Aku Dan Masa Kecilku

Aku Dan Masa Kecilku

Cerita Dua Anak Kecil yang sedang Belajar Ngentot.

Perkenalkan nama saya Aciy (Sebut saja demikian)ingin menceritakan pengalaman pertamaku berhubungan Sex dengan teman sepermainan saya ketika masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Saat ini saya sudah berusia 24 tahun dan kejadian terjadi ketika usia saya masih 10 tahun. Rina namanya (sebut saja begitu), teman sepermainan saya yang memberikan saya pengalaman Seks untuk pertama kalinya. Umur kami berdua sebaya tapi kita lain sekolah.
Meski beda sekolah, tetapi pelajaran yang kita dapatkan hampir tidak ada bedanya oleh sebab itu saya selalu bermain ke rumahnya untuk mengerjakan PR dan saling berbagi rumus jika ada yang tidak dimengerti. Saya anak yang agak tergolong pintar dan rajin di sekolah sedangkan Rina tipe anak biasa saja. Waktu kita berdua tengah serius mengerjakan PR tiba-tiba saya kebelet pengen pipis jadi saya minta izin untuk ke belakang dulu.
“Rin, gue ke kamar mandi dulu ya soalnya saya kebelet pipis”
(Waktu itu kata Elu-Gua lagi happening banget)
“Iya” jawab Rina pendek sambil terus mengerjakan soal matematika.
Saya waktu itu setengah berlari menuju kamar kecil yang letaknya agak jauh kebelakang soalnya kita berdua belajarnya selalu di ruang tamu. Hampir saya pipis di celana jika nggak cepat-cepat. Begitu masuk kamar mandi langsung aja gue keluarin sepuas-puasnya air kencing gue yang jumlahnya nggak kerulungan itu. Begitu keluar, gue lihat ibunya Rina keluar sambil membawa minuman es sirup jeruk dan toples kue kering menuju ke ruang tamu, katanya untuk kita berdua. Habis itu ibunya Rina pamit mau pergi menghadiri acara pernikahan saudaranya yang rumahnya agak jauh dan akan menginap disana selama seminggu bersama suaminya dan Roni,(kakaknya Rina) Ronal dan Rita (Adiknya Rina). Rina protes pengen ikut juga tapi karena bukan musim libur akhirnya Rina menyerah untuk tinggal bersama neneknya yang menurut saya udah sepuh banget. Jalan saja harus pegangan pada sesuatu (Dinding atau pinggiran lemari) gue agak kasihan melihatnya secara saya belum pernah ngerasain gimana rasanya punya nenek hiks. .
Akhirnya kegiatan belajar pun kita lanjutkan. Saking asyiknya ngitung pake rumus siluman, Rina tiba-tiba lari terbirit birit. Pengen kencing katanya. Kebetulan pada saat itu gue juga bawa buku IPA (Biologi)teringat suatu bab yang menjelaskan tentang sistem reproduksi Hewan dan Manusia. Tanpa sadar gue jalan mengendap-ngendap ngikutin Rina kebelakang pengen ngintipin dia yang lagi pipis. Pas sampai pintu maduk menuju dapur gue lihat Rina udah setengah telanjang lagi jongkok ngeluarin kencingnya, sialnya dia nggak nutup pintunya jadi kelihatan sama gue. Posisinya dia menghadap ke tembok jadi dia nggak ngeliat gue yang lagi panas dingin melihat pantatnya yang menurut saya putih banget, lagipula gue juga nutupin keberadaan saya dengan kain horden. Begitu Rina selesai dan berdiri untuk melangkah keluar kamar mandi, gue langsung lari menuju ruang tamu dan berpura-pura serius menulis soal Matematika dan bersikap seolah olah tidak terjadi apa-apa. Rina yang baru selesai pipis melihatku yang sedang lagi deg-degan, kelihatan tubuh gue bergetar, dia agak heran dan bertanya
“Kamu kenapa, Ci ? Koq gemetaran gitu?” Tanyanya sambil duduk disampingku.
Gue tahu dia lagi sedang tidak pake celana dalam. Gue membalas pertanyaan dengan agak takut/gemetar
“Ah.. nggak koq.” Jawab gue “Eh, udah sore nih gue pulang dulu ya !” Kataku sambil membereskan buku pelajaranku yang sudah saya bawa dari rumah
“Iya. Eh besok kesini lagi ya !?”
