Selingan Ranjangku

Prinsip hidupku adalah seorang wanita harus bisa menjaga mahkotanya dan hanya diserahkan oleh suaminya saat setelah sah menikah. namun yg aku hadapkan dengan pacarku adalah kebalikannya.
“ehmm iya yang, aku gak kemana-mana kok”, ujarku dengan kepala kosong.
“makasih sayang, aku gak akan mengecewakan kamu”, balasnya sambil tersenyum dan menyenderkan kepalanya di pundakku.
aku masih belum berkata apa, aku hanya duduk meluruskan kakiku dan kedua tanganku saling menggegam, mataku hanya menatap kosong, dan berpikir aku telah merusak prinsip hidupku sendiri. bukannya aku tak tegas, tapi aku tak berani memutuskan hubungan ini dan tak ingin melihatnya menangis karenaku.
“apakah aku harus ikhlas menerima ini semua?”, pikirku dalam hati.

“Yaangggg, kamu kok diem aja? kamu belum bisa menerima ini semua ya? semoga kamu gak mutusin aku lewat sms?!”, ujarnya sangat tegas yg membuatku berpikir.
“eghhmm enggak yang, aku hanya ingin diam bentar”, balasku sambil memaksakan diriku untuk tersenyum.
aku melihat jam di dinding, ternyata masih jam 2 siang lebih, artinya aku disini baru sejam dan rasanya sudah seperti 5 jam. hujan diluar bukannya semakin reda, namun semakin deras ditambah angin. walau aku membawa mantol, tapi tak yakin mantolku mampu melindungi badanku dari air hujan.
Owie disebelahku semakin mendusel-dusel badanku yg sedikit kedinginan ini, aku menjadi merasa iba dengannya, tanpa paksaan turut merangkul badannya yg gempal ini. aku masih menjaga nafasku agar tak terlihat seperti susah menerima ini semua.
kepala Owie berada di leherku dan aku diam-diam menciumi kepalanya, dia merangkulkan tangannya di perutku, dan entah kenapa kontolku bisa bergerak sendiri dan ingin bangkit.

Suasana yg dingin telah berhasil menusuk hingga pori-pori kulit walau kami sudah didalam rumah dengan semua jendela dan pintu kami tutup.
“smoooocchhhhhhh”, Owie baru saja mencium leherku dan terus menciuminya.
“smoocchhh smoochhhh smooouucchhh smoocchhh”, aku masih terus terdiam sambil memeluk Owie dan dia sibuk dengan ciuman dileher.
“ahhhh rasanya sungguh enak”, pikirku dalam hati.
aku memegang dagu Owie dan menggiringnya untuk mendekat dengan bibirku.
“smoochhh smoocuuhhh smccuuhhhh”
“smoocchhh smooochhhh ahh sayangggg”, desah Owie disela-sela ciuman.
prinsipku sudah terlangkahi, namun tak bisa berhenti dari kenikmatan ini.
“ahhh smoochh smoocchh ahhhh smoocchhh auuhhh”
“awwhhh smoocchhh smooccchhh”, kali ini Owie sudah tak ada di sebelahku namun dia berpindah posisi duduk dipangkuanku, tepat disebelah kontolku letak pantatnya. dia menghadap ke samping karena masih mengenakan rok dan seragam SMA, logo OSIS nya menjadi bulat karena tepat berada di depan payudaranya yg besar.
dia melingkarkan lengannya pada leherku dan bibir kami terus bertemu sedangkah lidah kami saling bertarung.
“awwhhh aauuhhh smoocchn smooccchh spawwhhh smoocchhh”
“ehhmmmm smoochchhh smooocchhh awwhhh smooocchh”
ciuman ini ternyata sungguh enak, sebelumnya aku belum pernah melakukan french kiss dan berada dirumah kosong memberikan kami kebebasan untuk terus berciuman, namun tak terasa kontolku ingin bangkit dan aku merasakan kontolku juga basah dari cairan bening yg keluar dari ujung kontolku.

