Enam Sembilan

Enam Sembilan

6 orang wanita cantik dan seksi duduk terikat di atas kursi yang terletak di tengah ruangan yang sangat besar seperti sebuah aula. Mereka telah sadar dari pingsan dan kini mengamati sekeliling ruangan itu. Di sebelah kanan mereka ada sebuah pintu yang berukuran sangat besar, sedangkan di sebelah kiri mereka ada 6 buah pintu yang berukuran normal. Di sekeliling tembok banyak terdapat angka 666 yang merupakan lambang sebuah organisasi hitam misterius terbesar di Indonesia, anggotanya merupakan orang-orang penting dan mereka lah yang mengendalikan Indonesia di belakang layar. Mereka berenam saling memandang dengan penasaran dan sedikit terkejut karena ternyata mereka saling mengenal satu sama lain. Belum habis rasa kaget mereka tiba-tiba mereka kembali dikejutkan dengan suara pintu yang terbuka dengan keras. Pintu besar di sebelah kanan mereka terbuka lebar dan dari sana keluar orang-orang yang berpakaian serba hitam serta memakai jubah yang menutupi seluruh tubuh mereka. Salah satu dari mereka mendekati enam wanita itu, tangan kanannya menggenggam beberapa buah kunci sedangkan tangan kirinya menjinjing sebuah alat yang menyerupai radio. Alat itu diletakkannya di lantai dan tiba-tiba keluar suara serak laki-laki saat ditekan salah satu tombolnya.
‘Selamat datang 6 wanita terpilih, selamat mengikuti turnamen antar selebritis wanita yang telah menginjak tahun keenam. Turnamen ini akan menguji stamina dan daya tahan kalian sebagai seorang wanita. Aturannya sangat mudah, ada 6 buah kunci yang dibawa oleh salah satu teman saya yang kini berdiri di hadapan kalian, tiap orang mengambil sebuah kunci secara acak dan gunakan untuk masuk ke salah satu pintu yang ada di sebelah kiri kalian. Setelah kalian masuk maka akan ada skenario yang harus dihadapi, siapa yang bisa melaluinya dan sampai ke pintu selanjutnya paling cepat maka akan menjadi pemenangnya, hadiah untuk pemenang telah menunggu di baliknya sedangkan yang kalah akan terkurung di ruangan mereka sampai batas waktu 6 jam berakhir. Saya sebagai pimpinan organisasi sekaligus pencetus kegiatan tahunan ini mengucapkan semoga sukses dan dengan ini saya nyatakan turnamen ini resmi dimulai.’
Suara itu berakhir bersamaan dengan menyalanya lampu di atas pintu dan menunjukkan angka-angka dari tiap pintu. Tiap pintu memiliki warna yang berbeda sesuai dengan warna lampu di atasnya. Di atasnya lagi ada huruf digital yang menyala dan berbunyi “6 hour, 6 women, 6 key, 6 door, 6 stage and 6 scenario”. 6 orang wanita itu telah terlepas dari ikatannya, mereka telah berada di depan pintu yang sesuai dengan kunci masing-masing. Setelah saling memandang satu sama lain dengan agak ragu akhirnya mereka membuka pintu di hadapan mereka dan satu-persatu masuk ke dalamnya.

