Catalia | cerita sex hot

| Risma adalah kekasihku yang sudah lama aku pacari dan aku sudah berhubungan serius dengannya. Risma
adalah cewek yangsederhana saja, dia yang selalu memberikanku pengarahan saat aku sedang merasa galau
atau ketika aku sedang melakukan kesalahan. Itu yang membuat aku nyaman dengannya dan aku bermaksud
ingin menikahinya.

Hubungan kami semakin lama semakin dalam, aku dan Risma seperti sudah menjadi satu. Tapi yang aku
rasakan adalah suatu kebosanan dalam hubungan yang biasa-biasa saja ini, timbul hasratku untuk ingin
melakukan sesuatu hal yang berbeda. Setiap hari aku selalu bengong memikirkan hal apa yang akan menjadi
pembeda suasana cinta diantara aku dan Risma.
ku sendiri sudah bekerja, aku bekerja di salah satu perusahaan besar ternama di Jakarta. Risma kuliah
disuatu perguruan tinggi di Jakarta, risma tergolong orang yang pintar, karena Risma selalu menjadi
unggulan di fakultasnya. Dia tinggal disebuah kos yang gak terlalu besar, ya mungkin hanya bisa dihuni
8-10 orang saja. Tapi yang aku dengar kos-kos an itu lumayan bebas, timbulah hasratku untuk berkunjung
ke kosan Risma.
Aku ingin membutikan apakah kos-kosan itu benar-benar bebas apa tidak. Dan tibalah saat itu aku pulang
kerja lalu aku langsung menuju kos-kosan Risma, dikos itu aku melihat suatu pemandangan yang sangat
menakjubkan. 8 orang wanita cantik dan seksi dengan hanya menggunakan pakaian yang serba minim menjadi
pemandanganku waktu itu.
Sesaat aku langsung berpikiran, dengan pandangan seperti ini pastilah kos2an ini benar-benar bebas. Ada
satu wanita yang sangat menarik perhatianku, orangnya tingginya hamper sama denganku sekitar 168cm,
dengan berat badan kurang lebih 55kg, tubuhnya terlihat sangat langsing banget, sangat cocok dengan
postur tubhnya dan bisa dibilang sangat ideal dan di idam-idamkan setiap laki-laki.
Sejenak aku terdiam bengong melihat wanita cantik dan seksi itu, lalu aku pun bertanya kepada wanita itu
untuk menanyakan apakah Risma ada di kos apa tidak, lalu wanita itu pun memanggilkan Rimsa dan Risma pun
lalu mengajakku untuk masuk dalam kamarnya. Tapi saat di dalam kamar Risma pikiran tidak bisa focus
dengan Risma kekasihku tapi aku malah kepikiran dengan wanita cantik dan seksi itu. Cerita Sex DaunMuda
ari dalam kamar Risma terdengar obrolan yang lumayan keras sehingga aku dapat mendengar percakapan dari
beberapa wanita itu. Saat aku mendapat celah untuk mengintipnya dari kamar Risma, aku melihat seseorang
sedang mengobrol dengan wanita yang mengganggu pikiran tersebut, aku mendengarnya memanggil wanita
cantik dan seksi itu dengan nama Catalia.
Aku terus mengingat-ingat nama itu sampai aku pulang kerumah, tak lupa aku mencatatnya di dinding
kamarku. Kemudian aku berfikir gimana caranya agar aku bisa dekat dengan Catalia, sampai aku ketiduran
aku belum mendapatkan bagaimana caranya. Keesokan harinya yang ada di fikiranku hanya Catalia, mungkin
ini caraku agar aku tidak merasa bosan dengan berhubungan dengan Risma yang tidak mau ditiduri, karena
Risma sangat menjaga keperawanannya.