Lantas tanganku ikut berpetualang dengan memegangi pinggul pacarku dan meraba bagian punggungnya, dia terkadang melihat ke langit-langit pertanda dia sedang keenakan saat bibirku terus menjilati dan menciumi lehernya.
“awwwhhhh hiiiihi geli sayangggg ahhh enaaakk”, rancu dia gak jelas, semakin lama aku semakin terus menghajar leher pacarku, dia semakin keenakan dan desahnya semakin menjadi.
“arrrggkkk arrghhhhh awwwhhhkk awwwrrhhkk”, desah pacarku, suara dia yg serak basah membuatnya semakin seksi saat mendesah.
“awwhhhh yanggg enaaaak bangeeett terus sayaaaanggg”, desah dia.
kedua tangan pacarku kali ini turut berpetualang dengan menghalus lembut dadaku, hingga akhir turun pada celanaku, tepat diatas kontolku.

 

“Jangan sayanggg”, pintaku yg tak ingin terlewati batas.
“gapapa sayang, bakal enak”, ujar dia dengan lembut dan memberiku senyuman.
selanjutnya dia berusaha melepas ikat pinggang, kancing celanaku dan resletingku, hingga terbukalah celana warna abu-abuku. kepalaku sudah bercampur, akankah keperjakaanku yg berusaha aku jaga akan hilang.
“sayang, udah yang cukup”, mintaku sambil berusaha menggeser pacarku agar tak melanjutkan.
namun dia tetap saja, da benar saja tangan kanannya sudah masuk ke dalam celana dalamku dan meraih kontolku yg sudah tegang maksimal, aku sama sekali belum pernah melakukan ini, sehingga sangat tegang sekali.
“gapapa sayang”, lanjut dia sambil tersenyum dan menarik celanaku hingga sebatas paha, maka kontolku kini berdiri bebas tak ada yg menghalangi. kontol yg berukuran 14,5 cm ini sudah sangat tegang dengan menunjukkan ototnya. lantas pacarku memposisikan diri untuk bersiap mengulum kontolku dengan berlutut di sebelahku dan kepalanya mendekati kontolku.

“Awwwwwwwwwwwhwhhhhhhhhhhhhhh”, desah panjangku saat kontolku masuk ke dalam mulut pacarku. dia memasukkan kontolku hingga pangkalnya dan dia melirikku saat aku merem melek merasakan nikmatnya.
dia lalu mulai menggerakkan kepalanya menyerupai ritme saat berhubungan badan dengan naik dan turun dengan pelan dan intim.
“awwhh awhh arrgghh aeehmmm aehhh”
“aooohhh yaampun enak bangeeet awwhhhh”
“awwhhh yeess ahhh”
aku terus mendesah dengan posisi kontol sudah tegang sangat maksimal, dia terus mengulumku hingga rasanya sangat basah sekali. pertama kali melakukan ini dan aku sama sekali belum merasakan ingin keluar, mungkin ini pencapaian yg sangat luar biasa.
“ehmmm ahhhh ahhhmm yesshh aooohhh”, kali ini aku ikut memegangi kepala Owie yg sedang sibuk di selangkanganku.
“ahhh enak banget yanggg ahhhhww ahhhhww”
“yeehhh ahhhh ahhh whhhh ahhhh”
aku terus mendesah keenakan, pacarku lalu melepas kulumannya dan menatapku dengan senyuman puas melihat aku yg sedang lemes karena merem melek keenakan.
“enak sayang?”, tanya dia yg lalu mendekatkan kepalanya di dadaku seperti meminta pelukan, aku pun memeluk dia.

Dia memintaku untuk melepaskan pelukanku dan dia berdiri di lututnya dan dia menaruh tangannya dibelakang badannya, dan ternyata yg dia akan lakukan adalah melepas roknya. jantungku berdegup sangat kencang, seumur-umur belum pernah melihat wanita telanjang, dan aku merencanakan untuk melihat milik istriku, namun beberapa saat lagi aku akan melihatnya sendiri tepat didepan mataku.
dia menarik resletingnya kebawah dan melorotlah rok warna abu-abu itu, diiringi dengan senyum genit yg dia arahkan padaku. terlihatlah celana dalam berwarna abu-abu dengan motif mosaic yg sungguh indah didepanku, lantas dia duduk tepat diantara kedua kakiku, dia menarik roknya dan setelah itu melepas celana dalamnya, terpampanglah vagina dan bulunya yg tipis. aku tak pernah membayangka ini terjadi secepat mungkin dalam hidupku.
pacarku lalu meraih tangan kananku dan menaruhnya tepat diatas vaginanya.
“sentuhlah sayang, udah basah banget”, ujar dia dengan nada yg sangat sange, aku tak tau apa yg harus kulakukan, maka aku hanya membelainya.