“Iya.”

…..
Malam harinya gue yang lagi sedang berusaha menerjakan soal jadi nggak konsen karena bayangan Rina yang sedang jongkok memperlihatkan pantatnya yang putih bersih montok itu terus terpikirkan. Gue jadi agak penasaran dengan Rina. Bagaimana ya kalo seandainya gue bisa melihat Rina telanjang tanpa sehelai kain apapun ?
Gue kaget dan sadar bahwa saat itu gue dan Rina masih sama-sama kelas 5 Sekolah Dasar. Gue lalu membuang pikiran kotor itu. Gue juga agak heran ketika saya berpikiran porno seperti itu lalu kembali belajar tapi pikiran saya tetap tertuju pada : Rina. Lalu sekitaran jam 8 malam gue memberanikan diri untuk bertamu ke rumah Rina yang letaknya persis bersebelahan dengan rumahku. Gue ketuk pintunya dan kebetulan yang membukakan pintu Rina sendiri. Saat itu Rina hanya memakai sarung yang dililitkan ke badannya kayak kemben gitu. Gue jadi tambah dag-dig-dug jadinya melihat pemandangan seperti itu padahal waktu itu gue belum pernah tuh melihat bokep atau terangsang sama perempuan. Pada waktu itu (Bokep yang paling terkenal dijaman ini yaitu Bandung Lautan Asmara, udah pasti taulah). Setelah diam beberapa saat gue coba menenangkan hati dan gue pun bertanya sekedar berbasa-basi menanyakan soal mana yang menurutnya agak susah biar bisa dikerjakan bersama. Rina menjawab nggak ada (Sebenarnya dia bilang ada tapi saat ini dia lagi malas mengerjakan soal yang ribet. Karena dia agak bandel (ngobrol sambil jalan-jalan) dan susah untuk diam disatu tempat akhirnya malapetaka menimpanya.
Sarung yang dililitkan ketubuhnya itu tersangkut paku besar yang masih menancap kuat di papan kayu (Rumahnya sebagian kayu, sebagian tembok) yang sebagian besar dinding itu ditempelin poster-poster artis dan aktris beken seperti Roger, Indra Bruggman, Bertrand, Andrew White, Marshanda,Agnes Mo, dll. Dst. Dsb (kalo disebutin semua malah kacau). Sarung itu pun akhirnya robek dan melorot memperlihatkan tubuh Rina sepenuhnya. Suara robekan sarung itu agak keras dan hampir terdengar diseluruh rumah.
“Breeeeettt !!!”
Rina kaget dan gue lebih kaget lagi soalnya Rina nggak memakai apapun saat itu alias telanjang bulat. Buru-buru dia lari masuk kekamarnya dan menguncinya. Gue yang nggak sengaja melihat Combik-nya (bahasa daerah gue, Luwu, Sulawesi Selatan, Memek itu Combik) itu balik lagi pulang kerumah sambil menutup pintu rumah Rina. Sesampainya dirumah, gue lalu memainkan burungku sambil membayangkan kemaluan Rina yang pada saat itu tanpa sengaja terlihat belum ditumbuhi bulu apapun. Burung gue tiba-tiba tegang banget dan akhirnya diujung kemaluanku keluar cairan bening (tidak banyak hanya dua tetes). Setelah cairan itu keluar gue seperti sangat kelelahan hingga akhirnya tertidur pulas. Sekitar jam 2 malam gue terbangun karena gue merasa ada seseorang yang mengetuk-ngetuk jendela kamarku. Karena agak sedikit parno, gue mengambil sapu untuk jaga-jaga siapa tau aja itu maling atau yang lebih sial lagi ; Hantu. Gue dengan pelan mengintip dari balik horden, ternyata yang mengetuk dari tadi itu Rina. Gue pun membuka jendela tersebut.
“Ada apa, Rin ?” Tanyaku setengah mengantuk
“Aku ada yang mau diomongin nih tapi nggak enak kalo ngobrolnya disini”
“Mau ngomong apaan sih ?”
“Soal kejadian yang tadi.”
