The Revenge Istriku Dikerjai Perampok Bejat

Hampir empat bulan sejak kejadian itu berlalu menimpa keluargaku dan terutama istriku Merry. Sifatnya sekarang berubah drastis hingga sekarang. Menjadi perempuan yang pemurung dan tidak riang seperti dulu. Aku sebagai suami sangat memaklumi hal ini. Kejadian di Januari itu memang benar benar merupakan sebuah peristiwa tragis baginya. Hingga sampai saat ini aku juga tidak melaporkan peristiwa itu kepada kepolisian, karena aku tahu itu akan sangat menyedihkan buat Merry. Kejadian ini aku tutup rapat kepada orang lain yang tidak aku kenal. Hanya kepada beberapa orang teman dan bawahanku saja aku bercerita, dan mereka pun sangat bersimpati kepadaku. Dari mereka juga aku selalu mendapat dukungan.
Dengan hampir berlalunya waktu empat bulan itu aku ternyata tidak juga tinggal diam. Sebagai seorang pimpinan yang mempunyai banyak anak buah, aku telah memilih beberapa dari mereka sebagai intel yang harus bisa menemukan kelompok perampok bejat itu. Sebanyak lima orang dari mereka yang telah aku pilih. Dalam dua bulan pertama mereka telah mengendus keberadaan dari kelompok perampok itu. Tentu saja keberadaan Wok yang sangat aku targetkan. Kelima orang anak buahku telah kupercaya untuk memata matai setiap gerak geriknya, setiap kebiasaannya, tempat tinggalnya dan semua keluarganya. Dan selama dua bulan itu anak buahku cukup sukses melacak keberadaannya. Semua informasi detail telah aku dapatkan sehingga aku merasa itu cukup sebagai petunjuk tindakanku selanjutnya. Dan aku suruh mereka untuk standby saja menunggu perintahku selanjutnya.
Hari hari berikutnya aku habiskan dengan bergelut bersama rutinitasku, dan menekuni kembali bisnisku dengan serius. Temanku saat inilah yang hanya bisa menjadi tempat aku bercerita. Hingga pada suatu ketika aku sedang bersantai dengan Andre temanku, aku dikenalkan oleh dia kepada temannya yang aku kenal selanjutnya dengan nama Beni.
Beni aku kenal sebagai orang yang cukup disegani, aku tahu dia bekerja sebagai becking keamanan di sebuah Hotel berbintang 3 yang berada di Jakarta yang dilengkapi dengan fasilitas hiburan malamnya yang sangat terkenal. Dengan didampingi Andre yang menjelaskan bahwa aku akan menjadi salah satu dari pemasok dana rutin untuknya, maka Beni dengan segera menjadi teman sekaligus partner yang dipercaya oleh Andre dapat membantuku.
Dalam pertemuanku yang ketiga kalinya dengan Beni dan Andre, aku akhirnya menjelaskan semua yang terjadi dalam Bulan Januari itu. Dan kisah tentang kejadian tragis yang menimpa aku serta Merry tercurah kembali, aku masih bisa dengan lancar menceritakan kisah itu, menceritakan dengan detail karena peristiwa sadis itu begitu tandas terekam di memori otakku. Beni terlihat sangat serius menyimak ceritaku. Dan percakapan berikutnya terlontar spontan saja.
Lalu sekarang boss ada rencana tindakan apa? tanya Beni sambil menghembuskan asap dari Marlboro yang dihisapnya dari tadi.
Aku sudah memerintahkan anak buahku untuk melacak keberadaan bangsat itu jawabku pelan.
Trus…sudah ketemukah lanjut Beni.
Sampai saat ini aku sudah mengantongi semua informasi lengkap dari dia tandasku.
Hmm..trus kelanjutan dari info itu?  filmbokepjepang.com Apa pasukan boss akan diminta langsung menghabisi mereka? Itu sangat gampang kan?
Aku masih terdiam karena aku merasa bahwa aku harus mengutarakan niatku yang terpikir saat itu.
Pengalaman itu begitu buruk buat istriku, efeknya masih terasa sekali sampe sekarang. Oleh karena itu aku pengin bisa membalas kelakuan dia terutama pada istriku
Andre yang sedari tadi menyimak akhirnya menimpali, Maksudnya begini Ben, temenku gak mau hanya dengan membalas menghabisi mereka, tapi apa yang mereka lakukan pada istrinya harus mereka alami juga
Aku melirik sebentar pada Andre, dan Andre pun mengedipkan matanya sambil tersenyum.
Tampak Beni mengangguk angguk tanda mengerti dan maklum akan maksudku. Sambil menghembuskan asap rokoknya dia keliatan berpikir sejenak.
Kamu kan sekaligus yang memasok cewek disini ben, masak kamu gak bisa menghandle seorang perempuan sih? timpal Andre sambil ketawa kecil.
Iya ngerti…ngerti…, jawab Beni. Kalo memang itu yang boss inginkan, jujur saja aku juga pernah ngasih punishment sawa cewek disini yang bandel…..yaahh…bisa mirip mirip seperti itulah, sedikit maen sadistic dan bondage.
