutt..”
Usman rebah dipelukan istriku..
*****
Pembaca.., Hingga kini aku belum bisa
mengambil sikap, harus bagaimana?
Disatu sisi, aku memang tidak bisa
sejantan Usman, di sisi lain aku nggak
mau kehilangan dan menyakiti istriku.
Sampai saat ini juga, sikap istriku
padaku sama seperti sebelumnya,
seolah tidak ada kejadian yang luar
biasa dan akupun berusaha seolah
tidak mengetahui pengkianatannya.
Cerita diatas, secara teknis
kejadiannya aku upayakan sesuai
dengan realita yang ada agar bila ada
yang ingin memberikan jalan keluar
bisa tepat guna. Emailku rm4gedon@
yahoo.com dan bila ada yang ingin
langsung memberikan arahan pada
istriku, akan kuberikan email
addressnya setelah kirim email
padaku lebih dulu.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
E N D

Related posts