Cerita Dewasa – Asmara Sang Idola
Cerita Dewasa – Asmara Sang Idola
– Sore itu ketika speedboat yang membawa penumpang khusus sedang melaju cukup kencang menuju ke sebuah lokasi pertambangan emas di Pulau S.
Di deretan tempat duduk paling belakang, yang formasinya terdiri dari dua baris ada sekelompok pemain musik yang akan mengadakan pertunjukan untuk acara farewell party salah seorang yang cukup penting keberadaannya di pertambangan yang bertaraf internasional itu.
Salah satunya adalah aku yang di kelompok musik itu sebagai pemegang rythm gitar sekaligus vokalisnya. Perjalanan menempuh waktu sekitar 1, 5 jam dari pelabuhan yang ada di pulau L.
Setelah sampai di pelabuhan B, yang di bangun khusus buat kelancaran pertambangan itu sendiri, kami di periksa secara seksama.
Pertambangan ini menerapkan sistem keamanan yang cukup standart, mulai dari pelabuhan pemberangkatan sampai ke pelabuhan kedatangan.
Sebelumnya, aku bersama pemain musik lainnya juga telah mendapatkan ID card yang permohonannya membutuhkan waktu 2 minggu.
Setelah menjalani pemeriksaan yang cukup intensif dari pihak keamanan dan penjelasan yang cukup tentang segala peraturan selama berada di lokasi pertambangan itu sendiri, selanjutnya kita menuju ke ruangan tunggu untuk menuju lokasi acara.
Tak lama berselang, sebuah mobil kijang telah menjemput kelompok kami. Dalam waktu yang tak kurang dari 45 menit, kita telah sampai di pusat lokasi pertambangan.
Tidak pernah terlintas sebelumnya olehku, bahwa lokasi pertambangan yang awalnya adalah sebuah hutan belantara akan menjadi sebuah kota kecil yang nggak kalah sibuknya dibanding dengan kota kecil pada umumnya.
Sebelum kami mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan acara itu sendiri, kita harus menuju ke receptionist pertambangan untuk check-in dan makan siang.
Setelah mendapatkan kunci kamar masing-masing dan menempatkan barang bawaan, kita menuju ke kantin pertambangan untuk makan siang.
Sekitar jam 4 sore, handphone salah satu kelompok kita berbunyi yang isi dari pembicaraan antara temanku dan pihak sponsor dari pertambangan meminta kita untuk check sound.
Tanpa menunggu waktu lagi, kami mempersiapkan diri untuk datang ke lokasi acara. Menurut temanku yang berbicara lewat handphone, kami akan di jemput oleh pihak sponsor pertambangan sendiri.
Dalam hitungan menit, datanglah sebuah mobil kijang biru yang di dalamnya ternyata seorang gadis cantik berambut sebahu berkulit kuning langsat dan mengenakan celana jeans biru yang dipadu dengan kaos warna serupa.
Aku sempat terpana akan kehadiran gadis tersebut dan tak pernah terbayangkan sebelumnya kalo di lokasi kerja yang pada umumnya laki-laki dan berada di tengah hutan belantara ada gadis secantik dan se-sexy dia. Dengan gerakan lincah gadis itu turun dari mobil kijang dan berjalan ke arah kami.
“Hei.. Kenalkan nama saya.. Lila”, sahutnya dengan mengulurkan tangan nya yang halus.
Selanjutnya secara bergantian kami berjabat tangan buat berkenalan dengannya. Aku mendapat giliran terakhir untuk berkenalan.
“Adietya,” ujarku pendek.
Dia memandangku dengan sorot mata yang tajam, sambil masih menggenggam tanganku. Aku merasakan kelembutan telapak tanganya yang membuatku jadi terdiam sesaat.
“Maaf.. “, sahutku sambil melepas genggaman tangannya.
“Kalo nggak salah kamu vokalisnya yah?”, ujarnya kemudian.
Aku tersenyum sembari mengiyakan pertanyaannya.
“Kamu tau dari mana?”, tanyaku menambahkan.
“Dari daftar pemain musik yang sudah di fax sebelumnya”, jawabnya lagi.
Kembali aku hanya tersenyum mendengar jawabannya. Sepertinya Lala menyimpan perhatian khusus terhadap diriku, yang aku bisa menangkap gelagat itu dari sikapnya yang spontan.
“Kita sudah siap nih”, sahutku untuk mengalihkan pembicaraan.
“Baiklah kalo begitu” katanya dengan gerakan ringan dia naik ke mobil yang dia sopiri sendiri.
