Keluarga yang Konyol

Part I : Kota Ketiga Dalam Hidupku

Hal yang paling aku benci adalah menunggu dan hal tersebut terjadi sekarang di saat pesawat yang akan membawaku ke Jakarta mengalami delay lebih dari 1 jam. Hari ini aku akan pergi menuju jakarta untuk menuntut ilmu disana, orang tuaku menitipkan aku pada saudaranya di jakarta, ini merupakan kali keduanya aku di titipan sebelumnya di titipan kepada saudara ibuku semasa SMP di kota Jombang, Jawa Timur. Disana aku disuruh masuk pondok pesantren agar aku memiliki akhlak yang terpuji dan sekarang aku dititipan lagi ke jakarta untuk melanjutkan sekolah SMA disana.

Aku mungkin terlihat sangat penurut tapi sebenarnya aku hanya malas berdebat dengan orang tuaku apalagi dengan papaku yang sangat keras terhadap pillihannya, tidak ada satu orang tua pun di dunia yang mau menjerumuskan anaknya hal itulah yang membuatku untuk terus mengikuti kemauan kedua orang tuaku. mereka selalu beralasan untuk mendidikku supaya tidak terlalu manja terhadap orang tua dan tidak selalu mengandalkan orang tua, mereka ingin aku berhasil dengan jerih payahku sendiri tanpa bantuan orang tua, seperti diketahui aku adalah anak pertama dan aku memiliki adik perempuan, dan keluargaku merupakan keluarga yang terpandang dan kaya raya di kota pahlawan.

Suryadharma merupakan nama dari kakekku yang telah tiada, beliau memiliki 3 orang anak yaitu Retno Suryadharma, Teddy Suryadharma, dan Teguh Suryadharma. dari ketiga saudara itu hanya papaku yang tinggal disurabaya dan meneruskan usaha kakek, sedangkan Om teguh memilih untuk menjadi anggota kepolisian dan tanteku Retno seorang pengacara dan sekarang tinggal di kota Jogjakarta.

“Pesawat DelayAir dengan nomor penerbangan KC022T telah siap untuk di berangkatkan, bagi penumpang harap segera memasuki jalur yang sudah ditentukan”, suara tersebut sentak membangunkanku dari tidurku, dengan sedikit lemas dan malas aku pun menuju pesawat untuk penerbangan ke jakarta, seperti biasa tak ada satu orang dari keluargaku yang mengantarkan kepergianku, orang tuaku terlalu sibuk terhadap kerjaannya.

Sebelum aku menaikin pesawat tak lupa aku BBM Om teguh “Om aku sudah berangkat, mungkin sampai bandara soetta pukul 15:30 sore”,

tak lama berselang Om teguh pun membalas “Ok bro, nanti yang jemput tante rahma yaa.. soalnya om ada urusan mendadak, maaf yaa”,

aku membalasnya dengan singkat “no problem”.

Sudah lama sekali aku tidak melihat Tante Rahma mungkin sudah 3 tahun, dalam pikirku apakah Tante masih sama seperti dulu dengan muka judesnya yang menyebalkan itu,

“Hari yang sangat membosankan” ujarku.

Sesampainya aku di bandara Soetta aku pun menelepon Tante Rahma,

“Hallo Tante Rahma !”, ucapkan dalam telepon.

“iya.. ini siapa yaa ??”, tanya tante dengan nada sinis. Seperti yang kuperkiraankan, sangat judes dan sinis, serasa bicara dengan seorang musuh.

“Ini Nathan Tante, saya sudah sampai di bandara soetta dan sekarang ada di pintu keluar, saya memakai baju warna putih dan jaket abu-abu”, jelasku kepada tante.

“kamu lurus saja ke arah jalan parkiran, tante di dalam mobil jazz warna putih, cepet ya” singkat jawabnya.

dan “tut.. tut.. tut…” telepon pun di matikan oleh tante. “monster macam apa wanita ini, sangat menyebalkan”, ujarku pelan.

Tanpa pikir panjang aku pun lansung menuju lokasi mobil tante, setelah ketemu mobilnya aku pun memasukan barang bawaanku di bagasi mobil dan setelah itu aku pun duduk di kursi belakang mobil.

“heh.. duduk depan sini, emang tante supir kamu apa”, ujar tante dengan sedikit kasar.