Hee..hee…pakarnya dah ngerti langsung neh, kata Andre
Btw boss…boleh liat orang itu kayak gimana sih? Katanya dah dapat detail infonya tadi
Aku segera merogoh ke saku tas Gucci ku, mencari beberapa lembar foto dari sebuah amplop cokelat. Beberapa foto si bangsat Wok berpindah ke tangan Beni, yang langsung diliat dia sambil memicingkan matanya. Dia hanya mengangguk saja kemudian.
Trus…orang yang si boss pengin kerjai kayak cerita tadi? tanya Beni sambil mengembalikan foto Wok.
Dengan agak ragu ragu aku mengulurkan tiga buah lembar foto postcard yang aku percayai sebagai perempuan ato istri dari Wok. Tampak Beni menerima ketiga foto itu dan mengamatinya dengan seksama, agak lama dia melihat dan seperti merenunginya. Setelah itu dia menelungkupkan ketiga foto itu dimeja yang langsung disambar sama Andre.
Agak terkejut juga Andre melihat wajah yang ada di foto itu.
Waooww….tantangan neh, ujar Andre.
Yang dilihat Andre dalam foto itu adalah foto dari perempuan separo baya dengan usia sekitar 32 tahun yang sedang duduk di sebuah kursi di taman, lalu foto perempuan itu lagi menunggu angkutan di pinggir jalan yang di zoom dan perempuan itu lagi menelpon di dekat sebuah toko yang juga di zoom.
Yang menarik adalah perempuan itu tampak mengenakan kerudung lebar berwarna putih pada 2 foto dan kerudung warna merah pada satu foto lagi. Wajah perempuan itu cukup cantik dan tampak lugu, dengan tinggi badan sekitar 165 cm. Satu hal yang membuat Andre tersenyum sendiri karena melihat dengan jelas bahwa dengan kerudung lebarnya, siapa saja pasti melihat sebentuk tonjolan yang keliatan kentara menggumpal dibalik kerudungnya. Membentuk gundukan yang cukup membuat mata lelaki nanar melihatnya.
Beni lalu berkomentar, akan kupastikan permainan ini menarik bagi boss. Siapkan saja anak buah untuk eksekusi, kelanjutannya aku yg akan ngatur nanti. Kata Beni sambil mematikan rokoknya yang masih separuh. Dia lalu berdiri dan mengajak bersalaman aku tunggu info selanjutnya
Akupun segera menyambut jabat tangan nya dan berjanji segera memberi kabar kepadanya.

PERSIAPAN EKSEKUSI
Hampir tepat empat bulan setelah peristiwa itu maka tindakan yang telah kurencanakan akan segera dilakukan. Semua persiapan telah dijalankan dengan matang. Aku dengan kelima anak buahku serta Beni yang akan membantu untuk kelanjutannya.
Dua kendaraan Fortuner hitam legam yang akan aku jadikan piranti eksekusi hari itu. Satu kendaraan menjemput si Wok dan satu kendaraan lagi yang akan menjemput istrinya.
Wok rencana akan kita jemput dari sekitar tempat mangkalnya yaitu parkiran sebuah Mall cukup besar. Dan aku merasa empat orang anak buahku cukup untuk menghadapi dia. Sementara aku dan Beni dan seorang anak buahku lagi sebagai driver akan menunggu istrinya sepulang dari pasar.
Mobil pertama yang berisi keempat anak buahku tampak berjalan pelan memasuki kawasan parkiran Mall tempat Wok mangkal, berputar memastikan bahwa mobil itu dilihat Wok dan diarahkan oleh dia untuk parkir. Benar saja, Wok tampak segera mengarahkan mobil kami yang seakan malah berputar putar mencari parkir yang enak.
Sini aja bang…mundur sini teriak Wok tanpa tahu rencana kami
Ayo..mundur…mundur…terusss…lurus aja pelan
Mobil kami terus mundur mengarah ke dia, dan begitu jarak dengan batas tinggal satu meter dan Wok berteriak STOP saat itu juga pintu bagasi menjeblak terbuka. Dua orang anak buahku tampak dengan cepatnya melompat menyergap Wok, satu orang dengan kerasnya melayangkan sebuah tinjuan Hook kanan yang dengan telaknya mengenai rahang Wok, membuatnya terpelanting hampir jatuh. Seorang lagi segera melayangkan tendangan ke dada Wok membuatnya jatuh terlentang dengan kerasnya. Sebuah jaket dengan cepatnya meringkus dan melingkar di leher Wok, menariknya keras ke dalam bagasi mobil, melemparkannya hingga wajahnya membentur jok tengah dengan kerasnya, membuat darah keliat mengucur deras dari hidungnya dan membuat tubuhnya terkapar pingsan di bagasi belakang. Seorang anak buahku segera naik dan menutup pintu bagasi, sedangkan yg berhasil menyarangkan pukulan pertama tadi naik lewat pintu samping kanan. Mobil segera melesat keluar kembali dari area Mall dengan cepatnya. Meninggalkan beberapa orang penjual yang seakan ternganga melihat kejadian tersebut tetapi juga tak berdaya untuk berbuat sesuatu. artkelbokep.com
Sementara di dalam mobil Wok segera di ikat erat dengan sebuah borgol di tangan dan kakinya, plester lakban abu abu segera mentup erat mulutnya hanya menyisakan lubang hidung untuk bernafas. Dengan demikian mobil tinggal menuju ke lokasi eksekusi yang sudah disiapkan oleh Beni.
