Realita Dunia Maya

Berawal dari jejaring sosial lewat hape produksi dalam negeri yang menyuguhkan fitur sosmed chatting. Ya, Aku mulai beraksi di sini.
Di sosmed ini disuguhkan Chat Room berdasarkan provinsi asal. Aku pun selalu melirik Room daerahku Sumatera Barat. Di sini banyak terdapat akun-akun wanita dari segala umur dan bidang profesi didalamnya, tanpa pikir panjang aku langsung meminta pertemanan setiap akun wanita yang masuk ke room tersebut.
Langkah ini memang banyak kesabaran extra, karena disamping kita harus melobi dan mengumbar cinta palsu di sosmed, di lain itu tak semua dari mereka yang terpengaruh dan berani untuk di ajak sex langsung. Karena sebagian besar hanya berani dengan sekedar saling tukar no hp untuk PS, dan CS, serta mengirim gambar vulgar yang keaslian pemiliknya diragukan. Tentu itu tidak memuaskan hasratku. Aku butuh kontak langsung untuk memuaskan semuanya.
Dengan tekun dan penuh kesabaran yang extra tinggi, akhirnya aku berteman dengan salah satu wanita yang akhirnya aku kenal nama Siska. Dia yang pertama kali chat dan menyapaku.

Siska : hy…..
Aku : hy juga….
(((((bla,,,,,,,bla,,,,,,,,bla…..)))))

Perkenalan pun berlanjut dengan sebagaimana adanya, tenyata disini maksud dia memperkenalkan diri karena melihat statusku yang bertuliskan kalimat ” Tegang Neh, Pengen ML, Ada yang mau???”. Dia mempertanyakan apakah benar diriku membutuhkan itu.
Hah, aku pun serasa tidak percaya membaca pertanyaannya. Dan segera aku konfirmasi maksud pertanyaannya.

Aku : Iya memang kenapa?
Siska : Serius itu bang pengen ML???
Aku : Iya, serius…. Memangnya Kenapa???
Kamu Mau????
Siska : hmmmm……!
Sejenak kemudian dia diam, tak membalas chatku…!
Aku : Hy, kok ngilang???
Siska : gak ngilang kok bang…
Aku : Jadi gimana???
Siska : Apanya bang???
Aku : yang tadi, kamu memang mau ML sama aku?
Siska : Abang Cuma mau ML ajakan tidak yang lain? Abang bisa dipercayakan?
Aku : Maksudnya????
Siska : Abang Cuma mau ML kan, gak bakal culik aku kan? Secara kita kan gak saling kenal di dunia nyata, aku belum tau siapa abang. Aku ingin lihat foto abang.
Akupun tertawa geli setelah membaca chatnya.
“ini anak lugu atau apa ya???” tanyaku dalam hati.

Kita pun saling memberikan identitas lebih mendalam dan saling bertukar foto. Tentu disini aku tidak memberikan identitas dan foto asliku padanya. Namun sebaliknya, aku baru mengetahui ternyata dia mahasiswa di kampus yang sama denganku Cuma beda jurusan. Dan ternyata dia angkatan 2009 yang merupakan senior angkatanku di kampus. Namun aku mengaku lebih senior darinya dengan memalsukan identitasku dan mengatakan aku anak angkatan 2005 dan telah wisuda.

Akhirnya dia percaya kepadaku. Dan percakapan pun berlanjut di via telepon (setelah bertukaran no hp) untuk membahas waktu dan tempat dimana kita akan saling memuaskan hasrat kita. Semuanya aku serahkan padanya, karena memang aku masih hijau dalam hal ini. Namun berlagak berpengalaman sama dia. Dia meminta kepadaku menemuinya besok siang jam 13:00 di suatu tempat yang telah disepakati untuk aku jemput dan dia yang menunjukan dimana tempatnya nanti kita ml. Dan kata sepakat pun aku ucapkan.

Keesokan harinya, 13:00 wib. Waktu kesepakatan pun telah datang. Dengan deg-degkan membayangkan kenikmatan yang akan aku raih seperti apa. Dengan rasa tidak sabaran untuk segera memetik usaha kesabaranku selama ini di sosmed.