“Maaf tante, saya ga ada maksud seperti itu”, jawabku gugup.

Setelah duduk di kursi depan aku pun menjulurkan tanganku untuk mencoba berjabat tangan dengannya tapi tante acuhkan kan jabatan tangaku itu,

“ahh.. sudahlah kalau ga mau ya udah, dasar monster”, ucapku dalam hati.

Tidak terasa ternyata aku sudah 1 jam di dalam mobil dan belum juga sampai rumah, dan selama itu pula kita berdua hanya berdiam diri saja tanpa adanya obrolan yang berarti. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa tante begitu galak dan tak ramah kepadaku, sesekali aku mencoba melirik tante mencoba memperhatikan penampilannya yang begitu kharismatik dengan kemeja kerja lengan pendek warna biru gelap dan rok mininya terlihat seksi, terlihat bagaimana paha putih mulus dari belahan roknya dan bagaimana bentuk lekukan dari roknya yang begitu ketat sehingga pantat dan pahanya begitu terlihat besar dan seksi.

Tiba-tiba tante membetulkan spion tengah mobil dan di saat itu pula terlihat dengan jelas bentuk ketiak dan warna BH yang di pakai tante, tante memakai BH warna putih terlihat jelas tapi sayang payudaranya tidak terlihat tapi yang paling menarik perhatian adalah daerah sekitar ketiak tanteku dimana sangat putih tapi ada sedikit rambut yang tumbuh dan ada sedikit cairkan di ketiaknya, mungkin itu adalah keringatnya tapi entah kenapa hal sejorok itu malah membuat nafsu birahiku tambah menggelora, kupandangi secara detail sampai aku pun membayangkan hal-hal yang aneh.

Sekelebat ayunan tangan mengayun di depan mataku

“heh.. lihat apa kamu”, bentak tanteku.

Mampus aku terlalu asyik melototin ketiak tante jadi gak sadar kalau tante tau kelakuanku,

“anu tante.. maaf, tante”, jawabku dengan ketakutan.

Dengan tidak mempedulikanku dan sangat acuh tante diam aja dan melanjutkan untuk pokus menyertir mobilnya. Tidak kebayang apa yang bakal terjadi bila tante cerita kepada Om, ahh sudahlah bilang aja kalau lagi ngelamun, itulah gerutuku dalam hati dengan sedikit gemetaran.

“Tante ini masih lama yaa sampai kerumah”, ucapku pelan.

Semoga aja hal ini bisa mencairkan suasana, walaupun rada males juga menghadapi sifat monsternya itu.

“sejam lagi… mungkin”, singkat jawabnya.

Seperti dugaanku jawaban yang singkat padat dan memuakan terlontar dari mulutnya.

Ngomong-ngomong soal Tante Rahma, beliau merupakan wanita karir dan ibu rumah tangga dengan satu anak yang sudah dewasa, tentang sifatnya memang sangat menyebalkan bahkan sangat kontras dengan sifat Om teguh yang begitu ramah dan asyik banget. Tante rahma ini walaupun usianya sudah 42 tahun tapi bentuk badannya menurutku sangat bohai atau bisa di bilang padat berisi sesuai lah dengan tinggi badannya yang sekitar 165cm, rambut panjang dengan warna sedikit blonde (maklumlah orang berduit), dengan memakai kacamata alah eksmud terlihat jelas bahwa wanita ini adalah wanita karir, mengenai parasnya seh biasa-biasa aja tidak sesuai seleraku mungkin bisa dibilang cantiknya karena putih doank (coba kulitnya gelapan dikit, pasti jelek) tapi kharismanya lah yang bicara dan yang membentuk paras dan laku begitu sangat dikagumi.

Akhirnya penderitaanku berakhir sudah, sampai juga di rumah Om teguh setelah perjalanan panjang selama 2,5 jam.

“puj.. puji ! bantu nathan dan tunjukin kamarnya”, sedikit teriak si tante kepada pambantunya.

Setelah parkir mobil di garasi si tante langsung masuk tanpa sepatah kata terucap darinya untukku, dalam hatiku cuma bilang mungkin dia marah gara-gara kejadian di mobil tadi. Tak lama beselang muncullah seorang wanita membantu itu menurunkan barang bawaanku dan mengantarku ke kamar.

“Makasih ya mbak !”, ujarku santun.

