Cerita Dewasa Saat Masturbasi Kepergok Papi
Saat itu Sekar sedang Phone Sex dengan pacaranya sembari bermasturbasi. Tidak disangka hal itu terdengar dan kepergok oleh Papinya ketika dia bermasturbasi. Singkat cerita dengan sangat terpkasa Sekar harus melayani nafsu liar Sex ayahnya. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!
Cerita Dewasa Saat Masturbasi Kepergok Papi – Hey all, namaku Sekar, aku adalah seorang wanita yang sudah tidak Virgin lagi. Pada hari itu adalah hari minggu hari akhir pekan. Didalam keluargaku jika akhir pekan seperi biasa semua anggota keluargaku termasuk aku bersantai ria. Tapi biasa Mamiku jiaka ahkir pekan selalu menghadiri arisan rutin mingguanya sekaligus untuk berkumpul dengan teman-temanya. Ketika sebelum pergi Mami berpesan padaku,
Cerita Dewasa Saat Masturbasi Kepergok Papi
“ Sekar, Mami arisan dulu yah, biar Mami di antar adik, terus kamunya jaga rumah ya Nak ”, kata Mamiku.
“ Iya Mami sayang, Sekar bakal jagain rumah ko, lahian sekar juga nggk kemana-mana ”, jawabku pada Mami.
“ Yaudatu baguslah, Oh iya Nak, jangan lupa nanti Papi buatkan Teh yah… ”, ucap Mami.
“ Siap deh Mi, siap laksanakan, hhe… ”, jawabku.
Setelah berpesan padaku, lalu Mami-pun bergegas pergi meninggalkan aku dan Papi . Saat itu dirumah hanya ada aku dan Papi, kemudian setelah itu aku membuatkan Teh untuk Papi sesuai perintah Mami. Setealah jadi lalu aku memberikan Teh itu kepada Papi,
“ Ini Teh hangat-nya Pi ”, ucapku sembari memberikan Teh hangatnya.
“ Wah, pintar sekali nih anak Papi, terimakasih ya anakku cantik tersayang, ”, jawab Papi memuji aku.
Pada waktu aku memberikan Teh hangat kepada Papi, saat itu Papi meliirik kearah buah dadaku ketika aku membungkuk saat memberikan Teh. Dalam hati aku sangat kaget sekali, ketika Papi menengok ke arah buah dadaku.Karena pada waktu itu aku hanya menggunakaan tangtop dan celana pendek khas pantai. Pikiran burukku kepada Papi berlalu begitu saja, lalu lalu aku masuk ke kamar.
Sesampainya di kamar, saat itu aku-pun akan berniat akan menelfon pacar ku.
“ Pagi, sayang, kamu dimna nich ”, .
“ Dirumah, lagi bangun tidur, yank aku mimpiin kamu loh ”, .
“ Masa sih sayang ”, .
“ Iya sayang, kamu terlihat sexy di dalam mimpi aku semalem, yang ayo kita main ”, .
“ Ayo sayang, mumpung dirumah nggak ada siapa nih, si Papi mau ke kebon kaya nya ”, .
“ Wah, kesempatan sayang, disini juga kosong ”, .
Tidak lama, kami seperti biasa ingin menyalurkan hasrat kami dengan melakukan hubungan sex jarak jauh via telepon, ini agar mengobati kangen kami,
“ Yank, aku lagi puter2, enak banget yg cepet pulang donk, biar kita maen suntik2an lagi ”,.
“ Iyaa sayang, aku juga pengen banget pulang, tapi gimana jadwal blm pas ni ”, sambil teleponan.
Kemudian aku mulai meraba clitorisku sedikit demi sedikit aku putar dengan gerakan yang lembut dan khas sambil membayangkan bahwa pacar aku yang memutar-mutar clitorisku. Sedikit demi sedikit pakaian aku di copot dari tubuh aku, agar gerak-gerik aku lebih leluasa dalam memainkan tubuh aku sendiri.
“ Heemmmmm… ”, suara keras terdengar dari luar sana.
Saat itu ternyata adalah suara Papi-ku, Oh no… sial sekali saat itu aku lupa menutup pintu kamarku. Posisiku saat itu sedang melakukan gaya WOT dengan guling kesayangan yang aku salalu diperkosa setiap malam tiba.
“ Hayouw… kamu lagi ngapain ”, ucap Papi memergokiku .
“ Aku nggak ngapa-ngapain kog Pi, lagi iseng aja nih, hhe… ”, Jawabku dengan perasaan malu.
“ Emmm… masak sih lagi iseng, Papi nguping kamu loh, saat kamu teleponan tadi ”, ucap Papi.
Oh no… muka aku saat itu menjadi merah, jantungku berdtak sangat cepat, dan dalam hati berbicara ( Sial, ketahuan gue ).
“ Papi ggak papa kok sayang, Papi juga ngerti ya gimana lagi, kamu kan pcaran jarak jauh, ya sewajarnya kaya gtu.
“ Hehehe… Makasih ya Pi, aku kira Papi bakalan marah, hhe… ”, ucapku pada Papi.
Saat itu juga wajah aku yang awalnya memerah, kini telah menjadi normal kembali, dan expresi wajahku sudah cerah lagi. sungguh sangat lega seklai mendengar perkataannya yang saat itu tidak marah. Tidak lama kemudian Papi yang tadinya berada diluar kamar, kini Papi-pun menghampiriku aku yang saat itu aku masih berada di tempat tidurku,
“ Nak… temani Papi sebentar yuk… ”, ajak Papi.
“ Temenin kemana Emang Pi? ”, tanyaku .
Saat itu dengan paksa Papi menarik aku ke kemar yang sering dipakai untuk tidur antara Papi dan Mami tubuhku masih dalam keadaan telanjang sambil memegang HP.
“ Ini sayang, akhir-akhir ini kamu cantik banget, Papi melihat seperti Mami mu masih muda ”, .
“ Aduh Papi, udah dingin nih, mau diapain sih aku… huh.. ”, ucapku belum sadar.
“ Nanti kalau dingin biar Papi hangatin deh Nak, Gimana ? ”, ucap Papi mulai menjurus.
Saat Papi berkata itu aku-pun sedikit merasa janggal. Laluaku menjawab,
“ Apaan sih Pi, Jangan macam-macam deh Papi ini, nanti aku bilangin ke Mami loh !!! ”, ucapku menggertak Papi .
“ Yaudah bilang aja, weeekkk… Tapi Papi nanti juga bakal bilang sama Mami, Kalau Sekar suka Phone Sex semabari tela jang dan mainin Vagina kamu sama guling, hehe… Gimana ??? ”, jawab Papi mnggertak aku dengan nada nakal.
Ketika Papi mengucapkan , (Nanti kalau dingin biar Papi hangatin deh Nak) . Sebenarnya saat itu aku-pun sangat kaget sekali, sungguh baru kali ini Papiku berbicara ngawur kepadaku. Saat itu aku-pun bingung dengan kondisi saat itu,
“ Ayo nak Papi nggak bakal bilang sama siapa-siapa kok, mumpung rumah lagi sepi ”, bujuk Papi.
Saat itu aku-pun berpikir sejenak dengan rasa takut dan pasrah,
“ Maafkan Papi ya Nak, kamu jangan marah seperti itu dong, sayang… !!! ”, ucap Papi merayuku.
Dia malah berkata seperti itu, bukannya malu karena perlakuannya.
“ Papi nggak boleh begitu, Sekar mohon Pi… !!! ”, pintaku menghiba pada Papiku.
Saat itu aku melihat tatapan mata Papiku demikian liar sambil tangannya tak berhenti menggerayang ke sekujur tubuhku yang hanya di balut selimut dari kamar Mamiku.