Tak menunggu waktu lama lagi kita semua naik ke mobil dan menuju ke lokasi acara.
Tempat yang di jadikan acara untuk farewell party adalah sebuah taman yang cukup indah pemandangannya, ditengah taman ada sebuah pohon yang sudah cukup tua usianya. filmbokepjepang.com Dan beberapa lampu hias serta sejumlah meja berikut kursi taman yang telah di atur dengan rapi.
Setelah check sound yang hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam, selanjutanya kami kembali ke kamar masing-masing.
Di dalam kamar ada fasilitas yang cukup memadai, mulai dari tempat tidur yang ukurannya lumayan besar, ac, kamar mandi dengan hot & cold waternya. Yang menurut pendapatku lumayan bagus fasilitas untuk karyawan pertambangan itu sendiri.
Selama di dalam kamar aku sempat merenung sesaat atas kejadian sore tadi, ketika aku berjabat tangan dengan Lila. Masa iya cewek secantik dia belum mempunyai pacar. Aku merasakan kelembutan di balik sorot matanya yang tajam, walaupun itu hanya sekilas.
Lamunanku semakin jauh saat aku mengingat betapa sempurnanya sosok Lila. Mulai dari matanya yang bening, hidungnya yang mancung, kemudian leher jenjangnya.
Dan tak kalah terkesimanya ketika pandanganku beralih turun menuju ke dadanya. Aku memperkirakan ukuran buah dadanya 36B, di padu dengan bentuk pinggangnya yang ramping dan sepasang kaki jenjangnya yang sexy.
Dengan tinggi badan sekitar 170 cm dan berat 50 kg menurut tafsiranku, Lila merupakan sosok gadis yang menjadi idola dari semua kaum adam.
Waktu menunjukan pukul 20.00 wita saat acara baru di mulai. Acara di awali dengan musik instrumentalia dari kita, yang kemudian aku lanjutkan dengan membawakan beberapa lagu lembut sebagai pembuka.
Setelah itu acara beralih ke sambutan panitia, serta salam perpisahan dari orang yang akan meninggalkan lokasi pertambangan yang akan kembali ke negara asalnya, dan di akhiri dengan acara makan malam yang diikuti oleh seluruh tamu undangan.
Acara yang berlangsung cukup meriah dan sukses, tentunya menjadikan pihak panitia merasa puas atas semua pihak yang mendukung lancarnya acara itu sendiri.
Lila yang mulai dari awal acara terlihat begitu anggun dengan gaun malamnya yang berwarna hitam yang di bagian lehernya begitu rendah, menjadikan dia semakin cantik berbeda dengan penampilannya tadi sore yang hanya mengenakan celana jeans dan kaos
Penampilanku malam itu juga sedikit berbeda, hanya mengenakan kemeja berlengan pendek warna biru muda dipadu dengan celana jeans biru kesukaanku.
Ketika waktu menunjukkan pukul 23.00 wita, para tamu satu persatu mulai meninggalkan tempat acara farewell party berlangsung. photomemek.com Saat itu tinggal beberapa tamu aja yang masih bertahan ngobrol, demikian juga dengan Lila yang masih bercengkerama dengan teman-temannya.
Saat itu acara musik dari kita sudah selesai dan di gantikan dengan CD dari panitia. Sementara aku bersama-sama kelompokku duduk sambil melepas lelah di belakang panggung acara.
Aku mulai dihinggapi rasa lelah dan ngantuk karena selama acara berlangsung aku telah menyanyikan lebih dari 25 lagu dan menjadikan aku sedikit capai.
Dengan berjalan perlahan aku menghampiri Lila yang sedang ngobrol dengan teman-temannya. Aku hanya diam ketika sampai didekatnya, karena aku gak mau menggangu pembicaraan mereka.
Sekilas Lila memandang ke arahku yang sedang berdiri tak jauh darinya.
“Maaf.. Ya Ver aku tinggal sebentar”, kata Lila kepada temannya.
“Ok deh Lil.. Lagian juga aku mau pulang kok “, sahut temannya kemudian.
Lila berjalan kearahku, sambil memberikan senyumnya yang menawan untukku.
“Thanks ya diet.. Acaranya benar-benar sukses”, sahutnya gembira.
“Sama-sama Lil.. “, jawabku pendek.
“Oh yah Lil.. Aku permisi duluan yah”, ujarku lagi.
“Soalnya kita besok harus bangun pagi-pagi sekali biar gak ketinggalan speedboat” tambahku lagi.
“Sebentar diet.. Kita samaan pulangya, lagian khan yang jemput kalian tadi juga aku”, katanya lagi.
