Cerita Pengalaman Ngesex Dengan Tari
Aku adalah seorang mahasiswa semester 7 di salah satu perguruan tinggi di kota Lampung. Aku tinggal di sebuah daerah yg juga berada di kota Lampung. Peristiwa terjadi setahun yg kemudian, waktu itu hari sabtu pukul 14.30, aku berdiri di depan rumahku kemudian aku dipanggil tetangga sebelah, namanya Anggun. Anggun adalah seorang mahasiswi kedokteran di salah satu perguruan tinggi di Lampung.
“Bang kemari lah”
“Ada apa Nggun?” jawabku.
“Abang bisa bantu Anggun gak?” kata Anggun.
“Bantu apa? kalau bisa pasti aku bantu” jawabku.
Cerita Sex Mahasiswi, Cerita Mesum Mahasiswi, Cerita Ngentot Mahasiswi, Cerita Dewasa Mahasiswi
Setelah itu aku diajak kedalam rumahnya. Di dalam rumahnya sdh ada dua orang temannya kemudian aku diperkenalkan dgn mereka, Desi dan Tari. Kemudian kami bercerita dan bercanda kemudian aku bertanya,
“Kalian mau minta bantu apa nih?” tanyaku.
“Begini bang, kami dapat tugas dari dosen mata kuliah anatomi. Tugasnya susah banget nih, harus mempelajari anatomi lawan jenis” kata Anggun sambil menyodorkan kertas yg berisi dafatar yg akan di periksa.
Alangkah terkejutnya aku begitu kubaca isi daftar tersebut. Adapun daftar tersebut adalah tinggi, berat, panjang lengan, panjang kaki, ukuran k0ntol ketika tegang, dan mengambil sperma. Itu semua dilakukan dalam keadaan telanjang.
“Jadi kalian mau aku jadi objeknya ya? Maaf ya ini perkerjaan gila” kataku.
“Tolonglah bang” kata Anggun di ikuti dgn kawan nya memohon agar aku bisa membantu pekerjaan mereka.
“Pokoknya engggak” kataku.
“Kami kasih 1 juta kalau abang mau” kata Anggun.
“Berapapun kalian kasih aku enggak mau” kataku.
Dalam hati sebenarnya aku mau. Kemudian aku terdiam sejenak dan sambil berpikir.
“Ok aku mau tp dgn syarat” kataku.
“Syaratnya apa bang?” kata mereka dgn semangat
“Syaratnya adalah kalian memeriksaku satu persatu dan dalam keadaan telanjang” kataku.
“Ah jangan lah bang, yg lain aja lah syaratnya” kata Anggun.
“Ini mungkin syarat terakhir kalau kalian mau ok kita laksanakan ,kalau enggak ya enggak jadi. Syaratnya kayak tadi tp kalian enggak usah telanjang tp hanya pakai celana dalam saja, malu lah aku kalau aku telanjang kalian enggak” kataku.
Mereka terdiam sejenak dan berpikir, dan entah apa yg dipikirkan mereka.
“Ok lah bang dari pada tugas kami enggak selesai kami mau dgn syarat itu” kata Anggun.
Kemudian setelah selesai negosiasi aku pun mandi di kamar mandinya dan masuk ke kamar Anggun dgn hanya mengunakan handuk. Mereka bertiga masih diluar kamar dan berbincang-bincang entah apa yg mereka bincangkan, kemudian Anggun masuk ke kamar dgn membawa peralatan yg diperlukan. Kemudian Anggun melepaskan satu-persatu pakaiannya dan hanya celana dalam putih yg melekat di tubuh Anggun yg putih dan mulus tersebut. Kemudian didekatinya aku dan terlihat dgn jelas dua buah bukit kembar Anggun yg besar. Anggun mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat 55 kg.
Kemudian dilakukanlah tugasnya mengukur tubuhku, dan yg paling menegangkan ialah ketika mengukur k0ntolku yg menegang. Kulihat dgn jelas wajah Anggun kemerah-merahan ketika memegang k0ntolku. Alangkah nikmatnya k0ntol ini ketika dipegang Anggun, wow serasa melayg. Kemudian saatnya pengambilan sperma, aku disuruh Anggun untuk mengeluarkan sperma, kemudian kuusahakan lah melakukan onani didepanya, tp serasa sulit.
“Nggun, payah nih keluarnya, tolong dong keluarin” kataku.
“Gimana aku bisa bantu?” kata Anggun
“Tolonglah kamu kocokkan” kataku.
Kemudian Anggun melakukan apa yg aku perintahkan. 3 menit berkemudian, tp enggak keluar juga itu sperma. Kemudian aku cari lagi cara yg lain.
” Nggun, kamu harus bantu dgn cara lain nih” kataku.
“cara lain gimana?” kata Wula.
“kamu harus tidur telentang atau telungkup, sama aja” kataku.
Kemudian Anggun tidur dgn cara telungkup, kemudian tubuh indah itu aku tindih. Kontolku tepat berada di sela pantatnya yg wow itu, kemudian aku gesek-gesekkan ke tengah pantatnya yg masih ber-celana dalam putih tersebut dan tiba-tiba Anggun membalikkan tubuhnya. Wow didepan mataku tersaji buah dada yg indah, dan badanku telah menimpa tubuhnya, kontolku tepat diatas vagiannya yg masih terbalut celana dalam.
Kemudian kuturunkan badanku sedikit. Aku nggak mau merusak perawan anak tetangga yg beda agama. Jadi kontolku tepat dibawah mEmeknya dan dijepit oleh dua paha mulusnya. Wow dijepit pahanya aja begitu nikmat gimana lagi kalau otot mEmeknya menjepit k0ntolku. Bibirku menikmati puting dan buah dadanya yg indah. Anggun mengerang kenikmatan.
“Aaahhhh… aahhhh bang…”
Tiba-tiba pusarku terasa basah. Ternyata Anggun mengalami orgasme. Kemudian kulanjutkan aksiku terhadap Anggun, dan akhirnya
“Lan aku mau keluar nih, cepet Lan” kataku.
Kemudian aku mengangkat tubuhku dari tubuh Anggun dan Anggun mengambil tabung yg telah steril, dan “crooot… croot…”. Wow aku akhirnya mengalami orgasme, dan setelah itu Anggun kemudian mengenakan pakaianya kembali dgn celana dalam yg masih basah oleh cairan kenikmatannya sendiri dan dgn jelas terbayang mEmek yg tebal tersebut terbalut oleh celana dalam. Kemudian Anggun keluar dari kamar.
Setelah Anggun keluar dari kamar kemudian masuk lah Desi dgn membawa peralatan seperti Anggun tadi. Kemudian dia melepaskan pakaiannya satu-persatu, aku yg tengah terbaring memperhatikan dgn serius ketika dia melepaskan pakaiannya satu persatu. Desi tidak begitu cantik, tubuhnya agak kurus dan dadanya sepertinya turun, tidak seperti Anggun yg besar dan menantang.
Kemudian Desi mendekatiku dan melakukan tugasnya seperti Anggun tadi. Ketika dia memeriksa tubuhku kuperhatikan wajahnya seperti tidak senang dan sedikit cemberut, “apa semua cewek sifatnya seperti ini” dalam hati ku berkata. Senjataku masih berdiri tetp tidak setegang ketika diperiksa Anggun, mungkin perasaan senang dan tidak senang mempengaruhi kondisi senjataku. Kemudian saatnya pengeluaran sperma, sama seperi Anggun tadi ku suruh dia mengocokkan senjataku. Alamak ternyata dia enggak mau, kemudian aku bilang,
“Kalau kau enggak mau ya udah enggak usah aja, aku kan enggak maksa kalian” kataku.
Ternyata dia mau dan akhirnya dilakukan, dan dalam sekejap saja spermaku keluar. Mungkin dapat dikatakan waktu yg dibutuhkan Desi untuk memeriksaku hanya 1/3 dari waktu yg dibutuhkan Anggun. Entahlah mungkin senjataku sulit mungeluarkan pelurunya kalau melihat cewek cantik, dan kalau cewek jelek dan sombong sebentar aja selesai. Kemudian Desi mengenakan pakaiannya kembali dan keluar.
Kemudian tibalah giliran Tari. Tari masuk dgn senyum dan sambil menyapa
“Sekarang giliranku” katanya dgn semangat.
Ketika aku melihat cewek seperti itu, lihat semangatnya aja senjataku langsung tegang lagi. Kemudian dilepaskannya pakaiannya satu persatu, “alamak indahnya bodi cewek ini” kataku dalam hati sambil menelan ludah. Tubuh Tari sedikit gemuk dan sintal dgn buah dada yg cukup besar. Aku enggak tau ukurannya tp besarlah dan putih walau wajahnya enggak begitu cantik, tp pantatnya mak bahenol kali dan aku bilang aja padat dan berisi. Dapat dibayangkan gimanalah, dgn rambut sebahu dan orangnya suka senyum walaupun aku baru kenal.
Kemudian di lakukanlah tugasnya seperti kedua temannya tadi. Ketika masalah ukur-mengukur tubuh dan menimbang aku turun dari ranjang, setelah itu saatnya pengeluaran sperma. Aku tidur terlentang, kemudian dia berkata,
“Gimana nih bang aku mau mengambil sample sperma”
aku menjawab “ya terserah kamu lah gimana caranya”.
Senjatku terus menegang karena suasananya menyenangkan hatiku dan orangnya suka ketawa ketika memeriksa. Kemudian Tari duduk di pahaku, wow terasa sekali daging empuknya menimpa pahaku, kemudian senjataku dikocoknya kemudian dikulumnya. Alamak geli kali rasanya. Aku kira Tari ini suka oral sex.
Setelah dikocok dan dikulumnya kemudian Tari berhenti dan tiba-tiba melepaskan celana dalam-nya, wowwwwwww aku serasa enggak percaya melihatnya. Dalam hatiku baru sekali ini aku memperhatikan dgn jelas yg namanya “barang setupuk” dgn sebuah daging kecil seperi kacang, di Lampung itu disebut “itil”
Tiba tiba dia menempelkan mEmeknya di senjataku. Tanpa pikir panjang kemudian kubalikkan posisi dia di bawah aku diatas kemudian kukulum bibirnya dan dibalasnya. Setelah mengulum bibirnya aku beralih ke gunung kembarnya, dan kutekan-tekan kontolku ke liang senggamanya, dan akhirnya kontolku telah mulai masuk kedalam mEmeknya yg sempit sedikit demi sedikkit.
Mulutku terus memikmati payudaranya dan tiba-tiba payudaranya terasa mengeras tidak seperti tadi yg begitu lembut dan putingnya berkilat kecoklatan. Kemudian kedua kakinya mengapit kakiku dgn posisi aku di atas dan dia dibawah, dan tangannya dgn erat memeluk tubuhku.
“Aahhh bang… bang aku mau… mau keluar…” katanya.
“Sebentar aku juga mau keluar” jawabku.
Ketika hampir puncaknya aku cabut itu senjata dari mEmek dan Tari langsung mengambil tabung dan menampung spermaku didalam tabung itu. Setelah selesai Tari bukannya keluar dari kamar dia malah mencium bibirku dan terjadilah lagi persetubuhan tersebut hingga 2 kali dalam 30 menit. Entah berapa banyak spermaku terbuang selama 1 jam setengah ketika diperiksa ketiga mahasiswi tersebut. TAMAT