Cerita Dewasa – Sex Party di Kamar Hotel
Cerita Dewasa – Halo pembaca namaku Citra. Agustus kemarin baru saja aku merayakan ulang tahunku yang ke 36. Sebuah perayaan ulang tahun yang sangat berkesan untukku. Sebagai ibu rumah tangga dengan suami yang luar biasa sibuk, aku sering merasa jenuh di rumah. Pergaulanku pun tidak terlalu luas, aku bukan tipe wanita yang senang kumpul-kumpul, ke kafe, hura-hura dan sebagainya.
Hiburanku paling hanya TV, telepon dan komputer. Aku sering chating untuk menghilangkan kejenuhanku. Dari chat itulah aku mulai mengenal yang namanya perselingkuhan. Kepulangan suamiku yang hanya empat-lima hari dalam sebulan jelas membuatku sepi akan kasih sayang. Dan tentunya sepi pelayanan. Tapi mungkin aku juga terpengaruh oleh teman-teman chatku.
Sebelum kenal chating, aku tidak begitu perduli dengan kesepian. Namun setelah banyak bergaul di chat, aku mulai merasa bahwa selama ini hasrat birahiku tak pernah terpenuhi. Ivan adalah pria pertama yang berselingkuh denganku. Usianya lima tahun lebih muda dariku dan sudah menikah. Tubuhnya cukup ideal dan aku puas setiap berkencan dengannya.
Namun kami tidak bisa sering-sering karena istri Ivan bukan tipe wanita yang bisa dibohongi. Setelah Ivan aku pun semakin membuka diri dengan menggunakan nick chat yang bikin penasaran. Beberapa pria mulai sering mengisi kekosongan birahiku.
Ada Reza, manager sebuah perusahaan kontraktor berusia 31 tahun yang lihai memancing birahiku, lalu ada Ardi yang seumuran denganku yang tidak pernah puas dengan pelayanan istrinya, dan masih ada beberapa lagi.
Aku mulai mengenal daun muda ketika berkenalan dengan Darsono, mahasiswa salah satu PTS di Jakarta yang usianya lebih muda 15 tahun dariku. Waktu itu aku agak segan berkenalan dengannya karena usianya yang terpaut jauh sekali denganku.
Namun Darsono memberiku pengalaman lain. Suatu ketika dia datang ke rumahku saat rumahku sedang sepi. Dan dengan gairah mudanya yang menggelegak, Darsono memberikan sensasi tersendiri padaku, apalagi dengan ‘Mr. Happy’ miliknya yang king size. That was great. Aku pun jadi tertarik dengan daun-daun muda yang bertebaran di chat room.
Sampai akhirnya aku mengoleksi sekitar 20 Brondong dengan usia antara 17-25 tahun yang keep contact denganku. Memang baru 4 orang dari mereka yang sempat berkencan denganku, namun yang lainnya tetap aku kontak via telepon. Hingga akhirnya menjelang ulang tahunku Agustus kemarin aku punya rencana yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. Aku mengontak 6 brondong yang kupilih untuk ikut berpesta merayakan ulang tahun bersamaku.
Pilihan pertama jatuh pada Rivaldy, siswa kelas 3 di salah satu SMA yang cukup terkenal di Jakarta Selatan.“Halo tante..”, sapanya ceria ketika aku menghubungi HP-nya.“Ya sayang, Sabtu ini kamu ada acara nggak?”, tanyaku tanpa basa-basi. “Ya biasa tante, paginya sekolah dulu”, jawabnya sedikit manja. “Tapi sorenya free kan, tante ada acara nih..”, tanpa kesulitan Rivaldy menyanggupi undanganku, selanjutnya Gunawan, mahasiswa salah satu PTS di Depok.
Tanpa kesulitan pula Gunawan menyanggupi undanganku, kemudian Brian, salah seorang instruktur di pusat kebugaran milik seorang binaragawan ternama di negeri ini, Brian juga menyanggupi. Aku senyum-senyum sendiri membayangkan tubuh Brian yang tegap berotot dan ukuran Mr. Happynya yang.. wow!
Aku pernah sekali berkencan dengannya dan aku takjub dengan Mr. Happy miliknya yang panjangnya 3 kali Nokia 8850 milikku. Selanjutnya Alvin, siswa SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup elit di bilangan Jakarta Selatan. Lalu, mahasiswa PTS ternama di daerah Grogol Nicki, dan terakhir tentu saja Darsono, daun muda pertamaku.