“Ok deh.. “, jawabku pelan.
Sepanjang perjalanan kami semua terdiam di dalam mobil, tak terkecuali aku yang duduk di depan bersebelahan dengan Lila.
Sesampainya di depan apartement, teman-temanku langsung turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih kepada Lila yang telah mengantarkan aku. Giliran selanjutnya adalah aku yang terakhir turun dari mobil.
“Diet.. Kamu belum ngantuk bener khan?”, tanya Lila tiba-tiba.
“Hem.. Sebenarnya belum begitu sih”, jawabku perlahan.
“Ada apa emangnya?”, tanyaku lagi.
“Kamu mau gak melihat-lihat lokasi pertambangan di malam hari?”, tawarnya kemudian.
“Hem.. Boleh deh, lagian aku khan gak selalu ada dipertambangan ini”, jawabku meyakinkan.
Dengan cekatan Lila membelokkan mobilnya ke arah perbukitan, yang mana lokasi mesin dan alat-alat berat berada. Perjalanan di tempuh kurang lebih 10 Km, yang kebetulan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 00.30 wita.
Kadang-kadang di dalam perjalanan, kita berpapasan dengan mobil pertambangan lainnya. Menurut keterangan Lila sistem kerja di sini, khususnya yang di lapangan selama 24 jam yang di bagi sebanyak 4 shift.
“Diet suara kamu bagus banget yah.. Saat nyanyi tadi”, tiba-tiba suara Lila memecah kesunyian.
Aku yang di puji seperti itu cuman tersenyum aja.
“Makasih yah Lil.. Atas pujiannya”, sahutku pelan.
“Aku serius kok bilang begitu”, katanya lagi.
“Aku akan sangat bahagia sekali seandainya punya cowok seperti kamu”, ujarnya lagi.
“Ah.. Bisa aja kamu Lil”, sahutku tersipu oleh pujiannya.
“Sudah suara kamu bagus, lagu-lagu kamu banyak yang romantis”, pujinya lagi.
“Pasti deh banyak cewek yang tertarik sama kamu”, sahutnya lagi.
“Aku khan cuman pemain musik biasa Lil, bukan artis”, jawabku merendah.
Aku mengatakan itu sambil memandang ke arah Lila, yang juga sedang menatapku. Sempat aku tertunduk oleh sorot matanya yang tajam, namun lembut aku rasakan menghujam relung hatiku yang dalam.
“Kamu juga sangat cantik kok Lil, nggak mungkin kamu belum punya cowok”, kataku sesaat.
“Diet.. Aku tuh di sini kerjanya sibuk banget”, katanya.
“Mana ada cowok yang mau dengan cewek yang super sibuk, yang liburnya cuman 2 kali seminggu”, katanya lagi.
Entah keberanian dari mana tiba-tiba tanganku menggenggam tangannya, ketika mobil yang kami tumpangi sedang berhenti di atas sebuah daerah perbukitan. Sementara musik sedang mengalun lembut dari tape mobil.
Begitu syahdunya lagu milik procol harum’ yang judulnya ‘whiter shade of pale’. Membuat suasana makin terasa romantis ditambah dengan hanya kami berdua di dalam mobil. Tanpa aku duga sebelumnya, tiba-tiba Lila mendekatkan tubuhnya sambil matanya menatap sayu.
“Diet.. Saat pertama aku menerima copy identitas diri kamu dan juga kelompok musik kamu, berikut foto-foto anggota group”, kataya pelan.
“Perasaanku mengatakan bahwa kamu type cowok yang romantis ternyata benar adanya”, terangnya kemudian.
“Lil.. Aku hanya seorang pemain musik”, sahutku pelan.
“Apa yang kamu harapkan lebih dari aku, dari segi finansial kamu jauh berbeda, dari kecantikan bahkan kamu sangat cantik yang nggak begitu sulit tentunya buat mendapatkan cowok idaman kamu”, jelasku lirih.
“Diet.. Semua itu semu bagiku, kebahagiaan sejati adanya hanya di hati”, sahutnya lagi.
“Buat apa terpenuhi segala sesuatunya, sementara hati kita nggak bahagia”, ujarnya lirih.
Dengan lembut aku rengkuh bahunya dan menarik wajahnya mendekat dan tak lama kemudian aku sudah mengecup bibirnya yang ranum.
“Ohh.. “, Desah Lila lirih.
Bibirku berpindah perlahan dari bibir terus ke lehernya dan berakhir dibelakang telinganya. Lidahku menjulur dengan lembut di antara lehernya yang jenjang dan cuping telinganya, yang sesekali menjulur ke lubang telinganya.
“Ohh. Ssshh.. “, Desah Lila lembut.
Tanganku yang meremas payudara yang sebelah kiri dari luar gaun hitam nya yang sedikit terlepas talinya. Hal ini semakin membuat Lila mendesah untuk kesekian kalinya.
“Diet kita lanjutin di kamarku aja yah”, katanya parau karena masih menahan rangsangan.
“Di sini kurang asyik, lagian juga ntar kalo ada orang lewat terganggu lagi” tambahnya.
Mobil kemudian bergerak perlahan meninggalkan daerah perbukitan. Sepanjang jalan tanganku tak pernah berhenti mengelus paha mulus Lila yang terbungkus gaun hitam panjang, sementara Lila mengemudikan mobil. Dalam waktu kurang dari 30 menit sampailah mobil yang kita tumpangi di depan apartment pertambangan.
Kamar Lila kebetulan ada di lantai yang paling atas sementara apartment ini mempunyai 3 lantai di bawahnya.
Setelah memarkir mobilnya di bawah sebuah pohon, aku keluar mobil terlebih dahulu. Dengan mesra aku memeluk pinggang Lila, dan berjalan pelan disisinya menuju kamarnya yang terletak di ujung.
Sesampainya di depan pintu kamar aku menghentikan langkahku, yang aku lanjutkan dengan memeluk pinggang Lila dan kembali aku mengecup bibirnya yang selalu terlihat basah.
“Ohh.. “, Kembali Lila mendesah lirih.
“Diet.. Nggak enak ntar di liat ama orang lain”, bisiknya pelan.
Kemudian Lila menyerahkan kunci kamarnya ke padaku. Tak lama pintu sudah terbuka dan nampaklah olehku sebuah kamar yang di tata dengan rapi, serta di padu dengan letak lampu kamarnya yang berada di ujung.
Kesan romantis begitu terasa di dalam kamar Lila. Mulai dari warna catnya, letak lampunya. Dengan mesra aku menggendong Lila ke sofa yang ada di tengah kamar yang menghadap ke luar jendela.
Setelah duduk di sofa sejenak, Lila berdiri ke arah musik set yang ada di dekat ranjang, yang tak lama mengalunlah musik instrumentalia milik dari ‘Kenny g’ yang judulnya ‘going home’.
Dengan lembut Lila berjalan ke arah sofa dimana aku sedang takjub memandang lekukan tubuhnya yang di balut oleh gaun hitam dan di terpa oleh temaramnya sinar lampu kamar.
Perlahan Lila menghenyakkan pinggulnya yang sexy di sofa, sementara tanganku menyambut pinggangnya yang ramping dan ku peluk erat seketika.
Going home masih mengalun syahdu, ketika bibir ku berpindah ke lehernya yang jenjang, serta kedua tangan ku menurunkan tali gaunnya yang berleher rendah. Bra 36B warna hitam yang berenda di tepinya, menambah sexy penampilan Lila malam itu.
Dengan lembut aku meremas kedua payudaranya bergantian. Sementara bibirku masih aktif di bibirnya yang ranum, dan tanganku mulai membuka tali branya dari belakang.
Dalam hitungan detik terlepaslah bra hitam Lila, dan terpampanglah di hadapanku sepasang payudara nya yang putih dengan ujungnya yang kecoklatan. Bibirku bergerak perlahan menciumi kedua payudaranya mulai dari yang kiri bergantian dengan yang kanan.
“Sssh.. Ohh Diet”, Desah lila yang mulai terangsang.
Tanganku yang kiri meremas lembut payudara Lila yang sebelah kanan, sementara bibirku menjilati ujung puting yang kanan.
“Ohh.. Sssh.. Terus diet”, Desahan Lila semakin menjadi.
Setelah cukup lama aku merangsang bagian atas tubuh Lila, kemudian aku lanjutkan dengan menundukan kepalaku sambil menjulurkan lidah untuk menjilati perutnya yang rata.
Sambil menunduk tanganku perlahan menurunkan gaunya yang masih menggantung di bagian perut dengan menariknya kebawah. Tampaklah Gundukan CD hitam yang rendanya ada di bagian tengah, dan nampaklah secara transparan bulu vagina Lila yang hitam lebat.
Bulu vagina Lila memang sangat lebat dan hitam itu nampak dari pinggiran Cd nya yang masih dikenakannya. Beberapa ada yang keluar dari pinggiran CD hitam lila.
Aku hanya bisa menelan ludah sesaat menyaksikan semua itu. Dengan gigitan lembut aku menarik CD hitam Lila ke bawah yang melewati pahanya yang mulus.
Setelah CD nya berada di pahanya, tanganku menyelesaikannya dengan melepasnya seketika. Dengan gerakan perlahan aku menunduk sambil menjulurkan lidahku ke arah gundukan hitam bukit vagina Lila. Lidahku menjulur lembut menyapu labia minora serta labia mayoranya Lila dan sesekali ujungnya menyentuh clitoris Lila.
“Hekk, Ssshh”, Lila mendesah agak keras mendapat perlakuan itu.
“Diett.. Terusin diet”, jeritnya lirih.
Setelah cukup lama Lila menerima rangsangan, aku menghentikan sesaat kegiatan itu. Yang tak lama kemudian Lila berinisiatif memberikan kenikmatan yang sama terhadap diriku.
Dengan posisi duduk di sofa, ini memudahkan bagi Lila untuk memberikan pelayanan oral Terhadapku. Dengan lembut Lila kemudian menundukan kepalanya dan tak lama dia telah melahap ujung kepala penisku dengan lincahnya.
“Ughh.. “, erangku merasakan kenikmatan yang diberikan oleh ujung lidah Lila.
Sementara tanganku meremas payudaranya dan sesekali aku padukan dengan memilin ujung putingnya lembut. Setelah cukup puas Lila menelusuri seluruh permukaan penisku yang di mulai dari zakarnya dan berakhir di ujungnya yang di padukan dengan gerakan ujung lidahnya menyentuh lubang kencingku.
Perlahan Lila berdiri di hadapanku yang sedang duduk di sofa. Dengan lembut aku menarik pinggangnya perlahan mendekat ke arahku. Bibirku kembali menyentuh payudara Lila bergantian, mulai dari yang kanan dan berakhir di payudara yang kiri.
Dengan lembut aku memegang batang penisku yang sudah sangat keras dan mengarahkannya ke belahan vagina Lila yang merekah basah oleh lendir birahinya. ceritaseksbergambar.com Sedikit demi sedikit Lila menurunkan pinggulnya dan bersamaan dengan amblasnya batang penisku di dalam vagina Lila yang masih sempit.
“Sssh.. Ohh Diet”, erangnya ketika penisku membelah vaginanya yang basah.
Dengan menggoyangkan pinggulnya perlahan Lila mulai melakukan aksinya. Dan ini membuatku memejamkan mata menikmati sensasi atas gerakan erotis Lila.
“Ughh.. Ssshh”, Erangku lirih.
“Diet.. Aku mau keluar”, jeritnya parau.
“Sebentar sayang”, sahutku tak kalah paraunya.
Tak lama berselang aku merasakan denyutan vagina Lila dan di barengi rasa hangat melintasi batang penisku yang menandakan orgasme pertama telah di dapatkannya. Setelah denyutan mulai melemah, kemudian aku mencabut penisku dan meminta Lila rebahan di sofa.
Dengan gerakan lembut aku membuka paha Lila, sambil tanganku menggenggam batang penisku yang masih keras. Perlahan aku melesakkan batang penisku di belahan vagina Lila.
“Sret.. Sret.. “, setengahnya telah masuk membelah vagina Lila.
“Ssshh.. Diet.. Terusin enak”, jeritnya lirih.
Dengan sekali tekan, namun cukup lembut aku melesakkan sisa batang penisku ke dalam vagina Lila yang sangat basah oleh lendirnya sendiri.
“Ohh.. Ssshh”, kembali Lila mendesah lirih.
Perlahan aku mulai memaju mundurkan pinggulku dengan pasti.
“Ughh.. “, aku merasakan kenikmatan, setelah jepitan vagina Lila berdenyut lembut.
Setelah beberapa lamanya, aku mulai merasakan denyutan di ujung batang penisku.
“Lila sayang.. Ohh.. “, jeritku lirih.
“Aku mau keluar nih sayang”, sahutku lagi.
Dengan cepat aku mengocok penisku di dalam vagina Lila. Dalam waktu yang bersamaan aku mencanut penisku dan mengocoknya di atas perut Lila.
“Crett.. Ohh. Ssshh”, menyemburlah spermaku di atas perut Lila yang sebagian menempel di kedua payudaranya.
Dengan cepat Lila mengoleskan lelehan spermaku di seluruh permukaan perutnya dan kedua payudaranya.
“Thanks ya sayang “, aku mengecup bibir ranum Lila kemudian.
“Sama-sama sayang”, sahutnya lirih,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,