Fakultas Ilmu Seks

Malam suhu,,,
Ane kali ini membuat cerita yang tidak biasa dan akan banyak kejutan mengenai kehidupan kampus.

Maaf jika kurang berkenan. Selamat menikmati

Chapter 1

Namaku Ken, aku adalah lelaki Indonesia yang menetap di Jerman. Masa kecilku kuhabiskan di negeri juara piala dunia 2014 ini. Sejak bayi, aku tidak mengenal kedua orangtuaku dan dirawat oleh kakekku. Setelah aku lulus SMP, kakekku meninggal karena penyakit misterius. Aku pun harus menghadapi kenyataan hidup sendiri karena aku sudah tidak punya keluarga lagi. Sepulang dari pemakamannya, aku membuka amplop surat wasiat dari kakekku dan aku menemukan sebuah kunci di surat itu. Setelah membaca surat itu, aku berjalan ke ruang bawah tanah dan menemukan sejenis kotak besar yang digembok. Kubuka kotak itu kemudian aku menemukan sejumlah buku dan gulungan kuno. Kupelajari buku dan gulungan tersebut yang ternyata merupakan kitab ilmu hitam milik kakekku. Ilmu itu bisa membuat tiruan diriku hingga ratusan bahkan ribuan kali dan penampilannya bisa diatur sesuai kehendak tubuh asli. Selain itu, tiruan tersebut juga bisa diubah menjadi benda yang diinginkan pemilik aslinya jika sudah tidak digunakan. Aku membaca dengan rinci setiap kalimat yang ada di gulungan tersebut. Namun, aku baru bisa membuat dua tiruan saja. Tiruan itu kumanfaatkan untuk membantu membersihkan pekerjaan rumah dan setelah pekerjaan selesai, tiruan itu kuubah menjadi uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hariku. Setelah lulus SMA, aku memutuskan untuk mengikuti saran kakekku di surat wasiat untuk berkuliah di Indonesia, toh aku juga sudah tidak punya apa-apa lagi di Jerman sana. Aku mengemas semua barangku termasuk buku dan gulungan tua kakekku untuk dibawa ke Indonesia.

Kini aku menjadi mahasiswa dan diterima oleh salah satu kampus terkenal di Jakarta melalui jalur tes. Aku tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil di perkampungan yang cukup sepi karena warga disitu kebanyakan adalah pekerja kantoran. Setelah aku membereskan barangku, kepalaku tiba-tiba pusing dan aku merasakan suara bisikan “Tuan Ken, anda harus melepaskan kutukannya. Tumpahkan spermamu ke mulut atau rahim gadis perawan untuk melepaskan kutukan itu.” suara itu membuatku bingung dan merinding. “Kutukan ? kutukan apa ? sepertinya selama ini aku baik-baik saja.” aku sempat memikirkan maksud dari bisikan itu namun aku tidak pedulikan dan fokus untuk mengurus dokumen-dokumen penting. Saat kumpul pertama angkatan, aku shock dan sedikit depresi karena aku adalah satu-satunya laki-laki di angkatanku. Tetapi di sisi lain, aku bisa belajar untuk berteman dengan perempuan seumuranku karena semasa sekolah aku dimasukkan di sekolah asrama khusus laki-laki oleh kakekku sehingga aku jarang memiliki teman perempuan. Aku dimasukkan kedalam kelompok ospek yang berjumlah 8 orang serta dua orang mentor perempuan. Awalnya aku gugup karena aku belum terbiasa berbicara dengan perempuan. Namun, mentorku yang supel dan mampu mengayomi anak-anaknya membuatku bisa berinteraksi dengan mereka. Namun, aku kadang cukup risih dengan kedua mentorku karena mereka selalu melihatku dengan tatapan yang tidak biasa. Bukan karena aku memiliki wajah tampan dan fisik ala orang Jerman, tetapi mereka menatap sesuatu yang lain di bagian bawah tubuhku. Mentorku adalah kakak dua tingkat yang bernama Tiwi dan Lulu. Mereka dikenal sangat alim oleh senior-seniorku karena mereka berdua merupakan kepala dan wakil kepala keputrian di organisasi keagamaan fakultasku. Namun tidak ada yang tahu bahwa dibalik kealiman dan jibab panjang yang mereka kenakan, mereka berdua adalah gadis hiperseks. Walaupun memiliki jiwa hiperseks, mereka berdua masih menjaga keperawanannya dan lebih memilih masturbasi untuk melampiaskan nafsu. Mereka sering melakukan aksinya di sekretariat perempuan ketika sedang tidak ada orang. Saat makrab, aku melihat kak Tiwi dan kak Lulu sedang berbincang sesuatu sambil tersenyum kearahku. Aku cuek saja menanggapi mereka dan lebih memilih memainkan gitar sambil bernyanyi saat acara api unggun. Setelah selesai acara api unggun, para maba diarahkan senior untuk ke kemah masing-masing. Aku mendapatkan kemah khusus yang hanya diisi olehku seorang sehingga aku bisa leluasa tidur didalamnya. Saat semua orang tertidur, tiba-tiba aku merasa ada dua orang yang membopong badanku lalu aku dibawa ke tengah hutan yang agak jauh dari kemah. Kedua orang itu kemudian mulai mencium dan membuka celanaku. Saat aku sadar, aku melihat kak Tiwi dan kak Lulu sedang bermain dengan tubuhku. Kak Tiwi menciumku sementara kak Lulu mulai meraba-raba penisku yang menyembul di balik cd. “Eh, pangeran kita udah bangun.” Kak Tiwi melepas ciumannya. Saat aku ingin berteriak, Kak Tiwi dengan sigap menyumpal mulutku dengan cd miliknya. “Kamu jangan teriak. Malam ini aku dan Lulu mau main sebentar sama penis kamu.” Kemudian Kak Lulu melepas cd ku dan terlihatlah penisku yang mulai tegak dan mata mereka terbelalak melihat ukuran penisku yang besar dan panjang. Kemudian Kak Tiwi mulai mengocok penisku dengan tangan lembutnya. Sementara kak Lulu menjilat dan mengemut biji bawahku. Selama 15 menit aku dipaksa melayani nafsu kedua akhwat binal itu kemudian kak Tiwi melepas kocokannya dan memasukkan penisku ke mulutnya. Aku yang semakin keenakan hanya bisa menggumam karena mulutku masih disumpal cd mereka. Tak lama kemudian, aku pun meraih orgasme dan spermaku langsung dilahap oleh kak Tiwi. Lalu kak tiwi dan kak lulu saling berciuman hingga spermaku belepotan di bibir mereka berdua. “Akhirnya kita dapet sperma ya Lulu sayang.” , “Iya Tiw. Jadi ini ya rasanya sperma. Asin-asin gimana gitu. Tapi enak slurrrpppp.” Mereka berdua kembali berciuman sambil berpelukan.

Tak lama setelah aku meraih orgasme, tiba-tiba kepalaku kembali pusing dan bisikan ghaib itu mengiang lagi di telingaku “Bangkitlah yang mulia Ken. Kutukanmu sudah lepas. Saatnya membalas dendam.” Tanpa sadar aku tiba-tiba bangkit lalu kulepas sumpalan cd kak Tiwi di mulutku dan menghampiri mereka berdua. Aku kemudian melepaskan dua tiruanku lalu menyergap kak Lulu. Kak Tiwi yang terkejut akan seranganku berusaha melarikan diri namun aku tarik tubuhnya dengan levitation hingga jatuh di dekapanku. “Ken, kamu mau apa ? Jangann… aahhh…” aku langsung menidih kak Tiwi lalu meremas toketnya yang masih terbungkus piyama tipis dengan ganas. Kemudian kusingkap rok kak Tiwi dan memperlihatkan garis belahan yang masih rapat dan ditumbuhi bulu yang lebat. Aku langsung masukkan jariku dan kuobok-obok vaginanya. Kak Tiwi yang berusaha melawan akhirnya pasrah menerima seranganku kemudian mengerang keenakan. Di satu sisi, tiruanku sedang memainkan tubuh kak Lulu yang sudah telanjang bulat dan hanya menyisakan jilbab hijau muda. “aahhh.. Keenn… teruss sayang… aku keluarr.. aahhhh..” kak Tiwi mencapai orgasmenya dan terbaring lemas. Aku langsung arahkan penisku yang kembali tegak kearah vaginanya dan kumasukkan kedalam. “Ken… jangaann…” kak Tiwi hanya meracau pelan sambil tangannya yang lemah berusaha mendorongku tapi tidak berguna karena dia masih lemas. Setelah beberapa kali mendorong masuk, akhirnya penisku berhasil menembus kedalam vaginanya dan merobek selaput dara yang dijaga kak Tiwi untuk diberikan pada suaminya kelak. “AAaahhhhh… sakiitt Keenn…” kak Tiwi berteriak keras namun karena aku memasang peredam suara bayangan di sekitarku, suaranya tidak terdengar hingga jauh lalu air mata keluar dari ujung matanya. Aku seka air matanya kemudian langsung kugenjot tubuhnya dengan cepat dan kasar. “jangan disitu… jangaann… aaahhhh…hyaaaa” Di sisi lain, penis kedua tiruanku berhasil membobol vagina dan lubang anus kak Lulu hingga dia berteriak kesakitan. Tiruanku kemudian menggenjot penisnya dengan brutal hingga tubuh kak Lulu terguncang-guncang. Setelah satu jam, aku dan tiruanku akan mencapai orgasme, “Aku keluar… yeah…. Crot.” , “Haahh… jangan didalem…. Aaahhh tidaakkk…” spermaku langsung menyembur keluar dan memenuhi vagina kak Tiwi. Sementara kulihat tiruanku sudah berubah menjadi sperma yang menyelimuti seluruh tubuh kak Lulu yang tergeletak lemas. Kulihat darah perawan bercampur sperma tiruanku meleleh keluar dari vagina dan lubang anusnya. Kucabut penisku dan spermaku yang tidak tertampung meleleh keluar beserta darah perawan kak Tiwi. “Terimakasih kakak-kakak mentorku, berkat kalian kini aku bebas dan akan menikmati gadis-gadis di kampus ini.” aku berpakaian dan kembali ke kemahku. Aku meninggalkan kedua mentorku yang baik dan alim tergeletak sambil bersimbah sperma. Sejak peristiwa pemerkosaan makrab, kak Tiwi dan kak Lulu menjadi budak seksku dan setiap kumpul kelompok di kosanku selesai kami bermain threesome hingga puas. Aku juga akhirnya mendapatkan ingatan lamaku yang dibelenggu selama 18 tahun. Kini aku adalah si mahasiswa sekaligus dewa seks, Ken.

(bersambung…)

Related posts