Hari yang kunantikan pun tiba, tepatnya sehari sebelum ulang tahunku. Pagi-pagi sekali aku menitipkan Tina, anakku yang duduk di bangku SMP, ke rumah kakakku. photomemek.com Aku beralasan ada reuni SMA weekend ini. Setelah itu aku mampir ke salah satu bakery di bilangan Blok M Jakarta untuk mengambil kue ulang tahun pesananku, kemudian aku langsung check in di suite room salah satu hotel berbintang 5 di daerah Thamrin. Di kamar aku segera re-check Brondong-brondongku untuk memastikan kehadiran mereka.
Semua beres, mereka akan hadir sekitar jam 17.00 sore, sekarang baru jam 13.07 siang masih lama juga sampai jam 5 sore nanti. Sambil tiduran di ranjang aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Kok malah jadi horny sih. Aku mondar-mandir di kamar tak karuan.
Untuk mengusir kejenuhan aku turun ke bawah, sekalian mencicipi makan siang di restoran hotel tersebut. Di salah satu meja, aku melihat 5 orang wanita seusiaku dan 1 orang pria yang wajahnya masih cute sekali, aku menjadi semakin deg-degan dan tidak sabar untuk nanti.
Mungkin masih kuliah atau sekolah. Mereka makan sambil ngobrol dan tertawa-tawa, sama sekali tak menyadari kehadiranku, sampai akhirnya salah seorang dari wanita-wanita itu beradu pandang denganku. Dia memberitahu yang lain, dan si cute melambai ke arahku, aku tersenyum dan membalas lambaiannya.
Selesai makan, aku mendapat selembar memo dari salah seorang pelayan hotell itu, aku membaca isi pesannya, “BREVA, 081233214321 — CALL ME”. Aku tersenyum.
Sampai di kamar, aku menghubungi nomor tersebut.
“Halo..” terdengar ribut sekali di ujung sana.
“Halo, Breva?” tanyaku.
“Ya, siapa nih?” tanya si pemilik suara itu lagi.
“Aku dapet memo dari kamu..”
“Ohh.. iya, nama kamu siapa?” kami berkenalan, dan ternyata Breva adalah si cute yang aku lihat di resto bersama 5 wanita tadi.
Dan aku surprise sekali setelah mengetahui bahwa Breva juga sedang merayakan ulang tahunnya hari ini. Dia juga surprise setelah kubilang bahwa aku juga akan merayakan ulang tahun di sini. Kemudian Breva mengundangku untuk merayakan ulang tahun di kamar yang disewanya di bawah. Kebetulan! Sambil mengisi waktu nggak ada salahnya pemanasan dulu.
Family room yang disewa Breva penuh dengan balon aneka warna. Kelima wanita yang kulihat tadi ada di situ. Salah satunya adalah adik maminya Breva, dan yang lain teman-temannya. filmbokepjepang.com Rupanya Breva ‘dipelihara’ sebagai gigolo oleh kelima wanita tersebut. Wiliam, adik maminya Breva adalah wanita pertama yang mengenalkan anak itu ke dalam dunia seks. Lalu ada Lili dan Kenny, teman kerja Jessica, serta Intan dan Debora, teman aerobik Jessica.
Dan hari itu mereka berlima sepakat untuk merayakan ulang tahun Breva di kamar tersebut sejak tadi malam. Tepat jam 12 tadi malam Breva menirima suapan kue ulang tahun dari mulut wanita-wanita itu secara bergantian, dan jam 5 pagi tadi mereka baru selesai melepas birahi bersama.
Acara kali ini semacam games, dimana Breva dalam keadaan telanjang bulat diikat dengan mata tertutup atas ranjang dengan penis yang tegak, kemudian secara acak kelima wanita itu memasukkan penis Breva ke dalam vagina mereka, dan saat itu Breva harus menebak, siapa yang sedang menindihnya.
Kalau benar, Breva diperbolehkan melepaskan ikatannya dan melepas birahinya dengan wanita yang tertebak itu. Tapi kalau salah, wanita tersebut akan menyodorkan vaginanya ke mulut Breva, dan dia itu harus memuaskannya dengan lidahnya.
Aku menyaksikan permainan yang seru itu di salah satu kursi di situ. Ramai sekali mereka bermain. Kadang aku senyum-senyum ketika Breva salah menebak, anak itu lihai sekali melakukan oral sex, sudah 3 wanita yang klimaks akibat permainan lidahnya.
Aku menikmati permainan itu, yang ujung-ujungnya mereka kembali berpesta sex berenam. Jessica mengajakku bergabung. Sebetulnya aku agak keberatan, karena aku belum pernah melakukan hubungan seks dengan melibatkan wanita lain. Namun aku kepingin juga melihat tubuh Breva yang cukup oke itu, apalagi dengan penisnya yang wow!
Lumayan juga buat pemanasan. Aku sempat dua kali klimaks di pesta mereka. Yang pertama dengan Breva, dan yang kedua.. ehmm.., saat oral sex dengan Debora, Jujur saja, awalnya aku agak jengah ketika merasakan kulit tubuhku bersentuhan dengan kulit wanita-wanita itu, apalagi saat menyentuh bagian-bagian sensitif.
Namun gairah birahi yang menyala-nyala dapat membuatku melupakan semua rasa risau tersebut. Akhirnya aku sangat menikmati juga bermain dengan wanita-wanita itu. Sayangnya menjelang jam 5 aku harus selesai lebih awal, kerena sebentar lagi orang-orang yang akan merayakan ulang tahunku akan datang.
Padahal aku baru saja menikmati permainan mereka. Aku pun pamit, namun sebelum kembali ke kamar aku mengundang mereka ke kamarku untuk bergabung dengan pesta ulang tahunku nanti malam.
Merekapun setuju dan sangat antusias, terutama kelima wanita tersebut karena mendengar ada 6 daun muda yang kuundang untuk memuaskan hasratku. Masih kurang lima menit, aku menunggu sendirian di kamar yang luas tersebut.
Brian yang pertama kali datang. Pria bertubuh tegap itu langsung mencium bibirku sambil mengucap happy birthday. Dengan gaya jantannya Brian bermaksud menggendong tubuhku seperti biasa, namun aku menahannya.“Nanti Brian, tunggu yang lain..”, kataku.Wajah Brian terlihat bingung. Aku pun menjelaskan rencana ulang tahunku kepadanya.
Pria itu tertawa terbahak-bahak“Gila.. tante maniak banget ya, emang kuat?”, goda Brian. Aku tersenyum. Tak lama kemudian Darsono datang. Anak itu terkejut mendapati ada pria lain di kamar itu. Aku pun kembali menjelaskan rencanaku kepadanya. Darsono sampai geleng-geleng. Lalu Nicki dan Alvin datang secara bersamaan dengan raut wajah keduanya yang sama-sama bingung.
Darsono dan Brian tertawa-tawa melihat kebingungan mereka. Kemudian Gunawan datang namun ia tidak terlalu kaget karena aku sering bermain dengannya juga. Lalu, dan terakhir Rivaldy. Lengkaplah sudah. Aku mengajak mereka ke sauna untuk mandi bersama. Aku melihat beberapa dari mereka agak risih.
Mungkin mereka tidak terbiasa berada dalam satu ruangan dengan sesama pria dalam keadaan telanjang. Hanya Gunawan, Rivaldy, dan Darsono yang masih menguasai keadaan. Yang lain masih terlihat agak nervous.
Selesai bersauna, aku mengeluarkan anggur yang kubawa dari rumah tadi. Anggur itu sudah kucampur dengan obat perangsang dan obat kuat konsentrasi tinggi. Aku jamin siapa pun yang meminumnya mudah sekali terangsang dan dapat bertahan lama. Aku memberikannya pada mereka satu persatu. Kemudian kita ngobrol-ngobrol di atas ranjang sambil minum.
Oh iya, semenjak dari sauna tadi, tak satu pun tubuh kami yang ditutupi pakaian, kami sudah bertelanjang bulat, kami terus ngobrol-ngobrol sambil aku menunggu reaksi obat tersebut. Sekitar setengah jam kemudian mereka mulai menunjukkan gejala-gejala terangsang, dan beberapa dari mereka bahkan penisnya mulai mengeras.
Aku mencoba membakar gairah mereka dengan menjamahi tubuhku sendiri. Sambil minum kuusap-usapkan tanganku ke seluruh tubuh, kumainkan payudaraku, dan kuusapi permukaan vaginaku. Aku tertawa dalam hati. Dari tingkah laku dan ekspresinya, jelas sekali kalau birahi mereka sudah naik ke kepala. Namun tak ada yang berani memulai, sampai Darsono yang duduk di dekat kakiku memberanikan diri menyentuhku.
Alvin ikut-ikutan menjamah tubuhku, disambung Brian, dan akhirnya semua bergumul menyentuhku. Ah great! Aku asyik berciuman dengan Rivaldy dengan panuh nafsu, sementara Nicki dan Gunawan menjilati kedua payudaraku. Tangan kiriku asyik mengocok penis Brian sedangkan yang kanan dengan lincah memuaskan Darsono. Lidah Gunawan menari lincah di perutku, memberikan sensasi kenikmatan tersendiri.
Sementara Darsono melengkapi kenikmatan dengan menjelajahi daerah di bawah perut dengan lidah dan jari-jarinya. Ahh.. baru kali ini aku merasakan gejolak yang luar biasa. Setiap jengkal tubuhku rasanya dimanja dengan sentuhan mereka. Kami pun bertukar-tukar posisi. Hampir dua jam kami melakukan fore-play tersebut.
Brian yang pertama berhasrat menembus lubang vaginaku. Sambil bersandar di dada Brian yang bidang, sementara Nicki dan Darsono asyik mencumbui tubuhku yang terawat, aku menerima kenikmatan yang diberikan Brian. Ahh.. anak itu hebat sekali memainkan temponya. Penisnya yang memang berukuran besar terasa memenuhi vaginaku.
Setelah Brian, gantian Alvin yang menghujamkan penisnya yang bertato ikan hiu itu ke dalam vaginaku.“Ahh.. ahh.. terus Vin.. aaahhh..”, aku mulai mendesah merasakan penisnya itu memijit-mijit dinding vaginaku. Uhh.. nikmat sekali. Daun mudaku yang satu ini memang kreatif sekali memainkan penisnya. Suatu kali saat aku berkencan dengannya,
Alvin memang jago dan memuaskan sekali service nya. Hasilnya..wow, aku mengalami multi orgasme hingga 17 kali berturut-turut. Saat itu hampir aku kehabisan nafas. ceritaseksbergambar.com Seperti biasa saat aku main dengan Gunawan, Nicki kumat gilanya. Penis Alvin yang berdiameter 5 cm itu sudah hampir memenuhi vaginaku, Darsono menambahnya dengan menghujamkan penisnya yang berukuran kurang lebih sama dengan Alvin ke dalam vaginaku. Akkhhh.. nikmatnya! Aku sampai menggigit tangan Rivaldy yang sedang memelukku.“Ahh.. ahh.. ooohhh..”, birahiku semakin memuncak.
Saat itu Rivaldy langsung menyumpal mulutku dengan penisnya yang belum disunat itu. Mmm.. nikmat sekali.Aku mengulum dan memainkan ujung penis Rivaldy yang kenyal. I like this yeahh.. aku menggigitinya seperti permen karet. Anak itu mengerang keasyikan. Aku merasa birahiku semakin memuncak. Dan.. ahhh, aku pun mencapai orgasmeku. Alvin dan Brian mencabut penis mereka pelan-pelan.
Kemudian gantian Nicki yang memasukkan penisnya yang basah itu ke dalam mulutku. Di bawah, Darsono kembali bergumul dengan vaginaku. Lidahnya lincah menari-nari membangkitkan kembali gairahku hingga birahiku kembali naik. Lantas dituntaskannya dengan penis supernya tersebut. Ahhh.. nikmatnya.
Kami terus berpesta, bergumul dan berganti-ganti posisi. Tanpa terasa malam hampir mencapai waktu sudah menunjukan pukul 23.29 Artinya sebentar lagi hari ulang tahunku akan tiba. Saat itu segenap kepuasan telah menyelimuti kami dari pesta sejak sore tadi.
Tubuh-tubuh macho itu tergeletak melepas ketegangannya di tengah-tengah tubuhku, sambil kami bercumbu-cumbu kecil. Akhirnya alarm handphoneku yang sengaja kupasang, berbunyi. Now it’s the time! Tepat jam 00.00 aku mengeluarkan kue ulang tahun yang kubeli tadi siang dari dalam lemari es, kuletakkan di atas meja.
Keenam daun mudaku berdiri mengelilingi meja tersebut. Acara potong kue pun dimulai. Potongan pertama kuletakkan di atas cawan, kemudian kuberikan pada Rivaldy yang berdiri di sebelahku. Kusuapkan sepotong ke mulutnya dengan mulutku.
Kemudian potongan kedua kuberikan pada Darsono dengan cara yang sama. Lalu berturut-turut Brian, Alvin, Nicki, dan terakhir Gunawan. Kami pun berpesta dengan kue itu dan tentunya beberapa botol anggur yang telah kuberi obat perangsang tadi.
Selesai makan, atas ide Brian aku diminta berbaring di atas meja, kemudian tubuhku dibaluri sisa krim dari kue dan sedikit disirami anggur. Kemudian dengan buas, keenam daun mudaku melumat tubuhku dengan lidah mereka.
Ahh.. nikmat sekali rasanya. Aku merasa seperti ratu yang dimanja gundik-gundiknya. Mereka tak hanya menjilati, tapi juga mencumbui seluruh permukaan kulitku. Sshh.. oohhh.. Gunawan memang pintar sekali menjelajahi payudaraku. Anak itu berduet dengan Nicki melumat payudara dan puting susuku.
Darsono, Alvin dan Brian asyik berebutan mengeroyok vagina dan pantatku sementara itu aku sambil menghisap penis Rivaldy. Uhhh.. rasanya vaginaku ingin meleleh dibuatnya. Sudah 8 kali aku orgasme dengan permainan ini, namun mereka terus asyik melumat tubuhku tanpa henti.
Gila, obat perangsang pemberian salah seorang temanku itu memang top banget.“Sshhh.. ooohhh..”, untuk yang ke-9 kalinya aku mencapai orgasme. Karena tak tahan aku pun bangkit. Tubuhku sudah basah oleh air liur mereka.
Aku melirik ke jam di handphoneku 00.53 Sebentar lagi Breva dan tante-tantenya akan kemari. “Sebentar ya sayang..”, aku menyingkir sedikit dari daun-daun mudaku untuk mengirim SMS ke Breva.
Tak lama kemudian anak itu membalas. Yup, confirm! Mereka sedang di lift dan sebentar lagi akan tiba. “Ok sayang.. kalian semua betul-betul hebat. Tante senang sekali merayakan pesta ulang tahun seperti ini. Nah.. sebagai imbalan, tante punya surprise buat kalian semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.
Keenam pria itu saling berpandangan dengan bingung.“Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Brian. Aku mengecup bibir anak itu.“Liat aja bentar lagi”, jawabku. Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu kamar berbunyi.
Aku segera memakai kimono dan menghampiri pintu.“Happy birthday Citraa..”Breva dan tante-tantenya berteriak ribut mengejutkan semua pria yang ada di dalam kamarku. Aku mempersilakan masuk dan mengenalkan mereka. Melihat keenam daun mudaku yang tanpa busana, kelima wanita itu langsung menanggalkan pakaian mereka tanpa basa-basi.
“Oke semua, this is the real party.. Enjoy it!”, seruku pada mereka. Bagai pasukan yang dikomando, mereka langsung mencari pasangan dan memilih tempat masing-masing untuk melepas birahinya. Aku menghampiri Breva yang masih berpakaian lengkap.“Sayang.. sekarang saatnya kita berduaan. Biar saja mereka berpesta, tante ingin menikmati tubuh kamu sendirian.. mmm.. mmm..”, desahku seraya mencium bibir Breva.
Pria macho itu langsung menggendong tubuhku dan membawaku ke bathroom. Breva mendudukkanku di atas meja wastafel, dan kami pun melanjutkan ciuman kami. Tanganku lincah melucuti kemeja yang membungkus tubuh Breva. Anak itu juga melepas kimono yang kupakai. My God!
Untuk kesekian kali aku mengagumi tubuh kekar Breva yang putih dengan tatto harimau di punggungnya itu. Aku mendekap tubuhnya hingga dadanya menempel ketat di payudaraku. Ssshh.. hangat sekali. Breva menciumi leher dan bahuku habis-habisan. Gairahku kembali naik.
Dengan lembut Breva mendorong tubuhku hingga setengah berbaring di atas wastafel tersebut. Kemudian dengan liar anak itu menjelajahi tubuhku dengan lidahnya. Ahhh.. dia pintar sekali mencumbui puting susuku. Sementara sebelah tangannya mengusap-usap permukaan vaginaku.
Kedua tanganku sampai meremas rambut Breva untuk menahan kenikmatanku. Breva membasahi jari-jarinya dengan lidahnya, kemudian dimasukannya jari tengahnya yang kekar itu ke dalam lubang vaginaku.“Sshhh.. ooohhh..”, aku mendesah merasakan kenikmatan itu.
Breva melirik ke wajahku yang sedang berekspresi seperti orang ketagihan. Bibir, lidah dan giginya tak henti-henti mencumbui puting susuku. Breva memang lihai sekali memainkan tempo. Tak sampai lima belas menit, jari-jari Breva berhasil membuatku klimaks. Aku memeluk dan mencium anak itu. Kemudian gantian aku yang turun ke bawah untuk menikmati penisnya yang mantap itu.
Gila, masih lemesnya aja segini, gimana udah tegang nanti. Penis Breva yang tidak disunat itu terlihat lucu dengan daging lebih di ujungnya. Dengan lincah aku menjilati sekeliling penis anak itu. Breva meremas rambutku dengan penuh nafsu. Lidahku mulai menjelajahi batang penisnya yang besar itu. Uhhh.. gila besar sekali. Sampai pegel lidahku menjilatinya.
Sesekali Breva menggesek-gesekkan batang penisnya itu ke mulutku dengan greget. Aku semakin liar saja melumatnya. Pelan-pelan aku mulai melahap penis Breva. Mmm.. mmm.. enak sekali. Aku mengulum ujung penis Breva yang kenyal, dan menarik-nariknya seperti permen karet. Anak itu sempat bergidik menahan nikmat.
Sambil mengulum ujung penisnya, kedua tanganku memainkan batang penisnya yang sudah basah oleh air liurku itu. Lidahku semakin lincah dan liar. Akhirnya penis Breva mencapai ukuran klimaksnya. Dan.. wow betul-betul fantastis. Aku mengukurnya dengan jariku. Gila, nyaris dua jengkal tanganku.
Kayaknya tadi waktu party bareng tante-tantenya nggak segede ini. Makan apa sih ni anak. Penis Breva sudah keras, kepalanya sudah menyembul dari balik kulitnya dan urat-urat yang perkasa mulai menghiasi sekeliling batang penisnya. Breva mengusap-usapkan penisnya ke sekujur wajahku. Ahhh.. nikmat sekali. Sebentar lagi aku akan merasakan kejantanannya.
Sambil berpegangan di wastafel, aku siap dengan posisi nungging. Perlahan-lahan Breva menyelipkan batang penis jumbonya itu ke dalam liang vaginaku. Aahhh.. aku merasa seperti seorang perawan yang baru menikmati malam pertama. Penis Breva terasa sulit menembus vaginaku.
Pelan-pelan Breva menusukkan semakin dalam, dan.. akhirnya penis Breva amblas ke dalam vaginaku. Uhhh.. rasanya ketat sekali di dalam.“Shh.. tante.. lubangnya sempit banget sih.. enak banget nih..ahhh..”, Breva mendesah ditelingaku.
Pelan-pelan Breva mulai memaju-mundurkan penisnya. Ohh..ohhh..ooohhh.. nikmat sekali. Sementara kedua tangannya yang kekar meremas payudaraku.“Aahhh.. ahh.. Breva.. aahhh.. enak sekali sayang.. aahhh..”, Aku merasakan tubuhku akan meledak menahan rasa nikmat yang luar biasa.Baru kali ini aku merasa seperti ini.
Dan tak lama kemudian aku pun mencapai klimaks. Ahhh.. Breva mencabut batang penisnya dari vaginaku. Gila, anak itu masih cool aja. Masih dalam posisi berdiri, aku memeluk tubuh kekarnya, sambil menciumi dadanya yang bidang.
“Gila, kamu hebat sayang.. mmmhhh..”, desahku seraya melumat bibirnya. Breva lalu menggendong tubuhku dan dia mulai melumat payudara dan puting susuku. Ahhh.. asyik sekali.“Tante.. aku mau sambil berdiri ya..”, desahnya. Aku mengangguk.
Tanpa kesulitan Breva kembali meyelipkan batang penisnya yang masih keras ke dalam vaginaku yang sudah becek. Oohhh.. kami bermain dengan posisi berdiri. Berat badanku membuat penis Breva menancap semakin dalam.
Nikmat sekali rasanya. Entah berapa kali aku dan Breva saling melepas nafsu di kamar mandi itu. Tubuhku sampai lemas karena terlalu sering orgasme. photomemek.com Breva yang masih stay cool duduk di atas toilet, sementara aku duduk di pangkuannya sambil merebahkan tubuhku di dadanya yang bidang.“Hhh.. kamu gila sayang, hebat banget sih..”, cetusku sambil mencubit hidung Breva. Anak itu tersenyum sambil mengusap rambutku.
“Tante juga hebat.. gila tadi tante party sama cowo-cowo itu ya?”, tanya Breva sedikit takjub. Aku mengangguk manja. Anak itu sampai geleng-geleng.“Kamu juga sering kan party bareng tante-tantemu itu? Hayo ngaku..”, celetukku dengan nada bercanda.
Breva tertawa. Sambil melepas lelah aku berbagi cerita dengan Breva. Aku sampai geleng-geleng mendengar ceritanya. Di usianya yang masih semuda itu ternyata pengalaman seksualnya jauh lebih banyak dari padaku.
Dengan segala kelebihan fisik yang dimilikinya, anak itu seringkali menyelesaikan persoalan dengan rayuan dan pesona bercintanya. Mulai dari teman sekelasnya yang rela membuatkan PR-nya dan Breva membayarnya dengan memberi kenikmatan birahi pada si cewe itu. Kemudian tantenya yang kepergok berselingkuh di salah satu restoran, juga merelakan tubuhnya dipuaskan Breva sebagai imbalan tutup mulut.
Bahkan sampai wali kelasnya yang menurutnya memang cantik itu, rela membubuhkan nilai 9 di raport Breva dengan imbalan pelayanan birahi yang memuaskan dari anak itu.“Tante, kita keluar yuk, kayaknya pada berisik banget deh..”, ajak Breva tiba-tiba Aku mengangguk setuju.
Sejak tadi memang di luar kamar mandi tersebut berisik sekali. Suara lenguhan, desahan sampai jeritan manja sayup-sayup terdengar saat aku berpacu nafsu dengan Breva di kamar mandi tadi.
Betapa terkejutnya aku ketika keluar dari kamar mandi melihat pemandangan yang selama ini hanya dapat aku nikmati lewat blue film. Para daun mudaku tersebar di berbagai sudut asyik berbagi kenikmatan dengan tante-tantenya Breva, Alvin dan Rivaldy yang selalu kompak asyik memuaskan Intan di salah satu sofa.
Nicki, Darsono dan Brian juga sibuk menggumuli Kenny, yang paling cantik dan seksi di antara wanita-wanita itu. Sementara Jessica bagai seorang ratu tergolek di atas ranjang sementara Gunawan dengan buas menggeluti tubuhnya yang memang mulus itu. Si macho-ku Brian rupanya yang jadi favorit sampai Debora dan Lili berebut menikmati Mr. King-nya.
Aku geleng-geleng melihatnya seraya memeluk tubuh Breva yang ada di sebelahku. Inikah yang namanya orgy? Betul-betul gila. Aku tak menyangka kalau pesta ulang tahunku menjadi sefantastis ini. Aku dan Breva pun bergabung dengan mereka. Entah berapa jam lamanya aku larut dalam pesta gila itu, kami berganti-ganti pasangan seenaknya.
Entah sudah berapa kali kami orgasme. Namun khasiat obat perangsang yang kubawa itu memang luar biasa. Stamina kami seperti tak ada habis-habisnya. Pesta gila itu akhirnya terhenti oleh Jessica yang punya ide untuk bikin games. Wanita itu ingin membuat game seperti yang dilakukannya pada Breva sore tadi sebagai hadiah ulang tahunku. Tentu saja aku setuju.
Dengan posisi nungging, aku berlutut di atas ranjang. Kepalaku rebah di atas bantal, mataku tertutup, sementara kedua tanganku diikat. Kedua pahaku kubuka lebar-lebar. Permainan pun dimulai. Pria-pria yang ada di situ secara acak akan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Jika aku bisa menebak siapa yang sedang beraksi, aku boleh melepas ikatanku dan melapas hasratku dengan pria tersebut.
Namun jika aku salah menebak, aku harus mengulum penis pria tersebut sampai dia orgasme. Suasanya sunyi senyap. Penis pertama mulai menyusup perlahan ke dalam lubang vaginaku. Aku berharap penisnya Brian, karena mudah sekali mengenalinya. Perlahan penis itu terus masuk ke dalam lubang vaginaku. Upss.. tidak ada aksesoris apa-apa.