########################

Peserta pertama yang masuk adalah peserta nomer tiga, dia memasuki pintu yang berwarna putih sesuai dengan warna tanktopnya. Wanita yang memiliki tinggi badan 158 cm dan berat badan 48 kg itu melangkah dengan gontai menuju ke sebuah ruangan yang ternyata sangat dikenalnya. Dibalik pintu yang dibukanya ternyata ruangan audisi Master Chef Indonesia, namun ruangan itu kosong dan tidak ada satu pun peserta yang sedang beraksi di sana. Wanita yang dikenal dengan panggilan Chef Marinka itu pun berdiri termangu di ruangan besar yang kosong, meskipun usianya sudah menginjak kepala 3 namun wajahnya masih cantik dan kulitnya putih mulus. Marinka terkejut saat pintu di ujung ruangan mendadak terbuka dan muncullah salah satu kompatriotnya, seorang Chef pria yang sudah berumur, Chef Degan menghampirinya sambil tersenyum lebar. Marinka sedikit takjub karena Degan tidak memakai setelan jas seperti biasanya melainkan hanya mengenakan celana boxer dan bertelanjang dada sehingga menampakkan dadanya yang bidang.
“Ada apa ini chef?” tanya Marinka dengan agak curiga.
“Selamat datang di ruangan MasterSex Indonesia” jawab Degan sambil tertawa lebar.
“Maksudnya?” tanya Marinka lagi.
Sebelum Marinka selesai berkata Degan telah menerjangnya hingga terjatuh ke lantai. Ditahannya kedua tangan Marinka ke atas hingga tidak bisa melawannya, namun Marinka masih belum mau kalah, dia meronta-ronta untuk mencoba membebaskan diri dari sergapan Degan. Sayangnya tenaga dari tubuh mungil Marinka tidak berarti apa-apa dibanding Degan yang tinggi dan besar. Degan mencumbu leher Marinka dengan tenang seolah tidak mempedulikan perlawanan Marinka, sementara lama-kelamaan rontaan dari Marinka semakin melemah. Degan berhenti sejenak untuk melepaskan kalung emas dan kalung warna-warni Marinka yang menganggu aksinya, Marinka mengambil kesempatan itu untuk mendorong tubuh Degan dengan kedua tangannya yang dilepaskan sesaat oleh Degan. Degan yang tidak siap dengan serangan itu terdorong sedikit dan membuat Marinka bisa melepaskan diri darinya. Untungnya dengan sigap ditangkapnya salah satu ujung rompi Marinka yang melambai di dekatnya, Marinka tidak menghiraukan itu dan terus berlari menjauh hingga rompinya tertarik sampai terlepas darinya. Marinka berlari menuju ke pintu putih yang tadi dia buka. Setelah sampai ternyata pintu itu tidak memiliki pegangan pintu, bahkan lubang kuncinya juga sudah tidak ada. Degan tertawa dari kejauhan melihat wajah bingung Marinka. Marinka kembali berlari, kali ini menuju ke arah pintu satunya tempat Degan keluar tadi. Namun kali ini Degan mengejarnya dan berhasil menangkapnya lagi sebelum dia sampai ke pintu. Keduanya tersungkur ke lantai, Degan segera menindih tubuh Marinka agar dia tidak kabur lagi. Degan kembali menahan kedua tangan Marinka ke atas hingga ketiaknya yang putih dan mulus terbuka lebar. Degan menjilati ketiak Marinka yang sedikit basah oleh keringat, dengan ganas dijilatnya kedua ketiak Marinka bergantian hingga menjadi semakin basah. Marinka hanya bisa berteriak-teriak minta tolong dan minta ampun. Jilatan Degan kini sudah menjalar ke bagian leher, salah satu tangannya melepaskan tangan Marinka dan beralih ke arah dada Marinka. Marinka menggunakan tangannya yang terlepas untuk memukul dan melawan serangan Degan, tapi tentu saja Degan tidak menghiraukannya, tangannya malah asyik meremas payudara Marinka dari balik tanktopnya. Lidah Degan kini menyusuri belahan dada Marinka yang terlihat menggiurkan, kedua tangan Marinka kini telah terlepas karena kedua tangan lebih memilih untuk menyusup ke dalam tanktop Marinka. Ditariknya bra Marinka hingga terlepas dan dibuangnya bra yang berukuran 34b itu ke lantai. Meskipun melawan rupanya Marinka tersulut nafsu juga, terbukti dari puting payudaranya yang menjeplak di tanktop putihnya. Segera saja Degan menghisap puting Marinka dengan liar sementara kedua tangannya masih meremas gunung kembar Marinka.

