Suka Cerita Sex Adegan Gay

CERITA SEX GAY,,,,,,,,

Mobil kamu mana Arya?” Tanya Doni singkat. “Tuh dipojok” Jawab Arya yang lagi asik merangkul Tanjung. “Emangnya kamu nggak bawa motor Don?” Tanjung bertanya pada Doni yang hanya dijawab dengan gelengan kepala. “Kalo gitu kita jalan bareng aja, Yuk!” Ajak Arya pada rekan se-geng nya.

Mereka bertiga jalan bareng sepulang kuliah yang membosankan itu saling berangkulan menuju mobil Arya yang ada di pojok tempat parkir. Posisi Tanjung ada ditengah sedangkan yang lainnya ada samping kanan-kiri Tanjung. Mereka berjalan layaknya anak kelas 3 SD.

Seperti biasanya, mereka selalu bergurau dan saling meledek. Hal itulah yang menjadikan mereka jadi bahan perhatian cewek-cewek dikampusnya. Selain model guru mereka yang akrab juga face mereka yang sangat ganteng dan manis itu yang membuat cewek-cewek mabuk kepayang. Bayangkan saja,

Tanjung adalah cowok manis, matanya tajam, hidung lumayan mancung, apalagi senyumnya yang menggemaskan itu. Arya, cowok manis berambut cepak, kalo lagi senyum gantengnya selangit.

Belum lagi Doni, cowok macho, meski modelnya acak-acakan tapi memiliki daya tarik yang tinggi, karena facenya yang indo, rambut gondrong tubuh tinggi dan gagah. Mereka sungguh sempurna.

“Eh! Arya, malam ini kan malam minggu, gimana kalo kita ke villa lo aja, mumpung malam ini gua lagi bosan jalan ama cewek, gimana?” Tanya Doni dengan nada slengean.

“Gimana ya, pacar gua gimana?” Jawab Arya lagi bingung.

“Emangnya kamu ada janji Arya?” Tanjung bertanya.

“Iya, tapi gua juga pingin ke sana?”

“Ya udah deh, batal” Sahut Doni kesal.

“Jangan gitu Don!, bisa diatur kok, gini aja Arya jalan sama cewek dulu, Aku dan Doni nuggu kamu dulu di tempat biasa, kalo udah beres kita pergi bersama ke sana gimana? ” Urai Tanjung dengan gaya bijaknya.

“Oke gua setuju” Sahut Arya.

“Iya deh” Doni menerima tawaran Tanjung.

Mereka bertiga menuju tempat biasa, sebuah cafe yang biasa mereka tongkrongin. Doni dan Tanjung masuk Cafe itu dengan kurang semangat. Sementara Arya menjemput pacarnya untuk sekedar memenuhi janjinya.

“Kamu kok gitu sih Don, nggak suka kalo temennya jalan sama cewek?” Tanjung membuka pembicaraan.

“Nggak gitu sih, cuma..udahlah kita minum aja!”

“Eh, Jung gebetan kamu yang cantik itu lagi kemana? Kok nggak keliatan sih”

“Tahu tuh mungkin lagi libur”

Tanjung dan Doni menghabiskan waktu dengan ngobrol kesana-kemari tanpa arah. Sudah 45 menit mereka harus sabar mengunggu sahabatnya yang lagi kencan sama ceweknya. Doni dengan raut muka yang semakin kesal mulai mengalihkan kegiatan dengan menggoda cewek-cewek yang datang dengan senyumnya yang maut itu.

Tanjung hanya tersenyum melihat ulah Doni yang tidak mau berubah dari dulu. Maklum tampang seperti Doni memang paling didemenin sama cewek, makanya sangat mudah baginya mencari pasangan sekerdar untuk mengisi waktu.

“Don, ayo kita berangkat!” Panggil Arya yang baru datang.

“Oke friend” Jawab Doni sambil meninggalkan cewek yang baru saja ia ajak dance.

“Udah Arya?” Tanya Tanjung sambil memberikan sejumlah uang pada pelaayan cafe.

“Ayo cepet! ntar kemaleman nih?” Sahut Doni.

Doni, Tanjung dan Arya masuk mabil menuju sebuah vila milik Arya. Karena Doni yang lagi ngebet ke sana, maka ia yang nyetir mobinya. Selama perjalanan mereka terus bergurau tanpa henti.

“Don, emangnya kita mau apa sih kesana?, paling-paling seperti biasa bakar ayam, nonton film horor dan begadang sampai pagi”, Tanya Arya

“Tenang aja man, malam ini special untuk kalian.”

“Apaan sih? Arya penasaran.

“Tahu” Tanjung menjawab sembari menggelengdengan senyumnya yang khas.

“Udahlah nanti tahu sendiri kok” Ujar Doni.

Sesampai di Vila, Doni langsung menggiring kedua rekannya menuju kamar yang biasa mereka tempati bertiga. Doni langsung memutar sebuah CD yang dia dapat dari rental.

“Film horor ya Don?” Tanya Arya.

“Lihat aja!” Sahut Doni.

Selang beberapa menit Arya dan Tanjung mulai mengerti film apa yang Doni suguhkan. Ya ternya sebuah film gay yang menampilkan adegan-adegan seks sesama lelaki yang dibintangi oleh remaja-remaja eropa yang ganteng dan keren, mulai dari saling cium, meraba, oral dan anal. Doni agak gugup menikmati film itu, sementara Tanjung juga agak tersipu.

Tapi mereka berdua merasa keberatan jika harus menyiakan suguhan Doni yang konyol itu. Entah Arya dan Tanjung terangsang atau tidak, tapi yang jelas mereka mulai memegang batangnya masing-masing sambil sesekali mengelusnya dengan manja.

“Ih.. kamu gila ya Don?, kok bawa film seperti ini.” Tanya Arya.

“Tapi asyik kan!?”

“Iya sih, cuma jorok aja.”

“Arya! Rasanya enak nggak ya seperti itu?” Tanya Doni memancing.

Doni sengaja duduk agak di balakang sehingga bisa bebas memperatikan kudua sahabatnya yang kelimpungan menikmati adegan seks sejenis yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Ia sibuk sendiri di belakang. Selain mengamati rekannya, ia mulai melepas kaos oblong dan celana Jaens nya, sehingga ia hanya mengenakan CD biru tua. Kini tampaklah seorang Doni yang asli yaitu tubuh Doni yang putih mulus, gagah, dada bidang, paha putih yang dihiasi bulu hitam yang halus, serta pantat temol dengan kemaluan yang hanya dibungkus CD ketat.

“Ngapain kamu Don?” Tanya tanjung heran ketika Doni yang telanjang merangkulnya dari belakang sambil menciumi tengkuk dan menggerayangi Tanjung.

Tanjung hanya diam menikmati juluran lidah Doni yang menggelitik tengkuk dan lehernya serta remasan-remasan tangan Doni pada puting susunya. Ia hanya mengerang keenakan.Sementara Arya hanya bisa menelan ludah dan meremas-remas kontolnya yang sudah tegang dari tadi memperhatikan adegan yang diperankan Doni terhadap Tanjung.

Rupanya Arya semakin tidak tahan dengan adegan rekannya itu. Kini Arya tidak bisa berfikir jernih lagi, ia mulai melucuti pakaiannya. Wow.. tubuh Arya yang tidak kalah dengan Doni terlihat jelas. Dadanya bidang, kulitnya putih bersih tanpa noda sedikitpun, pahanya yang menggairahkan itu juga terlihat jelas.

Tapi benda tegang di belahan pahanya masih terbungkus CD putih polos. Lalu ia ikut bergumul dengan temannya. Arya yang tadi hanya diam sekarang mulai meraba-raba pungging Doni dari belakang. Lalu ia menyibakkan rambut Doni yang gondrong sehingga terihat jelas tengkungya. Akhirnya Arya berani mengerjai tengkuk dan leher Doni yang putih sampai merah merona.

“Shhtt.. terus Don.. enak Doon!” Tanjung mengerang.

“Oke!” Jawab Doni singkat.

Tanjung semakin tak kuasa menahan nikmat yang luar biasa yang diberikan temannya. Hingga tanpa sadar, kini ia hanya mengenakan CD saja.

Doni menidurkan Tanjung di Sofa. Lalu ia menindihnya. Mereka mulai melakukan kuluman bibir. Sementara Arya hanya asyik menikmati tubuh Doni dari belakang. Puas dengan kuluman bibir,

Doni turun dan mulai menjilati tubuh Tanjung bagian dada dan perut dan mengoral penis Tanjung sampai kuluar semua spermanya. Arya menggantikan posisi Doni yaitu menikmati bibir Tanjung. Lama sekali mreka dengan posisi seperti itu.

Setelah puas dengan tubuh Tanjung, kini Arya yang jadi obyek. Arya tidur terlentang dengan tangan diangkat ke atas sambil menikmati jilatan Tanjung dan Doni yang nikmat itu.

“Itu Don ” Ucap Arya menunjukkan batangnya yang ingin dikulum.

Tanpa perintah Tanjung mendahului Doni. Tanjung memelorotkan CD Arya dan mulai membelai, mengocok penisl Arya yang lumayan besar dengan bulu hitam yang halus tidak terlalu tebal disekitarnya.

Mula-mula Tanjung menjilati ujung penisnya, setelah Arya kelonjotan dimasukkannya batang penis Arya pada mulut Tanjung. Tanjung mulai asyik dengan batang temannya yang putih itu. Ia kocok perlahan sesekali disedot dengan keras.

Cput..cput.. begitulah kiranya bunyi ketika sedotan Tanjung terlepas. Arya yang hampir mencapai klimaks hanya bisa mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi untuk mengimbangi kenikmatan itu.

Doni yang lagi asyik memerahkan paha Arya menggantikan peran Tanjung, dikulumnya penis Arya sambil dipadu dengan sedotan-sedotan maut sampai akhirnya muncratlah beberapa kali sperma Arya ke mulut Doni.

“Ach.. nikmat man..” Arya mengerang, Tanjung hanya tersenyum.

Doni duduk di sofa agak menepi dengan kaki selojor sehingga penisnya yang tidak lagi terbungkus CD tegak bak tiang bendera. Ia memerintahkan temannya untuk mengulumnya. Tanjung dan Arya yang baru saja diberi kenikmatan oleh Doni hanya nurut saja.

Mereka berdua bergantian mengulum penis Doni yang besar, paling besar diantara milik mereka berdua panjangnya sekitar 25 cm dengan diameter 3,5 cm, maklum penis indo. Tanjung dan Arya kadang sampai tersedak dengan penisnya.

Ketika Tanjung mengulum penis Doni, Arya menjilati pahanya begitu pula sebaliknya. Sampai beberapa kali mereka bergantian, Doni masih saja ayik menikmati kuluman bibir rekannyan, saking capeknya Arya tidak mau lagi mengocok dengan mulutnya tapi dengan tangannya san sesekali disedot dengan agak keras belum lama perlakuan seperti itu.

“Ahh..nikmat..” Tiba-tiba sperma Doni muncrat ke muka Arya.

Dengan senang hati Tanjung menjilatinya. Sementara Doni terkulai lemas menikmati sisa kenikmatan yang baru saja ia rasakan.

“Pindah ke ranjang aja yuk” Ajak Arya.

Tanjung dan Doni hanya menganggukkan kepala. Mereka bertiga menuju ranjang besar yang biasa mereka termpati untuk sekedar tidur dan bergurau. Rupanya Arya dan Tanjung tersipu malu atas aktivitas mereka saat itu. Lain halnya dengan Doni yang nampak biasa seaka tidak ada apa-apa.

Melihat kedua rekannya yang tidak marah bahkan menikmati seks sejenis, Doni berulah lagi yaitu dengan menyuruh Arya menungging. Doni berlutut dibelakangnya sambil mengocok penisnya yang masih lemas.

Setelah tegak kembali ia lumuri penisnya dengan baby oil yang ia siapkan. Arya hanya terdiam, menunggu apa yang akan dilakukan Doni. Astaga.. Doni memasukkan penis besarnya ke anus Arya yang masih virgin itu.

“Oh.. Sakit Don!” Jerit Arya merasakan batang Doni menusuk anusnya.

“Tenang aja man sebentar lagi enak kok ” Jawab Doni menenangkan Arya.

Selang beberapa saat sekitar lima kali hentakan Arya tidak lagi menjerit, malah erangan yang keluar dari mulutnya.

“Terus Don.. enak Don.. lebih keras lagi Don..!” Pinta Arya yang mulai ketagihan dengan penis besar Doni.

“Jung ole mau nyoba?” Doni menawari Tanjung.

Tanjung agak grogi ketika mulai memasukkan penisnya ke anus Arya. Hanya sekali hentakan penis Tanjung ambles ke dalam anus Arya.

“Kocok terus Jung!” Doni mengajari Tanjung
.
Tanjung rupanya sangat menikmati adegan anal itu, a mulai menggigit bibir bawahnya menahat nikmat tiada tara. Sementara Doni ganti mereplay anus Tanjung dengan jilatan-jilatan. Puas dengan menjilati pantat Tanjung yang gempal. Ia memasukkan penisnya ke anus Tanjung. Tanjung kaget dengan perlakuan Doni.

Sampai terlepas penisnya dari anus Arya. Melihat Tanjung yang bingung Doni melakukannya dengan hati-hati. Setelah berjalan beberapa menit Tanjung bisa menikmati kentotan Doni atas anusnya, sehingga Tanjung juga memasukkan lagi penisnya ke anus Doni yang beberapa saat menunggu kentotan Tanjung.

Mereka bertiga sangat menikmati perminan ini. Arya menikmati gesekan penis Tanjung yang perlahan tapi nikmat, Tanjung menikmati anus Arya yang kenyal, hangat dan menjepit, dan juga menikmati penis Doni yang besar menyodok-nydok anusnya, begitu pula Doni menikmati anus Tanjung yang virgin itu.

“Gila bener man, enak man..” Doni menceracau.

Setelah lama mengentot Arya, rupanya Tanjung sudah klimaks. Arya langsung berganti posisi, ia pindah ke belakang Doni. Awalnya ia menjilati pantat Doni yang seksi kemudian ia juga mengocok penisnya di dalam anus Doni yang merah itu.

Begitulah seterusnya. Mereka saling mengentot dan dikentot sampai lima kali putaran.Inilah yang disebut ‘3 in 1’. Tiga cowok yang ganteng-ganteng dan keren-keren bergabung jadi satu dihubungkan dengan sebuah benda yang disebut ‘penis’.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tamat

Related posts