BAHTERA RUMAH TANGGAKU

EPISODE 1

Halo para Suhu,
Kali ini saya ingin merepost salah satu cerita dewasa dari sanji vins-bone yang menurut saya lumayan menarik
Jadi mohon maaf bila ada salah kata

“Sinta bangun sayang” kataku sambil mengelus pipi wanita yang telah mengisi hidupku selama 4 tahun ini. Ia tengah terlelap sambil memeluk tubuhku. Namaku Dimas, seorang pria berumur 28 berwajah biasa saja dengan fisik biasa saja, namun tinggiku sedikit diatas rata rata dengan tinggi badan 1,83 M. Sedang wanita yang sedang menggeliat akibat elusan tanganku pada pipinya adalah sinta seorang wanita cantik dengan tubuh sexy berkulit putih berumur 27 tahun ini adalah istriku.
Parasnya yang cantik selalu menjadi pemandangan awal aku mengisi hari hariku. Aku begitu beruntung mendapatkan istri seperti dia yang mau menerima aku yang bisa dibilang bukanlah lelaki tampan, apa lagi kaya karna aku hanyalah lulusan smk dibidang analis kimia dan sempat bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang batubara namun 3 tahun lalu akibat krisis banyak karyawan itu yang dipecat akibat tambang perusahaan itu yang terpaksa ditutup. Membuatku menjadi pengangguran hingga sekarang. Padahal selama aku mengabdi selama 4 tahun sejak aku lulus smk disana, aku telah menjadi seorang supervisor lab namun dengan jabatan yang kupegang akupun tak luput dari pemecatan.

Selama 3 tahun ini sinta bekerja menjadi sekretaris di sebuah perusahaan dan hasil jerih payahnya menjadi sumber kehidupan kami. Terkadang aku malu pada istriku karna aku yang hanya bisa tinggal dirumah akibat belum ada satu perusahaan pun yang menerima lamaran kerjaku. Mengasuh anak kami yang berumur 2 tahun yang saat ini tengah terlelap di ranjang khususnya terletak disamping tempat tidurku. Dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

“jam berapa sayang” kata sinta dengan suara parau sambil memandangku sayu

“udah jam 6 sayang bangun gih, keburu jemputan kantor datang kamukan lama mandinya haha” candaku sambil menowel hidung mancungnya

“hihi lama mandikan biar bersih sayang” balasnya sambil tangannya mengelusi pipiku sambil tertawa kecil. “maaf yah sayang semalem aku kecapean jadi nggak bisa menuhin janji buat ngelayanin kamu” sambungnya lagi

“nggak apa kok sayang udah mandi sana”perintahku pada sinta

“kasi aku waktu 20 menit” kata sinta, membuatku sedikit bingung

“maksudnya sayang?” tanyaku

Sinta tak menjawab ia bangkit dan kemudian mencium bibirku. Tangannya memeluk kepalaku sambil jari jarimya bermain dirambutku
“hweh awasw twelat nwantwi muach muach’” kataku disaat kami berciuman ingin ku melepaskan diri. Namun sinta menahan kepalaku

Dengan perlahan sinta menidurkan tubuhku yang tengah duduk setengah berbaring di ranjang. Ia kemudian menaiki tubuhku dan menindihnya, mulutnya kini asik menciumi dan menjilati leherku membuatku menggelinjang geli. Ia lalu bangkit menduduki selangkanganku. Membuka gaun tidur transparannya dengan menariknya keatas. Saat tangannya ia angkat keatas terpampanglah ketiak mulusnya. Dengan tersenyum nakal ia menggodaku dengan meremas payudara bercup 34 bnya.

Ia ternyata tidur hanya memakai celana dalam dibalik gaun tidurnya. Tangannya lalu mengelus pelan dadaku yang sedikit kurus terus naik keleherku. Ia lalu menurunkan tubuhnya menjilati putingku. Sinta memang selalu lebih dominan saat kami bercinta. Inipun kuketahui saat malam pertama kami. Ia adalah type wanita yang sangat agresif dan liar saat berhubungan badan.