Gue yang mendengar jawaban itu langsung buru-buru loncat dari balik Jendela dan nengajak ngobrol Rina ditempat lain yang aman. Rina mengajakku ngobrol dalam kamarnya. Cahaya lampu 5 watt berwarna kuning keemasan membuat kamar itu seperti remang-remang. Dalam kamar saya berkata
“Gue minta maaf banget Rin, soalnya gue nggak sengaja ngelihat ‘Itu’mu.” Kataku sambil menunjuk bagian bawah perutnya.
“Nggak apa-apa koq, Ci. Bukan salah kamu. Gue juga minta maaf soal yang kemarin itu.”
“Minta maaf buat apa ? Soal apa ?”
“Waktu kamu belajar dirumahku, kamu khan minta izin pengen buang air kecil, gue penasaran sama ‘Burung’mu jadi saya diam-diam ngintipin kamu. Maaf yah.”
“Iya nggak apa-apa. Saya juga ngaku deh, waktu kamu pipis, saya diam-diam ngikutin kamu dan mengintip kamu lagi pipis juga soalnya gue penasaran sama ‘Combik’nya perempuan.”
Rina lalu bangkit berdiri menuju pintu kamarnya, menutupnya dan menguncinya rapat-rapat agar tidak ada seorangpun yang bisa masuk kekamarnya. tanpa permisi, termasuk neneknya sendiri. Dia berkata sambil tersenyum mendekatiku dan berkata pelan “Kamu mau nggak perlihatkan Burungmu itu ke saya ?”
“Iya. Asal saya juga bisa melihat ‘Combikmu’ lagi.” Jawabku “Memangnya yang waktu itu kamu belum sempat lihat ?” Tanyanya “Lihat sih tapi nggak puas soalnya kamu tiba-tiba lari sambil menutup pintu !” “Iya deh saya bakal kasih lihat ke kamu lagi ‘Combik-ku’ tapi setelah saya puas ngeliatin ‘Kontolmu’. Ayo cepat buka celanamu !” Ucapnya sambil berusaha melepaskan celanaku. Saya jadi malu sendiri karena baru kali ini Burung-ku yang belum disunat itu kuperlihatkan dengan jelas ke Rina, terlihat ada rona merah dan rasa kagum diwajahnya pada saat melihat kontolku, saya berkata “Aduh saya malu nih, Rin. Saya saja jarang memperlihatkan kontolku. Sama mamaku sendiri aja nggak pernah apalagi ke orang lain.” “Tenang saja semua akan saya rahasiakan asal kamu juga rahasia-in yah soal ini !” “Iya, saya nggak bakal cerita ke orang lain koq…” jawabku setengah berbisik sambil menunjukkan tanda ‘peace’.
Rina lalu melorotkan celanaku sampai lepas. Kelihatan deh kontolku yang sudah disunat oleh Rina. Kontolku yang bebas itu lalu dipegang-pegang sama Rina. Rasa geli dan enak bercampur jadi satu saat itu juga. Rina mengelus, mengusap batang kontolku yang masih sangat kecil itu. Rina terus mengelus, mengusap dan mengocok batang kemaluanku. Lama kelamaan batang kemaluanku menjad tegang. Gue juga udah melepas bajuku sehingga telanjang bulat dan berbaring diatas tempat tidur Rina.
Rina lalu membuka celana dalamnya duluan, lalu melepas pakaiannya, masih terlihat jelas dia masih memakai singlet (kaos tanpa lengan khas anak SD) yang bisa dijadikan dalaman. Kaos singlet itu pun dia buka sehingga dia setengah telanjang. Gue yang melihat bentuk tubuhnya jadi semakin bergairah. Gue pun melihat bagian teteknya yang mulai tumbuh tapi masih bisa dibilang sama besarnya dengan punyaku. Tangannya memegang tanganku, sengaja menuntunnya kearah daging yang masih belum tumbuh itu. Saya pun memilin-milin puting susunya yang kecil itu, memijit-mijitnya sampai saya merasakan ujung puting susu Rina mengeras. Warna putingnya yang tadi awalnya berwarna merah muda kini berubah menjadi agak gelap diujungnya.