Aku segera meneleponnya untuk memastikan apakah dia telah menungguku ditempat pertemuan yang kita rencanakan. Setelah mendapat kepastian dia aku segera meluncur dengan motor kesayanganku ketempat dimana dia telah menunggu. Akupun sebelumnya memberitahu dia kalo aku pakai baju sweeter warna hitam dan pakai celana panjang. Dia juga menginformasikan kalo dia pakai baju berwarna Ungu dan jilbab dengan warna yang sama serta celana panjang warna hitam.

Akhirnya kami bertemu. Aku melihat wanita yang aku cari melambai tangan di seberang jalan dengan menyandang tas tangan. Aku pun segera menghampirinya yang kayak nya telah dari tadi di situ menunggu kedatanganku.
Dia tersenyum manis dengan menjulurkan tangan tanda perkenalan kepadaku. Aku tak menyangka wanita ini anggun dengan kulit hitam manis yang exsotis sangat berbeda dengan foto yang dia kirimkan kepadaku. Ditambah pandangan mataku turun menelusuri tubuhnya yang sedikit padat berisi dengan payudara 36 b.

Tepukan manjanya menyadarkan pandangan nakalku,
“Hayo, lihat apa bang???’ katanya menyadarkanku.
Sambil senyum-senyum berlagak sok cool dan tenang aku tatap matanya dan berkata “Gede tu dek” sambil mengarahkan pandanganku ke arah payudaranya yang masih diselimuti baju.

Dia hanya tersipu malu mendengar perkataanku dan segera naik motor ku dan memelukku erat dari belakan seolah-olah sudah kenal lama dan akrab denganku.

Segera ku kendarai motorku menuju tempat yang ditunjuknya yang merupakan hotel kelas melati di sudut kota. Selama mengendarai dia sangat menekankan payudaranya ke punggungku dan menaruh kedua telapak tangannya sangat dekat dengan selangkanganku. Jujur saat itu aku akui kondisiku tidak stabil dalam berkendara tapi aku berlagak sok tegar seolah-olah kelakuannya tidak mempengaruhiku.
Setelah perjuangan antara menahan nafsu birahi dan fokus mengendarai kuda besi. Akhirnya sampai juga kami di hotel yang dia tunjuk itu. Aku segera memarkirkan motor disamping hotel itu. Dia segera memintaku untuk boking hotel dan dia menunggu di parkiran selagi aku memesan kamar.
Akupun bingung dan bertanya-tanya, mengapa dia nunggu diparkiran ya? Apakah dia malu dan tak ingin dilihat pengunjung lain karena akan berduaan sama aku di kamar hotel… “hahaha, ada-ada saja” ketawa kecilku pun keluar saat aku berjalan menuju lobi hotel.

Setelah mendapatkan kamar, aku langsung telepon dia untuk segera menuju kamar. Aku sendiri tidak sabaran langsung hidupkan televisi dan ac, lalu dengan spontan menanggalkan semua pakaianku hingga telanjang bulat dan duduk bersandar menyambutnya di atas kasur. Sambil menunggunya datang, aku perhatikan setiap sudut kamar. Pandanganku tertuju pada peraturan hotel untuk penyewa yang dibingkai di dinding. “DILARANG BERJUDI, MEMBAWA SENJATA TAJAM DAN MINUMAN KERAS”. Aku tertawa terbahak-bahak, “Dasar Hotel mesum” kataku di sela tawaku.

Tak berapa lama terdengar suara pintu dibuka dan suara Siska memanggilku. Aku langsung meloncat ke kasur dalam keadaan telanjang sambil melihat kearah Siska yang membuka pintu kamar. Dia terkejut dengan tatapan sayu saat memasuki pintu kamar mendapati aku sudah duduk bersandar di kasur dalam keadaan bugil. Matanya tidak lepas dari kontolku yang sudah sangat tegang dengan ukuran 18 cm. Dengan senyum aku minta dia mengunci pintu dan segera mendekatiku. Seperti dihipnotis dia menuruti ucapankan dengan expresi dingin dengan tatapan yang tak lepas dari kontolku.
Setelah duduk di dekatku aku langsung senyum dan mengelus-elus pipinya dengan lembut.

“Kok segitunya ngelihatnya” kataku padanya.
Dia pun menatapku dan dengan perlahan senyumnya mulai terurai.
“abang kok langsung telanjang gitu, aku kaget tau pas masuk kamar liat abang langsung seperti ini” katanya.
‘Kaget apa takjub??? lagian abang udah pengen sayang”, jawabku sambil mengelus-ngelus kontolku yang tegang di hadapanya.
“ihhh, abang, sabar dong bang”, sontak dia seperti tersipu malu.

Aku yang sudah dikuasai nafsu, langsung memeluknya dengan erat sehingga dia menghimpitku dan wajah kami saling bertemu.
Dia sedikit terkejut menerima serangan mendadak dariku. Ada sedikit penolakan awalnya, namun seiring waktu berjalan dia pun akhirnya terbiasa dan mampu mengimbangi kebuasanku

Bibir kami berpagutan. Perlahan-lahan tempo ciuman kami pun semakin ganas dengan nafsu yang saling memburuh dan seakan-akan tidak ingin melepaskan ciuman kami satu sama lain. Tak tinggal diam aku meraba punggung, pinggul dan toketnya yang masih terbungkus baju. Aku remas-remas toketnya dengan gemes dibalik bajunya itu.

Aku pun memintanya melepaskan jilbab dan pakaiannya ditengah nafasnya yang berpacu cepat saat berciuman hangat denganku. Dia pun bangkit dan segera melepaskan jilbabnya, namun hanya sebatas melepas jilbab dia kembali berciuman denganku yang kali ini dalam posisi duduk.
“Wah, sekarang dia yang gak sabaran” gumanku dalam hati sambil menatap matanya yang terpejam menikmati ciuman hangat bersamaku.

Perlahan-lahan di kala ciuman kami semakin memanas, aku tanggalkan satu persatu kancing bajunya dan melepaskan tali branya secara perlahan. Aku lepas ciumanku padanya saat aku perhatikan detik-detik payudaranya terbebas dari branya. Sontak aku tertegun saat melihat payudaranya yang besar, padat, dan sangat kencang, disertai kulit hitam manis yang sangat mulus dan sudah licin karena peluhnya yang mulai keluar. Tak ayal aku langsung rebahkan dirinya perlahan dan mengisap, meremas dan menjilat setiap sudut payudaranya dengan buas.
“ahhhhhh… terus bang, terus” kata Siska dengan mata terpejam dan menengadah menikmati aksiku di kedua payudaranya.
Tanganku pun terus menggerayangi tubuhnya hingga ke selangkangannya. Aku lepaskan kecupanku di payudaranya dan dia melihat serta membantuku melepaskan celana panjang serta celana dalamnya dengan terburu-buru. Akhirnya aku melihat gadis manis dengan tubuh tampa sehelai benang pun yang menggoda dan menggeliat dengan nafas ngos-ngosan dengan sayu menatap mataku dalam-dalam seakan berharap aku melakukan hal yang lebih terhadap tubuhnya.
Aku pun berinisiatif mengangkangkan kakinya. terpampanglah memeknya yang montok dan sangat tebal ditumbuhi bulu agak lebat. “Indahnya tubuhmu Siska” Girangku dalam hati yang tak menyangka bakal menikmati bidadari pemuas nafsu ini dengan hanya bermodalkan chat semata. Aku langsung meraba memeknya dan mengelusnya dengan halus dan berusaha memainkan bijinya, diapun mendesah pelan dengan ekspresi wajah yang menikmati sentuhan halusku dengan pandangan mata yang tak lepas dari pandanganku.

“aku jilat ya dek?” tanyaku padanya.
“ahhhh…..” Hanya erangan halus yang keluar dari bibirnya untuk menjawab pertanyaanku.
Aku pun langsung menjilati memeknya dengan lembut.
“ahhhhhhhh baaaaang jangan” erangannya semakin naik saat lidahku bermain di biji dan lubang memeknya.
Sekitar 5 menit aku habisi memeknya dengan mulutku
“ahhhhhhh baaaaannnnggggg” erangan panjangnya menandakan orgasme pertamanya denganku.
Aku pun segera mengecup bibirnya dalam-dalam dan sambil aku mainkan putting susunya.
“enak dek?” tanyaku memperhatikan nafasnya yang berburu.
Dia mengangguk pelan diiringi senyum manisnya kepadaku, “Aku belum pernah kayak gini bang”.
“Masa, tapi abang perhatikan memekmu sudah tidak perawan lagi” kataku padanya.
“Aku baru pertama kali ML bang, ini pengalaman keduaku. Abang hebat banget” katanya di sela-sela helaian nafasnya.
“abang, masukin sekarang ya bang?” mintanya kepadaku.
“Nanti dulu, emutin burung abang ya dek” jawabku. Seraya aku suruh dia duduk sambil memegang erat kontolku dan aku tiduran dihadapannya.

Aku menikmati elusan dan kocokan tangan lembutnya dikontolku, saking begitu nikmatnya aku hanya memejamkan mataku merasakan dan menikmati kocokan halus tangannya. Namun akhirnya aku tersadar dengan perilakunya.
“Hmm. padahal aku suruh ngemutin, kok gak diemut juga” guman ku dalam hati sambil membuka mata dan menatapnya.
terlihat dia hanya memperhatikan dengan terpaku burungku yang semakin mengeras.
“Dek, kenapa belum juga diemut” Tanyaku menyadarkan lamunannya yang sedari tadi fokus melihat kontolku.
“Hmm,,, bang” Jawabnya dengan penuh keraguan dengan expresi agak lain menatapku dengan mata sayunya.
“masukin aja langsung bang, aku belum pernah ngemutin kontol gitu bang, aku gak suka, jijik bang” jawabnya mengiba agar aku tidak memintanya menyepong kontolku.
“Coba dulu, enak kok dek” Kataku sambil mengelus pipi dan bibirnya dan menuntun kepalanya agar mendekati kontolku. Namun, arahkan tanganku ke kepalanya ditolaknya.
“Maaf bang, adek gak bisa” tanyanya dengan kali ini seperti agak tegas kepadaku.

Memang awalnya aku sedikit kecewa dengan penolakannya. Aku sangat ingin merasakan kontolku masuk dan dijepit bibir tipisnya. tapi ya sudahlah gumanku dalam hati, gak dapat bibir atas, bibir bawahpun jadi. Aku pun langsung merebahkannya, membuka kakinya kembali dan kembali perlahan aku elus-elus ke bibir memeknya. Kali ini elusanku dimemeknya tidak menggunakan jari melainkan kontolku yang sedari tadi tegang dengan maksimal. Dia langsung membuka kakinya semakin lebar, seakan mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Perlahan-lahan aku masukan kontolku ke memeknya. Awalnya dia berexpresi hanya menggigit bibir bawahnya diiringin tatapan yang sebentar-bentar memejam dan menatapku dengan sayu. Aku pun langsung menghujam semakin dalam kontolku untuk menyentuh dasar memeknya, dia langsung mendongakkan kepalanya dan membuka mulutnya diiringin erangan halus yang sangat manja.

“Besar banget bang” Hanya itu kalimat pertama yang keluar dari bibirnya saat persetubuhan kami.

Dengan responnya yang sangat menikmati hujaman kontolku, aku bersemangat untuk melanjutkan dan Perlahan-lahan aku mainkan burungku ke memeknya yang sangat sempit dan licin, hatiku pun teriak kegirangan karena apa yang aku inginkan terwujud.

Aku langsung memeluk dan memainkan payudaranya saat aku atur tempo kontolku di memeknya.

“ahhhh,,, terus bang…. Terus….” Desahannya penuh kenikmatan
Tak terasa keringat membasahi tubuhku dan tubuhnya. Keringat membanjiri wajah, leher, dan toketnya sehingga menjadi kelihat mengkilap dan penuh menggoda. di sela-sela aku fokus menikmati dan menghujam memeknya dengan dalam dan tempo agak cepat.

“Bang,,,, bang,,,, bang,,,, Ah……. ENAK BANGET BANG…..!” Dia melengguh panjang dengan hebatnya disertai badan seperti orang kejang-kejang. Dan memeknya mengalirkankan air yang sangat hangat dan membuat memeknya menjadi tambah licin yang menimbulkan suara saat aku keluar masukan kontolku di memeknya.
Kulihat dia terengah-rengah mengatur nafasnya yang memburu hebat paska orgasme tadi. Aku tersenyum dan dibalas senyuman bahagianya dan langsung aku kecup bibirnya dengan hangat dan dalam.

“Enak dek” Tanyaku melihat matanya dari dekat.
“Enak banget bang, adek seneng banget” Jawabnya manja dan kembali mengecup bibirku dengan hangat.
“Ganti posisi ya dek, abang belum keluar” Jawabku menghusap-husap rambutnya dengan lembut.
“Tunggu bentar ya bang, adek minum dulu, Haus. Sekalian kekamar mandi bentar”.
“Iya sayang” Jawabku seraya kembali mengocok kontolku dimemeknya dengan keras dan melepaskan semua kontolku dari memeknya.
“Ahhh…ahhh….ahhhh…. Abang nakal” Desahan lemahnya karena serangan mendadakku dan bangkit dari kasur menuju kulkas di sudut kamar.

Kuperhatikan pantatnya yang sungguh menggoda saat dia berjalan yang terombang ambing sungguh menggoda. Kulitnya yang hitam manis tampak tambah mengkilat dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Dia hanya tersenyum manis kepadaku yang saat itu tertegun melihat kemolekannya sambil ia meneguk air mineral yang ada di kulkas kamar hotel. Kuperhatikan dia sungguh kehausan dan menghabiskan setengah air mineral dengan minum yang terkesan terburu-buru.

“Haus banget kayaknya dek ?” sapaku saat dia kembali ketempat tidur dan kembali memegang kontolku dengan gemes.
“Iya abang, ini enak banget” Jawabnya sembari mengocok pelan kontolku.
“Lanjut lagi bang?”Lanjutnya sembari bereksresi genit dan mengelus dengan lembut kontolku.

Aku yang sedari tadi masih menggantung, memintanya terngkurap dengan pantat agak keatas. Seakan mengerti dengan senyum manis dia menuruti. “wah,,,,” Cuma itu gumanku dalam hati melihat bongkahan pantatnya yang padat terpampang dihadapanku.

“Ayo bang, kok malah bengong?” Tegurnya membuyarkan lamunanku dan akhirnya manggut-manggut mengulangi ronde persetubuhan kami.

***********************************************​

Ntah berapa lama waktu persetubuhan dan berapa banyak gaya bersetubuh yang nikmat yang kam praktekkan. Waktu menunjukan jam 4 sore, dan ntah berapa kali Siska harus orgasme berulang kali demi memenuhi orgasme ku yang beum juga datang.

“Uh, bang lama banget keluarnya???? Adek udah gak kuat lagi habis ini bang” Ibanya kepadaku sambil tetap berusaha mengimbangi dan mengocok kontolku di memeknya pada permainan kami yang saat itu dengan gaya W.O.T.

“Sabar sayang, bentar lagi” Kataku sambil memegang payudaranya yang lembut serta meihat raut wajahnya yang kelelahan.
Awalnya aku masih berusaha menahan emosi nafsuku agar terkesan biasa dan masih bisa mengulangnya lagi dan lagi, namun kuakui kekuatan staminaku dan emosiku tak dapat aku bendung lagi. Aku akui aku sangat menikmatinya. Desahan keraspun ikut terdengar keluar dari mulutku.

Tak berapa lama kemudian, akhirnya jebol juga pertahananku di memeknya. “abang mau keluar sayang” jawabku…

“sama bang, barengan aja kita bang. Keluarin semuanya di dalam aja bang”. Jawabnya sambil mendesah kelelahan melayani gempuranku.

Akhirnya kami mendesah panjang saat sperma ku menyembur deras di memeknya sampai semburan terakhir sperma ku.
dia langsung lunglai di atas tubuhku kudiamkan sesaat sambil mencium dan mengelus mesra rambutnya disela-sela kenikmatan terakhir kami. Kemudian dia menyampingkan badannya langsung memelukku dengan mesra. Aku elus kening dan rambutnya kembali seperti rasa saying yang teramat sangat padanya.

“makasih ya bang, makasih atas kepuasan yang abang beri” katanya sambil mengelap keringat di keningku.
Aku langsung cium keningnya penuh rasa sayang serta membelai rambut panjangnya. Akhirnya kami tertidur dengan berpelukan.

Tak berapa lama aku terlelap di pelukannya, aku di bangunkan dengan mesra olehnya. Aku hanya tersenyum melihat kecantikan dan perilaku manjanya membangunkanku. Kemudian aku memeluknya kembali dan disambutnya lagi dengan memeluk hangat dirinya. Saat itu tubuh kami masih sama-sama telanjang bulat.

“abang hebat banget” Katnya sambil mencium bibirku.

“Adek juga hebat, abang puas banget” Jawabku sambil mengelus kembali payudaranya dan menciumnya lagi lebih lama. Kemudian kami bercerita-cerita tentang diri kami masing-masing diiringi candaan ringan membuat kami makin mempererat lagi pelukan kami seakan tidak ingin dilepaskan.

“Aku gak perawan lagi saat sama mantanku bang, dia merayuku berhubungan badan saat kami pergi kemping berdua bang.” Katanya kepadaku saat bercerita tentang dirinya saat aku tanyai mengapa dirinya sudah gak perawan lagi.

“Lalu setelah sebulan dia memerawaniku, dia menikah dengan gadis lain bang karena gadis ini hamil karena berhubungan dengan mantan adek.” Lanjutnya dengan wajah ekpresi tiba-tiba agak murung.

“Sialan tuh cowok, habis manis sepah dibuang.”Kataku sedikit sok pahlawan dan membelahnya dihadapannya padahal dalam hatiku berteriak hebat. “Hey, apa bedanya kamu sama mantanya”. Lalu dia menceritakan sekarang sudah punya cowok, dan alasannya dia mau berhubungan badan sama ku karena cowoknya yang sekarang sangat alim dan tak mau menyentuhnya.

Ada kecemburuan dan kesedihan dalam hatiku saat mengetahui dia sudah memiliki laki-laki lain. Ntah kenapa aku menjadi takut tak bertemunya lagi dan ini merupakan pertemuan awal dan akhir kami.

Jam menunjukan jam 9 malam, di ujung telepon yang diangkatnya kakaknya sudah menanyakan keberadaannya yang sampai jam segini belum pulang. Dan akhirnya dia memintaku untuk mengantarkannya pulang.

Setelah, mengurus semua prosedur cek out hotel. Kami keluar bebarengan dari hotel dengan dia berjalan di sampingku sambil bertingkah manja dan mengepitkan tangannya di tangan kiriku. Persis seperti sepasang kekasih. Aku hanya bisa bersikap dingin tiba-tiba terhadapnya, mungkin dia merasakan sikapku yang berubah saat keluar hotel, namun itu tak diambil pusing olehnya.

Kami pun naik ke atas motorku, dan segera ku kendarai keluar halaman hotel, diperjalanan hanya hening yang tercipta, tak ada sepata kata pun keluar dari mulut kami. Ntah mengapa tiba-tiba dia berbicara sedikit berbisik di telingaku, “Bang, turunin aja adek di simpang tiga di depan ya bang, adek pulang naik angkot aja. Takut nanti ketahuan siapa-siapa kalo abang antar aku sampe rumah.”
Seakan mengerti maksudnya siapa yang dia takuti saat bersamaku yang merupakan pacarnya, aku pun menuruti dan berhenti di simpang tiga yang ditunjuknya serta menemaninya menunggu angkot yang lewat.

Tak berapa lama angkot yang ditunggu muncul, dia sembari menjulurkan tangan tanda maksud bersalaman dan memelukku sekali lagi.

“Terima kasih hari ini ya bang, terima kasih atas semua” Hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Aku pun hanya senyum yang tertahan dan mengganggukan pelan kepala. Dia langsung naik keatas angkot dan angkot itu pun beranjak meninggalkanku yang masih tertegun melihat angkot tersebut hingga menjauh dariku.

“Good Bye and Thank You Siska”

Related posts