Marinka yang telah terbuai oleh birahinya hanya diam menikmati setiap perlakuan dari Degan, tanpa terasa tanktop putihnya telah terlepas dan memperlihatkan kedua payudara indahnya beserta kulit tubuhnya yang putih dan mulus. Degan telah menyusuri tiap inci tubuh Marinka bagian atas, kini dia ingin beralih ke bagian bawah. Dia pun beralih ke bawah dan mencoba membuka celana pendek Marinka. Namun Marinka seakan tersadar kembali, dengan cepat ditendangnya perut Degan hingga dia terjatuh ke belakang. Marinka bergegas menuju ke pintu tanpa mempedulikan tubuh bagian atasnya yang terbuka, kedua payudaranya berguncang mengikuti hentakan kakinya. Marinka segera membuka pintunya dan dibaliknya telah menunggu dua orang pria yang sudah sama-sama tidak memakai pakaian sama sekali. Yang satu berwajah agak Chinese dan berkulit putih, satunya lagi berwajah garang dengan tubuh penuh tattoo, mereka adalah Chef Arnold dan Chef Juna. Mereka berdua segera menyeret Marinka dan membawanya kembali ke tengah ruangan. Degan tertawa melihat wajah ketakutan Marinka yang kembali kepadanya dengan diseret oleh dua orang laki-laki. Marinka kembali terbaring di lantai, Arnold dan Juna memegangi kedua tangannya dengan erat. Degan berjongkok di hadapannya dan melepaskan celana pendek dan celana dalamnya yang berwarna putih juga. Kini Marinka benar-benar telanjang bulat, sama dengan keadaan 3 laki-laki itu. Vagina Marinka yang ditumbuhi rambut-rambut halus di sekitarnya segera dilahap oleh Degan, sedangkan Arnold dan Juna berbagi payudara Marinka. Ketiga pria itu menjamah setiap daging mulus Marinka dengan penuh nafsu, Marinka yang tidak kuasa melawan hanya bisa pasrah. Degan meminta kedua rekannya untuk minggir sebentar untuk memberinya ruang. Dibaliknya posisi tubuh Marinka hingga seperti bayi yang mau merangkak. Dalam sekejap dihujamkan penisnya yang telah menegang ke dalam vagina Marinka yang telah basah kuyup dari belakang. Degan memulai aksi doggystyle-nya dengan cepat dan membuat Marinka sedikit terengah-engah keenakan. Arnold turun ke bawah tubuh Marinka dan memainkan kedua payudara Marinka yang bergelantungan. Satunya diremas dengan tangan dan satunya dilahap dengan mulutnya. Juna yang masih berdiri mendekati wajah Marinka dan mengarahkan penisnya ke dalam mulut mungil Marinka. Dijejalkannya penisnya yang berukuran paling besar diantara mereka bertiga hingga Marinka sedikit tersedak. Marinka tidak kuasa lagi menahan rangsangan yang dideranya, berulang kali dia mendesah keenakan dan vaginanya telah beberapa kali mencapai klimaksnya namun belum ada tanda-tanda kapan mereka bertiga akan menghentikan permainannya.