Di mobil kedua, begitu aku mendengar laporan bahwa Wok telah dikondisikan, segera aku perintahkan driver untuk menyusuri lokasi pasar tempat istrinya biasa berada. Dengan sabar kami menunggu sekitar sampai satu jam. Akhirnya dari balik sebuah gang muncul wanita berkerudung putih yang persis seperti yang ada di foto kemarin.
Dengan tenangnya Beni menyiapkan aksinya, Tenang boss…aku sudah biasa mengatasi kayak gini
Aku melihat Beni tampak menyiapkan sebuah lap yang dibasahi dengan cairan dari sebuah botol kecil. Cewek segarang apapun pasti langsung lemas boss…hehehe..liat aja nanti Kata Beni kepadaku.
Mobil ku diparkirkan persis di sebelah gang, menutup jalan akses sekaligus menutup pandangan dari sekitar. Beni pun lalu turun dan berjalan santai ke sebuah depan toko yang terlihat sedang tutup saat itu. Ketika perempuan itu lewat, dengan santai tanpa acuh Beni menabrakkan dirinya ke tas nya, membuat tasnya terpelanting terjatuh ke trotoar.
Ohh.. maaf bu…maaf gak sengaja kilah Beni
Aduh…gimana sih jalan kok gak liat liat, tukas perempuan itu.
Maaf…maaf sini saya bantu beresin tasnya, kata Beni
Beni segera beranjak menunduk mengambil semua tas dan beberapa barang yang tercecer di situ, begitu bangkit dengan cepatnya tangan yang di balik tasnya menyergapkan sebuah kain lap ke mulut dan hidung perempuan itu. Menutup wajahnya dengan tas yang tadi terjatuh sehingga pemandangan itu tidak terlalu mencolok bagi orang sekitar. Wanita yang keliatan sangat terkejut itu hanya dalam hitungan 3 detik tampak menjadi sempoyongan mencium aroma obat yang ada di kain yg dibekapkan ke mulutnya. Dan Beni langsung memapah wanita itu masuk ke mobil lewat pintu samping kiri. Membuat posisi wanita itu tertelungkup di jok tengah, masih sambil membekap mulutnya dengan bius dia memastikan wanita itu sudah pingsan. Akupun segera memerintahkan sopir meninggalkan tempat itu menuju tempat eksekusi yang sudah disiapkan.
Dalam perjalanan akupun sempat berdebar debar akan kejadian itu, sesekali melirik ke belakang dimana Beni sudah mulai mengikat tubuh perempuan yang sudah pingsan itu. Perempuan yang menurutku cukup cantik sesuai dengan yang terlihat di foto. Dengan demikian aku yakin bahwa aku tidak salah sasaran saat itu.
Beberapa waktu berlalu kami pun sampai ke tempat tujuan kita. Sebuah basement dari sebuah hotel yang aku tahu merupakan kawasan yang dikuasai oleh Beni. Karena dengan begitu yakinnya dan tanpa sembunyi setelah masuk ke lokasi itu, Beni segera membopong tubuh wanita itu masuk kedalam dan menuruni tangga ke sebuah area basement yang cukup gelap. Akupun turun dan berbelok sebentar ke toilet. Mencoba sedikit menenangkan diri akibat aksi ini, menyiapkan diriku dan perasaan ku. Akhirnya aku lalu mengenakan penutup kepala sesuai anjuran Beni untuk mengaburkan identitas. Setelah sebelumnya membasuh muka dan wajah akupun lalu memasuki basement itu, menuruni beberapa anak tangga batu, kemudian berbelok ke kanan menyusuri lorong sempit yang Cuma diterangi beberapa lampu pijar, lalu masuk ke kanan, ke sebuah ruang yang sudah diberitahukan oleh Beni sebelumnya.
Segera setelah memasuki ruangan itu akupun melihat anak buahku yang juga sudah mengenakan penutup wajah sedang menjaga Wok yang kuingat jelas wajahnya terikat erat erat ke sebuah kursi persis seperti kondisiku dulu waktu dirampok oleh dia. Hanya kali ini ikatan pada kursi itu begitu rapi dan kuatnya mengekang semua pergerakannya dari tangan hingga kaki, Cuma wajahnya yang tertutup lakban pas di mulutnya saja yang masih bisa bergerak bebas.
