Buy Cell Phone Games and Accesories

 

kali ini menceritakan pengalaman Sexss dari Gatra yang menceritakan kisah mesumnya ketika dia masih duduk dibangku kelas 5 SD dengan Kakak sepupunya. Pada suatu hari ketika Gatra menginap di rumah Bude-nya hanya berdua dengan Melani ( anak perempuan Bude Rini). Saat itu suasana rumah yang kosong, menimbulkan fikiran mesum di fikiran Gatra.

Gatra mendapatkan ide untuk mengajarkan cara cebok yang benar kepada Melani, dengan alasan dia pernah membaca buku tentang kesehatan Wanita. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Dewasa Contoh Cebok Yang Benar

Kisah Ini adalah cerita Sexss sekaligus cerita lucu yang pernah saya alami. Saya berfikir, di umurku yang baru 11 tahun terlalu dini untuk mengenal sexs. Panggil saja nama saya Gatra. Ketika itu saya masih kelas 5 SD, di umur saya yang baru 11 tahun itu, entah mengapa saya mempunyai gairah sexs yang berlebihan. Sampai suatu saat ketika saya libur sekolah, saya selalu menginap di rumah Bude-ku, sebut saja dia Bude Rini.

Bude Rini ini mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Melani. Melani ini mempunyai wajah yang cantik, berkulit putih, dan bertubuh langsing tapi padat. Pada hari itu, kebetulan rumah Bude-ku sedang sepi, saat itu hanya ada saya, karena memang Bude berpesan padsaya untuk menjaga rumahnya. Sekitar pukul 10.00 pagi, saya Bbi-ku pergi dan saya mulai berada dirumah sendiri.

Para pembaca sekalian pastilah sama dengan saya, diumur 12 tahun pastilah belum mengerti sepenuhnya tentang sexs. Dulu di usisaya yang baru berumur segitu, saya sudah sunat karena saya merasa bentuk Junior ( Penis )-ku yang bentuknya sangat lucu, tak jarang saya sering menggesek-gesekkan Junior ( Penis )-ku, pada tembok rumah, bantal, guling ataupun kasur.

Disuansana itulah saya merasakan nikmat, yang rasanya geli-geli gimana gitu.wkwkwk. Dengan seringnya saya melakukan hal tadi, ternyata kebiasaan yang saya anggap sebagai kelucuan itu, ternyata secara berlahan hal tadi telah merusak masa kecil-ku dan hal itu ternyata membuat saya klimaks.wkwkwk… Sampai pada siang itu, sekitar jam 12 siang, terdengarlah suara bel dari luar pintu.

Karena mendengar Bel, disusul dengan suara teriakan suara wanita saya-pun bergegas untuk membukakan pintu, lalu dia berkata

“ Siapa yang dirumah, tolong dong cepet bukain pintunya !!! ”, teriaknya dengan buru-buru.

“ Ada aku Mel, Gatra… ya… bentar… ini aku mau bukain pintunya ”, kataku sembari meuju kearah pintu.

Setelah saya sampai didepan pintu dan membukakan pintunya lalu,

“Awas Gatra… Misi… misi… !!! aku kebelet pipis nihh… ”, katanya lagi.

Lalu Melani-pun masuk kedalam rumah dan buru-buru pergi ke Toilet. Tidak kusangka anak seumur Melani tidak bisa menahan pipis, ketika dia baru sampai di depan toilet, Waduhhh… ternyata dia Pipis sebelum sampai kekamar mandi,hahaha… saat itu membuat air kencingnya membasahi CD dan rok yang dipakainya. Hahaha, dasar Melani.

“ Hahaha… udah gede masih ngompol… hahaha…”, kataku sembari tertawa.

Saat itu Mel hanya terdiam dan berwajah malu, ketika saya mengolok-nya, lalu dia berkata,

“ Gimana dong ini Tra, huh… basah semua nih rok aku… hu… hu… ? ”, katanya padsaya.

“ Udah kamu tenang aja ”, kataku menenamgkanya.