Lantas selanjutnya dia membuka kancing baju osisnya satu per satu dari bawah dengan cara seperti menggodaku, akhirnya terbuka lah badan bagian atas dia, payudara yg masih tertutup oleh BH berwarna putih polos, dengan lembut dia melepas kaitan BH di belakang punggungnya, dan terlihatlah payudara yg sangat besar, aku tak tau ukurannya berapa, entah mungkin 34 atau 36, yg penting ini indah sekali.
dia meraih kepalaku dan dia dekatkan pada payudaranya.
“aauuuhhhhhhh smooocchhh smooocchhhh”, desah dia saat aku menjilati pentilnya, baru beberapa detik dia sudah menjauhkan kepalaku pada pentilnya.

Pacarku kembali meraih kontolku yg tegang sangat kencang, dia sedikit bertumpu pada lututnya, dan dia arahkan kontolku pada lubang surgawinya. aku hanya pasrah pada situasi ini, aku telah merusak komitmenku.
“Auuuuhhhhhhhhhhh yanggggggg ahhhhhhhhhhhh”, desah kami berdua panjang. akhirnya masuklah kontolku, resmi perjakaku direnggut oleh Owie.
didalam tubuhnya, kontolku rasanya hangat, dan diremas-remasnya oleh vaginanya yg berbulu tipis itu. lantas pacarku menggerak-gerakkan pantatnya dengan gerakan maju dan mundur.
dalam hitungan detik setelah masuk, aku telah berusaha mungkin untuk menahannya dan nampaknya aku tak mampu.
“yang, kelihatanya aku mau keluar yang”, ujarku dengan sambil berusaha menahan agar tak menyembur di dalam. dengan cepat pacarku sedikit berdiri agar kontolku keluar dari dalam tubuhnya.
“CROOOT CROOOOT CROOOT CROOT CROT CROOT CROOT CROOT”
“AWWWWWWWWWRRRGGGGHHHHHHH”, desahku panjang sesaat sesudah kontolku tidak lagi didalam, diiringi dengan semburan pejuh yg sangat banyak menyembur keatas mengenai bagian perut, paha dan sebagian mengenai payudaranya. nafasku rasanya seperti habis berlarian, badanku berubah lemas dan mataku terasa ngantuk, serta tubuhku mulai tumbuh keringat.
“hosh hoos hoosh udah keluar yang”, ujarku dengan polos, sedangkan Owie berusaha meraih tissue yg berada di meja ruang tamu.
“gapapa sayang, nanti juga bisa ngaceng lagi, hehe enak kan sayangg”, balas pacarku sambil membersihkan badannya yg terkena semburan menggunakan tisue.

Aku hanya terdiam di tempatku dan menyaksikan tubuhku yg telanjang sedangkan pacarku juga masih telanjang dengan tenang disebelahku dan kepalanya tersender di dipundakku, dan tangan kirinya berada di pahaku. aku hanya berpikir dia kok bisa tenang banget telanjang sama cowok dirumah orangtuanya yg pasti kapan saja bisa masuk rumah dan memergoki kami dalam keadaan seperti ini. namun bukannya kami mengakiri ketelanjangan kami, pacarku malah kembali mengulum penisku yg belepotan karena sperma.

“Awwhhh yanggggg”, ujarku yg ngilu saat kontolku lemas dimasukkan kembali kedalam mulutnya, kali ini pacarku gak hanya ngulum tapi dengan ngocok kontolku dengan tempo pelan.
aku hanya merem melek sembari menahan desah pilu, namun lambat laun kontolku kembali menunjukkan keperkasaannya walau tak sekencang tadi. walau begitu jantungku tetap berdegup kencang karena excited dan takut kepergok.
“awwhh yang, kok ngaceng lagi?”, ujarku penuh tanya.
dia hanya mengangguk yg sedang berada diantara selangkanganku.
“hihi enak ya sayang, kamu sampe merem melek gitu?”, tanya dia saat melepas kontolku dari mulutnya dengan kata-kata yg genit dan manja.
“iya yang, ngaceng lagi”, balasku, mungkin ini karena olahraga rutin yg aku lakukan sehingga aku mudah untuk mendirikan kontolku walau sudah crot, namun begitu aku belum tau seberapa lama aku mampu bertahan dari jepitan memeknya.