“Ayo Aci Sayang, hisap susuku!” Katanya sambil menyodorkan putingnya kearah mulutku seperti seorang Ibu yang sedang menyusui anaknya. Geli juga dipanggil sayang sama gadis yang usianya sama denganku, tapi saya menurutinya dengan mengisap puting susunya itu. Lidahku pun kupermainkan ke daging yang kenyal dan lembut itu. Bukan cuma gue hisap saja, puting susunya pun gue kenyot, gue jilatin, gue cupangin sehingga puting susu Rina mempunyai bekas bewarna kemerah-merahan. Rina yang sedari tadi puting susunya kukenyot berdesah
“Aahh.. mmmhhhphh haah hah hah…” Desahan Rina membuat saya jadi semakin rakus mengisap puting susunya. Terus-terusan saja saya kenyot susu kecilnya itu. Rasanya manis sekali sekaligus bikin saya ketagihan. Dia lalu mengangkat kepalaku dan wajahku berhadapan dengan wajahnya yang sebenarnya manis dan cantik itu, dia pun berkata
“Sicommi’ ki aci bah!” Katanya. (Sicommi’ = Ciuman bibir ; bahasa daerah Luwu). Tanpa tunggu waktu lama bibir kami pun bertarung dengan ganasnya. Lidah kami berdua saling membelit satu sama lain. Saling menjilat dan mengisap pun kita lakukan dalam ciuman bibir kami. Sampai-sampai air liur kami ikut membasahi bibir kami ketika terpagut dalam waktu lama. Suara ciuman kami berdua terdengar beriringan dengan suara angin malam, bahkan suara ciuman kami itu terdengar lebih keras dan juga lebih menggairahkan. Setelah puas berciuman, Rina lalu melepas rok merah hati-nya (rok SD – read) yang sedari tadi dia kenakan. Dia pun mempersilahkan saya melihat Combik-nya yang putih bersih mulus tanpa bulu satupun yang tumbuh itu sampai sepuasnya. Gue lalu membelai kemaluan yang gundul tersebut dengan penuh perasaan. Ketika tanganku menyentuh kemaluannya, terasa hangat, lembut, Kenyal,dan agak sedikit basah. Gue lalu menggerak tanganku seperti sedang menggosok kemaluan Rina dengan pelan-pelan. Terlihat Rina terkulai lemas, terbaring telentang diatas ranjangnya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ketika saya menciumi, mengulum dan menjilat Kemaluan Rina sampai basah, terdengar suaranya yamg mendesah-desah penuh kebahagiaan. Vagina Rina yang bersih itu gue lahap seperti orang kelaparan, sementara menciumi Kemaluan Rina, tangan saya kembali bergerilya diatas buah dada Rina. Puting susunya saya pelintir pelan, mengusap dan memijit putingnya banyak kali. Sampai akhirnya kita berdua mulai mencoba untuk merasakan bagaimana rasanya Bersetubuh alias ngentot untuk pertama kalinya. Awalnya kita berdua ragu untuk melakukannya karena saya takut menghamili temanku belajar sekaligus anak tetanggaku sendiri dan Rina sendiri takut selaput daranya pecah dan membuat kelaminnya berdarah. Sambil timbang sana timbang sini, akhirnya kami berdua melakukannya dengan posisi Lotus. Kontolku yang hanya berukuran 2 Cm itu pun saya tempelkan ke Vagina Rina sambil memaju mundurkan kelamin kita masing-masing. Hampir seluruh batang kemaluan saya tenggelam dalam lubang vagina Rina. filmbokepjepang.com Dengan berganti posisi kita berdua menjadi telentang, gue mulai menggenjot dengan perlahan tubuh mungil Rina yang mulus tanpa sehelai kain apapun yang menutupi tubuh bugilnya. Terdengar lagi suara erangan halus dari bibir Rina yang membuat gue semakin bernafsu menyetubuhinya. Kontolku yang berada dalam Combiknya Rina saya keluarin dan sepertinya ukurannya semakin lama semakin agak membesar dan memanjang menjadi 4 Cm. Gue agak takjub melihat perubahan ukuran kemaluanku itu. Saya memasukkan kembali kontolku lagi kedalam kemaluan Rina. Dua bola daging kenyal itu kembali menjepit batang kemaluanku dengan sangat ketat. Sempit sekali rasanya lubang memek Rina. Gue agak mengeluh ketika batang kemaluanku agak sedikit lecet karenanya “Lubang Combik-mu sempit, Rin. Kontolku agak susah dech masuknya.” Kataku setengah protes “Kalo nggak bisa masuk, ya, paksa aja biar Kontolmu bisa masuk kedalam Memek-ku. Aku juga pengen ngerasain gimana rasanya si-Kendu’ (Ngentot).” Gue pun lalu menuruti kemauan Rina. Kemaluan saya yang sudah berubah ukurannya itupun saya maju-mundurkan pelan-pelan kedalam Kemaluan Rina. Suara desahan lembut kembali terdengar syahdu ditelingaku. Suara desahan kenikmatan Rina mulai beradu dengan suara Ranjang yang berderit seperti suara orang yang tengah loncat-loncatan diatasnya. Begitu kontolku sudah masuk sepenuhnya dengan sempurna, gue pun lalu memeluk tubuh bugilnya dengan sangat erat sambil Sicommi’ dengan mengganti posisi menjadi Lotus (Duduk). Ciuman hebat itu terus kami lakukan dan merupakan ciuman bibir paling basah. Lidah kami saling menjilat dan saling mengulum.