#######################

Farrah Quinn

Peserta kedua adalah peserta nomer empat yang berada tepat di sebelah kanan Marinka. Dia masuk ke pintu berwarna coklat yang senada dengan warna tanktop dan juga warna kulitnya. Wanita ini kenal cukup dekat dengan Marinka dan kebetulan mendapat pintu yang berdekatan juga. Wanita ini seumuran dengan Marinka, hanya saja dia memiliki postur lebih tinggi dan lebih besar. Wanita yang juga seorang chef terkenal ini memasuki ruangan yang gelap gulita, dengan perlahan dia berjalan dan meraba-raba ke arah tembok untuk mencari saklar lampu. Wanita yang dikenal dengan nama Farah Quinn ini terkejut karena tiba-tiba lampu menyala sebelum dia menemukan saklarnya. Dua orang laki-laki tak dikenal telah berada di sampingnya dan menyeretnya ke atas meja. Empat orang muncul dari balik pintu berwarna putih di ujung ruangan. Dua orang tak dikenal dan dua orang yang sangat dikenal dan dicintainya, suami dan anaknya. Mereka berdua diikat di atas kursi oleh dua orang tak dikenal yang baru datang itu dan mulut mereka diplester, mereka menatap sedih ke arah Farah sementara kedua orang itu bergabung bersama dua orang lainnya yang berada di dekat Farah. Keempat orang itu memakai jubah hitam dan hanya menampakkan wajah mereka. Dua orang berwajah lokal, seorang bule berkulit putih dan seorang negro.
“Siapa kalian?” hardik Farah kepada mereka.
“Kita rekan kerja suamimu” sahut pria gundul berwajah lokal.
“Mau apa kalian?” teriak Farah kepada mereka yang semakin mendekatinya.
Mereka berempat tidak ada yang menjawab pertanyaan Farah melainkan malah menyergap Farah bersamaan. Farah dibaringkan di atas meja bundar besar, kedua tangannya dicekal oleh si bule sementara si negro menahan kedua kakinya. Si gundul mengeluarkan gunting dari balik jubahnya, sedangkan pria satunya yang berambut gondrong mengeluarkan cutter. Si gundul menggunting celana jins pendek Farah hingga terlepas dan memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna hitam dan berenda. Si gondrong menggunakan cutternya untuk memotong tanktop coklat Farah dan terlihat pula bra hitam yang membungkus gundukan montok di dada Farah.
“Wah, lumayan nih, 34c” teriak si gondrong setelah melihat bra Farah.
“Gak usah banyak omong, langsung sikat aja” ujar si gundul cepat.
Si gondrong segera memotong bra hitam Farah hingga gundukan payudaranya menyembul keluar dan terbebas dari penutupnya, hampir bersamaan dengan si gundul yang menggunting celana dalam Farah dan membuat vagina Farah yang dipenuhi rambut lebat disekitarnya menjadi terekspos. Pakaian Farah berserakan di lantai sementara tubuhnya terbuka lebar tanpa tertutup sehelai kain pun. Farah meneteskan air mata melihat pandangan sedih dari suami dan anaknya, dia berteriak memaki-maki mereka berempat. Empat pria itu tidak mendengar teriakan Farah karena mereka asyik menikmati pemandangan indah tubuh telanjang Farah di depan mereka. Si gondrong segera melumat kedua payudara Farah dengan rakus bersamaan dengan lidah si gundul yang telah menjelajahi lembah kenikmatan Farah. Awalnya Farah berteriak-teriak memaki mereka berdua, namun lama-kelamaan teriakan itu berubah menjadi desahan kenikmatan. Farah tak kuasa menahan serangan dari duet si gundul dan si gondrong yang beraksi menjebol pertahanannya. Setelah menghujani sekujur tubuh Farah dengan remasan dan jilatan akhirnya duet gundul-gondrong pun bertukar posisi dengan si bule dan si negro. Keduanya membuka jubah hitam mereka dan ternyata mereka tidak memakai apapun di baliknya. Penis si negro yang berukuran di atas rata-rata segera menyodok liang Farah yang terbuka di hadapannya. Awalnya agak kesulitan masuk namun dengan sedikit goyangan akhirnya penis si negro berhasil menembus liang Farah yang agak becek. Si negro menggenjot vagina Farah dengan perlahan seolah menikmati iramanya. Di depannya, si bule yang berwajah cukup tampan sedang asyik melahap bibir Farah yang sensual dan menggoda. Farah yang memang sudah terkena percikan asmara pun membalas ciuman si bule. Mereka berdua berciuman dengan ganas, kedua lidah mereka saling berpaut dan beradu dengan sengit hingga menimbulkan suara kecipak yang cukup keras. Kedua tangan si bule tidak mau kalah, keduanya beradu melawan gundukan kembar Farah yang kenyal, diremasnya dengan lembut senada dengan tusukan si negro.