Setelah pulang kerja lagi aku berniat langsung menuju kos-kosan Risma, aku berniat untuk mengajaknya
makan malam, tapi di lain sisi aku juga ingin bertemu dengan Catalia. Mungkin hari itu hari
keberuntunganku aku bukan hanya bisa melihatnya saja, tapi aku bisa berkenalan dengan Catalia, pikiranku
dalam perjalanan menuju kos Risma. Dan sampailah aku dikos Risma, waktu itu anak-anak kost yang lain
bergerombol keluar untuk makan malam. Kebetulan juga, Risma sedang mandi, biasanya memakan waktu sekitar
20 sampai 30 menitan.
Aku mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan rencanaku. Dengan jantung yang berdebar keras, keringat
membasahi tubuhku, perasaan was-was dan tentunya penisku yang berdiri kegirangan. Terdapat 3 buah celana
dalam yang berbahan licin dan halus di bawah 3 tumpuk Bra nya. Langsung kuambil yang berwarna kulit dan
kutempelkan pada wajah horny ku dan kuhirup aromanya. Sayangnya yang tercium hanyalah wangi pelembut
cucian, tetapi tetap tidak mengurangi rasa horny ku. Segera kumasukkan ke kantong celanaku dan
meninggalkan TKP untuk menghindari resiko yang tertangkap yang memalukan. Aku kembali menunggu di lantai
2 dengan perasaan yang berdebar-debar takut ketahuan. Cerita Sex Tante
sekitar 3 jam kemudian aku sudah sampai rumah. Langsung kumasuki kamar mandi, kulepas celana dan dan
celana dalamku, kejantananku sudah basah dan siap untuk menerima hadiah yang telah ditunggu-tunggu.
Dengan perasaan deg-deg-an ku keluarkan celana dalam Catalia dan sekali lagi kutempelkan pada wajahku.
Kuposisikan sisi dalam yang langsung bersentuhan dengan bibir Memeknya pada hidungku. Meskipun hanya
tercium wangi dari pelembut, kubayangkan aku sedang menghirup aroma exotis dari Memeknya. Secara
refleks, lidahku terjulur keluar dan kubayangkan sedang menjilati celah cintanya. Penisku makin
bertambah keras dan panjang.

Kuposisikan bagian selangkangan celana dalamnya di kepala kejantananku, kemudian kubalutkan bagian lain
dari celana dalamnya pada batang penisku. Tangan kiriku menggenggam penisku yang terbungkus oleh
pengganti Memek Catalia dan langsung mengocoknya dengan perlahan-lahan. Gesekan yang terjadi menimbulkan
rasa sedikit perih pada penisku, tetapi hilang secara berangsur-angsur karena dilumasi oleh cairan pra
ejakulasiku. Irama masturbasi kupercepat. Getaran-getaran listrik yang erotis terus membombardir
syaraf-syaraf penis dan otakku. Akhirnya orgasme pun datang dengan indah. Tangan kananku menyingkap
sebagian dari celana dalam Catalia untuk mengeluarkan kepala penisku.
Sebetulnya aku ingin sekali mengeluarkan cairan kenikmatanku pada celana dalamnya, tetapi itu akan
meninggalkan bukti yang jelas. Tiga semprotan panjang dan kuat mengawali orgasmeku yang indah. Setelah
kenikmatan duniawiku berakhir, ku lepas celana dalamnya dari penisku dan mengamatinya. Terdapat bercak
basah yang disebabkan oleh cairan pra orgasmeku. Di satu pihak aku ingin sekali meninggalkan jejak
birahiku, tetapi di lain pihak aku takut ketahuan. Kalau ketahuan akan sangat memalukan dan menyusahkan.
Kuputuskan untuk membiarkan apa adanya, kusimpan Celana Dalam tersebut pada kantong celanaku dan
kulanjutkan dengan mandi.
Keesokan sorenya keadaan masih kondusif dan kukembalikan Celana Dalam yang telah kunodai dan kuambil
lagi yang lain, kali ini berwarna merah muda. Berbahan tipis licin dan halus dengan sedikit renda
bermotif pada bagian depan. Hal ini terus berlanjut, terkadang hanya ada sebuah Celana Dalam pada
tumpukan bajunya, sehingga aku terpaksa harus melakukannya dengan cepat di wc kos. Minggu berikutnya aku
dikejutkan dengan impianku. Ketika ku hirup aroma dari Celana Dalamnya, aku mencium sesuatu yang sudah
kukenal dengan baik, dan kejantananku pun membenarkannya.
Aku mencium aroma exotis dari Celana Dalam nya. Bagian Celana Dalam yang bersentuhan langsung dengan
surga duniawinya terasa agak lembab dan kaku. Tidak salah lagi, ini adalah aroma segar dari madu
cintanya. Setelah sampai di rumah, ku tempelkan Celana Dalam Catalia pada mulut dan hidungku, dan
kuhirup dalam-dalam. Jantungku berdebar kencang karena kegirangan tetapi ada juga rasa takut yang
menyelimuti pikiranku.
Apa maksud dari semua ini? Tapi saat ini aku tidak peduli. Langsung kubalutkan penisku dengan Celana
Dalam nya dan masturbasiku terasa beda, lebih indah, lebih menggetarkan. Kali ini aku benar-benar hilang
dalam kenikmatan yang dihasilkan oleh penisku. Sampai akhirnya madu murniku bertemu dengan madu cinta
Catalia.