(ini dia nih yang gue maksud dengan posisi Lotus, kali aja ada agan-agan yang nggak paham)

Disela-sela permainan, saya mendengar hujan mulai turun dengan sangat deras sehingga suara kami berdua pun mulai tidak terdengar lagi. Namun permainan cinta kami tidak berhenti malah semakin liar dan panas. Hampir semua posisi kita coba termasuk posisi Doggy style. Rina yang membungkukkan badannya membuat Memeknya terlihat semakin jelas. Dia bersandar pada kursi besar yang biasa dipakainya untuk belajar. Gue mendekat dan memasukkan penisku kedalam Memeknya dari arah belakang. Kedua tanganku memeluk tubuh agar punggungnya lebih rapat lagi menekan dadaku. Puting susu kecilnya tidak lupa saya pijit, saya cium, jilat, dan hisap. Kadang kedua ujung Puting Susu Rina yang masih tumbuh itupun saya gigit secara perlahan. Sampai akhirnya saya merasakan dari dalam kemaluan Rina keluar cairan bening. Bersamaan dengan keluarnya cairan tersebut, cairan dalam penisku pun ikut keluar didalam Memek Rina. Saya merasa cairan yang keluar dari dalam kemaluanku itu hanya 3 tetes saja . Setelahnya, kami berdua merasa sangat kelelahan. Kami berdua berkeringat padahal cuaca diluar rumah sedang Hujan deras ditambah angin kencang. Akhirnya kita berdua meringkuk dibalik selimut, masih dalam keadaan telanjang dan tertidur pulas dengan posisi berpelukan sangat erat layaknya suami istri. Keesokan paginya, tepatnya hari Minggu pagi, saya baru pulang kerumah dan melanjutkan kembali aktifitasku yakni tidur. Sebelum pulang tadi saya sempat memeriksa bagian Kemaluan Rina dan saya tidak menemukan tanda-tanda bahwa saya telah membuat Keperawanan-nya hilang. Dia hanya tertawa “Kontol kamu tuh kecil jadi nggak bakal bisa ngilangin keperawananku. Lagipula saya belum haid jadi saya belum bisa hamil.” “Oh, begitu.” Kataku sambil tersenyum dalam hati soalnya lega mengetahui hal tersebut. Setelah tahu akan hal itu, saya menarik lengan Rina menuju kedalam rumahnya, tepatnya menuju kedalam kamar mandinya, lalu saya menelanjanginya, saya pun ikutan telanjang. Setelah Rina mengunci pintu kamar mandi, kami berdua lalu berpelukan sangat rapat sehingga kemaluanku menjadi tegang. Rina melebarkan kedua pahanya, sengaja agar batang Kontolku bisa masuk dengan mudah kedalam Combiknya yang kemerah-merahan itu.
Kami melakukannya dengan posisi berdiri, tinggi tubuh kita berdua hampir sama. Rina bersandar ditembok agar saya bisa menekan keras kemaluanku dalam-dalam di memeknya. Setelah kami berdua bertukar cairan dalam kamar mandi tersebut, rupanya belum juga membuat kami puas. Setelah beristirahat beberapa menit kita berdua pun kembali melanjutkannya diatas ranjang tempat Rina biasa tidur. Setelah pintunya kita kunci, akhirnya, lubang kemaluan Rina yang masih sempit itupun saya tusuk kembali dengan Penisku dalam-dalam. Kembali kita berdua berkeringat. Ketika neneknya Rina mengetuk pintu kamar Rina dan menanyakan sedang apa didalam, Rina berteriak dan mengatakan “Jangan ganggu. Sedang olahraga Push-up, Tolak dada dan (jawaban terakhir sengaja banget dipelanin sama dia) si-Kendu’.” Jawab Rina ditelingaku. Gue yang sedari tadi diam tanpa bergerak sedikitpun mulai menggenjot kemaluan Rina. Suara ranjang yang berderit pun kembali terdengar dari dalam ruangan. Gue hanya tersenyum ketika mendengar suara neneknya yang mengatakan Oooh… dan kami berdua kembali berpelukan dengan tenang tanpa ada gangguan lagi dari nenek itu. Begitu selesai dan puas, sayapun pulang kerumah lewat jendela kamar Rina soalnya neneknya Rina ada di teras lagi duduk sambil menjahit. Setelah berpakaian, gue melihat Rina yang masih telanjang bulat itu tertidur karena kelelahan. Di Kemaluan-nya masih nampak dengan jelas cairan bening saksi kita berdua sudah bercinta dengan hebat. Itulah sebabnya kenapa sampai dirumah saya langsung tidur. Kelelahan karena menikmati surga dunia. Setelah kejadian tersebut, saya selalu pulang bareng Rina meskipun kita beda Sekolah untuk menikmati pelukan Rina yang sudah telanjang didalam kamarnya bahkan kami sudah berani menjilat kemaluan dan menelan cairan yang keluar dari dalam kemaluan masing-masing. Sampai sekarang kami berdua masih merahasiakan hal ini dari siapapun dan sekarang Rina berusia 24 tahun dan sudah bersuami, berinisial M yang sampai sekarang tidak mengetahui kalo gue dan Rina pada waktu masih SD kelas 5 pernah berhubungan intim.

Epilogue :
Tepat dihari ulang tahun Rina yang menginjak usia 15 tahun, tepat pada pukul 01.00 malam, gue dan Rina akan menepati janji yang pernah kita buat berdua waktu kita sudah terbiasa melakukan hubungan badan yaitu akan mengijinkan saya untuk merenggut keperawanan-nya. Dan janji menggiurkan tersebut mendapat persyaratan yang agak sulit dari Rina yakni : 1. Keluar dari rumah dalam keadaan sudah telanjang bulat. 2. Berdiri dibawah jendela kamar Rina sambil mengetuk kaca jendela sebanyak 3 kali ( nggak pa-pa kedinginan dulu diluar yang penting begitu jendela kamarnya dibuka sama Rina, gue bisa loncat kedalam dan langsung memeluk tubuh Rina yang pastinya sudah telanjang duluan, biar badan jadi hangat… &#128520 3. Cuaca diluar menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan dengan sangat deras agar suara pinggul dan Kemaluan kami yang bertabrakan saling memasuki, desahan kenikmatan dan teriakan kecil kami berdua yang kegelian, linu akibat robeknya selaput dara keperawanan Rina tidak terdengar oleh orang seisi rumah karena kalah sama suara Hujan. 4. Setelah selesai, istirahat sejenak barang 10 menit lalu Ngentot lagi sampai dua atau tiga kali atau sampai puas dan kelelahan. Maksimal sampai jam 5 pagi. Mendengar persyaratan tersebut, sayapun setuju asal Rina sudah ada diatas Ranjang dalam keadaan telanjang juga biar bisa langsung pemanasan dan langsung di-entot sampai puas dan membiarkan semua cairan kemaluanku keluar didalam Vagina-nya. Rina pun setuju dengan syarat tersebut dan akan mulai beroperasi malam ini jika tidak ada halangan apapun. Ternyata, Tuhan memang menginginkan kita berdua untuk melakukannya karena tepat pada jam 1 malam, hujan mulai turun perlahan lalu lama-lama semakin deras. Saya yang diharuskan telanjang begitu keluar dari rumah terpaksa berlari agar tidak kehujanan dan berteduh dibawah jendela kamar Rina yang sengaja tidak ditutup olehnya agar saya bisa masuk dengan mudah. Begitu saya masuk, Rina yang sudah telanjang dengan tubuh polosnya itu mulai mengeringkan badanku dengan handuknya. Sambil mengeringkan badanku, tangan saya udah mulai gatal membelai kemaluan Rina yang sudah mulai ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Puting susunya pun mulai tumbuh dan ukurannya yang mencuat kearah depan sebesar kacang dengan diameter 5 cm itu langsung saya serbu. Hujan ciuman, gigitan kecil, dan isapan yang kuat saya lakukan terhadap kedua Puting susu Rina sehingga meninggalkan bekas berwarna merah. Rina senang kedua buah Puting susunya dikenyot hingga menimbulkan bekas seperti itu olehku. Begitu selesai menjilati susu kecil Rina, bibirnya yang tipis langsung saya tutupi dengan bibirku. Kami berciuman sambil mempermainkan lidah kami berdua sementara tangan kita berdua masing-masing saling mengelus, mengusap dan membelai sampai diri kita puas hingga akhirnya merebahkan tubuhnya diatas ranjang tempat tidurnya dan akupun langsung mengambil posisi diatas tubuh Rina. Kemaluan Rina yang agak gemuk, berlubang kecil, dan masih perawan itu bersentuhan dengan kemaluanku yang sudah mulai tumbuh dengan panjang 11,8 cm yang menimbulkan sensasi geli-geli-enak tersendiri. Kami berduapun lalu saling menggesek-gesekkan kemaluan kami masing-masing hingga kami merasa sudah cukup puas dan lalu Rina memintaku agar Memek-nya segera dimasuki oleh Kontolku itu sambil mengangkangkan kedua pahanya dan kedua tangannya membuka lebar bibir Vagina-nya sehingga lubang itilnya terlihat dengan jelas meskipun sudah dijejali oleh bulu-buku yang halus. Guepun memasukkan kontolku dengan pelan, suara desahan lembut dari mulut Rina keluar dengan merdunya beriringan dengan suara hujan yang sepertinya hendak membuat atap rumah itu terangkat dari tempatnya. Begitu kontolku keluar masuk dalam kemaluan Rina, badannya seperti tersentak-sentak bahkan kadang melengkung seakan-akan menginginkan Kontolku semakin menekan keras Memeknya. Tidak lama kemudian saya mendengar suara “Bree. .eet” dari dalam Vagina Rina, setelah itu saya melihat Rina agak meringis kesakitan, melihat keadaan itu guepun buru-buru mencabut kontol dari lubang memek Rina dan kulihat ada percikan darah disekitar penisku. Sedangkan kemaluan Rina menjadi sangat merah dan dari dalamnya keluar kucuran darah yang masih segar. Gue jadi kasian melihat keadaan Rina tersebut, lalu mengantarkannya ke kamar mandi agar ia bisa membersihkan kemaluannya dengan air bersih karena gue melihat makin banyaknya darah yang keluar dari dalam kemaluan Rina. Setelah membersihkan darah yang keluar tersebut, gue bersyukur karena darah yang keluar dari kemaluan Rina akhirnya berhenti juga mengucurtapi ia masih mengeluh sakit pada bagian Memek-nya. Lalu gue dan Rina pun duduk ditepi ranjang dan bersepakat untuk sementara menghentikan kegiatan tersebut sampai Kemaluan Rina sudah tidak terasa Sakit atau perih lagi. Gue pun pamit pulang lewat jendela. Seminggu kemudian, gue dan Rina sudah bisa ngentot lagi. Meskipun sudah beberapa kali di-entot olehku, Rina mengaku belum datang bulan sehingga gue terus mengeluarkan spermaku didalam Vagina-nya. Jika rumah dalam keadaan sangat sepi, terlebih diwaktu pagi hari, saya dan Rina tidak akan malu lagi untuk ngentot diruang tamu, didepan Tv, dalam kamar mandi, bahkan saya sudah mulai berani mengajak Rina kerumahku untuk berhubungan badan. Kegiatan ini terus berlanjut dan berhenti tepat ketika gue udah lulus SD dan melanjutkan sekolah di SMP 1 di Kota B sedangkan Rina akhirnya memilih menikah dengan pria pilihan orang tuanya yang masih menjadi Suaminya sampai sekarang dan sudah dikaruniai seorang anak perempuan..

SELESAI.,,,,,,,,,,,,,,

Related posts