“iya mas.. sama-sama”, jawabnya dengan menunduk.

Dia pun keluar dan aku sendiri di kamar, ku coba memperhatikan setiap sudut kamarku secara detail. kamarnya lumayan besar dan ada kamar mandi didalamnya, ranjang yang empuk, lemari ada 1 tapi sangat besar dengan cermin seukuran badan kita, ada sofa kecil di dalam kamar tapi tidak ada televisi dan AC nya pun rusak, aku pun berjalan menuju kamar mandinya ternyata ada shower dan bak mandi yang cukup besar untuk tiduran dan berendam, di sisi lain ada toilet untuk buang air besar, kamar ini hampir mirip kamar di hotel berbintang, dan di samping ranjang ada jendela yang langsung menghadap ke taman kecil dan kolam ikan.

Setelah rapi-rapi pakaian, kamar dan mandi, aku pun bersantai sejenak di kamar sambil melepas lelah, tak di sangka waktu sudah menunjukan pukul 19:45 malam. Seseorang membuka pintu kamarku yang tidak terkunci karena memang sedang rusak kuncinya,

“hi.. lama tak jumpa, kawan.. apa kabar !”, ucap dari orang tak asing lagi.

“Hi.. om, kabarku baik om!”, jawabku gembira.

Kitapun bertemu kangen dan bercakap-cakap layaknya teman yang lama tak jumpa, memang seperti itulah Om ku yang satu ini, begitu hangat dan care terhadapku. Akhirnya Om mengajakku untuk keluar dan makan malam bersama dengan anggota keluarganya, disana sudah menunggu Tante Rahma dan kita pun makan malam bersama dengan sedikit canda tawa sebagai bumbunya, seperti biasa Tante begitu judes sekali terhadapku, kukira di depan Om ku tante bakal sedikit ramah sikapnya terhadapku tapi tidak sama sekali. dan Om ku pun juga masa bodoh akan hal tersebut, dia santai saja mengajakku ngobrol dan bercanda sembari juga candain istrinya yang mirip monster itu.

 

Part II : Kebiasaan Orang Rumah

Wow… gila sudah jam 09:30, hari gini aku baru bangun tidur apa yang bakal di pikirin oleh Om dan Tante kalau tau akan hal ini. Tidak biasanya aku bangun se-siang ini, aku pun buru-buru bangun dan langsung mandi secepat mungkin dan membereskan kamar tidurku. Aku memang sangat mandiri dari dulu, apapun yang berhubungan dengan kegiatanku bakal aku kerjakan sendiri supaya memiliki rasa tanggung jawab. Aku pun keluar kamar dan rumah terlihat sangat sepi, hanya ada seorang mbak-mbak yang sedang memasak di dapur.

“mbak, sedang apa ??”, tanyaku.

“lagi masak air mas”, jawabnya pelan.

“orang rumah pada kemana ya mbak ?? sepi amat nih rumah”, lanjutku.

“udah pada berangkat kerja semua mas”, jawabnya lagi.

“jam berapa biasanya berangkat mereka ??”, tanyaku lagi.

“kalau Tuan 6:30 sudah berangkat, kalau Nyonya jam 09:00”, jawabnya lagi.

aku pun pergi mengelilingi rumah kediaman om yang cukup besar ini, ada kolam renang di belakang ada saung juga di ujung kolam renang, dan aku tiba di samping kamarku yang terdapat kolam ikan dan ada taman kecil. Aku pun duduk santai di kolam tersebut, dan tak lama kemudian mbak yang tadi terlihat membawa ember berisi air panas menuju ruangan di deket taman kecil sampai kamarku, ohh ternyata ruang itu kamar mandi dan si mbak tadi masak air untuk mandi air hangat. aku pun pergi meninggal tempat tersebut takut di kira ngintip karena posisiku hanya berjarak 8m dari kamar mandi itu.

Menaiki tangga untuk menuju lantai 2 dari rumah itu, aku pun sampai di ruang kosong yang lumayan besar dan terdapat tali-tali yang memanjang dan beberapa bak untuk pakaian, mungkin ini adalah tempat jemuran. aku berjalan menuju ujung untuk melihat keadaan di bawah, lokasi tempat jemuran ini tepat di atas kamarku. aku pun melihat-lihat pemandangan dari atas dan tanpa ku sadari aku bisa melihat kamar mandi yang di masukin si mbak tadi, ada lubang yang cukup besar di atap kamar mandi itu sehingga aku bisa melihat jelas si mbak yang sedang melepaskan pakaiannya, pikiranku pun campur aduk dan binggung harus pergi atau stay disini untuk menikmati pemandangan ini. Aku sembunyi di balik dinding pembatas untuk mengintip si mbak agar tidak ketahuan, dan si mbak pun merasakan ada yg memperhatikan sehingga dia melonggok ke atas dan untungnya dia tidak melihatku karena terhalang dinding.

Aku coba perhatikan lagi ternyata dia sudah melepaskan semua pakaiannya, ku coba perhatikan secara detail lekuk tubuhnya, dia pun menguyur badannya dengan air dan kemudian membasuhnya dengan sabun, di olesnya sabun tersebut ke lehernya, kemudian ke buah dadanya yang lumayan besar lalu di putar-putar buah dadanya tersebut dengan menggunakan sabun, terlihat dia sangat telaten sekali memutar-mutar buah dadanya tersebut kemudian dia basuh tangannya dan di angkatlah tangannya ke atas lalu dia basuh ketiaknya dengan sabun. Sial apa yang terjadi dengan otakku, kenapa setiap kali aku melihat ketiak seorang wanita pasti cepat sekali burungku tegang, apakah aku mengalami kelainan sex, ahh sudahlah aku hanya ingin menikmati moment ini.

“Puj.. puji, tolong bawa masuk belanjaan ibu di mobil”, Teriakan tante terdengar.

Dengan tergesa-gesa aku pun segara turun dan menuju kamarku dan berharap tidak ada yang melihat kelakuanku hari ini.

“Puji kamu dimana ??”, teriak lagi si tante karena suaranya tidak terdengar oleh si mbak puji.

aku pun berpapasan dengan tante saat menuruni tangga, kaget bercampur takut dan deg-degan,

“tante.. sudah pulang ??”, tanyaku gugup.

“lihat si puji ?”, tanya balik si tante.

“tadi lagi masak air di dapur tante”, jawabku spontan.

dengan mengodorkan kunci mobil ke arahku, “bawa masuk barang belanjaan yang ada di mobil !”, suruhnya.

Dasar monster, ga bisa sopan dikit apa kalau nyuruh kalau bukan istri Om ku udah aku perkosa kamu, sangat jengkel sekali ngelihat tante yang satu ini tapi mau apa dikata sekarang aku tinggal di rumahnya jadi harus nurut. Kubuka pintu mobil tante dan mengambil barang belanjaannya, karena penasaran apa yang di beli dan berapa harga aku pun iseng membuka barang-barang belanjaannya.

Betapa kagetnya aku setelah tau barang belanjaan tante ada obat kuat, lingerie, dan baju-baju cosplay aku pun berpikir apakah ini semua pasti untuk berfantasi dan obat kuat ini adalah bukti kuat kalau Om/tante sangat ingin berfantasi tapi tenaga Om tidak mampu untuk meladeni sehingga harus pakai Dopping. dalam hatiku pun tertawa terbahak-bahak, dasar orang tua sudah tapi masih aja belum terpuaskan juga hasrat sex nya. Otak isengku pun bermunculan, aku buka salah satu lingerie tanteku dan aku jilatin sampai basah setelah itu aku masukan lagi agar terlihat normal.

“Tante ini belanjaannya mau di taruh dimana ??”, tanyaku.

dengan bermain handphonenya tante menjawab, “taruh aja di meja..”.

ku taruh belanjaannya di meja dan aku pun pergi ke kamar tidurku, dari pada ngeladeni tante yang ada malah emosi. sampai di kamar aku mulai memikir semua kejadian hari ini, mulai dengan mengintip si mbak puji dan melakukan kejahilan kepada tante. pikiran kotorku pun bermunculan, mungkin belanjaan tante tadi akan di gunakan nanti malam, ternyata Om dan tante sangat suka dengan fantasi sex dan orang yang suka dengan fantasi sex maka bisa dipastikan gairah mereka sangat tinggi, mengingat rutinitas Om dan tante yang begitu sibuk dan sering pulang malam mungkin obat kuat itu adalah solusinya. tapi orang yang memiliki gairah berlebihan sangat dekat dengan perselingkuhan, apakah mungkin Om atau Tante ada yang berselingkuh. ahh pikiran apa ini yang ada di otakku, ngapain juga aku mikirin hal sebodoh ini.

tok.. tok.. tok.. pintu kamarku ada yang mengetuk dan aku pun bangun dari tempat tidur untuk membuka pintu,

“ohh.. si mbak, ada apa mbak ??”, tanyaku.