Aku kemudian membalikan badan membuatnya terjatuh di sisi kananku, giliranku kini yang menindih tubuhnya. Kedua bukit kembarnya mulai kukerjai. Sebelah kanan kuremas sedangkan yang sebelah kanan aku isap. Karna sinta kini telah berhasil membangkitkan nafsuku

“sshh ahh,uuhh”, sinta mendesis menahan nikmat yang kuberikan pada payudaranya
Tanganku kemudian mengelusi perutnya lalu turun menuju sela sela pahanya, tepat di depan mulut miss v nya yang masih tertutupi celana dalam merah . dapat kurasakan celana dalamnya mulai sedikit basah akibat vagina sinta yang mulai lembab. Kumasukkan tanganku kedalam celana dalamnya dan mulai mengelusi vaginanya mengikuti garis bibir kemaluannya.

“aghh ahh” desah sinta saat jari tengahku mulai kucolokkan masuk kedalam vaginanya, mengorek ngorek dan mengocoknya dengan perlahan, tangan sinta tak tinggal diam masuk kedalam balik celana kolorku, berusaha menggapai penisku yang berukuran standar 14 cm yang sudah mulai ereksi sejak bangun tidur tadi.

Aku kemudian menarik turun celana dalamnya berusaha melepaskan pembungkus liang senggama istriku itu, genggaman tangan sinta pada batang penisku terlepas karna aku bergerak turun menjauhi jangkauan tangannya sambil menarik celana dalamnya

Setelah terlepas akupun mulai membuka lebar kedua kaki sinta dan duduk diantara 2 kakinya, ia mengangkang membentuk huruf M, aku kemudian menundukkan kepalaku dan mulai menjilati vagina istriku

“ahh jilat sayang , terus iyahh ituuhh itilnya juga uuhh” erang sinta saat lidahku secara liar mulai menjilati kemaluannya hingga ke klitorisnya yang mulai membengkak dan membesar. Tangan sinta ,meremas remas rambutku pahanya mulai bergerak mencoba menjepit kepalaku. Tak lama kemudian kurasakan cairan vagina sinta makin banyak merembes keluar, pahanya menjepit kepalaku dan pinggulnya terangkat keatas. Nampaknya sinta sudah mendapatkan klimaksnya.

Setelah pahanya tak lagi menjepit kepalaku. Aku menarik diri sambil berusaha mencari udara segar, akibat kesusahan bernapas tadi. Sinta memandangiku dan memberikanku isyarat untuk berbaring disampingnya. Ia lalu bangkit dan menarik celana kolorku dengan sekali hentakan. Penisku langsung mengacung tepat dibawah wajahnya. Ia kemudian menggenggamnya dan mulai mengocok secara perlahan membuatku sedikit menggelinjang

Sinta lalu memasukkan penisku kedalam mulutnya, menjilati kepala tongkolku. Harus kuakui sinta sangat lihai dalam mengoral penisku, terkadang ia melahapnya hingga mentok, terkadang hanya menjilati kepalanya sambil mengocok batangnya. Hanya sebentar dia mempermainkan penisku dengan tangan dan lidahnya. Ia lalu setengah berdiri bertumpu pada lututnya mengangkangi tubuhku. Ia menggenggam penisku, mengarahkannya ke liang senggamanya.

“blessh” akhirnya kemaluan kami menyatu. Sinta secara perlahan mulai menaik turunkan badannya diatas selangkanganku. Kepalanya mendongak keatas, tangannya bertumpu pada dadaku. Tanganku pun tak tinggal diam meremas bukit kembarnya

“ahhh uuhh” desah sinta

“ouughh enak sekali memekmu sayang” kataku

“uhh ahhh sshhh kontolmu enak juga kok say ahh sshh” ucapnya sambil menaikkan tempo genjotannya

Aku terkadang meraba bongkahan pantat istriku yang bulat ini, lekuk tubuhnya benar benar bagai bidadari, pantas saja terkadang teman teman smaku yang kadang mampir kerumah begitu mengagumi bentuk tubuh istriku ini. Aku tau karna terkadang mereka memandangi sinta seperti menelanjanginya.

“oughh ahhh ahhh” erangan sinta makin terdengar keras akibat iya yang melonjak lonjak diatas selangkanganku, memberi rasa nikmat pada batangku yang keluar masuk di vaginanya

“uuh pelan pelan sayangg ahh nanti nina uhh bangunn, ah” kataku memperingatkan sinta agar memelankan suaranya takut anakku terbangun karena suaranya

Sinta kemudian memutar badannya membelakangiku sambil tetap penisku menancap pada tubuhnya. Ia kemudian secara cepat menggoyang pinngulnya terkadang naik turun terkadang bergoyang kedepan dan belakang. Aku yang gemas kemudian bangkit memeluknya dari belakang sambil meremas payudaranya. Rambutnya kusampirkan kekiri. Kunikmat tiap genjotan sinta sambil memejamkan mata. Selang tak lama kurasakan laharku akan keluar, dinding vagina sinta kurasakan juga mulai berkontraksi meremas penisku.

“ahh aku mau keluaarr sayangg” erangku
“barengan sayang uuhh oughh” kata sinta
“ahhh keluarr saayanngg” teriakku
“uuhhhhhh sshhh” hanya itu yang keluar dari mulut sinta

“crott croott” beberapa kali aku menembakkan sperma sambil mengejat ejat menumbuki pantat sinta yang telah berhenti bergerak diatasku. Kepalaku kusandarkan pada lehernya, sembari mengatur nafasku yang terengah engah

Saat aku menarik kembali kepalaku yang bersandar ada hal aneh yang kulihat di tengkuk sinta seperti bekas memerah akibat gigitan serangga, atau seperti bekas cupangan yang terlihat sedikit samar. Baru saja aku ingin menanyakannya sinta sudah bangkit dan segera turun dari ranjang, meraih handuknya dan menuju kamar mandi.
Kutengok jam memang sudah hampir jam setengah tujuh. Aku kemudian bangkit meraih tisu yang ada diatas meja dan membersihkan penisku. Kemudian memakai celana kolorku.Aku kemudian segera menuju dapur lalu mulai memasak nasi goreng untuk sarapan aku dan sinta

Tak sampai 20 menit nasi goreng buatanku pun sudah jadi dan sudah kuhidangkan diatas meja makan. Sembari menunggu sinta aku kemudian membuat kopi dan menyalakan sebatang rokok, selang 20 menit istrikupun datang memakai kemeja putih, blazzer hitam dengan rok span ketat yang menutupi setengah pahanya. Riasan wajahnya makin mempercantik istriku rambutnya ia biarkan tergerai di punggungnya

“lama amat sih sayang mandinya” tegurku sembari menghembuskan asap rokok dari mulutku

“ihh kan harus bersih, aduh ngerokok lagi masih pagi pagi juga ih” kata sinta sambil mengibas ibaskan tangannya mencoba menghalau asap rokokku yang akan menerpa wajahnya

“heheh iya deh aku matiin cerewet amat ini nyonya “ kataku sambil tersenyum jahil.

“udah makan dulu tuh sebelum pak karto datang slurrpp”. Himbauku pada sinta sambil mulai menyeruput kopiku

Pak karto ada supir kantor yang ditugaskan oleh pak hendra, bos sinta untuk mengantarkan dan menjemput istriku dari rumah. Awalnya aku menyarankan agar sinta menolak namun setelah kupikirkan lagi. Yang kami punyai hanyalah sebuah motor matic yang kadang kupakai untuk keperluan seperti kepasar. Dengan terpaksa aku membiarkan saja dia diantar jemput seperti

Sinta kemudian lahap memakan nasi goreng buatanku, ia kemudian memandangiku lalu menyodorkan sendok yang dipegangnya padaku membuatku mengernitkan dahi.

