Cerita Sex Vinka Sahabatku

Persahabatanku dengan Vinka mulai sejak smp. sampai lulus sma kami tetap bersahabat. Hmm… dalam hati kecilku sebenarnya aku ingin lebih dari sahabat. Aku sangat menyukai Vinka, gadis imut yang selalu ceria. Gadis yang tidak pernah melepaskan seyum dan tawa dari bibirnya, gadis yang selalu mewarnai mimpi indahku.Tapi sial, Vinka selalu mengenalkan aku ketemannya sebagai sahabat.

Dan lebih parahnya lagi, begitu semangatnya dia bercerita pada orang-orang kalo kami berdua tuh seperti kakak beradik. Hal itu yang selalu menghalangi aku untuk menyatakan kalau aku suka padanya, bahkan lebih, aku jatuh cinta padanya.

Kejadian ini terjadi saat kami baru selesai sma dan sama-sama berusaha untuk mencari pekerjaan. Suatu saat ada panggilan kerja di yogyakarta yang aku dan Vinka ikut dalam panggilan itu.

Oh iya, aku belum bilang kalau aku tetap tinggal dibandung setelah wisuda.

Setelah menjalani test kerja, aku mengajak Vinka kerumahku sebentar sebelum kembali ke bandung. Iya, orangtuaku tinggal dijakarta, tapi aku lebih memilih tinggal dibandung setelah wisuda karena aku lebih suka tinggal dibandung, relatif gak ada macet, dan tentu saja ada Vinka yang sangat aku sayangi di bandung.

Aku mengajaknya kerumahku untuk sekedar berganti baju dan beristirahat sebelum kembali ke bandung.Sesampainya dirumahku, aku menemui rumahku kosong.

“Wah, pada kemana nih ??” kataku ke Vinka.
“Telepon aja yan !” kata Vinka padaku.Aku mendial no hp ibuku dari ponselku.
“Ma.. Ada dimana ?” tanyaku lewat telpon saat sambungannya terhubung.
“Loh kamu pulang ? Mama sama papa jenguk adikmu” jawab mamaku lewat telpon.

Ternyata orangtuaku menjenguk adikku yang kuliah di kota lain.

“Kalo kamu mo masuk minta kunci aja sama tante erni, mama titipin kedia” suruh ibuku untuk meminta kunci ke tante erni tetangga sebelah rumahku.
“Ya udah deh, aku ambil ke tante erni”. Aku menutup telepon kemudian beranjak kerumah tante erni.

Setelah membuka rumah, aku mengajak Vinka masuk.

” Vinka, kamu ganti baju aja dulu, aku mau ke kamarku sebentar” kataku ke Vinka sambil menunjukkan kamar kecil kedia.
“Oke deh” jawabnya sambil membawa tas plastik berisi kaos ganti.

Aku masuk kekamarku dan mengganti baju disana. Saat aku keluar, ternyata Vinka sudah selesai mengganti baju. Dia menonton tv di ruang keluarga.Vinka mengganti bajunya dengan kaus putih favoritnya. Sebenernya aku udah pernah ngomentari dia supaya jangan pake kaus itu lagi. Soalnya kaus itu agak-agak semi transparan. filmbokepjepang.sex Untuk deskripsinya, kaus putih itu ada bagian yang bahannya jarang, seperti benangnya diambil. Bagian yang transparan itu membentuk garis-garis miring. Buat yang melihat kalo agak jeli dikit bisa melihat bra dan kulit mulusnya.

Dan yang membuat aku gak suka, kaus kecil itu ngebentuk banget bodynya. Tubuh Vinka memang kecil imut, tapi proporsional. Dadanya yang bulat terlihat besar dibandingkan badannya yang kecil.Untuk roknya, dia masih memakai rok tadi. He..he..he.. aku selalu komentarin dia kalo pake rok, soalnya dengan memakai rok pantatnya yang bulat itu terlihat semakin besar. Aku selalu berfikir dengan pinggul dan pantat begitu, pasti dia gak akan mengalami kesulitan kalo punya anak nanti.

“Lagi nonton apa ?” tanyaku ke Vinka yang duduk disofa ruang keluarga.
“He..he..he.. gosip !” tawa renyahnya keluar saat menjawabku.Aku duduk disebelahnya ikut menonton.

