Nafsu Papa Dengan Pembantuku

Aku melihat sendiri kejadian itu, saat itu aku berumur 15 tahun. Dan masih mengingatnya sampai sekarang, namaku Jojo saat ini aku sudah duduk di bangku SMU kelas 3, jadi kejadian itu sudah berlangsung selama hampir 3 tahun ini dan aku tidak pernah menceritakan hal itu pada siapapun. Walau akhirnya menjadi bayang-bayang dalam ingatanku. Bahkan kini ketika aku mengingatnya.

Aku jadi ingin melakukan hal tersebut dengan seorang cewek. karena pengalaman mengintip Papa dengan pembantuku adalah hal itu seperti membekas dalam ingatanku. saat itu aku baru pulang sekolah karena ada rapat guru makanya, aku pulang lebih cepat dari biasanya. Seperti biasa aku langsung masuk kerumah, karena pintu depan di kunci maka aku lewat pintu belakang.

Aku buka pintu belakang dan ketika melewati kamar Mbak Lilis pembantu rumah tanggaku, aku mendengar dia mendesah. Karena penasaran akhirnya aku mengintipnya lewat gudang yang bersebelahan dengan kamarnya, sebenarnya kamar Mbak Lilis sempit karena satu ukuran kamarku di bagi dengan gudang. filmbokepjepang.sex Tempat penyimpanan barang-barang yang sudah tidak kepakai.

Dengan menaiki tangga di gudang itu dengan leluasa aku dapat mengintip kamar mbak Lilis. Dari sana au melihat papaku menjilat-jilat memek mbak Lilis, aku begitu jelas melihatnya karena tubuh mbak Lilis begitu mulus dan kuning langsat, sehinngga dari tempatku begitu jelas, kontras dengan warna bulunya yang lebat hitam mengkilat.
Sesekali Papaku menyibak bulu itu.

Dan dengan lembut membenamkan wajahnya pada memek Lilis, kontolku berdiri saat itu juga. Kini Papa merangkak dan menunggangi tubuh mbak Lilis tapi kontolya pas di depan muka mbak LIlis, dengan menungging papa memasukkan kontolnya dalam mulut Mbak Lilis yang langsung mengulumnya dari belakang, tangan mabk Lilis memegang pantat Papa yang sedikit bergoyang.

Puas dengan posisi seperti itu, seperti dalam cerita dewasa perselingkuhan, Papa melakukan posisi 69 dengan memasukkan kontol pada mulut Mbak Lilis, sedang memek Mbak Lilis dia lumat juga dari bawah, karena posisinya dia berada di bawah mbak LIlis yang mengarahkan memeknya dari atas papa. Lama mereka saling lumat dan menghisap kontol dan memek yang sama-sama berbunyi karena sudah bash oleh ludah mereka.

Akhirnya Papa kembali berganti posisi kini dia mengangkat kaki mbak Lilis ke pundaknya, dan dia memasukkan kontolnya pada memek mbak Lilis dengan cara menghujamkan langsung pada memeknya yang sudah terbuka dengan lebarnya. Mbak Lilis mendesah ” E…nak…Pak….te..rus…pak…aaauuuoowww….ooouuuwww….aagghh…aagghh…” sambil memegang lengan Papa. Layaknya dalam cerita panas.

Sebenarnya keringat sudah membasahi tubuh mereka berdua, dengan cara saling usap mereka masih saling mengimbangi permainan seks masing-masing. ” Gan…ti…posi..si..la…gi..lis….ya..sayang…” Melihat Lilis mengangguk Papa berganti posisi kembli. Dia memiringkan tubuh mbak Lilis dan dari belakang dia menghujamkan kontolnya.

Tetek Lilis terlihat bergoyang semakin keras Papa menggoyang, semakin keras pula tetek Lilis bergoyang dan ketika Papa meremasnya dari belakang. Mbak Lilis mendesah sambil menggelinjang ” A…yo..pak…ce…pat…pak…aaagghh…aagghh…e..nak…pak…” Papa mermas teteknya sambil berkata” Tunggu …sa..yang…nan…ti…kamu…a..kan ..da…pat…lebih dari …ini..” kata Papa.

Kini Mbak Lilis menungging, dengan memegang kontolnya papa mencoba memasukkan pada lubang memek mbak lIlis dari belakang. ” Oouuuuupppssss…aaaauuugghh….uuugghhh…ta…han…sa..yang…” Setelah kontolnya masuk, kembali Papa menggerakan pantatnya dari belakang dengan gerakan maju mundur. Sesekali dia hentakkan kontolnya.

Mbak Lilis mengerang bukan lagi mendesah ketika  Papa memutar kontolnya dalam memeknya, ” OOuugghhh…..ooouuuwww…..nik….mat…pak….ooouugghh….oouugghh…” Papa tersenyum dan mencoba mengambil tetek mbak Lilis dari belakang, bagai pemain dalam cerita panas dan setelah dia pegang tidak lupa dia remas bahkan sampai Mbak LIlis kembali mendesah dengan penuh nafsu dan nafas tersengal-sengal.

Papa begitu kuat karena bukannya mengakhiri permainannya waktu itu, kembali dia menggendong tubuh Mbak LIlis dan menyuruhnya untuk menungganginya. artikebokep.com Saat Mbak LIlis merasa kalau kontol Papa menyelinap dalam memeknya. Dia memutar pantatnya dan sesekali turun naik diatas kontol itu ” Aaagh…aagghh…aaagghh..aaagghh….eeeehhhmmm…eeehhmm…” Lilis menggigit bibirnya.

Ketika dilihat Lilis sudah kecapekan ,karena dia sudah tidak sanggup menngoyang dengan keras. Akhirnya Papa membalikkan tubuhnya, kini dia berada di bawah tubuh Papa. Dengan cepat papa menghujamkan kontolnya, dan dia menggerakan pantatnya turun naik di atas tubuh Mbak Lilis. Semakin lama semakin cepat dia mennggoyang pantatnya sampai akhirnya.

Papa mengejang dan memeluk erat tubuh bugil LIlis ” Lis….a..ku..su..dah…keluar…sa….yang…aaaagghhh…aaagghhh…” Papa memeluk tubuh LIlis hingga dia hampir tidak dapat bernafas. putri77.info Tapi begitu Papa merasa sudah melepas maghmanya, dia melonggarkan pelukannya pada tubuh Mbak Lilis, kini dia terkulai di samping Mbak LIlis. dan merka saling melempar senyum.

Saat itu juga aku turun dari tangga, dengan hati-hati sekali. Bagaimanaa tidak, kakiku bergetar karena dari tadi menahan gairah nafsuku juga. dan sesampainya di dalam kamar aku bergetar hebat, tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sejak saat itu aku sering memasang mata dan telinga untuk mendengar dan melihat perilaku Papa dan mbak LIlis, pembantuku.

Bahkan aku pernah melihat mereka melakukan cerita panas, ketika malam hari. Waktu itu mereka masuk garasi dan ketika aku intip. Ternyata mereka melakukannya di dalam mobil, saat itu juga aku tidak dapat melihat dengan jelas tapi goyangan mobil itu memastikan kalau mereka sedang melakukan hubungan seks. Dan ketika aku menunggu di luar pintu garasi.

Setelah cukup lama, aku melihat papa keluar duluan. Setelah itu baru mbak Lilis keluar dengan pakaian masih semrawut. Dengan sengaja aku keluar dari dalam persembunyianku, Lilis kaget memandangku. Aku menatapnya tanpa berkata apa-apa , dan pergi meninggalkan dia dengan pandangan sinis, dan sejak hari itu aku tidak melihat LIlis, mungkin dia malu. Atau Papa memlikannya rumah lain, entahlah aku tidak tahu.

Related posts