“di panggil sama nyonya mas”, jawabnya.

Duuuaaarrrr… dalam sekejap pikiranku jadi kacau apa mungkin aku ketauan kalau salah satu lingerie tante aku jilatin sampai basah, aku benar-benar ketakutan setengah mati, aku pun memberanikan diri untuk menghadap ke tante, dengan tampang yang judes tante melirikku lalu berkata,

“duduk sini kamu”, suruh tante.

“yaa.. ada apa tante”, tanyaku sambil duduk di depan tante.

“Hp kamu ada GPS nya gak ?”, tanyanya.

“ada tante, emang ada apa tante ?”, sautku.

“catat ini koordinatnya, kamu pergi kesana beli’in tante sup buntut, nih duitnya. naik taxi aja biar ga nyasar !”, jelas si tante.

bengong serasa ga percaya, aku baru pertama kalinya ke jakarta dah di suruh beli sup buntut yang letaknya aja ga tau ada dimana, cuma modal GPS doank tapi ya sudahlah itung-itung biar tau dunia luar, aku pun ganti baju dan segera pergi membeli pesanan untuk si tante.

Setelah mendapatkan sup buntut pesanan tante aku pun pulang, perjalanan yang memakan waktu hampir 3jam membuatku jenuh, sesampai di pagar rumah ada mobil jazz putih dan bmw hitam, mungkin itu mobil si Om teguh dan dia sengaja pulang cepat. aku masuk ke dapur dan menaruh pesanan tante di dapur lalu aku pun menuju kamar tante untuk memberitahu kalau sup nya sudah dateng tapi tanganku di tarik oleh si mbak puji,

“mas mau kemana ?”, tanyanya.

“ke kamar tante, ngasih tau kalau pesenannya sudah dateng”, jawabku.

dengan nada pelan si mbak puji berucap, “udah mas ga usah, biar nanti saya saja yang ngasih”.

aku pun pergi meninggalkan mbak puji tanpa banyak tanya, tapi dalam pikiranku menaruh banyak kecurigaan, terutama mobil bmw yang terparkir di luar, jika itu om kenapa om tidak mencariku, apa mungkin om lagi main dengan tante sekarang, tadi tantekan habis belanja, hahahahahha… pikirku pun tertawa terbahak-bahak.

tanpa sadar aku pun BBM Om teguh, “ehm… asyik nih”, tulisku.

tak lama berselang Om pun membalas, “Asyik apa nih maksud.. kerjanya, kalau kerjaan bikin pusing dari tadi nemeni atasan keliling jakarta”, jawab Om ku.

sejenak pikirku pun berhenti, lalu mobil bmw di depan itu mobil siapa, tanpa babibu aku pun mengendap-endap naik ke lantai 2 ke tempat jemuranyang tadi buat ngintip si mbak puji, sesampai disana aku pun mencari jalan supaya bisa mengintip ke arah kamar tante tapi setelah mengitari tempat itu tidak ada jalan lain, kalau lewat tangga utama pasti ketauan mbak puji karena si mbak ada ada di dapur.

Pikiran tentang tante rahma yang berselingkuh telah merasuki otakku, oleh karena itu aku harus membuktikannya, tak lupa aku membawa HP ku untuk merekam kejadian ini dan akan ku beritahukan kepada si Om teguh bila ini benar-benar terjadi. karena tidak adanya jalan lain di tempat jemuran pakaian, aku pun turun kembali tapi sebelum turun terdengar suara, “kreeeeekkk… “, suara pintu kamar mandi. ku lihat kebawa ternyata ada mbak puji sedang di kamar mandi, pikiranku langsung ga karuan bagaimana ini ngintip mbak puji apa melakukan investigasi terhadap tante.