#############################

Lain tempat lain cerita, peserta ketiga yang masuk adalah peserta nomer satu yang telah melewati pintu berwarna merah yang terletak di pojok kiri. Peserta ini juga mengenakan pakaian yang sewarna dengan pintunya. Dia mengenakan gaun panjang selutut tanpa lengan, dengan masih mencangklong tasnya dia menuju ke dalam ruangan yang agak remang-remang dan berbau tidak enak. Wanita cantik yang usianya hampir mendekati kepala tiga itu memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 50 kg. Posturnya yang ideal ditambah dengan kulitnya yang putih dan mulus melengkapi wajahnya yang sedikit Chinese. Wanita yang dikenal dengan nama Magdalena ini sering menghiasi layar kaca dengan wajah cantik dan tubuh indahnya. Dia masih berjalan melewati koridor ruangan yang cukup panjang dan agak gelap. Perlahan namun pasti akhirnya dia sampai di ujung koridor, lampu menyala terang dari ruangan di ujungnya. Lena masuk ke ruangan itu dan langsung terkejut sampai jatuh ke lantai. Sesosok makhluk aneh berdiri di hadapannya, kelihatannya merupakan kombinasi antara manusia dengan gurita. Seonggok kepala menempel di tubuh kecil yang tidak memiliki tangan dan kaki melainkan tentakel panjang yang ujungnya berbentuk seperti penis manusia namun lubang di ujungnya bisa membuka dan menutup seperti menghisap udara.
“Kamu pasti terkejut dengan wujudku ya?” teriak makhluk itu kepada Lena.
“Iya, siapakah,, eh, apakah kamu?” tanya Lena dengan wajah ketakutan.
“Aku adalah salah satu hasil percobaan dari organisasi 666 yang berhasil” jawab makhluk itu sambil tertawa terbahak.
Lena terdiam membisu, banyak sekali pertanyaan yang berputar di kepalanya namun tidak ada satu pun yang bisa dikatakannya. Lena hanya duduk mematung di hadapan makhluk itu. makhluk itu berhenti tertawa, wajahnya menyeringai seperti wajah pemburu yang bertemu mangsanya. Dengan cepat dua buah tentakelnya melesat ke arah Lena dan menarik tubuh Lena mendekatinya. Lena yang kaget dengan tarikan mendadak itu mencoba berteriak namun dalam sekejap salah satu tentakel makhluk itu membungkam mulutnya hingga suaranya tidak keluar sama sekali. Dua buah tentakelnya yang menyeret Lena tadi sekarang mengangkat kedua tangan Lena ke atas sampai tubuh Lena melayang di udara. Dua tentakel lain kini membelit kaki Lena yang meronta-ronta di udara mencari pijakan. Dua tentakel lain mendarat di tanah dan menjadi pijakan makhluk itu, sementara satu tentakel yang tersisa menjelajahi tubuh Lena dan berhasil melepaskan semua pakaiannya. Lena melayang di udara dalam keadaan bugil, empat tentakel mencengkram kaki dan tangannya dengan erat. Sebuah tentakel yang tadinya menutup mulut Lena kini menyepong payudara Lena yang berukuran 34D bergantian. Lubang tentakel yang agak besar itu membuka dan menutup seolah menghisap payudara Lena. Saat membuka seolah mengulum sebelah payudara Lena, saat menutup lubangnya seukuran dengan puting Lena yang berwarna merah kecoklatan dan seolah sedang menjepitnya. Mulut Lena yang telah terbebas kini melenguh keenakan saat kedua payudaranya dikerjai oleh tentakel itu. Tentakel satunya yang tadi merobek-robek pakaian Lena kini berkutat di sekitar selangkangan Lena yang mulus tanpa ada rambut sedikitpun. Tentakel itu bergerak perlahan seolah mengusap sela-sela paha Lena, Lena mulai menggelinjang saat tentakel itu menghisap vaginanya, makin lama makin keras hisapannya sampai Lena mengerang keras membebaskan birahinya. Beberapa kali vagina Lena mengeluarkan cairan kenikmatannya hingga daerah sekitarnya sedikit becek. Tentakel itu kemudian menyusup ke liang vagina Lena perlahan, Lena menjerit histeris bahkan sampai pingsan saat tentakel itu memasuki lembah kehangatannya.

#################################

Di tempat lain peserta nomer dua juga telah memasuki pintunya. Pintu berwarna biru langit yang berkilau. Peserta yang satu ini diculik saat berada di ruang ganti, alhasil dia hanya mengenakan celana dalam pink bertali saja dan tanktop ketat warna abu-abu. Wanita yang menjadi peserta termuda ini masih berumur 25 tahun namun tubuhnya tidak kalah seksi dibanding yang lain. Wanita yang akrab dipanggil Aura Kasih ini memiliki tinggi 170 cm dan berat 50 kg, payudaranya yang montok berukuran 34d menjeplak di tanktopnya. Aura berjalan dengan hati-hati memasuki ruangan yang terang benderang. Ruangan itu kosong dan tidak ada apa-apa di sekitarnya, di ujung satunya ada dua buah pintu yang membuka secara bersamaan saat Aura mencapai tengah ruangan. Dua makhluk aneh muncul di hadapan Aura, bagian atasnya tubuh manusia dan bagian bawahnya adalah tubuh kuda, lengkap dengan penisnya yang berukuran luar biasa. Tanpa basa-basi dua manusia berwajah kembar itu menerjang Aura yang masih berdiri kebingungan, dalam sekejap Aura telah kehilangan semua kain yang membungkus tubuhnya. Dua centaur itu bergerak sangat cepat sampai Aura tidak sempat lagi berkata apa-apa. Yang dia tahu mereka berdua telah berbagi tugas untuk menjamah tubuhnya, satunya bagian atas dan satunya bagian bawah. Aura sama sekali tidak memberikan perlawanan dan malah menikmati setiap rangsangan dari kedua centaur yang berwajah kembar dan memiliki penis yang sama-sama ekstra. Tanpa sadar Aura telah berada dalam posisi doggystyle dengan satu centa menyodok vaginanya dari belakang sambil menepuk pantat sekalnya, sementara yang satunya menghujam mulutnya dengan penis berukuran abnormal sambil meremas kedua payudara montoknya yang menjuntai ke bawah. Puting payudara Aura yang berwarna merah kecoklatan telah menegang, rambut-rambut halus di sekitar vaginanya juga telah basah kuyup terkena campuran cairan Aura dan salah satu centaur. Aura mulai kehabisan tenaga melayani kedua centaur itu, namun sayangnya keduanya sama sekali tidak merasa lelah, bahkan belum ada keringat yang mengucur dari mereka. Aura dengan terpaksa terus menerima serangan mereka berdua.

#############################

Baby Margaretha

Di pintu kelima yang berwarna hijau rumput masuklah peserta lain yang tidak kalah menarik. Wanita yang satu ini adalah seorang model pendatang baru yang cukup terkenal. Dengan ukuran tubuh 165-50 dilengkapi dengan payudara 36c membuat tubuhnya terlihat padat dan berisi. Wanita yang bernama Baby Margaretha ini diculik saat berada di lokasi pemotretan, usianya masih 29 tahun namun pengalamannya sebagai model cukup banyak. Dia sering berpose seksi di majalah-majalah pria dewasa namun tidak ada yang tahu kalau dia masih perawan dan bahkan belum pernah punya pacar. Baby masuk ke dalam ruangan yang ternyata sebuah lapangan rumput yang cukup luas, baby berjalan menuju sebuah pohon besar yang rindang dan di sana ada seorang anak kecil yang sedang duduk. Baby telah berada di depan anak kecil itu dan ternyata dia seorang laki-laki, dia agak ketakutan saat melihat Baby mendekatinya. Baby yang tidak pernah dilihat seperti itu menjadi penasaran dan mencoba berbicara dengan anak kecil itu.
“Dek, kenapa takut sama mbak?” tanya Baby.
“Pakaian mbak aneh” jawab anak itu.
“Aneh apanya?” tanya Baby lagi sambil duduk di sebelah anak itu.
“Aku gak pernah liat pakaian kayak gitu soalnya” jawab anak itu lagi.
“Ini pakaian dalem dek, emang begini kok” sahut Baby lagi.
“Aku boleh megang gak mbak?” tanya anak itu.
“Boleh aja dek” jawab Baby sambil tersenyum.
Anak kecil itu meraba-raba pakaian dan tubuh Baby perlahan, tanpa sadar Baby merasakan hawa aneh menjalar di tubuhnya, dia menikmati setiap sentuhan anak kecil itu sambil memejamkan mata, tanpa sadar ternyata seluruh pakaiannya telah dilucuti oleh anak kecil itu hingga dia telanjang bulat. Saat Baby membuka mata ternyata anak kecil itu telah hilang dan berganti menjadi lima orang pria dewasa yang telah asyik menjamah tiap jengkal tubuh montok Baby. Baby yang telah terpacu birahinya tidak memikirkan apa-apa lagi selain kenikmatan yang baru dirasakannya. Mereka berlima tersenyum saat melihat vagina Baby mengeluarkan darah saat disodok oleh salah satu penis mereka. Mereka menjadi semakin ganas melumat tubuh montok Baby, sementara Baby hampir tidak sadarkan diri dan terbuai oleh rasa nikmat yang dideranya.