Vinka mengomentari gosip-gosip yang diberitain, putri77.org aku cuma ketawa-ketawa aja ngeliat dia yang semangat banget mengomentari. Aku gak tau bagaimana mulanya, tangan kiriku menggengam tangan kanannya sewaktu menonton, seiring itu kami jadi jarang berbicara, entah apa yang ada didalam pikirannya.”Yan, aku kekamar kecil dulu ya” katanya dan segera bangkit. Aku mengangguk dan pegangan tangan kami terlepas.

Saat dia ke belakang aku menarik nafas panjang menahan gejolak hatiku.Sekembalinya dari kamar kecil, Vinka kembali duduk disebelahku. Entah kenapa dia kembali menggenggam tanganku. Aku cuma tersenyum kepadanya. Suasana kembali hening, sibuk dengan pikiran masing-masing.Aku mengelus tangannya, dia cuma tersenyum. Cukup lama aku mengelus tangan dan lengannya, akhirnya dia merebahkan kepalanya ke pundakku. Aku melingkarkan tanganku ketubuhnya, badannya jadi bersandar didadaku.

“Rambut kamu bagus” kataku memecah keheningan. Dia cuma terseyum.

Aku mengelus-elus rambut panjangnya yang harum itu. Entah apa yang ada dipikiranku, aku mencium kepalanya. Dia menoleh kepadaku tersenyum, kemudian kembali menonton tv.Keberanianku makin banyak, aku mencium kepalanya sekali lagi. Dia menoleh kearahku, kali ini aku tidak menyia-nyiakan kesempatan, aku mencium keningnya.Vinka menggeser badannya, mendekatkan mukanya ke mukaku. Melihat itu, tanpa ragu-ragu aku mengecup bibirnya.

Hmm.. ternyata satu kecupan tidak cukup, aku memagut bibirnya, Vinka membalas ciumanku. Aku tambah semangat, apalagi Vinka membuka mulutnya, sehingga aku bisa menyedot bibir bawahnya. Sedotanku dibalas dengan sedotannya kebibir atasku.Ciuman kami makin panas saat lidahku bermain didalam mulutnya. filmbokepjepang.sex Ternyata dia juga membalas dengan memainkan lidahnya.

“Clep..clep..clep…” suara sedotan-sedotan ciuman kami. Aku mendorong tubuh Vinka untuk rebahan di sofa besar ini.Posisi kami sekarang lebih enak, Vinka terlentang dan aku diatasnya. Dengan posisi ini, tanganku lebih bebas. Perlahan tangan kananku keletakkan di payudaranya. Aku remas perlahan.

“Hmmm…” lenguhnya agak marah.

Aku tarik tanganku, takut Vinka marah atas kelakuanku. Setelah beberapa lama, aku beranikan lagi untuk menaruh tanganku kepayudaranya. Tiba-tiba tangan Vinka mencengkaram tanganku yang ada di payudaranya. Aku takut sekali Vinka marah, tapi ternyata……. Vinka malah menekan tanganku supaya meremas payudaranya.Atas “izinnya” itu aku mulai meremas-remas payudaranya dari luar kaosnya. Ciumanku tidak lepas selama aku meremas-remas payudara kiri dan kanan bergantian.Aku memberanikan diri untuk memasukkan tanganku dari bawah kausnya. Sekarang tanganku meremas-remas payudaranya dari luar branya.

Hmm… kenyal dan bulat sekali payudara yang tak pernah dijamah orang lain ini. Tak puas meremas dari luar bra, aku selipkan tanganku kedalam branya dan meremas langsung ke payudaranya.

“Akh…Akh..Akh…” lenguh Vinka saat aku mulai meremas-remas payudaranya.
“Sebentar yan…” Vinka bangkit, kemudian berusaha melepas kait branya yang berada dibelakang. Aku membantunya.

Setelah terlepas, Vinka kembali rebahan. Aku mengangkat kaus Vinka sehingga terlihat bra longgar karena sudah terlepas kaitnya. Aku angkat juga bra itu maka terlihatnya payudara liat yang bulat itu. Pentilnya coklat bersih terlihat membesar.Aku memberanikan diri untuk mengecup payudaranya. Vinka cuma terseyum. Kemudian aku mulai menyedot pentil itu sambil meremas-remasnya.

“Akhhh… Akh…Akh…” lenguhan Vinka makin keras. artikelbokep.com Ditambah tubuhnya makin tegang.