Kemudian saya mendekati Mel lalu dengan santainya saya melepaskan roknya dan kusuruh dia untuk melepaskan CD-nya karena basah terkena air kencing,

“ Udah sekarag kamu lepas CD kamu trus bersihin Meki (vagina) kamu sana !!! ”, kataku lagi.

Lalu Melani-pun bergegas masuk kamar mandi untuk membersihkannya dengan air dan mengusap dari arah anjus ke arah Meki (vagina)-nya yang saat itu belum tumbuh bulu Meki (vagina) sama sekali alias bersih. Ditengah dia sedang membersihkan Meki-nya seketika saya mempunyai ide nakal dan saya mengatakan,

“ Mel kamu tahu nggak kalau cara cebok kamu salah ”, kataku membodohinya.

“ Apana-nya yang salah Tra ? ”, katanya dengan wajah bingung.

“ Kalau cara cebok kamu seperti itu salah Mel, kalau kayak gitu kuman dari dubur kamu nanti masuk ke Meki kamu dan nanti jadi nanti Meki-nya kotor ”, kataku meyakinkan Melani .

Saya mendapatkata-kata itu dari buku milik ibunya, benar-benar bermanfaat sekali buku itu,wkwkwk… Lalu,

“ Terus aku harus ceboknya gimana nih Tra biar nggak kotor Meki aku-nya ? ”, tanya Melani serius.

Seketika itu saya-pun mendekat dan mempraktekan dengan menyentuk Meki Melani, dan,

“ Kayak gini nih yang bener, sini saya contohin !!! ”, kataku sembari menyentuh Mekinya.

Lalu saya jongkok di hadapan Melani, lalau mengambil segayung air oleh tangan kananku dan tangan kiri-ku menyentuh Meki (vagina)-nya,

“ Kayak gini nih caranya, enak kan ? ”, kataku sembari membasuhkan air dan menarik tangan kiriku dari Meki (vagina)-nya menuju ke Duburnya.

Saat itu melakukan sampai 6 kali basuhan. Setelah itu dia berdiri dan segera mengeringkan Mekinya dengan handuk lau berganti baju. Mungkin ketika saya cebokin Meki (vagina)-nya, Melani merasakan sesuatu ( geli-geli merinding gimana gitu). Saya berfirasat seperti itu, karena ketika saya memegang Meki ( vagina )-nya dia terdiam dan hanya saat saya membasuh Mekinya dia sedikit gelingsutan.

Lalu Melani keluar dari kamar dengan keadaan sudah berganti baju dan mengenakan rok pendek serta baju sederhana. Lalu dia pun menghampiriku.

“ Tra, kalau yang barusan nggak apa apa kan? Nggak ada penyakitnya kan? ”, tanya polos.

“ Kayaknya sih aman Mel. Kalau menurutku lebih amanya lagi kalau saya periksa lagi deh Nis, gimana ??? ”, kataku dengan akal baru, wkwkwk.

“ Udah ah, nggak usah ”, katanya.

Ketika itu suasana begitu membosankan, lalu Melani tiba-tiba berkata

“ Tra, aku bosen nih, masak mainnya kayak gini terus, mainan yang lain-nya yuk! ”, ajaknya.

“ Emangnya mau main apaan Tra ? ”, tanyaku.

“ Kita main Dr.ter-Dr.teran aja yuk ah !!! ”,katanya.

Sampai pada akhirnya saya-pun menyetujuinya. Ketika itu ada sejenis lampu belajar, namun mempunyai efek apalah namanya, kayak bio energy Lantern (bukan iklan, hanya memperjelas). Saya berpura pura menjadi Dr.-nya dan dia menjadi pasiennya. Ketika itu saya memakai alat itu yang sejenis Bio Energy Lantern. Kusuruh dia berbaring, lalu saya sinari dia dari atas hingga bawah.

“ Tidak ada masalah kataku ”, kataku layaknya seorang Dr.

Kemudian saya meminta Melani berbalik dengan posisi tengkurap, lalu saya mulai menyinarinya lagi ( kayak Dr. lagi nyecan gitu). Sejenak saya hentikan dibagian pantatnya,

“ Wah.. ada masalah nih ”, kataku.