#######################

Ruangan terakhir bernomer enam yang terletak di pojok kanan berwarna hitam kelam. Seorang wanita berkerudung masuk ke dalamnya, dengan memakai kacamata hitam dan tas hitam. Pakaiannya yang serba tertutup tidak mampu menyembunyikan tubuhnya yang montok. Dengan ukuran tubuh 160-50 namun payudaranya berukuran 36d dan terlihat mencuat dari balik kemeja lengan panjangnya. Meskipun sudah berumur namun kecantikan dari istri tersangka kasus suap ini masih memancar. Sefti Sanustika berjalan santai memasuki pintu hitam itu dan ternyata di baliknya ada sebuah terminal bus yang tidak begitu besar, hanya ada sebuah bus di sana. Sefti segera bergegas menuju bus itu dan menaikinya. Di dalamnya sudah ada banyak penumpang yang memenuhi tempat duduk, sebagian tampak berdiri di tengah. Sefti ikut berdiri di bagian belakang bus dan bus pun melaju pelan seolah tadi hanya menunggu kedatangan Sefti. Satu jam telah berlalu, bus masih melaju menyusuri jalan dan tidak terjadi apa-apa pada diri Sefti. Sementara teman-temannya yang lain telah mengikuti scenario mereka masing-masing. Marinka telah dihajar oleh tiga orang chef rekannya sendiri. Marinka kini berada dalam posisi terjepit diantara tiga pria, Arnold yang berada di bawahnya menyodok vaginanya dari bawah, Juna berada di belakang Marinka dan menusuk anus Marinka dengan penisnya yang besar, sementara Degan yang telah puas menikmati kedua lubang tadi kini sedang di-oral dengan ganas oleh Marinka. Rekan Marinka yang berada di sebelah ruangannya, Farah tengah kesulitan melayani nafsu empat orang pria sekaligus, kini gantian suami dan anaknya yang menangis melihat Farah keenakan melawan empat orang yang berbeda-beda itu. Di ruangan pertama Lena masih tidak sadarkan diri setelah dihajar oleh monster tentakel, cairan tentakel yang berbau amis menyebar di sekujur tubuhnya. Di ruangan kedua Aura sedang menikmati detik demi detik bersama dua centaur tampan berwajah kembar berpenis besar. Sementara di ruangan kelima Baby sudah tidak sadarkan diri di tengah kepungan lima buah penis dari berbagai sudut. Sefti melihat jam tangannya dan tidak terasa sudah dua jam berlalu, seorang kernet menghampiri Sefti dan bertanya kepadanya.
“Mau kemana mbak?” tanya kernet itu.
“Gtw mas, saya pengen pulang tapi gtw ini sekarang dimana” sahut Sefti pelan.
Kernet itu tidak berkata apa-apa lagi tetapi malah menggerayangi punggung Sefti. Sefti ingin berteriak tetapi tiba-tiba dia seperti kehilangan suara, dia ingin melawan tetapi seketika tenaganya serasa hilang. Dia pun hanya berdiri seperti patung dan membiarkan kernet itu meraba punggungnya. Semua penumpang yang lain seperti tidak bisa melihat mereka berdua dan membiarkan saja kernet itu meraba tubuh Sefti. Tangan kernet itu perlahan bergerak ke depan, tubuhnya mendekat ke tubuh Sefti dan memeluknya dari belakang. Kedua tangannya meremas payudara montok Sefti yang masih terbungkus kemeja. Sefti ingin melawan tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa seperti tidak punya kuasa lagi atas tubuhnya.