Berarti bukan Brian. Siapa ya? Aku jadi penasaran. Penis itu sudah amblas seluruhnya kedalam vaginaku. Ughh.. nikmatnya. Tapi siapa ya? Aku melakukan kegel untuk memancing desahan pria itu. Sial, nggak bersuara. Yang ada malah suara Lili, Intan, Jessica, Debora dan Kenny yang berah-uh-ah-uh mengacaukanku Ah.. aku betul-betul bingung.“Nicki?” tebakku. Wanita-wanita itu cekikikan. Sang pria sama sekali tak bersuara.
Tiba-tiba tubuh pria tersebut menunduk hingga aku bisa merasakan dengusan nafasnya. Dibukanya tutup mataku.“Aww.. Darsono!”, teriakku. Gimana aku nggak bisa ngenalin sih. Dasar. Mereka semua tertawa. Sebagai konsekuensi, aku harus mengulum penisnya sampai anak itu orgasme. Permainan terus berlanjut. Berkali-kali aku gagal.
Mungkin ada sekitar 7 kali aku tidak bisa menebak. Padahal kadang salah seorang dari mereka beraksi lebih dari satu kali. Tapi aku tetap tidak mengenali. Huh.. Tapi aku senang. Bukan Citra namaku kalau tidak mengenali penis si macho, Rivaldy. Aku langsung menjerit keasyikan begitu tahu tebakanku tepat. Dengan cool Brian melepaskan ikatanku dan kami melepas birahi dengan ditonton dan divideokan oleh yang lain.
Setelah orgasme, permainan dilanjutkan. Berikutnya ketebak lagi. Gimana nggak, siapa lagi yang penisnya bisa membuatku merasa seperti perawan. Ughhh.. nikmat sekali saat penis super besar itu amblas di dalam vaginaku. Aku yang memang sudah bisa menebak mencoba mengulur waktu sebentar. Nikmat sekali penis ini.
Aku melakukan kegel berkali-kali, hingga tiba-tiba penis itu memuntahkan spermanya yang kental di dalam vaginaku. Si pemilik penis mengerang menahan nikmat. Aku bisa mendengar suara gumaman heran orang-orang yang ada di situ.“Gotcha Breva!”, seruku sambil tersenyum penuh kemenangan. Yang lain berteriak heboh.
Breva pun langsung membuka tutup mata dan tali yang mengikatku.“Tante curang iihhh..”, rajuknya manja. Aku tertawa dan memeluk tubuh anak itu. Kami pun bercumbu sambil disaksikan yang lain. Tak butuh waktu lama untuk mengembalikan birahi Breva setelah aku ‘mencuri’ spermanya tadi.
Dengan gayanya yang buas, Breva membuat kami orgasme bersama. Permainan itu berlangsung sampai menjelang pagi. Setelah semua selesai, Breva dan tante-tantenya pamit untuk kembali ke kamarnya masing-masing.
Sementara aku juga mau istirahat. Kami pun tertidur pulas sekali. sekitar jam 14.37 kami baru bangun. Satu persatu daun mudaku pamit pulang, hingga akhirnya aku sendirian di kamar yang besar itu.
Sambil berdiri di pintu, aku menyaksikan pemandangan kamar yang berantakan. Botol minuman berserakan di mana-mana, begitu juga krim-krim bekas kue puntungan rokok dan ganja dimana-mana, sperma yang mulai mengering, posisi kursi, meja dan sofa sudah nggak jelas, ranjang apalagi sudah mawut-mawutan.
Tapi aku merasa puas sekali. Betul-betul pesta ulang tahun yang berkesan wow luar biasa, dan yang lebih berkesan lagi aku dapat daun muda baru, Breva. Sejak kejadian itu, aku menjadi akrab dengannya dan juga tante-tantenya. Aku jadi bersahabat karib dengan Jessica. Dan dari mereka juga aku mulai mengenal kehidupan malam.
Petualangan sex-ku pun makin beragam. Aku mulai sering ikut acara-acara gila yang diadakan Jessica dan teman-temannya. Februari kemarin, aku bercerai dengan suamiku. Toh aku pikir ada atau nggak ada suami sama saja. Dia jarang sekali di rumah. Hak asuh Tina pun kuserahkan dengan ikhlas pada suamiku. Dan kini aku semakin bebas tanpa adanya suami dan anak.
Aku bisa keluar rumah sesukaku dan ikut acara-acara gilanya Jessica. Bahkan tak jarang aku menjadi tuan rumah untuk acara-acara tersebut, karena rumah peninggalan suamiku ini memang besar sekali. Aku pun juga bebas mengundang daun-daun mudaku ke rumah untuk memuaskanku kapan saja aku mau.
TAMAT
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,