my boss my idol

CERITA SEX GAY,,,,,,,,,
My Boss, My Idol
Ini pertama kalinya aku
bercerita tentang kisahku yang selalu
penuh khayalan tentang seorang
cowok yang ganteng. Aku nggak tahu
mengapa aku bisa mengagumi cowok,
terlebih lagi kalau cowok itu sesuai
dengan kriteria ku. Setiap aku
menonton film porno, yang aku lihat
bukanlah ceweknya, melainkan
cowoknya. Mengagumi keindahan
tubuh – tubuh actor yang spot, sexy &
penuh daya tarik. Sering aku
mengkhayalkannya.
Bagiku, butuh keberanian besar untuk
bercerita tentang ini di muka umum,
tapi aku beranikan diri untuk
menceritakannya sekedar untuk
berbagi.
Sebut saja nama ku Andre, bukan dari
keluarga yang biasa saja.
Tak pernah aku sangka sebelumnya,
bahwa ditempat kerja ku aku
menemukan sosok idola yang aku
dambakan selama ini. Sebut saja
namanya Pak Awan. Dia adalah bos
ku. Aku mulai menyukainya sejak aku
interview dalam proses penerimaan
staff/karyawan di instansinya. Sejak
saat itulah aku selalu
membayangkannya. Kubayangkan
sosok dia yang ganteng, tinggi, smart,
senyumnya yang manis (tipe Aku
banget), hm…tapi orangnya lumayan
cuek. Tak banyak yang suka
dengannya, karena orangnya kelihatan
sombong. Karyawan kantor yang
lainnya pun takut dengan dia, tak
terkecuali aku. Tapi itu tak masalah
bagiku, yang terpenting aku bisa selalu
melihat dia. Aku selalu mengkhayalkan
tentang dia, terutama saat ada waktu
luang (santai), saat pekerjaan ku tidak menumpuk.
Aku tak tahu apakah dia sama
sepertiku atau tidak, yang jelas dia
telah mempunyai cewek, yang juga
menjadi karyawannya, tapi di
Lembaga/bagian lain. Tak ada praduga
apa – apa tentang dia, apalagi
menganggap dia gay juga. Jadi aku
menganggap itu biasa saja.
Malam itu aku lembur, karena banyak
pekerjaan yang belum aku selesaikan
dari siang tadi. Mau tak mau aku mesti
lembur, supaya pekerjaan besok lebih
ringan, selain memang ada laporan
yang mengejar. Di kantor hanya ada
kami berdua, selain satpam diluar.
Walau kami satu kantor, tapi ruangan
kami berbeda, seperti tempat kerja
yang lainnya. Aku dipanggil masuk
kedalam kantor. “Mana
laporannya?”,tanyanya dengan tegas
tapi berwibawa. “Ini Pak”, jawabku
sambil menyodorkan laporan tersebut.
“Hm…masih ada yang perlu diperbaki,
laporannya kurang klop”,ujarnya
menegaskan. Aku mengangguk.
Akupun kembali ketempatku. Setelah
beberapa kali mengalami pengeditan,
laporan terakhir membuat dia kesal,
karena belum mencapai kesempurnaan
seperti yang diinginkannya. “Kamu ini
gimana?Kok dari tadi nggak kelar –
kelar?”, ucapnya dengan nada jengkel.
“Maaf Pak, malam sudah cukup larut,
konsentrasi saya nggak
memungkinkan lagi untuk
berfikir”,jawabku dengan sopan. “Saya
janji besok laporan ini pasti udah
kelar”,lanjutku. “Huft…kamu ini
gimana?nggak ada jiwa
keprofesionalan sedikit!”. “Maafin saya
Pak, saya siap terima konsekuensinya”,
ujarku lemas sambil menunduk. Aku
diam saja, nggak berani menatapnya.
Sama sekali aku nggak tahu, kalau dia
mendekatiku, aku terkejut saat dia
sudah ada dibelakangku, menatapku
dalam – dalam memegang pundak ku.
Selanjutnya dia duduk diatas meja
tepat dihadapan ku. “Kenapa dengan
pekerjaanmu? Saya lihat kamu sering
memperhatikan saya secara diam –
diam, memangnya ada apa?”. Nggak
ada apa – apa Pak!”, aku masih tetap
menunduk. “Apa yang kamu inginkan
sekarang? Coba lihat aku, jangan
hanya diam!”, tegasnya. Aku beranikan
diri untuk menoleh ke dia, walaupun
masih ada perasaan takut. Dia
menatapku begitu dalam. Tangannya
memegang daguku. Kami saling
menatap dengan tajam. Akupun aneh,
kok aku bisa berani menatapnya
sedemikan tajam. Entah apa yang
membuat tangan ku berani menyentuh
pahanya dan diapun membalasnya
dengan cara menggenggam tangan ku.
Ada kekuatan nafsu yang kuat
menghinggapi ku sampai – sampai aku
berani bangkit, maju begitu dekat
dengan dia hingga akhirnya aku
mendekatkan wajah ku ke dia
dan…….akupun mengecup bibirnya,
mempermaikan lidahku dengan penuh
nafsu didalam mulutnya. Dia balas
kecupan ku dengan liarnya, tak lupa
tangannya mulai menggerayangi
tubuhku. Akupun tak mau kalah,
tangan kiriku memegang lehernya
sedangkan tangan kananku segera
melepas dasinya, kancing bajunya,
melepas kemeja panjangnya, hingga
tinggal singletnya saja, dan sampai
akhirnya tanganku berhenti di
reslitingnya, seketika itu juga aku
menatapnya kembali sembari
melepaskan kecupan ku, dia hanya
tersenyum lalu mengangguk, aku tahu
arti anggukannya itu. Langsung saja
aku remas gundukan yang ada dibalik
itu, aku lepaskan ikat pinggangya,
reslitingnya, hingga celana itupun lepas
begitu saja dari tubuhnya.
Pemandangan yang begitu indahpun
telah ada dihadapan ku, dia bugil
dengan gagahnya. Ku lihat dia begitu
sexy dan macho, dengan warna kulit
yang maskulin. Akupun kembali
kekursi tempat dudukku semula,
sambil mendekatkan kursi itu ke meja.
Kini aku berhadapan langsung dengan
gundukan itu, aku remas dalam –
dalam. Ku pelorotkan CD warna biru
tua itu dengan pelan tapi pasti, tampak
sebuah benda keras telah menjulang
dengan kokohnya, bulu yang tak
begitu lebat (mungkin baru diservis
dalam beberapa minggu terakhir),
kepala yang merah marun, dengan
urat – urat yang begitu mempesona
tampak kehijauan, dengan panjang
lebih kurang 17 cm, diameter yang
lumayan menyesakkan jika berada
didalam mulutku. Owh! sebuah benda
yang begitu perfect bagiku (inilah yang
selalu aku khayalkan). Ku dekatkan
bibirku sampai menyentuh kepala yang
kontolnya. Dia hanya bisa mendesah
saat aku mulai menyepong kontolnya
dengan bibirku sexy (banyak yang
bilang begitu), aku jilati mulai dari
bagian ujungnya hingga pangkalnya.
Aku melihat dia begitu menikmatinya,
sampai memejamkannya matanya.
Oh…oh…oh….akh…akh…teruskan Ndre,
teruskan…..!

Aku mulai memasukkan Kontolnya
kedalam mulutku, benar saja mulutku
begitu sesak saat kontol itu coba aku
telan semuanya. Aku lakukan gerakan
demi gerakan dengan berirama, Ku
manjakan kontolnya dengan hisapan –
hisapan lembut mulutku, tak lupa ku
permainkan lubang kencingnya, dia
tampak keenakan. Dia mulai
menjambak rambutku dengan lembut,
akupun semakin bernafsu, segera aku
percepat gerakan mulutku. Terus dan
terus sampai ku percepat laju kendali
ku. ”Owh…akh…enak Ndre…..teruskan…
hisap lagi…lebih dalam lagi…
ayo…”Celotehnya semakin membuat
aku bernafsu. Sampai
akhirnya…..aarrrgh……ho….owh…..Ndre!
….aaa..ak..akk….aku…………………
Crooott…crooott…crooot….Dia menekan
kontolnya dalam – dalam, hingga aku
tersedat saat Kontol itu masuk sampai
kekerongkonganku, memuncratkan
spermanya kedalam mulutku. Mulutku
pun terasa hangat saat cairan itu
tumpah dari tempatnya dengan begitu
kerasnya. Aku bertahan dengan situasi
itu dalam beberapa menit, hingga
Kontol itupun melemas. Aku baru sadar
bahwa aku telah menelan spermanya
begitu banyak. Ternyata rasanya enak
juga. Aku kocok – kocok dengan pelan
kontol gede itu walaupun perlahan
melemas. Aku jilati sisa – sisa
spermanya, dia menggelinjang,
mungkin geli..Hm…aku suka itu…Dia
begitu kelelahan tersenyum puas. Tapi
aku belum puas, aku menginginkannya
lagi, dan juga aku belum merasakan
apa – apa. Segera aku rangsang dia,
dengan cara berdiri dihadapannya,
membuka semua pakaianku hingga
yang aku tinggalkan hanyalah CD
coklatku. Aku berlalu darinya,
mendekati kursi kebesarannya, dia
hanya menoleh, tapi segera aku tarik
tangannya agar ia mengikutiku, dia
hanya menurut saja. Aku dudukkan dia
dikursinya. Posisinya sekarang
bersender kekursinya dengan paha
terbuka. Tampak kontolnya masih
melemas, akupun berinisitif
menyentuhnya, meraba, meremas dan
menciumnya secara perlahan, benar
saja kontol itupun berangsur – angsur
berdiri, aku mendekat dan duduk
dipangkuannya. Aku kecup dia kembali
sambil aku raba – raba dadanya yang
bidang penuh bulu – bulu halus itu. Tak
banyak suara diantara kami, hanya
desahan yang penuh nafsu. Aku
gesekkan pantatku, perlahan tapi pasti.
aku mulai merasakan ada sesuatu
yang bergerak ingin bebas dari
pantatku. Aku mendesah….ia pun tak
mau kalah….Pantatku diremasnya,
bibirku semakin dalam menerima
lidahnya yang liar, aku kesulitan
bernafas, tapi sepertinya di mengerti,
maka diapun memakai cara yang slow.
Aku goyang – goyangkan pantatku
dengan mesranya, rambutnya aku
jambak supaya menambah kesan
erotis, semakin keras desahan kami,
kami semakin bergairah. Akupun tak
mau berlama – lama lagi, aku lepas CD
kesayangan ku itu, aku mencoba naik
kepangkuannya lagi dengan
memegang kontolnya. Perlahan ku atur
pantatku turun menyentuh kontolnya
yang begitu tegang, tak lupa kontolnya
aku lumuri dengan ludah ku yang ku
kumpulkan saat kami berciuman dan
tak lupa cairan precum ku juga sebagai
tambahan pelumas. Pelan tapi pasti
lubang anusku mulai dimasuki barang
itu, dan…..aaarrghh…owh….akh….
terus…terus…dan terus…….blesss!
Akhirnya…….Aku menghela nafas
panjang, dan sejenak istirahat
mengatur posisi kontolnya dalam
anusku. Walaupun aku sedikit meringis
menahan kesakitan, tapi itu tak
berlangsung lama. Aku pejamkan
kedua mataku, aku berusaha enjoy
dan rilex…..Dan benar saja aku begitu
menikmatinya setelah aku naik
turunkan pantat ku dengan irama yang
beraturan, arrgh…arghhh…owh..enak
Pak…..ayo Pak…Please!, rintihku dengan
nakal. Dia pun begitu menikmatinya
sambil merem – melek. Jari tengahku
yang kanan aku masukkan
kemulutnya, sedangkan yang kiri asyik
melintir puting susunya. Dia begitu
menikmatinya. Posisi kami sama –
sama aktif, jika aku kelelahan
menggenjotnya, dia yang
menggantikannya, dengan posisi aku
menahan tubuhku, dan dia menggenjot
pantatku
dari bawah, sensasi yang
begitu nikmat! Saat itulah aku peluk
tubuhnya erat – erat, daun kupingnya
aku gigit dengan lembut dan mesra,
bosan yang kanan aku pindah ke kiri.
Ada kenikmatan yang begitu dahsyat
yang aku rasakan. Kami saling
menggenjot dengan ambisi nafsu yang
bergelora. Suara rintihan, desahan dan
bunyi kursi pun mewarnai untuk ikut
berperan dalam percintaan kami
hingga mendekati puncaknya aku
menggigit bahunya dan….dan
akhirnya…….”Pak…aa…akk…
aku……!”,ah…..owh..owh..owh…
yes…….yeah!
Spermaku muncrat
ketubuhnya(dada), begitu banyak,
bahkan sampai juga ke lehernya….aku
lemas, terbaring ditubuhnya,
merasakan denyut jantungnya yang
mulai tak beraturan. Selang beberapa
detik kemudian dia peluk erat tubuhku,
membuat aku sedikit kaget
dan….“aarrgghhh……
Andre…..Owh..owh….yeah…ah…
ah..ah..ah,….oh…yes…owh…yeah…
owh…..aa…aku….ke..luarr!
akh…….Andre…!
aarrrghh…. Terasa
dinding dalam anus ku seperti
ditembak, beberapa kali rasanya, bibir
anusku pun berkedut semakin rapat
menjepit kontolnya yang begitu ereksi.
Deru nafasnya memburu tak beraturan.
Saat
itulah aku sambut bibirnya
dengan lidah ku, disela –sela
kenikmatannya, aku permainkan
lidahku didalam mulutnya, menyusuri
rongga mulutnya yang hangat akan
nafasnya yang tak karuan. Selanjutnya
sperma yang menggenangi dadanya
pun aku sapu dengan lidahku dan juga
dengan telapak tanganku, ku jilati
sampai kering, aku gigit dengan lembut
puting
susunya yang menegang
menahan kenikmatan, ku kulum lagi
jari – jari tangannya nya dengan liar.
Menggenjot pelan penuh kenakalan.
Dia hanya memejam matanya saat
aku memperlakukannya begitu.
Perlahan aku lepaskan barang yang
menyesakkan dalam lubang
kenikmatanku itu, kemilau penuh sinar
yang ku lihat kontol itu diselimuti oleh
sperma yang membawa wangi yang
khas bagiku. Aku tersenyum begitu
puas, akhirnya aku bisa mendapatkan
sosok idola yang aku khayalkan
selama ini. Bisa bercinta dengannya,
memuaskannya sampai dia
kewalahan. Aku tersadar ternyata
permainan kami cukup lama
(bayangkan saja aku pulang kerumah
menjelang shubuh). Aku senang,
bahagia karena semenjak kejadian itu
aku nggak merasa takut lagi
dengannya. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Ya…dialah Bos ku, Idola ku.

Related posts