Kernet itu telah mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya dan merobek bagian depan kemeja Sefti sehingga kedua payudara besarnya yang terbungkus bra hitam pun menyembul keluar. Tangan kernet itu menyusup ke dalam dan melepaskan bra hitam Sefti sehingga gundukan payudaranya yang berukuran 36d terbebas dari sarangnya. Kedua putingnya yang berwarna coklat agak kehitaman pun terlihat jelas oleh penumpang yang berada di depannya, namun penumpang itu tidak bereaksi apa-apa seolah tidak melihatnya. Kernet itu tidak berhenti sampai di sana, kini dia melorotkan legging hitam Sefti hingga ke mata kaki, dia sedikit terkejut karena ternyata Sefti tidak memakai celana dalam sehingga bagian bawahnya kini terpampang jelas. Pantatnya yang sekal membusung tepat di depan penis kernet itu, dengan cepat kernet itu membuka celananya hingga penisnya terbebas dan segera menyusup ke sela pantat Sefti. Bersamaan dengan masuknya penis kernet itu ke dalam vagina Sefti tiba-tiba seolah keadaan menjadi normal kembali. Suara dan tenaga Sefti telah kembali, begitu juga kesadaran para penumpang di dalam bus yang semuanya laki-laki. Pria di depan Sefti tepat segera menjilati vagina Sefti yang terpampang di depan wajahnya, bekas-bekas rambut yang dicukur membuat daerah sekitar vagina Sefti sedikit geli dan kini menjadi basah terkena liur dari pria itu. Pria lainnya seolah antri di sekeliling Sefti untuk bergantian menikmati tubuhnya. Dan tanpa terasa semua pria dalam bus telah bergantian menikmati setiap lubang yang dimiliki Sefti, semua pria itu terkapar tak berdaya di tempat duduk masing-masing, sementara Sefti masih berdiri di tempatnya semula walau dalam kondisi tubuh yang acak-acakan. Tak terasa hampir 4 jam berlalu, lima orang peserta telah terkapar tak sadarkan diri di tempat masing-masing sementara Sefti masih berdiri tegak di dalam bus. Bus berhenti di sebuah terminal, Sefti turun meninggalkan para pria yang tergeletak penuh kepuasan di tempat duduk masing-masing. Sebuah pintu yang menyala menunggu Sefti di ujung terminal. Dengan semangat Sefti menuju ke sana dan membuka pintu itu. Dibaliknya sudah menunggu beberapa orang berjubah hitam, ada sebuah piala dan secarik kertas yang berada di atas meja di tengah ruangan. Dua orang berjubah hitam mendekat ke arah meja dan membuka tudung mereka. Seorang lelaki tua yang berwajah familiar dan seorang pria yang sangat dikenal oleh Sefti berada di sana. Suaminya Ahmad Fathanah terseyum menghampirinya sambil memberikan piala emas besar dan secarik kertas. Sefti membaca tulisan di piala yang berbunyi “The Strongest Women in Indonesia”, dia sedikit tersenyum dan mengedip ke suaminya. Kemudian dia membaca secarik kertas yang dibawakan suaminya itu, dia sangat terkejut sambil memandang ke lelaki tua di belakang suaminya. Kertas itu bertuliskan “Selamat, anda menjadi istri kesembilan dari Eyang Subur”,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts