Hutan Kota
Hutan Kota
Hari itu hari Sabtu, hari dimana orang-orang terbebas dari namanya penjara modern yang biasa disebut kantor.
Hmm… narapidana berdasi
Aku pun ikut berkegiatan sama seperti orang-orang. Karna aku bukanlah tipe lelaki yang suka hura-hura jadi aku berinisiatif untuk menghabiskan kegiatanku dengan sehemat mungkin
Kere!
Lari pagi menjadi pilihanku, disamping tidak mengeluarkan uang dalam pelaksanaannya, tentunya hasilnya sangatlah baik untuk tubuhku. Yahh, aku sendiri bingung dengan kondisi fisiku. Aku bukanlah tipe lelaki yang suka mengolah badan dengan aktifitas seperti fitness atau yg lainnya. Makanku pun terbilang sadis, tapi yang membuat banyak temanku dikantor iri adalah tetap saja perutku rata dan jika diperhatikan lebih jelas akan terlihat six pack – nya. Mungkin bentuk badanku ini adalah bawaan dari ayahku seorang Jerman-Pakistan dan Ibuku seorang Chinese-Sumbawa. Aku adalah seorang pemuda berusia 28 tahun, orang-orang memanggilku dengan sebutan Deni. 180 tinggi badan, 75 berat badan.
-sepertinya sudah cukup-
Setelah aku siap dengan perlengkapan lariku, akupun berlari-lari kecil dari rumahku menuju ke hutan kota yang berjarak tak jauh dari rumahku. Sesampainya dihutan kota tertanya pikiranku salah, rupanya dihutan kota itu hanya sedikit penduduk yang menghabiskan hari Sabtu mereka disitu.
Hutan kota di tempatku sangatlah unik, jika dilihat dari gerbang masuk yang terlihat hanyalah sebuah lapangan bermain dan pohon-pohon yang terdiri dari berbagai jenis bertebaran disisi lapangan bermain tersebut. Juga terdapat trek lari yang berfungsi sebagai jalan setapak menuju kedalam huta kota tersebut. Tetapi ketika kita masuk 200 meter kedalam hutan kota disitu terdapat beberapa tempat bersantai yang jaraknya berjauhan.
Aku pun melakukan pemanasan di lapangan bermain tersebut. Tidak lama memulai pemanasan kudengar sebuah teriakan dari seorang perempuan yang kutaksir berusia 37 tahun.
“Heh anjing, pulang lu sono gak usah lu ikut olahraga sama gue dan Nike!” Teriak perempuan tersebut kepada seorang lelaki gemuk dan pendek. Lelaki tersebut hanya tertunduk lalu berbalik arah menuju ke arah luar gerbang hutan kota.
“Yuk mah,” kata seorang anak yang kuduga bernama Nike.
Akupun tak habis pikir kepada kedua orang ibu dan anak tersebut, berani sekali mereka memaki ayah dan suami mereka, hal ini sebenernya membuatku merasa tak enak hati karna bagaimanapun juga aku dan bapak itu adalah seorang lelaki yang berfungsi sebagai kepala keluarga.
Yah, tapi itulah-itu bukan urusanku. Urusanku hanya mencari uang dengan bekerja sebagai Wakil Komisaris Direktur PT. Semprot Jaya Dikasur. PT. SJD adalah perusahaan milik ayahku, saat ini ayahku berada di penjara menanti eksekusi mati yang dijatuhkan hakim kepada dirinya. Ayahku terbukti bersalah setelah membunuh ibuku dan sekretaris ayahku, setelah ayahku melihat ibuku memasukan tongkat satpam perusahaan kedalam anus dan memek sekretaris ayahku. Sementara seketaris ayahku dengan ganasnya melahap vagina ibuku yg dilumuri susu coklat. Ayah memergoki mereka melakukan hubungan itu didalam rumah. Sehingga ayahku murka lalu membunuh mereka berdua dengan memasukkan badan mereka kedalam mesin daging giling besar. Lalu menghilangkan jasad dengan membuang gilingan badan mereka kedalam WC.
Itulah kesaksian sekilas tentang keluargaku.
Setelah sepuluh menit aku pemanasan aku pun berjalan masuk kedalam hutan kota. Setelah lama berjogging ria didalam hutan kota, aku memutuskan untuk beristirahat di tempat bersantai yang ada disitu, mungkin ini tempat bersantai yang asik. Pikirku, karena tempat ini adalah tempat terakhir di hutan kota karena 15 meter setelahnya ada tanggul danau. filmbokepjepang.com Bangunan tempat bersantai ini amat baik, bentuknya seperti pendopo dengan lantai keramik, dan juga ada beberapa matras dan bantal yang mungkin dipakai oleh petugas keamanan untuk beristirahat. Untung aku membawa air mineral sehingga aku bisa agak lama bersantai.
“Mah tungguin kek, pegel nih kakiku,” terdengar suara sayup-sayup tak jauh dari tempatku beristirahat.
“Iya, itu ada saung tuh, kita kesitu yuk.” Ungkap sang ibu kepada anaknya.
Kemudian kedua orang itu berjalan ke arah tempat istirahat yang kusinggahi. Setelah dekat barulah aku sadar bahwa itu adalah Nike dan ibunya.
– Cerita ini bakalan tamat kok –,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,