Setiap aku menyedot payudaranya, Vinka membusungkan dadanya supaya bisa aku sedot. Cukup lama juga aku menyedot payudaranya, tubuh Vinka mengejang-ngejang keenakan.Nafsuku sudah naik diubun-ubun, aku sudah tidak tahan untuk menyetubuhinya, tapi aku berusaha menahan, Vinka masih perawan.Bosan dengan menyedot-nyedot payudaranya, aku naik keatas untuk mencium bibirnya. Tangan Vinka menuntun tanganku untuk meremas kembali payudaranya.

Kali ini aku menggesek-gesekkan penisku yang masih ada didalam celana ke selangkangannya. Roknya tersingkap karena dia membuka pahanya lebar, gesekan penisku langsung ke celana dalamnya yang sudah mulai basah itu. Gesekan penisku mendapat respon, Vinka ikut menggoyang pinggulnya sehingga gesekan kami makin hebat. Sebenarnya kalau dilihat gerakan kami sudah seperti orang yang bersetubuh, cuma bedanya kami masih memakai pakaian lengkap, cuma kaos Vinka yang terangkat karena aku meremas payudaranya langsung.

Aku membuka kancing celanaku, membuka reslting dan mengeluarkan penisku. Setelah penisku keluar, aku menusuk-nusukkan penisku ke celana dalamnya yang basah itu. Kalau celana dalam itu tidak ada, pasti penisku sudah menerobos lobang vagina perawan Vinka.Dengan gerakan tusuk-tusuk itu, Vinka makin mengelinjang. Aku sudah tidak mencium bibirnya, dia lebih memilih menggerak-gerakkan kepalanya sesuai goyangan selangkangannya sambil mengeluarkan suara-suara lenguhan

“Ahh.. Ahh.. Ah…”. Aku makin tidak tahan, aku meraba selangkangannya dari luar celana dalamnya.

Hmmm.. basah sekali disitu.Aku nekat, aku menarik pinggir celana dalamnya sehingga vaginanya terbuka lebar, Aku gesekkan penisku ke belahan vagina Vinka,

“Akhhhhh.. Akh… Akhh..” Vinka makin mengelinjang.

Aku coba menusuk penis kevaginanya sedikit keras.

“Aduh !!!” teriak Vinka dan tangannya mendarat dipipiku
“Plak !!”. Vinka mendorong tubuhku kuat-kuat.
” kamu jahat !!!” pekiknya kemudian mulai menangis.
“Maafin aku Vin, aku kira kamu juga mau” kilahku.
“jahat, kita harusnya gak boleh melakukan ini” katanya sambil menangis.
“Maafin aku Vinka, aku khilaf. Aku terbawa nafsu” jawabku.

Vinka menutup mukanya sambil menangis. Hmmn…. aku menarik nafas menyesal. Aku duduk disebelahnya mencoba untuk mengelus kepalanya, tapi tanganku ditepis. Akhirnya aku hanya duduk terdiam.Setelah beberapa lama, tangis Vinka mereda, dia mulai membenahi bra dan pakaiannya, kemudian berkata

“Ayo kita pulang..”. Dia mengatakan itu dengan muka marah. Aku yang dibebani rasa bersalah mulai berkemas.

Sepanjang perjalanan Vinka hanya terdiam dengan wajah muram sedikit marah. Akupun terdiam takut memancing kemarahan Vinka lebih besar.—————————————————————–Di puncak pass, aku berhenti.

“Vin, kita makan dulu ya, dari tadi kita belum makan” ajakku ke Vinka.

Tapi Vinka hanya membuang muka kepadaku. Akhirnya aku keluar mobil untuk membeli makanan kecil dan minuman.

“Vin, aku minta maaf soal tadi siang. maaf ya…. Sekarang please makan dulu ya, kita belum makan dari tadi siang” kataku ke Vinka.

Vinka hanya terdiam.Aku bukakan makanan dan aku taruh di depannya. Aku tidak mau memaksa, takut Vinka tambah marah. Aku memakan makananku sampai habis… aku lapar sekali.” Vinka…. aku bener-bener minta maaf, please maafin aku ya” kataku.

Vinka memandangku tajam.

“Maaf ya…” ulangku.

Vinka menghela nafas, kemudian berkata kecil

“Iya aku maafin……”. Aku terseyum kecil agak dipaksakan, kemudian aku pegang tangannya dan berkata lagi.
“Aku nyesel banget, maafin aku ya udah kurang ajar sama kamu.

Sekarang aku mohon kamu makan dulu ya” kataku.

Vinka cuma tersenyum kecil sambil menggenggam tanganku.

