Cerita Sex Menyerah Pasrah IV

 Tak lama Yeyen kemudian melepaskan hisapannya dan pemilik penis itupun langsung ambruk di depannya.. Tepat ketika ia terduduk di lantai, si pemuda yang menggenjot vaginnanya juga sudah berejaqulasi.

“Oooohh…. enaknya memek lu…”, erangnya dengan penuh kenikmatan, ia menyodokkan penisnya dalam dalam, seolah ingin menyemprot bagian terdalam dari liang memek Yeyen dengan spermanya.

Yeyen bisa merasakan liang memeknya tersemprot cairan hangat yang terasa nyaman, ada rasa senang dan bangga dalam hatinya ketika bisa memuaskan pemuda tersebut, sungguh aneh sekali.

Setelah semburannya selesai, si pemuda mencabut penisnya. Yeyen pun terbaring dan tanpa sadar tangannya meraih memeknya sendiri dan mulai memasukann dua jari tangannya kedalam liangnya, menguceknya perlahan dan mengorek bagian dalamnya yang basah oleh cairan cinta dan sperma pemerkosanya. Lalu dengan perlahan menarik kedua jarinya yang ini berlumuran aneka cairan itu keluar dan memasukkannya kedalam mulutnya.

Matanya terpejam ketika mencecap cairan yang melumuri jari-jarinya itu, entah kenapa terasa enak sekali. Perlahan Yeyen membuka matanya dan menatap sayu kearah pria-pria yang terbengong melihat kelaquannya yang tampak amat menikmati perkosaan yang menimpanya. Yeyen mengerang lembut dengan mulut separuh terbuka, tidak salah lagi mengundang pria-pria tersebut untuk segera menikmati seluruh bagian tubuhnya.

Para pria yang sempat terbengong itupun langsung tersadar dan langsung mengerubungi tubuh Yeyen, sedangkan si gadis tanpa sadar mengeluarkan pekikan senang ketika beberapa batang penis yang telah mengacung tegang mulai mendekatinya.

Sementara kini keadaanku Intan sudah benar benar tak karuan. Ini adalah kali pertamanya berhubungan sex dan ia langsung digangbang secara nonstop oleh para penjahat ini. Setidaknya sudah sembilan orang menikmati tubuhnya, baik itu mulut, memek, maupun anusnya.

Dan kini ia dikeroyok empat orang sekaligus. Dua orang menyusu di payudara kiri dan kanannya. Satu lagi memompa liang memek, dan satu lagi menikmati servis oral darinya.

“Ngghhh… aduuh…” Intan melenguh dan menggeliat kesakitan, karena kedua orang itu tidak hanya menyusu, mereka berdua juga meremasi payudaranya dengan kasar dan masih ditambah gigitan-gigitan kecil pada kedua puting payudaranya, membuatnya menggeleng gelengkan kepala kuat kuat, tak kuasa menerima segala rangsangan ini.

Beberapa saat kemudian salah satu dari mereka mengerang panjang dan menembakkan spermanya di dalam liang memek Intan. Beberapa saat tubuhnya berkelojotan, kelihatan sekali ia merasakan kenikmatan yang amat sangat.

Tak lama ia mencabut penisnya dari jepitan liang memek Intan yang kini sediit memar karena tanpa henti menelan banyak penis selama hampir dua jam ini. Dan seperti yang sudah ia duga, kali ini pun tidak ada waktu istirahat, karena pemuda gondrong yang tadi menjebol keperawanan Yeyen kini telah memposisikan diri didepan selangkangannya.

“He he, sekarang giliran gue ngerasain memek yang ini.” Katanya sambil menghujamkan penisnya dan menggenjot memek Intan dengan buas, dengan mata yang setengah terpejam penuh penghayatan.

“Gimana brur, enakan yang mana memeknya?” Tanya salah satu dari mereka.

“Anjritt, enakan… yang ini… gila top banget.” Erang si gondrong.

Intan dan Yeyen sama-sama mendengar ucapan si gondrong barusan, dan perasaan kedua gadis itu langsung kacau balau dengan alasan yang berbeda. Intan antara bangga dan sebal, Yeyen antara iri dan penasaran.

“Erghhh… enaaknyaaa….” erang pemerkosa Yeyen, dan ia menyemprotkan spermanya bertubi tubi didalam liang memek Yeyen.

Si pemuda menarik lepas penisnya dari jepitan memek Yeyen, dan segera menjejalkan penisnya kedalam mulut si gadis, dan Yeyen pun segera melaqukan kuluman pada seluruh permukaan penis dan sedikit menggerak gerakkan penisnya yang kini belepotan oleh sisa sperma yang masih melekat di permukaannya.

Yeyen yang masih dalam keadaan menungging tiba-tiba merasakan tangan-tangan kasar berusaha membuka lubang pantatnya, dan serasa sesuatu benda yang besar berusaha mendobrak masuk. Yeyen meringis kesakitan saat benda itu mulai terbenam ke dalam anusnya, iapun berusaha berontak namun pinggulnya dipegang oleh sepasang tangan yang kokoh yang ternyata milik Dadang si pemimpin gerombolan ranmor itu.

Dadang yang memiliki penis raksasa hanya memompa hingga setengah batang kemaluannya saja yang masuk, namun gerakannya sangat cepat dan deras, membuat liang anus Intan yang sempit harus terbuka lebar, hingga lama kelamaan penis Dadan dapat masuk lebih dalam dan pompaannya pun semakin ganas.

Merasakan benda raksasa itu keluar masuk liang anusnya, Yeyen mengejang-ngejang dan seluruh tubuhnya menggelinjang, suaranya parau saat merintih panjang. Ada perasaan aneh saat relung terdalam tubuhnya yang sebelumnya tak pernah tersentuh itu tiba-tiba diserbu kenikmatan seperti ini. Tanpa sadar Yeyen ikut membalas sodokan Dadang dengan bergoyang naik turun dan sedikit goyang kanan kiri, hingga payudaranya yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras. Dadang pun makin blingsatan dan meremas-remas dan menarik-narik buah dada Yeyen dengan brutal, namun pemiliknya justru santai-santai saja, malah tampak makin menikmatinya.

Seperempat jam kemudian pertahanan Dadang terlihat sedikit goyang, dan wajahnya semakin memerah. Benar saja tak lama Dadang pun menggeram, tangannya tiba tiba menampar pantat Yeyen keras sekali hingga memerah.

“Gillaa nih pantat..enak banget”

Yeyen bisa merasakan penis Dadang berdenyut keras dan liang anusnya di sembur cairan hangat , Dadang lalu mencabut penisnya dan menggulirkan tubuhnya di samping Yeyen dengan tubuh terasa lemas.Begitu Dadang tumbang, penis lain kembali menyerbu. Kali ini memeknya yang diterobos dengan sodokan-sodaokan yang amat mantap.

Entah berapa lama “perkosaan” ini berlangsung, namun rangsangan-rangsangan hebat dan rasa tak berdaya ini benar benar membuat Yeyen melayang dalam kenikmatan. Akhirnya orgasme yang sudah ia nanti datang juga. Tubuhnya mengejang hebat, kedua kakiku melejang lejang, punggungnya melengkung bagai busur dan ia pun melenguh lenguh keenakan.

“Ngggghhhh…. Nggghhh… aduuuuh ooooohhh….”

Cairan orgasme langsung membanjir, membuat selangkangannya terasa amat nikmat, turun ke paha hingga membasahi lantai. Belum pernah ia mengalami sensasi seperti ini sebelumnya, luar biasa. Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, pemuda berjerawat yang sedang menggenjotnya pun tersentak sentak.

“Oohhh.. memek lu ini… anjrit ” Dia mengerang panjang.

Yeyen pun merasakan nikmat yang ia rasakan makin menghebat ketika penis dalam memeknya berkedut keras dan spermanya yang hangat itu menyembur dengan deras membasahi liang memeknya.

”Ngghhhh… oooohhh…” Yeyen kembali melenguh keenakan, memeknya berdenyut denyut seakan hendak pecah. Perlahan tubuhnya ambruk ke lantai dan terkulai lemas. Tenaganya sudah habis dan nafasnya pun tersengal sengal serasa hampir putus.

Yeyen melihat Intan juga sudah kepayahan dan tubuhnya hanya terguncang-guncang tanpa daya mengikuti pemerkosanya. Melihat ekspresi wajah Intan dan lenguhan keras pemerkosanya, entah kenapa Yeyen merasa senang, dan perlahan nafsunya kembali bangkit. Dan ia memang tidak perlu kecewa, karena saat ini saja, sebuah tangan yang entah milik siapa, sedang mengobok-obok memeknya yang telah penuh beraneka macam cairan.

Kedua belas pemerkosa bejat itu terus bergantian memperkosa Yeyen dan Intan di seluruh lubang yang ada. Kedua gadis itu terkadang menelan sperma yang disemburkan di dalam mulutnya, kadang disembur dalam memek atau anusnya. Begitu penis yang satu selesai, penis lain langsung menggantikan kembali masuk hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut, memek dan anus Yeyen dan Intan paling sedikit satu kali.

Dan ketika orang-orang tersebut sudah merasa puas, mereka membiarkan tubuh telanjang kedua gadis itu tergeletak begitu saja dilantai, sementara mereka asyik mengobrol sambil merokok dan tertawa-tawa puas setelah menggarap habis-habisan dua gadis remaja itu. Intan tetap tak bergeming dalam posisi tergeletak dengan kaki mengangkang dan cairan sperma meleleh keluar dari memek, anus dan sudut mulutnya.

Intan berusaha melihat sekelilinginya, dan bisa melihat Yeyen yang terbaring menelungkup tak jauh darinya. Kedua mata yeyen tampak terpejam, hingga Intan merasa khawatir jangan-jangan ada apa-apa dengan sahabatnya itu. Namun perlahan Intan melihat sudut bibir Yeyen tertarik, dan sebuah senyuman mengembang di bibir sahabatnya itu, jelas sekali senyuman puas. Setelah itu semuanya gelap dan dan Intan pun langsung tak sadarkan diri.

Intan perlahan membuka kedua matanya. Seluruh tubuhnya terasa amat sakit, terutama selangkangannya yang terasa perih dan terbakar. Intan teringat semua kejadian yang menimpanya dan langsung tersentik kaget hendak bangun, namun sebuah tangan menahan bahunya.

“Hussh udah tiduran aja. Badan kamu pasti sakit-sakit ya.” Suara Yeyen.

“Yen, ini…”

“Tenang aja, kita udah aman. Semuanya udah berakhir.” Yeyen membelai lembut rambut Intan.

Intan melihat sekeliling dan ternyata ia sudah berada di kamar yeyen yang sederhana.

“Bagaimana…?”

“Mereka yang nganterin kita. Tadinya aqu mau nganterin kamu langsung ke rumah, tapi taqut orang tua kamu nanya macem-macem kalau ngeliat keadaan kamu kayak gini, jadi aqu bawa kamu ke sini. Aqu sudah telepon mama kamu, dan bilang kalau malam ini kamu nginep di rumahku.”

“Hmm thanks ya Yen.” Gumam Intan.

“Gak usah terima kasih segala, kita kan temen.”

“Tapi awas aja orang-orang itu, akan gue balas…”

“Jangan Tan! Mereka bukan orang-orang yang bisa kamu anggap enteng, pikirin keselamatan kamu Tan.”

Yeyen tampak khawatir dan menggenggam tangan Intan dengan erat.

“Tapi…”

“Yang lalu biarlah berlalu Tan, udah lupain aja semua. Yang penting kita berdua selamat… oke?”

Setelah ragu-ragu sejenak Intan menganggukan kepalanya. Namun dibenaknya masih bergejolak dendam yang membara. Intan tidak melihat senyum aneh yang mengembang di bibir Yeyen, senyum yang penuh misteri.
END

Related posts