Aku-pun mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menjauhi Papi dan untuk menutupi tubuhku mepet ke ujung ranjang. Akan tetapi Papiku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mendekap kepadaku. Aku semakin ketakutan.
“ Kamu nggak kasihan melihat Papi seperti ini? Ayolah, Papi kan sudah lama merindukan untuk bisa menikmati tubuh kamu yang langsing dan padat ini Nak… !!!! ”, ucapnya terus mendesakku.
“Jangan berbicara begitu Pi, Ingat Pi kasian Mami kalau sampai Mami tahu kelakuan Papi seperti ini padaku ? ”, jawabku mencoba menyadarkanya.
“ Sudahlah, Jangan menyebut-nyebut Mami saat ini, Papi sangat ingin sayang sama kamu Nak, Papi ingin sekali menikmati kehangatan bersama kamu ”, ucapnya terus mendesaku.
Belum sempat aku menjawab Papiku menimpa dengan berkata,
“ Kamu ini mengingatkan Papi pada saat Mamimu masih muda dulu, benar-benar canrik mirip sekali denganmu Nak ”, ucapnya.
Tidak lama kemudian, Papi-pun tersenyum melihatku sembari dia dengan lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua buah dadaku yang sudah tidak terhalang oleh sehelai benangpun, karena pada saat itu aku sudah tidak mengunakan pakaian lagi. Saat itu sebagai wanita normal, aku –pun mulai merasakan kenikmatan remasan Papi pada buah dadaku, hal ini mengingatkan aku ketika bercinta dengan kekasihku dulu.
Pada akhirnya aku-pun menikmati dan pasrah dengan perlakuan Papi pada buah dadaku, aku-pun mulai terhanyut oleh keadaan ini. Walau sebenarnya dalam hatiku tadinya sudah terus mencoba untuk menahan diri. Papi-ku deengan lincahnya melakukan remasan dan jilatan hampi di seluruh tubuhku. Tanpa tiba-tiba kusadari Papi sudah membuka semua pakaiannya dan dia juga membalikkan tubuhku hingga sekarang posisi kami berada dalam posisi 69. Dengan kepala Papi-ku yang kini berada tepat di Vaginaku sebaliknya aku juga berhadapan persi dengan kejantanan-nya. Tidak lama kemudian aku-pun merasakan sentuhan lembut di area Vaginaku.
Mau tidak mau saat itu aku-pun merasakan kenikmatan jilatan Papiku yang luar biasa pada Area kewanitaanku.
“ Uhhhh… Ouhhhh… yeahhh… Ssss… Ahhhh… ” . desahku sembari dalam hati menyesali perbuatanku ini.
Sungguh saat ini aku sangat kecewa dengan diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah ternodai oleh Papik-ku. Saat itu tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah Papiku. Kedua pahaku mengempit muka Papi seolah ingin menutupi ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak mengalahkan kehebatan pacarku.
Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus. Aku malah ingin mengimbangi permainannya. tanganku menggenggam batang Papi dengan erat walau dengan rasa malu-malu. Ku arahkan batang kemaluan Papiku kearah wajahku, kemudian kumasukan kedalam mulutku, Mulutku bermain dengan lincah. Yang ahirnya Batangnya ia kempit dengan buah dadaku yang di idola-idolakan pacarku itu.
Sementara batang itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian Sekarl masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau Papiku memakai obat kuat yang dimasukan kedalam Teh hangatnya. karna Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar.
Lalu seketika, aku megarahkan batang kejantanan Papiku kedalam kewanitaanku yang sangat menderita karena sudah 5 bulan tidak merasakan batang kejantanan dari pacarku, dan ukuran ayahku lebih besar dari pacarku. Diriku tidak terknedali lagi, karena nikmat yang membuat kmaluan ku bergetar –getar.
“ Papi ? ”, panggilku menggoda.
“ Apa sayang… ”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa dengan nafsuku.
“ Cepetan yaaahhhhh…… !!! ”, pintaku.
