PENJAGA MALAM

PENJAGA MALAM
CERITA SEX GAY,,,,,,,
Nasib sial menimpaku saat pulang dari kantor malam itu. Bensin motorku habis baru saja separuh perjalananku pulang ke rumah. Mana ada jualan bensin eceran jam 2 malam? Hampir putus asa, aku melihat beberapa orang sedang duduk-duduk di seberang sana. Kubuang rasa maluku, lalu aku mendekati mereka. Untungnya, salah satu dari mereka bersedia membantuku dan mengantarkanku untuk mendapatkan seliter dua liter bensin yang lumayan jauh dari situ. Ugh,untunglah aku ga perlu berkeringat menuntun motorku, hmmmm. Aku ga lantas pulang tapi malah asyik ngobrol dengan 3 orang ini.

Salah satu dari mereka ternyata penjaga malam di tempat itu. Terus terang, agak terbit air liurku melihatnya. Orangnya sih ga ganteng, wajahnya ga jelek2 amat tp badannya kekar dengan tato yang menghiasi lengannya, hampir seumuran ama aku. Kulitnya agak hitam dan ga terlalu tinggi. Di bawah remang-remang lampu jalanan aku begitu jelalatan menikmati tubuh bertelanjang dada itu. Tercium olehku aroma alkohol ketika dia sedang berbicara.

Di rumah pun aku masih terbayang tubuh itu. Kubayangkan bagian dalam celana jeans selututnya yang nampak sesak tadi. Ugh, aku seakan ingin meremasnya. Suatu saat aku harus kembali, pikirku. Mungkin aku akan mendapatkannya apalagi dia tadi bilang termasuk lelaki pecinta seks walau sering ga punya uang untuk membayar cewek. Kasian hehe..

Malam itu untuk kesekian kalinya aku lewat di tempat itu. Ini merupakan minggu ke-3 sejak malam aku kehabisan bensin. Bukannya aku ga ada waktu tapi aku bingung harus nyari dia di mana. Karena tempat itu nampak sepi dan gelap. Tak terlihat sedikitpun orang di situ. Namun, kali ini nasib baik menghampiriku. Aku melihatnya di pinggir jalan berdiri sendiri sambil merokok.

“Hey, Dan…” sapaku sambil berhenti di dekatnya. Idan nampak mengerinyitkan dahinya, “aku yang malam kemarin kehabisan bensin…..”

“Oh… mau kemana nih?” tercium aroma alkohol bercampur asap rokok membuatku agak sesak.

“Ga kemana-mana, cuman keliling-keliling, ga bisa tidur”

“oh…”

“Sendirian ya?”

“Ga, temenku lagi jaga di sebelah sana”

Lantas kami-pun mengobrol di depan bengkel motor yang remang-remang. Menitik air liurku melihat tubuhnya yang kekar tanpa baju. Dan yang paling menarik bagian selangkangannya itu.

“minumannya sudah habis ya?”

“Iya, cuman beli 2 botol soalnya ga punya uang mas..”

Aku tersenyum, “ tapi sebotol kan sudah cukup”

“ ya sih….”

“Tinggal satu yang kurang nih,” pancingku, “nyari cewek aja lagi…”

“hahaha… mas bisa saja,”katanya sambil tertawa, “ga ada modal mas. Kecuali sampeyan mau kasih modalnya hehehe”

Aku tertawa sambil memperhatikannya. Kami duduk di sebuah kursi panjang dan dia duduk tersandar ke dinding dengan posisi selangkangan menghadap ke arahku sambil cuek menikmati rokoknya. Sementara aku duduk justru menyamping dari dia.

“ Ini kan modal juga….” celutukku dan entah bagaimana tangan kananku meremas selangkangannya, meremas gundukan itu. Sebentar saja, pelan namun terasa sekali di tanganku klo kemaluan dia setengah bangun. “nah, ngaceng pula.. hahaha”

Betapa gemetarnya aku, jantungku berdegub kencang.

“wah, klo modalnya cuman ini ga bakal dapat mas…” celutuknya pula sambil meremas-remas selangkangannya itu. Aku tertawa kecut dan mukaku panas rasanya, ingin aku meremas lagi selangkangannya. “Nasib ga bisa ngasah rudal gara-gara ga punya modal mas, “ tambahnya sambil terkekeh.

“Biasanya kayak gimana?” tanyaku, “masa pake modal terus?”

“Ya, pake modal lah mas….”

“masa modal ini aja ga cukup….” lagi-lagi tanganku meremas selangkangannya. Wah. Dia cuek saja. Akupun ga segera melepas remasanku. “Gede juga ya. Masa cewek ga suka?”

Idan ga bereaksi, dia cuek saja sambil terus menikmati rokoknya. Asap mengepul-ngepul dari mulutnya. Aku remas-remas pelan sesuatu di dalam sana. Dan enath keberanian dari mana aku tundukan kepalaku, kuciumi selangkangannya dengan buas, tepat digundukkannya. Idan nampak kaget. Namun, dia ga lantas menolak. Dia diam saja.

“mas doyan p***r ya?”

“ iya… aku pengen isep…” jawabku dengan napas tersengal-sengal menahan nafsu. Kujilati gundukkan itu, lalu beralih pada perut kekarnya… Idan menggelinjang geli. Ia menahan kepalaku denga kedua tangannya. Lalu didorongnya pelan ke arah selangkangannya, kesempatan itu aku gaunakan dengan sebaiknya. Kubuka pengait celananya lalu kuturunkan rislutingnya. Sebuah CD biru muda menyambut jilatan lidahku. Idan mengangkat pantatnya dan celana serta CD nya ia turunkan hingga batas pahanya.

Oh, rudal Idan tegang dengan kepala besar sedangkan batang ke pangkal agak mengecil. Di pangkalnya, nampak bulu lebat yang ga pernah dicukur. Membuatku kian gila. Kujilati seluruh bagian rudalnya tak terkecuali bola yang menggelantung itu. Sungguh, bau khas kejantanan tercium bercampur dengan aroma keringat dan alkohol, namun aku kian bernafsu.

Idan berselonjor di atas kursi, sedangkan aku mengerjai rudalnya dari samping dan terkadang dari depannya. Ia masih menikmati rokoknya yang hamnpir habis. Berkali-kali, bibirku bertemu dengan jembut lebatnya walau dengan susah payah. Kuisap-isap lebut dengan sapuan lidah. Idan mendesis-desis.

“Mas… Mau keluarr….” desah Idan kemudian.

Bukannya menarik kepala, aku malah semakin cepat membenamkan rudal Idan ke dalam mulutku. Tubuhnya bergetar hebat.

Crottt… Crottt… Creett…

Air mani Idan memuncrat di dalam mulutku. Aku tersedak namun tak kubiarkan air maninya berhamburan. Kusambut semprotan maninya dengan cara kubenamkan dalam2 rudalnya mulutku hingga pangkalnya itu.

Nafas Idan memburu sementara aku masih berkutat dengan rudalnya. Entah kenapa dan aku ga peduli maninya yang tertelan olehku. Belum puas rasanya. Kujilati hingga bersih.

Kami tak banyak bicara, aku pamit pulang dan kuberi dia tips. Setelah tukar nomor HP, aku pulang ke rumah dengan perasaan senang luar biasa.. yesss..,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

*** JEMPOL DAN KOMENTAR YA SOB….****

Related posts