“Ada masalah apa nih Dr. ? ”, tanya Melani.

“ Kayaknya penyakit yang ini akibat cara cebok yang tidak benar Ibu”, jawabku.

“ Masak Dr, coba deh Dr. periksa dulu, dan tolong sembuhkan penyakit saya ya Dr. !!! ”, jawab seolah-olah dia seperti sakit serius.

Lalu saya meminta dia berbaring lagi dan saya memakaikan selimut hingga lehernya,

“ Gini ya Ibu, Kita harus operasi biar penyakit Ibu hilang ”, kataku

Saat itu dia tidak menjawab, hanya gerakan kepalanya yang mengangguk tanda setujunya Melani untuk di operasi. Lalu saya mulai mempermainkan peranku. Kubuka lebar selangkangannya dan kuangkat sedikit lututnya. Lalu saya mulai memainkan jariku di mulut Meki (vagina)-nya, saya menyentuh bagian seperti biji kecil di bagian atas Meki-nya (mungkin ini Clitorisnya).

Lalu saya mempermainkan biji itu untuk sesaat, saya tekan, usap, pencet, di puter, tampaknya ia kegelian karena hal itu, sehingga selimut yang menutupinya terbuka dan jatuh disisi tempat tidur, sehingga dia dapat melihat saya yang sedang bekerja ini, namun dia tidak melarangnya, bahkan sepertinya ia ingin lagi, karena dia menggerak-gerakkan pinggulnya.

Sehingga jariku saat itu yang asalnya berada di Clitorisnya terpeleset dan jatuh ke dalam lubangnya.

Namun hal itu berhasil kucegah, sehingga jariku tidak masuk ke dalam lubang Meki (vagina)-nya, lalu,

“ Gimana dengan keadan saya sekarang Dr. ? ”, tanyanya.

“ Gini Ibu, ini penyaki nampaknya berasal dari dalam”, kataku.

“ Oh begitu ya Dr., ya sudah tolong lanjutkan Dr. !!! ”, katanya.

Tanpa ragu saya memulai kembali tugasku, saya memainkan Buder Meki (vagina)-nya yang masih muda, masih segar, masih perawan, dan sudah terbawa nafsu, karena kulihat Budernya merekah dan terlihat seperti basah-basah. Lalu saya masukin jari telunjukku itu ke dalam lubangnya secara perlahan-lahan, soalnya waktu itu saya masih tsayat kalau terjadi apa-apa padanya, bisa bisa saya di hajar sama Bude saya.

Ketika saya memasukan jariku, kulihat dia menikmati penetrasi jariku, namun mungkin karena kurang basah, saya tanpa sengaja menyentuh selaput daranya, dengan seketika ia menutup selangkangannya.

“ Aow… aduh Dr., sakit Dr.… tolong jarinya jangan terlalu dalam masuk-nya ”, katanya.

Seketika itu saya-pun meminta maaf pada Melani. Kemudian saya meneruskan gerakan mengeluar masukan jariku pada Meki Melani namun belum sepenunya masuk, hanya ujung jari saja. Ketika itu nampak Melani mjulai menggelinjang kecil seperti merasa keenakan. Setelah itu dia tergeletak lemas dengan keadaan masih merasakan kenikmatan yang kuberikan ini, Mungkin saat itu dia sudah Kimaks.

Ketika hendak kucabut jariku itu, dengan cepat tangannya menarik kembali tanganku menuju Meki (vagina)-nya, tampaknya ia ketagihan dan masih bertenaga. Lalu kumulai kembali tugasku, dengan awalan yang baik, dan lebih dalam dari pada sebelumnya, tetapi tidak hingga mengenai selaput daranya, karena saya ingin dia tetap perawan. Setelah kurang lebih 6 menit, tampaknya dia telah Kimaks lagi.

Saat kucabut jariku, terlihat basah dan ada semacam bau yang masih kurang jelas baunya (mungkin ketika itu dia masih kecil). Terdengar suara klakson mobil, dengan segera saya melap jariku dan membangunkannya dengan cara menusuk Meki (vagina)-nya hingga mengenai selaput daranya, namun tidak hingga robek.