“ Sabar sayang. Kamu ingin Papi berbuat apa? ”, tanya Papiku.
“ iiiingiiinnnn aaa… Papih Ce… Ce… cepeta masukin Pi !!! ”, kataku terbata-bata dengan terpaksa.
Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta.
“ Apanya yang dimasukin Nak ”, tanyanya menggodaku.
“ Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…ya…yaaaahhhh. Ja…ja… Jaaangan siksa anakmu ni!!! ”, .
“ Papi tidak bermaksud menyiksa kamu sayang……!! ”, .
“ Oughhhh…ohhhhhh, Yaaaahhhh… debo ingin dimasukin kejantanan Papi ke dalam memek Sekar…… uugghhhh!!! ”, .
Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Akhirnya batang Papi sedikit demi sedikit tertancap di dalam ms.v ku yang masih rapat.
“ Ooohh… oohhhh… oooouugghh Sekar, luar biasa…!!! ”, ucap Papiku merasakan hebatnya permainanku.
Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan Papiku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan puter-puter. Aku mengambil sesuatu di dalam laci yaitu colkat, kemudian ku olesi di kedua buah dadaku. Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menjilat-jilat seluruh permukaan dadaku yang aku taburi coklat coki-coki tersebut.
Papi Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot coklat yang masih mengotori tubuhku. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Aku tidak lagi merasakan dinginnya udara meski awalnya aku kedinginan. Tubuh kami mulai berkeringat, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku mengaduk-aduk pinggulku, lalu Papiku menggoyangkan pantatnya.
Saat itu kurasakan tusukan kejantanannya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat.
Sprei ranjang Mami sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan Papi mulai memperlihatkan tanda-tanda.
Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri pacarku disana. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Kuingin ia pun merasakannya. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar keluar sana. Papiku mulai mengejang-ngejang.
“ Eughhhh… Oughhhh… Aghhhh… yeah… Sss… aghhh… ”, Desah Papiku tak terkendali.
Dia keluarkan batangnya di arahkan dekat buah dadahku seketika keluar lah cairan putih memuncrat di kedua buah dadaku. Aku pun berpikir sejenak, dan saat itu aku berkata dalam hati, Ini adalah air mani yang membuat aku ada disini bersama kedua saudaraku juga. Akhirnya permainan kami telah selesai. Aku memakaikan baju Papi,
“ Pokoknya pas kamu kerja Papi bakal berikan kamu hadiah mobil, agar kamu senang ”, ucap Papi menjanjikan sebuah hadiah.
lalu timpanya lagi,
“ Makasih sayang… ups salah, maksud aku Papiku sayang, hhe… pokoknya nanti kalo ada mobil janji nggak akan bilang kejadian ini ke siapapun ”, jawabku kepada Papi.
“ Dasar anak nakal, bisa aja kamu ini, hahaha… ”, jawab Papi sambil tertawa.
“ Papi, aku pinjem mobil yang hitam ya Pi ? ”, Tanyaku kepada Papi.
“ Pake deh sana, main sana biar gak ada yang curiga ”, Papi pun menjawab sambil memberikan kunci mobilnya.
“ Makasih ya Pi ”, ujarku sambil mencium pipi Papi.
Lalu Aku-pun berpakaian rapih, dan mulai menuju rumah temanku yang kira-kira jaraknya kurang lebih 2Km dari rumahku. Setiba disana, aku tersadar ternyata HP-ku tadi tertinggal dikamar Mami dan seingatku HP-ku masih dalam kondisi tersambung dengan pacarku saat Phone Sex tadi, Oh shittt. Tapi biarkan sajalah, bodo amat, yang prnting nanti kalau aku kerja akan mendapatkan sebuah mobil baru dari Papiku sayang.hhe. Selesai.
Demikian cerita sex ini, selalu ikuti cerita-cerita sex yang lainya ya guest, tentunya bakal makin seru, makin Hot dan yang pasti bikin kamu horny guest.,,,,,,,,,,,,,,,,,,