“kenapa?” tanyaku singkat

“cuaappin” jawabnya manja. Aku sambil tertawa kecil menyuapi sinta

Tak lama kemudian makanan sinta sudah habis. Terdengar suara klakson mobil sebanyak 2 kali di depan rumah sederhana kami. Sinta kemudian menengok jam tangannya dan menarik tanganku menuju keruang tamu.
Sinta kemudian sibuk memakai sepatu high heelsnya sementara aku berusaha memakai bajuku yang semalam kusampirkan di kursi ruang tamu akibat kegerahan menunggui sinta pulang kerja.

Aku lalu keluar duluan dari rumah. Kulihat seorang pria tua berumur 50an tengah merokok sambil bersandar di badan mobil aku kemudian berjalan menuju kearahnya setelah memakai sendalku. Saat aku menengok ke sebelah kiri yaitu rumah tetanggaku yang berbatasan dengan rumahku terpisahkan dengan hanya barisan papan yang cukup rendah dan juga tanaman tanaman yang tumbuh disana kulihat indah tetanggaku wanita berparas cantik berjilbab mengantarkan suaminya yang bekerja sebagai seorang security. Saat indah menyodorkan tangan untuk menyalami suaminya namun suaminya pergi begitu saja tak menyambut tangan istrinya dan segera menaiki motor besarnya. Kulihat indah hanya tersenyum kecut ketika ia memandangku dan kubalas dengan senyum kecil. Lalu ia masuk kembali kerumahnya.

“eh pak dimas, ibu sintanya udah siapkan pak” sapa pak karto padaku

“udah tuh nggak tau ngapain didalam” kataku sambil meraih rokok dan korek di saku celana kolorku lalu membakarnya sebatang

Tak kusadari sinta telah berada di belakangku berdiri menjinjing tas nya. Ialu tersenyum ke pak karto. Dapat kulihat tatapan mata pak karto berubah memandangi istriku dari atas kebawah dan sedikit meneguk ludah

“ehhm pak” tegurku

“eh iya ayo bu nanti telat” ajak pak karto sambil membukakan pintu belakang.

“ya sudah hati hati yah sinta” kataku sambil mencium kening istriku lalu beranjak masuk kerumah. Aku kemudian segera mengecek anakku nina aku kira dia sudah terbangun dari tidurnya namun ternyata tidak. Aku kemudian berjalan kedapur. Dan membereskan meja makan. Setelah itu aku lalu menuju kembali keluar rumah bermaksud untuk menyapu teras. Namun saat aku keluar

kulihat mobil sedan yang menjemput istriku masih ada. Aku kemudian mencoba kembali mendekati mobil itu saat aku sudah hampir dekat mobil itu bergoyang goyang sebentar lalu berhenti. Aku kemudian mengetok pintu supir. Agak lama pak karto membuka kaca jendela mobil apa lagi kaca mobil dilapisi dengan kertas film yang membuatku tak bisa melihat kedalam. Kulihat sinta duduk di samping pak karto padahal setahuku tadi sinta duduk di belakang.

“eh kenapa belum berangkat pak” tanyaku sambil memandangi sinta yang sedikit memperbaiki rambutnya

“anu pak dimas mobilnya tadi mogok” kata pak karto gugup

“loh sini saya periksa pak,” jawabku

“eh nggak usah pak saya coba starter lagi” kata karto sambil mencoba menyalakan mesin mobilnya

”brrruumm brruummm” suara deru mesin mobil itu. Mereka kemudian berpamitan kembali padaku dan mulai menjalankan mobilnya. Ditengah kebimbangan akupun kembali menuju rumahku dan mulai menjalankan aktivitasku sebagai bapak rumah tangga

Bersambung…

Related posts