“Yang, masukin lagi yah”, mintanya dengan lembut dan dia kali ini duduk bersenderkan kursi dan membuka pahanya lebar.
“gimana sayang?”, tanyaku yg sama sekali tak tau harus bagaimana.
“sini sayang”, perintah pacarku sambil mengarahkan aku agar aku bisa menggapai memeknya menggunakan penisku.
dia meraih penisku dan diarahkannya ke lubang surgawinya yg berbulu halus itu. aku semakin deg-deg.an, semoga bisa sedikit lebih lama.

“Eeehhhmmmm ahhhhhh”,

desahku saat akhirnya penisku masuk ke dalam badannya.
pacarku merem menikmati kontolku masuk ke dalam tubuhnya, tangannya melingkar di leherku, dada kami saling bersentuhan. aku menekan dalam-dalam kontolku.
“awwwhhhhhh enak yangggg”, ujarnya saat penisku masuk hingga mentok.
aku lantas menggerakkan pinggulku maju mundur dengan tempo sangat pelan.
“ahh ahhh awhh awhhh”
“ehhhmmm ahhhhh”
“ooohhhhh awwhhhhhahhh”
“woooohhh ahhhh awhhhh”
“awwhhhh ooohhhhh”
desah kami saling bersahutan, Owie merem melek keenakan, aku bisa menyaksikannya dengan sangat jelas, dia merangkulku dan memepetkan dadaku hingga payudara tergencet oleh badanku. namun kenikmatan ini hanya bertahan hanya sebentar, kuperhingkan paling hanya 2 menit maksimal.
“aku gak kuat yang”, ujarku dengan berusaha menahan dan ku tarik kontolku dari dalam tubuhnya dan dengan lembut aku kocok tepat diatas vagina pacarku.
“CROOT CROOT CROOOOOT”
“AWWWWWWHHHHHHHHHHHHHHHHH”, desah panjangku diiringi dengan tetesan sperma yg jatuh tepat di jembutnya yg tipis, urat badanku menegang dengan kencang dan seluruh ototku pula, mataku merem keenakan menikmati rasa ini. pacarku membelai pipiku dengan tatapan nanar.
“kamu ganteng banget pas orgasme sayang”, ujarnya dengan lembut dan senyum sambil terus memandangiku.
“hoosshh hoosshh hooosshhh”, nafasku terus memburu sambil memberi senyuman pada pacarku, sedangkan dia sibuk dengan membersihkan tetesan pejuh yg keluar dari badanku.
“yaampun kamu sampe keringetan gini, enak banget ya”, ucapnya.

Setelah kami berdua bersih dari pejuh, cairan kelamin maupun keringat, kami sibuk merapikan diri menggunakan pakaian kembali, Owie tidak lagi menggunakan pakaian SMA nya namun mengambil dari dalam kamarnya untuk mengenakan pakaian rumahan. dia berjalan dari ruang tamu untuk mencapai kamarnya, dengan santai berjalan telanjang, jujur membuat nafsuku bergejolak kembali.
“aku balik ya”, ujarku setelah melihat kondisi diluar yg sekarang sudah cukup reda untuk kuterjang menggunakan jas hujan.
“iya sayang, jangan tinggalin aku ya”, ujar pacarku sambil memelukku dan menatapku seperti tidak ingin ditinggalkan.
aku tidak menjawabnya namun aku mencium kepalanya, lantas aku bersiap menggunakan jas hujan dan siap untuk menerjang jalanan yg sedang basah ini. selama diperjalanan aku hanya memikirkan apa yg baru saja terjadi, memang aku bercinta dengannya, enak. namun, aku telah merusak komitmen yg aku bina.

Malam menjelang tidur, hatiku merasa telah dibohongi oleh tuannya. aku hanya duduk diatas kasur, apakah yg dilakukan Owie dengan merayuku bercinta dengannya agar aku dan dia sama, dan aku tak jadi meninggalkan dirinya karena dia sudah tidak perawan dan selain itu aku juga turut menikmati badannya, sehingga tak ada alasan untuk meninggalkan dirinya karena tidak perawan. memang benar kata pepatah, bahwa jika hanya dua orang, maka yg ketiganya adalah setan. aku telah mampu dikuasai dan akhirnya aku luluh juga dengan rayuan itu.
prinsip yg selama ini aku bina telah rusak.

Related posts