Kemudian dia mulai memakan makanannya.Selesai makan dan minum, Vinka terdiam lagi merenung. Aku sungguh merasa tidak enak.

” Vinka, ada masalah lagi ?” tanyaku.

Vinka menggigit bibir bawahnya sambil menatapku. Tangannya ditekuk menutupi dadanya. Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke telingaku dan berkata pelan..

“, aku mau yang kayak tadi siang lagi….”Aku sungguh terkejut.
“Apa ???” tanyaku tercengang.
“Ya udah kalo gak mau” katanya ketus kemudian membalik badan membelakangiku.Aku shock, terdiam, kemudian menstater mobilku.

Aku mengarahkan mobilku ke hotel yang ada didekat situ.Selama mendaftar untuk check in sampai kamar tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut kami berdua. Setelah pintu kututup, kami langsung berpelukan dengan erat.

” Vinka, sebenarnya aku sayang banget sama kamu” kataku di telinganya.
“Aku juga sayang kamu ” jawabnya lemah.

Aku mengecup bibirnya, Vinka membalas ciumanku. Tanpa canggung kali ini. Ciuman kami makin panas, ditambah aku juga meremas-remas payudaranya.

“Hmnmm.. Hmmm..” lenguh Vinka tertahan.

Aku mengangkat tubuh Vinka dan aku rebahkan ditempat tidur. Posisi kami sama seperti waktu di sofa, Vinka terlentang dengan paha terbuka dan aku menindih diatasnya. Ciuman kami teruskan. Aku mencoba melepas kait bra, tapi Vinka bertindak lebih. Vinka membuka kausnya. Aku melepaskan kait branya saat Vinka melengkungkan tubuhnya keatas, kemudia bra itu aku buang ke lantai.

Aku mulai meremas-remas payudara Vinka sambil menciuminya hebat. Kadang-kadang aku menjilati lehernya. Vinka cuma melenguh saat aku memainkan pentil payudaranya.Vinka berusaha membuka kausku, aku bantu dia dan membuang kaus itu ke lantai. Sekarang kami sudah setengan telanjang. Aku menciumi Vinka lagi, sekarang kami sudah kontak kulit langsung dibagian atas tubuh.Aku mulai menyedot-nyedot payudaranya.

“Agh,.. agh…. aghk…” lenguhnya merespon sedotanku.

Nafsuku sudah pol keubun-ubun, aku mencoba membuka rok yang menggangu itu. Vinka membantu dengan mengangkat pinggulnya. Saat menurunkan rok itu, aku sekalian menurunkan celana dalamnya. Aku berdebar, takut Vinka marah lagi. Tapi dia tersenyum, Hmm… dia tersenyum dengan keadaan bugil !Aku naik keatas untuk menciumnya lagi, tapi ternyata Vinka lebih tertarik untuk membuka kancing celanaku.

“Yan buka dong, masa aku aja” katanya.

Aku berdiri dan melepaskan celana panjang dan celana dalamku.Saat aku kembali Vinka terlentang dengan mengatupkan pahanya. Aku berusaha membuka pahanya, dia malah tertawa.

“Mau apa ?” katanya menggoda.
“he..he..he..” tawaku, tapi akhirnya dia membuka pahanya juga.

Kemudian aku menempatkan diri diantara kedua paha itu.Kemudian aku menggesek-gesekkan penisku dipermukaan vaginanya.

“ehhh…ehh…” lenguh tertahan Vinka pelan.” Vinka… aku masukin ya..” pintaku lembut.

Vinka cuma mengangguk kecil sambil menggigit bibir bawahnya.

“Nanti agak sakit kayak tadi, tapi cuma sebentar kok” kataku menenangkan dia yang terlihat gugup.
“Pelan-pelan ya Yan..” katanya.Aku mengarahkan penisku ke vaginanya. Kemudian perlahan aku mulai mendorong penisku.
“aaaakh…” rintih Vinka
“sakit yan’. Aku menarik kembali kemudian perlahan mendorongnya lagi, kali ini lebih dalam.
“sakiiiiitt…..” rintih Vinka pelan.

Hmmm sebenarnya aku kasihan, tapi bagaimana lagi, vagina Vinka sempit sekali dan agak kering karena dia gugup.Akhirnya aku dorong kuat. “AKHHHH…” teriak Vinka.

“Sakit Yan….”. Tapi penisku sudah masuk semua.