“ Aduh Gatra, tadi sakit banget tahu, kamu ini jail banget yah… huh… ”, katanya.

“ Itu orang tua kamu sudah pulang! Jangan tidur terus! nanti disangka kita habis ngapa-ngapain lagi !!! ”, perintahku.

Untung saja dia menurut dan dia mulai berjalan dengan agak lemas, mungkin karena lemas karena Kimaks. Kami berduapun menyambut kedatangan ortunya Melani. Sesudah itu, Melani tidak pernah berceMelani kepada siapapun, bahkan kepada kedua orang tuanya. Sesudah kejadian itu-pun, kami masih sering melakukan hal serupa, karena saya tidak berani memasukan Junior ( Penis )-ku ke Meki (vagina)-nya.

Jika permainan itu ingin di mulai, biasanya dia yang meminta, atau pun kadang saya yang memintanya, dan dia biasanya hanya menikmati apa yang dirasakannya. Bahkan waktu itu saya puas memainkan Meki ( vagina ) cewek, soalnya dia hanya terbaring terdiam dan membiarkan saya bekerja sepuasnya. Bahkan saya pernah memasukkan benda yang kecil, dan kuambil kembali keluar.

Kami juga pernah di rumah kosong yang akan dijual, karena tidak ada siapapun disana, dia mengajakku kesana dan saya-pun mengikutinya dan memulai acara kami berdua. Seperti biasa saya hanya memainkan jari-jariku di Meki (vagina)-nya, dan mencegah nafsuku membobol Meki (vagina)-nya, karena dia masih perawan. Ketika itu saya masih belum mengetahui tentang menjilat kewanitaan wanita, makanya tidak kulakukan hal itu.

Dia cukup puas dengan pelayananku selama ini, walaupun saya masih mencari pengalaman. Pernah saya melakukannya di kursi sofa miliknya. Saat itu Melani berbaring disudut sofa dan saya sudah mengetahui tentang menjilati Meki ( vagina ), dan setelah kupikir-pikir, sebaiknya melakukan hal itu di kamar mandi agar tidak becek ke mana-mana dan mudah membersihkan diri.

Kuajak dia ke kamar mandi, lalu kusuruh dia untuk duduk di kloset. Lalu saya membuka celana dan bajunya sehingga dia berada dalam keadaan telanjang bulat. Ketika melihat hal itu untuk pertama kalinya, Junior ( Penis )-ku berereksi dan menonjol di celana pendekku, dan Dia hanya bertanya,

“ Kita habis ini ngapain lagi Gatra? ”, tanyanya.

“ Tenang aja, biar aku kerja! ”, kataku.

Kemudian saya-pun mulai berlutut di depannya, tepatnya wajahku berada persis di depan Meki-nya. kemudian saya mulai menjilati Meki ( vagina )-nya tanpa merasa jijik sedikitpun. Saat itu Melani-pun tampaknya menikmati hal tersebut. Mulailah saya menjilati dengan konstan, sehingga Buder Meki ( vagina )-nya sketika itu merekah merah. Saat itu saya dapat melihat Clitorisnya yang mulia membesar.

Walaupun tidak begitu besar, saat itu saya menjilat dan memainkan Clitoris Melani dengan lahap-nya. sesekali saya menggigit kecil Clitorisnya, lalu saya mengulum-nya dan menyodok lubangnya dengan lidahku. Sehingga saat itu Melani menggelinjang nikmat dan sampai padaakhirnya dia Kimaks beberapa kali. Saat itu juga tubuhnya langsung loyo dan melemas.

Walaupun saya tidak ML dengan Melani, Diusisaya yang baru menginjak 12 tahun saya dan Melani sungguh melewati batas akal sehat seorang anak-anak. Hal itu sering kulakukan bersama Melani, dan pebuatan kami-pun tida diketahui oleh Budeku atau Ibu Melani. Selesai.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Facebook

Twitter
Google+PinterestVimeoRSS
Templateism Wallpapers Hack Wfi wallpapers Koon Hack blogger templates

Koon Hack Blogger Templates

Related posts