tanpa banyak pikir aku pun merekam kegiatan mbak puji di dalam kamar mandi itu, ternyata di luar dugaanku si mbak puji masturbasi dengan melihat video porno di dalam handphone yang dia genggam. sedikit gambaran tentang mbak puji, tinggi badannya 155-160cm, kulitnya sawo matang, chubby dan terlihat gemesin, buah dadanya sedeng lah tapi badannya berisi banget, pantatnya besar dan terlihat seksi, rambutnya panjang sebahu berwarna hitam, usianya bekisar 25-28 tahun. Tak disangka ternyata gairah sex mbak puji tinggi juga, di bukanya kaos oblong yang dia kenakan dan kemudian di bukalah BH nya, dia remas-remas payudaranya dengan melihat video porno di handphonenya, kemudian dia plorot celana dalam nya tanpa membuka roknya terlebih dahulu, kini posisi duduk di washtuffle tangan kanan meremas payudara dan tangan kiri memegang handphone, posisi kakinya kini dia renggangkan dan dia angkat tinggi sampai ke bak mandinya, tubuh bersandar ke tembok, dan kini tangan kanan dia arahkan ke arah vaginanya, dia elus pelan-pelan klitorisnya sambil sekali-kali di lumuri dengan ludahnya, aku pun sangat terangsang oleh adengan ini, melihat ekspresi wajah yang mendesah-desah dan menggairahkan membuatku tidak bisa menahan libidoku.

Sangat bernafsu sekali aku melihat mbak puji dengan ekspresinya yang sangat menggoda, terlihat sangat manis dan tak lama kemudian mbak puji berteriak “Aaaahhhh…” sampai terdengar olehku teriak itu, begitu menggoda tanda bahwa mbak puji sudah orgasme, aku lanjutkan merekam kejadiaan itu sampai mbak puji tergulai lemas di lantai kamar mandi sambil meremas-remas payudaranya. Aku sudahi saja sebelum ketahuan dan saat mbak puji masih tergulai lemas aku pun mencoba naik ke lantai 2 ke kamar tante rahma untuk melanjutkan investigasi, dengan mengendap-ngendap aku naik lewat tangga utama dan sesampainya aku di lantai 2 aku di buat binggung di mana kamar tante soalnya ada 2 kamar di lantai atas, aku coba mencari tempat sembunyi dan kutemukan ruang sempit di balik rak sepatu dan aku sembunyi di balik rak tersebut sambil mengamati 2 kamar yang terkunci tersebut.

10 menit setelah aku sembunyi ternyata tante rahma keluar dari kamar yang dekat dengan jendela luar, dan satu hal yang membuatku tercenggang adalah tante keluar hanya menggunakan lingerie warna merah, salah satu lingerie yang ada di belanjaannya tadi, dia pun menuju lemari es di ruang keluarga di lantai 2, tubuh yang sangat indah, begitu putih dan mulus walaupun sudah berumur 42 tahun tapi masih terawat dengan baik, payudaranya lebih besar dari punya mbak pujisangat sintal, benar-benar terawat dan terbentuk dengan sempurna, pantat tantepun terlihat besar, semok, dan sangat padat. hal ini membuat aku menelan ludah sendiri, dan aku pun tak lupa untuk merekam kejadian ini.

Disaat bersamaan saat tante sedang minum, keluar lah seorang pria muda dari kamar tante, dari tampilannya pria ini seperti anak kuliahan, dia pun menuju ke arah tante dan langsung memeluk tante dari belakang, sambil berkata,

“aku pulang dulu sayang, takut nanti keponakanmu balik dan melihat kita”, ucap tuh cowok.

“baiklah.. terimas kasih untuk hari ini”, balas tanteku.

“besok lagi yaa.. aku ga bakal ngalah lagi”, ucapnya menggoda.

“paling mentok kamu tuh 3kali.. setelah itu udah deh bobo manis, hehehe… besok jangan disini say.. aku takut kalau keponakanku tau”, jawab tanteku.

“baiklah.. beri aku salam perpisahan”, ujar tuh cowok dengan sedikit merayu.

tantepun membalik tubuh dan kita mereka berhadap-hadapan, mereka kemudian beradu mulut dan bercumbu, tangan si cowok pun meremas-remas pantat tante yang sangat sintal itu, tantepun membalas dengan membelai-belai lehar dan daerah sekitar telingan si cowok, mereka begitu lihai bermain, tapi hal ini tidak berlangsung lama mereka mengakhiri adegan tersebut dan si cowok pergi meninggalkan tante tanpa di antar oleh tante, tantepun kembali ke kamar tidurnya.

Related posts