Wajah Wok saat itu tampak keliatan bingung dengan apa yang dialaminya, tetapi hal ini tidak menyurutkan dendamku padanya. Semakin lama kuperhatikan maka ingatan akan kelakuan dia dulu semakin jelas terbayang. Tanpa sadar akupun melangkah mendekatinya. Dan seketika itu pula kaki kananku yang memakai sepatu boot dengan kuatnya kutendangkan tepat mengenai wajahnya. Alhasil Wok langsung terguling sekaligus dengan kursinya. Kepalanya terbentur lantai dengan kerasnya. Dia hanya mengaduh sebentar dan terengah engah. Dengan sigap anakbuahku mengembalikan posisi duduknya kembali. Dan seketika itu juga hantaman tangan ku bertubi tubi mengenai rahang dan dagunya, kanan kanan kiri kanan kiri kiri kanan kanan dan seterusnya hingga aku akhirnya melihat cucuran darah merah keluar dari hidung dan sudut bibirnya.
Tangan Beni yang akhirnya menghentikan hantaman ku yang membabi buta saking geramnya. Dia tampak mendorongku surut ke belakang dan memegang bahuku, mencoba menenangkanku yang sudah seperti orang kesurupan. Akupun hanya bisa menahan geram hingga nafasku turun naik tidak teratur.
Sabar boss….sudah cukup kiranya, Beni menenangkanku
Jangan lupa kita masih ada yang mesti dilakuin,biar ini jadi urusanku sekarang.
Beni lalu berjalan menghampiri Wok dengan pelan, dari tempat agak kejauhan aku melihat dia mengajak bicara Wok yang tampaknya ditanggapi Wok dengan tidak sepaham. Beberapa kali Beni tampak menekankan sesuatu padanya tetapi Wok Cuma menggelengkan kepalanya berulang kali.
Dan yang terjadi berikutnya sikut Beni dengan kerasnya menghajar pelipis kanan Wok, membuatnya terjungkal untuk kesekian kalinya dengan wajah yang sudah merah lebam akibat pukulanku tadi. Kembali dia didudukkan oleh anak buahku hingga tegak. Dan seorang lagi tampak mengguyur kepala Wok dengan segayung air yang membuat Wok mendengus dengus dan mengibaskan kepalanya.
Beberapa saat kemudian Beni lalu mendekatinya lagi, dengan pelan dia berkata
Aku sudah tau kamu ini siapa. Apa saja yang sudah kamu lakukan. Dan aku tandaskan bahwa aku tidak takut dengan kamu atau temanmu juga. Kata Beni
Hari ini sudah berapa kali kamu merampok hah? Menjarah ato membunuh bahkan kadang kamu memperkosa perempuan dari korbanmu.
Wok tampak terdiam saja mendengar perkataan Beni.
Dan setauku kamu mempunyai perilaku aneh yang sering kamu lakukan pada perempuan. Kamu tahu maksudku?
Wok hanya menggeleng saja. Beni lalu menghampiri meja di sebelahnya, meraih sesuatu dari kotak diatas di meja lalu menunjukkan nya di depan wajah Wok.
Sebuah bulu angsa panjang berwarna abu abu digerak gerakkan dalam jari Beni.
Apakah yang kamu lakukan kepada perempuan apabila kamu mempunyai benda ini? tanya Beni sambil terus menunjukkan bulu angsa itu kepada Wok.
Karena tidak ada tanggapan dari Wok, maka Beni meninggalkan nya menuju sebelah, membuka pintu yang ternyata dari tadi terdapat disitu tanpa aku ketahui. Sebelum aku tahu apa yang akan muncul dari pintu, mulut Wok langsung dilakban dengan ketatnya hingga Cuma meninggalkan hidungnya untuk bernafas. Membuat dia tampak terengah engah akibat begitu ketatnya lilitan lakban di mulutnya itu.
Dan sebentar kemudian aku baru sadar teman Beni yang aku ketahui merupakan banci di klub itu, dengan penampilan yang kekar namun gemulai nampak membopong perempuan yang aku tahu pasti itu istrinya Wok masuk ke dalam ruangan. Dengan santainya dia menurunkan istri Wok yang dalam posisi terikat erat itu ke lantai.
Perempuan itu begitu tahu kondisinya dan menyadari bahwa suaminya berada di situ dalam posisi terikat di kursi dan mulut dilakban langsung berteriak teriak histeris. Wok juga terlihat sangat terkejut menyadari istrinya berada di situ juga.
Saprol julukan teman Beni itu nampak menahan tubuh istri Wok itu tetap terduduk di lantai.
Heitsss…jangan ribut say….suamimu aman kok. Kata Saprol
Istri Wok tetap tidak bisa menahan dirinya untuk berontak, tetapi posisi dan ikatan pada pergelangan tangan, siku dan pergelangan kakinya telah membuatnya tidak berdaya. Apalagi dengan posisi Saprol yang menahan bahunya.
Aku perhatikan ke samping dan terlihat Beni ternyata masuk kembali sambil mendorong sebuah ranjang yang seingatku mirip sekali dengan ranjang di rumah sakit. Lengkap dengan dudukan kepala yang bisa ditegakkan. Ternyata Beni kembali tidak sendirian lagi. Seorang perempuan tinggi kurus dengan rambut ekor kuda nampak menyertainya. Perempuan itu akhirnya aku ketahui namanya Vie, seorang didikan Beni yang menjadi penari erotis di klubnya Beni.
Beni menghampiriku sambil berkata pelan di telingaku, akan kita buat semenarik mungkin tontonan ini buat boss.
Aku Cuma mengangguk saja dan lalu duduk di sebuah sofa dekat situ. Beni nampak bergerak ke tengah ruangan, berada diantara Wok dan istrinya.
Dia lalu menoleh ke wok, menyeringai sambil berkata, berhubung kamu tidak bisa bicara, maka kita selanjutnya akan bicara kepada istri kamu saja. Wok melihatnya dengan nafas masih terengah engah.
Siapa nama kamu nyonya cantik? tanya Beni pada istri Wok
Perempuan itu hanya memandang dengan sinis pada Beni tanpa menjawab.
Apakah kamu tahu ini apa? tanya Beni lagi sambil menunjukkan bulu Angsa tadi kepadanya. Perempuan itu tetap tidak menjawabnya.
aku kasih tahu kamu nyonya cantik, bahwa suamimu itu sangat suka memainkan benda ini pada wanita lain.
Istri wok masih tampak tidak mengerti maksudnya sehingga Beni melanjutkan lagi omongannya.
Aku tahu bahwa suamimu tidak hanya pernah memainkan ini saja tetapi banyak benda lain yang dia pakai untuk itu. Dan malam ini kita mau tahu gimana reaksi suamimu kalo kita memainkan benda benda itu pada istrinya
Seketika itu juga Wok tampak berontak sambil mendengus dengus, tetapi juga tidak berdaya dalam posisinya itu. Aku merasa bahwa saat itu, perasaan seperti itu juga yang pernah aku rasakan seperti dirasakan Wok sekarang. Dan tanpa terasa aku mulai menikmati permainan ini.
Aku kasih tau saja nyonya cantik, bahwa suamimu pernah memperkosa wanita lain dan mengerjai nya sekaligus, apakah kamu sadar suamimu punya kelakuan aneh dalam sex? Apa kamu ngerti kalo sebelum memperkosa wanita, suamimu suka menggelitik nya lebih dulu? Beni memaparkan dengan kalimat sepelan mumgkin supaya dimengerti isinya.
Apa maksudmu? Aku tidak tau….lepaskan aku…lepaskan suamiku rengek istri Wok
Oh…tentu tidak segampang itu nyonya cantik. Kasihan temenku yang sudah aku undang kesini donk. Temenku ini (Saprol) sangat lihai dalam menangani perempuan tentunya..hehehe..dan temen wanitaku itu yang akan membantu nyonya tentunya…hahaha
Istri wok tetap tidak mengerti dan tetap berusaha berontak dan merengek minta dilepaskan.
baiklah kalo begitu, biar nyonya segera tahu apa maksud kita….oke guys kita kerjai sekarang. Tapi mohon maaf nyonya cantik kalo kita kurang ajar nanti dengan melepas kerudung mu itu karena permainan ini baru terasa asyik kalo kondisi nyonya apa adanya saja…hahahaha.
Beni segera memerintahkan anak buahku dengan kibasan tangannnya. Segera saja bagai robot dipijit tombolnya anak buahku menghampiri istri Wok, masing masing memgang bahu atas dan mendekap kakinya yang masih terikat dan langsung diangkat ke ranjang itu. Istri wok mulai berontak sambil berteriak teriak tapi percuma karena tenaga lima orang yang harus dilawannya sementara kondisinya sendiri dalam keadaan masih terikat.
Wok juga nampak berusaha melepaskan diri dari kursi tetapi apa daya ikatan dikursinya erat sekali. Dia hanya bisa mendengus dengus marah melihat kondisi istrinya yang diringkus oleh anak buahku.
Pemandangan berikutnya yang terlihat berupa pergumulan tidak seimbang antara perempuan dengan lima orang lelaki yang hendak meringkusnya di ranjang. Anak buahku melepaskan semua ikatan di tangan dan kaki istri wok tetapi juga dengan segera ganti mengikat tangannya ke samping ranjang kiri dan kanan. Pergelangan tangannya di ikat dengan sabuk sementara lengannya dikaitkan dengan tali juga, sementara kedua kakinya nampak direntangkan, telapak kakinya dimasukkan dalam sebuah celah yang kemudian dikunci sehingga mengikat kedua pergelangan kakinya di bawah ranjang dalam posisi kaki terentang.
Beberapa saat kemudian yang terlihat adalah seorang perempuan yang tampak berontak dengan sia sia dalam posisi telentang di ranjang dengan kedua tangan terikat di sisi sisi ranjang. Saprol yang kayaknya sudah mulai terangsang dengan pemandangan itu lalu menghampiri ranjang.
Maaf yha sus…jilbabnya aku lepas neh. Kelakar Saprol
Dengan perlahan kain putih lebar itupun disingkapkan langsung keatas, melewati dadanya, lehernya dan akhirnya lepas seluruhnya melalui kepala.Baru aku sadar dalam kondisi demikian aku melihat adanya kemiripan antara istri Wok dengan juru masak cantik Chef Marinkha yang sering muncul di tv itu, mirip dalam hal wajah dan tubuh yang sedikit gemuk tetapi montok dan menggemaskan. Istri wok nampak mengenakan kemeja putih lengan panjang yang nampak serasi dengan bawahan rok abu abu. Yang aku dan saprol perhatikan ternyata jilbab putih itu tadi nampaknya sengaja menutupi bagian dada yang membusung, terlihat sekali sekarang betapa besar gundukan di dadanya yang masih tertutupi baju putihnya, namun membekas di samping keliatan baju dalam dan BH nya yang tercetak samar di balik kemejanya, membuat Saprol juga nampak terpana melihatnya. Beni lalu menghampiri aku dan duduk di sebelahku
Kita nikmati aja selanjutnya, katanya sambil menyalakan sebatang rokok.
Aku yang sudah tidak begitu memperdulikan dia lebih tertarik untuk menunggu kelanjutan dari apa yang dilakukan oleh Saprol. Apa yang dilakukan kepada perempuan yang menurutku lumayan cantik juga sih, kulitnya putih dengan rambut yang kalo tanpa mengenakan jilbab ternyata tergerai sepanjang bahu.
Kamu kurang ajar…. teriak istri Wok yang tak berdaya dengan kelakuan Saprol
Hehehehe…maaf nyonya…itu baru segitu yang dilepas, belum bajunya yang dilepas lho
Jangaannnn…kurang ajar…tolong…lepaskan aku. Teriak istri wok yang mulai ketakutan terhadap ulah Saprol itu
hihihihi….kan aku sudah bilang tidak gampang ngelepasin gitu aja nyonya cantik yang gemesin…hehehe.
Saprol mulai menggoda istri wok. Dia mendekatkan wajahnya ke muka istri wok, memgamati wajah cantik perempuan setengah baya itu dari atas ke bawah, membuat istri wok semakin ketakutan dan berontak keras.
Cuss….cuss …cuss…ini apaan yha nyonya? telunjuk Saprol dengan kurang ajarnya menekan nekan payudara istri wok dari samping. Merasakan betapa kenyal benda itu di ujung telunjuknya.
Kurang ajaarrrr kamu….huh…hiihh….lepasin akuuu. Rengek istri wok sambil terus memberontak keras
Hehehehe…abis kenyal sih….kalo begini…cusss…cusss..cuss..hihihii. jari saprol menjamah kebawah lagi dari samping payudaranya megarah ke ketiak, membuat istri wok terkejat kegelian dan meronta menjauhkan badannya dari tangan saprol.
Saprol sangat senang dengan kelakuannya itu Hehehe….nyonya montok geli yha…ternyata gak tahan geli yha….kalo gitu aku kitik kitik aja yha…hehehe..gimana….mau dikitik kitik gak?
Istri wok tampak sangat marah dengan kurang ajarnya saprol yang terus mengincar ketiaknya.
Apaan sih kamu itu ?…..Toloonnggg…Tolonnnggg. istri saprol tetap berteriak sambil meronta ronta sekarang
Eitss…ehh..kok malah teriak….hayo diem sekarang…diem…!!. gertak saprol
Sekarang bajunya dibuka yha…hehehehe……
Istri wok semakin keras meronta karena semakin tau apa yang akan diperbuat oleh saprol. Dan saprol seakan bergumam sendiri sambil terus menggoda istri wok.
Tapi kayaknya posisinya gak enak neh kalo mau dikitik kitik….hehe…keteknya aja gak kebuka. Harus dipentangkan dulu neh tangannya kan.
Saprol lalu meraih tuas di samping ranjang itu, menariknya ke samping sehingga bagian lengan ranjang dimana tangan istri wok terikat juga ikut bergerak membuka. Istri wok semakin keras meronta tetapi tak kuasa menahan lengannya yang perlahan terbuka mengikuti lengan ranjang itu, terbuka semakin keatas dan terus keatas hingga akhirnya posisi istri wok sekarang persis seperti huruf X . terentang sempurna pada tangan dan kedua kakinya.
Saprol tertawa kesenangan melihatnya. Melihat tubuh istri wok terpentang tak berdaya. Membuat dadanya semakin membusung akibat tertarik oleh lengannya yang terentang keatas. Posisi itupun tidak disia siakan oleh Saprol. Dengan cekatan dia naik ke ranjang, tubuhnya menindih istri wok dalam posisi duduk di pinggulnya, kedua kakinya menjepit pinggul perempuan itu. Tangannya lalu mulai menelusuri lengan istri wok, dari pergelangan tangan yang terikat, turun ke sikunya, turun lagi ke lengan nya yang begitu bulat itu, menyusur ke lembah ketiak yang langsung membuat istri wok menggerinjal, mengusap usapnya trus turun ke samping payudaranya, merasakan kekenyalan buah dada perempuan itu. Lalu tangannya seakan meraup bukit kenyal yang membusung itu, meremas remasnya dengan gemas yang membuat istri wok tersentak karenanya dan menjerit jerit histeris. Tanpa mempedulikan teriakan nya, Saprol terus memainkan buah dada yang masih tertutup baju itu, membuat baju yang dikenakan istri wok kusut tidak karuan. Setelah beberapa saat berlalu, saprol menghentikan remasannya. Dia sempat berpaling pada suara mendengus dengus yang ternyata berasal dari wok yang juga berusaha berontak melepaskan diri. Saprol Cuma menyeringai mengejek wok, lalu melanjutkan aksinya menikmati payudara istri wok.
Namanya siapa sih nyonya? Hemmm…?? siapa namanya? goda saprol sambil tak hentinya meremas payudaranya.
Istri wok Cuma terdiam sambil berusaha memalingkan wajahnya ke samping, tidak menjawab pertanyaan saprol.
Lhoo…ditanya kok gak jawab sih sus? goda saprol lagi
Hemmm….gitu yha…baiklah kalo gitu.
Saprol menghentikan remasan gemasnya, kedua tangan nya mengusap samping payudara istri wok, menuju ke ketiak dan seketika jari jarinya seakan akan menari di lembah ketiak yang masih tertutup baju itu. Jarinya seakan bermain piano dengan lincahnya. Menyentuh dan mengusap ketiak istri wok yang terpentang itu.
kitik kitik kitik kitik…..hehehehehe…..kitik kitik kitik kitik…. kelakar saprol sambil terus mengelitik ketiak istri wok.
Reaksi istri wok menjadi sontak terkejut dengan ulah saprol. Beberapa saat digelitik dia hanya meronta ronta dan menggeliat kesana kemari, mencoba meregang sekuat tenaga pada sabuk kulit yang menahan tangannya terentang keatas. Jarinya bahkan mencoba meremas ujung ikatan pada tangannya yang tentu saja percuma. Sabuk kulit itu tentu saja terlalu kuat untuk bisa diputuskan, sementara lengannya juga tertahan pada sebuah ikatan juga. Membuat dia tidak bisa menggerakkan lengannya sama sekali, bahkan mencoba berbalik kesamping pun tidak bisa. Sementara jari Saprol makin nakal menggelitik ketiaknya yang terpentang lebar itu. Secara alami sekuat apapun istri wok bertahan akhirnya rasa kegelian itu yang jadi menguasainya.
Hhuuffttt….uuhhh….iihhhh…..jangannn…eehhh…..hihihi….aahhhh….udah hentikan…..hihihiihi….hahahahaha…..emmfftttt.. istri wok yang mencoba bertahan akhirnya tidak bisa menahan geli.
Rontaan yang semakin keras ditimpali dengan ketawa kegelian dari ibu muda akhirnya tidak bisa dibungkam lagi. Semua tampak terpana dengan peristiwa itu, melihat perempuan yang bergulat liar meronta kesana kemari tak berdaya sementara seorang laki laki yang menindih tubuhnya tak hentinya menggelitik ketiaknya.
Akhirnya saprol menghentikan gelitikannya, memberi kesempatan pada istri wok untuk bernafas.
Salah sendiri gak mau bilang siapa namanya. Kata saprol nakal
Setelah itu saprol kembali merundukkan wajahnya ke dada istri wok, kedua jari telunjuknya tampak memutar mutar diatas dada perempuan itu dengan nakal, siap melancarkan serangan gelitikan ke payudara istri wok. Sambil mengerling nakal ke perempuan itu, jari nya dengan perlahan mengusap permukaan dada yang perkiraannya pas pada puting susunya. Usapannya berubah menjadi putaran cepat pada permukaan payudara itu, jarinya menjentik jentik dengan cepat membuat istri wok terkejat kejat akibat perbuatannya.
Namanya…..namanya…..kalo gak….yhaaa…kitik kitik kitik kitik…., goda saprol.
Dengan nafas tersengal dan terputus putus mengatasi kegeliannya, istri wok menjawab lemah…Lastri…..
Saprol akhirnya menghentikan gelitikan pada payudaranya.
Ohh..jeng lastri to…..,
Sudah punya anak belum jeng lastri? tanya saprol
Lastri tidak segera menjawab karena masih tersengal nafasnya. Saprol kembali memainkan jarinya di atas wajah lastri, membuat perempuan itu terkejut dan berteriak
Jangann…udah…udah punya, jawabnya gugup melihat jari saprol yang kembali mengincar payudaranya.
Bagus deh kalo dah punya, balas saprol menurunkan tangannya ke samping, tidak jadi menggelitiknya.
Lalu tangannya meraih bagian atas kerah baju lastri, meraih kancing baju yang paling atas, dengan dua jari dan sekali sentakan, kancing paling atas sudah terlepas. Lastri langsung berontak sambil berteriak lagi, tetapi tidak digubris oleh saprol. Kancing kedua terlepas, menyusul kancing yang ketiga, dan seterusnya hingga kancing terakhir juga telah terlepas. Tangannya lalu menyibak dengan cepat baju lastri ke samping kanan dan kiri.
Wuuiihh….jengg lastri putiiihh banget yha, goda saprol mengiringi lastri yang masih meronta ronta itu.
Aku sendiri melihatnya sambil menelan ludah, dibalik baju nya terlihat tubuh perempuan yang sudah tidak bisa dibilang langsing alias sudah sedikit gemuk tetapi bagiku itu sangat menggairahkan. Baju dalam tipisnya berupa kutang yang menutup BH nya yang kentara berwarna hitam. Baju kutang itu sendiri bagian bawah sudah sedikit tersingkap memperlihatkan pusarnya di tengah perutnya yang mulai banyak lemaknya. Dadanya terlihat lebar dan begitu putih, mungkin karena tiap hari tertutup oleh jilbab. Melihat gundukan payudaranya yang begitu membusung itu aku yakin ukuran payudaranya pasti lebih dari 34. Dengan tangannya yang terentang lebar, bagian ketiaknya yang putih bersih dan nampak licin tanpa rambut itupun terpentang menantang. Membuat aku beberapa kali juga ikut menelan ludah melihatnya.
Saprol tanpa menunggu lama segera meraih baju dalamnya, kutang tipis berwarna putih itupun bagaikan tisu saja disobek dengan mudahnya dari atas ke bawah oleh saprol, membuang kutang itu kesamping meninggalkan BH dengan sedikit renda di bagian atas cup nya yang berwarna hitam. Lastri Cuma bisa merengek rengek dan memelas diperlakukan seperti itu oleh saprol. Merengek minta dilepaskan, tetapi tidak didengarkan oleh saprol karena melihat pemandangan yang begitu menggairahkan di depannya.
BH itupun diraih gemas oleh tangan saprol yang lebar, langsung diremas remas dengan gemas dan nafsu. Membuat bukit indah itu tidak karuan lagi bentuknya karena dilumat oleh saprol. Tanpa diduga Vie si teman Beni sudah berada di depan bagian atas ranjang, tanpa bicara dan tanpa ekspresi, tangan kanannya menelusup ke punggung lastri, beberapa detik kemudian terlihat bahwa kaitan BH di belakang punggung lastri sudah terlepas. Maklum karena Vie tentu saja sudah hafal bagaimana cara melepas baju wanita itu. Tali BH hitam yang masih melingkar di bahu lastri dengan mudah dibetot oleh saprol hingga putus. Dengan cepat BH itupun sudah dicampakkan ke samping, meninggalkan bagian atas tubuh lastri yang telanjang bulat, membuat lastri menjerit jerit histeris sambil berontak liar. Saprol malah turun dari ranjang, membiarkan perempuan setengah telanjang itu berkelojotan di ranjang mencoba melepaskan diri, sampai ranjangnya ikut berguncang guncang karenanya.
Aku melihat pemandangan itu dengan takjub, sementara wok suaminya lastri terlihat sudah lemas dan pasrah tak berdaya melihat kondisi istrinyam, sementara dia sendiri masih terkekang oleh kuatnya ikatan dan bekapan lakban di mulutnya.
Vie tampak memandangi wajah lastri tanpa ekspresi, aku sendiri melihat Vie bagaikan tokoh sadis dalam film porno bergenre bondage itu, yang sering menyiksa pasangannya. Vie seperti sedang mempelajari tubuh lastri, mengamatinya dari ujung rambut hingga bagian bawah tanpa berbicara apapun.
Sementara lastri yang sudah mulai lelah meronta tampak putus asa, terdiam menyadari kondisinya, menerimanya dengan nafas yang tersengal sengal kecapekan meronta. Baru akhirnya jelas kulihat tubuh lastri yang menurutku sangat membuat nafsu itu. Payudaranya yang begitu montok membulat layaknya melon dengan warna putih serasi dengan kulit dada dan ketiaknya. Dan aku liat puting susunya yang besar lebih besar dari punya istriku sendiri, berwarna cokelat cenderung kehitaman, putingnya yang mencuat itu kentara menunjukkan puting susu seorang ibu yang sudah pernah dipakai menyusui, dengan aerola lebar berwarna cokelat juga, tetapi keliat jelas terdapat gurat gurat halus urat biru yang menyebar dari bagian samping dan atas payudaranya mengumpul menuju putingnya. Walaupun dalam kondisi telentang pun, ternyata payudara itu tidak nampak kendor dan melebar namun masih membulat dengan montoknya keatas dengan putingnya yang mengacung tegak. Wah… indah sekali pikirku.
Perut lastri yang sudah nampak gemuk berlemak tetapi masih putih bersih itupun terlihat jelas. Pusarnya yang kecil nampak seperti tenggelam dalam lemak perutnya. Di bagian lengannya yang terlihat begitu kencang dan bulat menyatu dengan lembah ketiak yang sangat menggairahkan, tidak nampak guratan guratan kasar pada ketiak itu, menunjukkan bahwa dia tidak pernah mencukur rambut ketiaknya, namun ketiak itu sendiri licin putih bersih.,,,,,,,,,,,,,

Related posts