Entah berapa gelombang kenikmatan orgasmik yang kualami. Ketika tersadar, bagian selangkangan
Celana Dalam nya telah dipenuhi dengan madu kental berwarna putih kekuningan.
Keesokan harinya kukembalikan Celana Dalam yang kuambil kemarin dan kutukar dengan yang baru. Celana
dalamnya juga masih memiliki aroma exotis yang sama. Tidak terlihat perubahan pada sikap dan ekspresi
wajah Catalia ketika kami saling bertemu pandang. Hari berikutnya aku dikejutkan dengan celana dalam
Catalia yang benar-benar masih basah, aromanya benar-benar segar dan memabukkan. Sepertinya Catalia baru
saja selesai bermasturbasi dan sengaja membiarkanku menemukannya.
Kesadaranku telah diambil alih oleh penisku, langsung aku masuk kamar mandi yang letaknya berseberangan
dengan kamar Catalia. Kepala kejantananku tidak henti-hentinya bergetar ketika bagian selangkangan yang
basah itu menempel dengan lembut dan hangat. Baru saja kukocok beberapa kali, tiba-tiba terdengar
ketukan pada pintu kamar mandi. Aku terkejut dan dengan cepat menyimpan kembali kejantananku dan
mengantongi Celana dalam Catalia, dan berpura-pura menyiram closet.
Ketika pintu kubuka, Catalia berdiri tepat di hadapanku dan mendorongku kembali dalam kamar mandi. Kali
ini Catalia juga berada di dalamnya. Keringat dingin bercucuran dari tubuhku. Tangan-tangan Catalia
langsung merogoh-rogoh semua kantongku dan akhirnya ia mendapatkan celana dalamnya yang kusimpan di
kantong belakang.
“Aku sudah tahu.. kalo Indra lah pelakunya..” ungkap Catalia.
Tiba-tiba Catalia langsung membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang sempat melemas karena shock.
Dengan kedua tangan ia membelai dan meremas-remas dengan lembut penisku yang sudah basah. Rasa horny dan
keringat dingin masih menyelimuti tubuh dan pikiranku. Namun, kejantananku kembali berereksi di dalam
belaian Jari-jari Catalia yang cekatan. Pandangan Catalia terus terpana pada penisku. Ketika penisku
sudah mencapai ketegangan maksimalnya, mulut Catalia sedikit terbuka, nafasnya memburu sambil
mengeluarkan desahan halus. Kedua tangannya dengan perlahan namun mantap bermain dengan kejantananku.
Suara di dalam hatiku mengatakan inilah saatnya, lagipula aku yakin Catalia bukan lagi seorang gadis
perawan.
Kuangkat dagunya sehingga aku dapat melihat wajahnya dengan dekat. Ia menginginkannya, itulah ekspresi
yang tertulis jelas pada wajahnya. Langsung kucumbu bibirnya yang segar dan kedua tanganku langsung
menyingkap bagian bawah daster berwarna putih yang dimulai dari pertengahan paha. Kejantananku bergetar
dan menjadi lebih keras dan panjang.
Catalia tidak memakai celana dalam, pantatnya yang lembut dan kenyal ku remas-remas. Demi menghemat
waktu, tangan kiriku langsung mendarat di lembah cintanya yang kebanjiran, dan tangan kananku menuju
puncak buah dadanya. Dadanya yang berukuran 36B ku remas-remas dan klitorisnya pun mendapatkan pelayanan
istimewa dari jari-jariku.
Tubuh Catalia tak henti-hentinya bergetar dan mempercepat irama kocokan tangannya pada penisku. Ku
senderkan Catalia pada dinding kamar mandi, kuangkat kaki kirinya, kemudian tangan kiriku menuntun
kejantananku menuju lembah cinta duniawi. Catalia hanya berdiri pasrah menunggu penisku.
Ketika ujung kepala penisku bersentuhan dengan bibir Memeknya yang basah dan hangat, Aku pun sempat
bergetar. Perlahan-lahan kudorong masuk kepala penisku. Tidak ada hambatan dan gesekan yang bearti,
karena celah cintanya benar-benar basah dan licin. Mulut Catalia terbuka lebar, matanya tertutup rapat.
Kudorong lagi sampai hampir setengah dari panjang penisku, kemudian kutarik keluar dan kudorong masuk
lagi. Sedikit demi sedikit akhirnya seluruh penisku sudah tertanam di dalam Memeknya yang sempit dan
basah. Untuk sesaat aku tidak bergerak dan merasakan dinding-dinging liang cintanya mendekap
kejantananku. Kulihat jam tanganku, hanya tersisa 15 menit sebelum Risma keluar dari kamar mandinya.