Aku diamkan penisku supaya Vinka tenang dulu. Aku mulai menciuminya dan meremas-remas payudaranya. Setelah beberapa lama sepertinya sakitnya sudah hilang, badannya bergetar lagi dan lenguhannya mulai keluar

“Ah…ah…ahhh…”.Aku coba menggoyang penisku perlahan, vaginanya terasa mulai basah.
“Akh…akh..” lenguh Vinka yang sekarang menutup matanya.

Merasa vaginanya sudah cukup basah, aku mulai menggoyang penisku lebih cepat. Vinka hanya menggigit bibir bawahnya sambil menggerak-gerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Bahkan sekali-sekali tangannya memegang pantatku membantu menekan penisku kedalam vaginanya.Setelah beberapa lama dalam posisi itu, aku coba bangkit.

“aaa… Rian mo kemana ?” kata Vinka sambil memelukku erat.

Matanya memandangku dengan tatapan tidak rela.

“Ganti posisi ya biar enak” kataku.
“Gini aja yan, aku pengen dipeluk…please…” katanya memohon.

Aku mengurungkan niatku dan memeluknya kembali dan memulai mengeluar masukkan penisku divaginanya. Hmm… mungkin Vinka memang perlu dipeluk supaya tenang, maklum kan ini pertama kalinya buat dia.Setelah sekian lama, aku mau mencoba gaya lain. Aku mengangkat badanku kembali

” mo kemana ?” katanya lagi dengan nada lebih tinggi.

Aku tetap mengangkat tubuhku, tubuh Vinka ikut terangkat karena dia memelukku kuat. Akhirnya aku memilih untuk posisi duduk saja, dengan Vinka diatas panggkuanku. Aku mulai menggoyang pinggulku.

” Vinka… ikut goyang ya, biar enak” kataku ke Vinka.

Vinka mulai menggoyang pinggulnya.

“Enak yan….” katanya dengan menggoyang pinggulnya lebih kencang.

He..he..he.. kayaknya karena pinggulnya bebas dia menggoyang sesuai arah yang dia mau.Akhirnya aku rebahkan tubuhku menjadi terlentang. Vinka tetap menegakkan badannya dengan tanggannya menahan didadaku. Sekarang Vinka menaik turunkan tubuhnya, menghujamkan penisku ke vaginanya. Kadang-kadang dia memutar pinggulnya, sepertinya dia sudah mulai menemukan titik-titik nikmat vaginanya sendiriTak lama Vinka ambruk ke dadaku.

“Aduh yan enak banget, tapi aku capek banget” katanya ngos-ngosan.

Kemudian aku membalikkan tubuhnya supaya terlentang. Kini kembali aku diatasnya. Aku mulai menggenjot Vinka lagi. Kali ini pinggulnya liar sekali.

“Hgh..Hgh..Hgh….” lenguhnya dan tiba-tiba dia memelukku erat
“AKHHHHH…..” pekiknya.

Vinka mencapai orgasme pertamanya.Aku menghentikkan goyanganku, memberikan Vinka kesempatan menikmati orgasmenya. Perlahan pelukkannya di lepas dan tangannya direntangkan.

” aku udah…” katanya pelan.

Aku cuma terseyum. Wah emang perawan ting-ting… .

“Sedikit lagi ya Vin…” pintaku halus. Dia cuma mengangguk pelan.

Aku mulai mengoyang pinggulku lagi. He..he..he.. kali ini Vinka benar-benar diam tak bergerak, wah habis puas gak mau bantu aku nih Tapi karena vaginanya licin sekali, tak lama kemudian aku sudah tidak tahan. Aku cabut penisku dan memyemprotkan spermaku diatas perutnya.”He..he..he.. lucu..” tawanya sambil mengusap-usap spermaku diperutnya.

“Wah…. ” kataku.
“Ya udah kita bersihin dulu yuk” ajakku ke kamar madi.

Setelah membersihkan badan dari kamar mandi, aku tidur terlentang di tempat tidur masih bugil. Vinka yang masih bugil mengikutiku dan tidur diatas dadaku. Kemudian aku menarik selimut untuk kami berdua.

“….” panggil Vinka yang masih tidur didadaku pelan.
“Ya sayang…?” jawabku.”, kamu dah ngambil semuanya dari aku. Janji ya kamu mau nikahin aku” katanya manja.

Aku terseyum padanya dan berkata

“Tentu aja sayang…” kemudian aku mengecup keningnya.Kemudian kami berpelukan sampai tertidur.

Related posts