Catalia memelukku dengan erat, aku langsung menyetubuhinya dengan perlahan-lahan. Setiap tarikan dan
dorongan menciptakan sensasi erotis yang sangat indah. Irama kupercepat bagaikan piston mobil yang
memompa dalam putaran mesin yang tinggi. Desahan dan erangan Catalia makin membuatku bernafsu, apalagi
tidak sampai 2 menit Catalia sudah meluncur ke alam orgasme yang tiada batasnya. Aku jadi berpikir,
siapa yang sebenarnya lebih horny dan menikmati permainan ini. Jawabannya sudah jelas.
“Penisnya besar dan kuat sekali..” Catalia membisikkan kata-kata tersebut di telingaku sambil terus
menikmati persetubuhan ini.
“Memangnya kamu belum pernah ketemu yang sebesar ini?”
Catalia menggeleng, “Punya cowokku cuma 5 cm dan kurus..”
“Jadi lebih enak yang mana?” tanyaku.
“Tentu saja punya Ko Indra, rasanya benar-benar pas..”
Catalia yang berumur 24 tahun benar-benar cocok dengan seleraku. Aku paling suka bercinta dengan daun-
daun muda. Catalia, daun mudaku yang cantik, akan kubuat dia tidak dapat melupakan persetubuhan ini.
Setelah Catalia selesai menikmati sisa-sisa orgasmenya, ia melepaskan diri dari dekapanku dan berlutut
di hadapan kejantananku.
Lidahnya terjulur dan menyapu sepanjang batang penisku yang basah diselimuti oleh madu cintanya. Dengan
cekatan Catalia menjilati penisku, kemudian mengulum kepala penisku yang merah. Mulutnya yang hangat
ditambah dengan tarian liar yang dilakukan oleh lidahnya membuat penisku berdenyut-denyut seperti
orgasme. Untuk beberapa saat ia hanya mengulum kepala penisku, kudorong kepalanya dengan lembut.
Catalia mengerti apa yang kuinginkan, ia mulai melahap seluruh batang penisku. Ia sedikit mengalami
hambatan yang disebabkan oleh panjangnya kejantananku. Namun rongga mulutnya dengan cepat dapat
beradaptasi, sehingga Catalia pun bercinta dengan kejantananku menggunakan mulutnya. Guncangan kuat
mengawali orgasmeku yang kencang dan hebat. Catalia sempat tersedak dan mengeluarkan penisku dari dalam
mulutnya.
Kupegang penisku sambil mengocoknya, mulutnya yang terbuka menjadi sasaran tembak madu kejantananku.
Beberapa tetes maduku mengenai hidung dan pipinya. Pemandangan yang erotis sekali. Catalia menutup
mulutnya dan langsung menelannya. Kemudian penisku kembali hilang di dalam mulutnya. Lidahnya sibuk
menyapu sisa-sisa maduku dan dihabiskan semuanya.
Kusuruh Catalia berdiri, ia menatapku dengan expresi puas dan nakal, senyumnya yang manja ditambah
dengan noda madu putihku yang masih menempel di wajahnya membuat ku horny lagi. Jari telunjuk dan tengah
tangan kanannya menyapu hidung dan pipinya, kemudian jarinya langsung dikulum di dalam mulutnya. Sudah
saatnya aku keluar dan menunggu di tempat biasa. Catalia dengan cepat menyelipkan selembar kertas kecil
ke kantong celanaku. Kertas itu berisikan no telepon Catalia.

Catalia membantuku merapikan baju dan celanaku.
“Besok, jangan ambil celana dalamku lagi..”
Timbul rasa kecewa di dalam hatiku.
“Langsung saja..” Catalia menempelkan tanganku pada pintu kenikmatan duniawinya.
Aku yakin ia telah merasakan arti sebenarnya dari bercinta. Meskipun kilat, namun menimbulkan kesan yang
dalam. Kuhapus keringatku dengan tissue dan menyambut Sisca yang baru selesai mandi.
Setelah hari ini hampir setiap hari kami bercinta kilat di kamar mandi lantai 3. Catalia menjadi tempat
pelampiasan nafsuku yang menggebu-gebu. Hubunganku dengan Catalia hanyalah murni sebatas kenikmatan
seksual, karena kami sangat menikmatinya.-,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts