AKU KAK AGUS DAN KAK RIDWAN

SLOT GACOR

    

Sepertinya hujan mulai reda. Aku yang sendirian dirumah malam minggu ini merasa sangat bete. Tapi mau jalan aku males banget. Pasti jalanan basah dan licin mana dingin lagi, bisa-bisa aku masuk angin. Mendingan dimasukin kontol deh dari pada masuk angin. Hehehe.. + a

Kak Satria ada tugas malam ini, mungkin agak malam sedikit datangnya. Jadilah aku si angka satu didalam kosan kak Satria. Sambil rebahan aku nyalakan TV dan kebetulan aku juga masih sms-an ama kak Satria. + a

“Dek, kakak pasti pulang ntar malem. Adek tungguin kakak yah”. Bunyi sms dari kak Satria. + a

Aku membalasnya. “Adek kedinginan nih kak… Kakak cepet pulang dong, adek pengen diangetin…”. + a

“Sama dek, kakak juga dingin banget nih ampe punya kakak berdiri tegang. Nggak sabar kakak pengen pulang N ngentot adek. Siap nggak dek?”. + a

“Siap Pak!”, candaku. + a

Kami asik sms-an sampai-sampai aku tidak sadar ada suara dua motor dari arah depan rumah. Motor itu berhenti dan sepertinya memang tamu untuk kosan kak Satria ini. + a

Salah seorang mengetuk pintu. “Permisi… Permisi… Bay… Ni kak Ridwan”. + a

“Hah? Kak Ridwan, si polisi temen kak Satria? Ada apa ya kesini?”. Dengan masih agak bingung, aku bangun dan membukakan pintu rumah untuk tamu-tamu tak terduga itu. “Eh kak Ridwan dan kak Agus. Ada apa kak?”, tanyaku. + a

“Satria ada bilang ke kamu nggak?”, tanya kak Ridwan. + a

“Bilang apa?”. + a

“Belum ya? Coba kamu sms Satria dulu”, pinta kak Ridwan. + a

Kak Ridwan mengenakan baju kaos berwarna putih dan kak Agus mengenakan jaket kulit hitam. Mereka sama-sama memakai celana coklat khas polisi. + a

“Masuk dulu kak”. + a

Mereka melepas sandalnya dan langsung masuk lalu duduk didepan TV. Sementara tanganku mengetik sms untuk kak Satria. Ih, kak Ridwan dan Kak Agus malam ini cakep banget, bikin lubang pantatku berdenyut-denyut aja pengen ditusuk pistol dua polisi ini. + a

“Gimana Bay, udah dibales?”, tanya kak Agus. + a

“Belum kak. Sebenernya ada apa sih? Kenapa musti kak Satria sih yang kasih tahu. Aku jadi penasaran…”. + a

Tit! Bunyi sms masuk di hp ku. + a

“Oh, Mereka mau pinjem laptop kakak buat main game. Kasih aja Bay, laptop kakak di dalam tas deket lemari”, bunyi pesan singkat kak Satria. + a

Ya ampun, aku kira ada apaan ternyata Cuma mau pinjem laptop doang. Ngomong kek dari tadi… + a

“Oh, laptop ya kak? Tunggu bentar ya… aku ambilin dulu”. aku bergegas mengambil laptop didalam kamar. Tapi Kak Agus malah mambuntutiku masuk kekamar. + a

“Nggak usah Bay, kakak pakai laptopnya dikamar aja. Enak dikamar sambil tiduran”. + a

“Oh, iya kak silahkan”. + a

Tak lama kemudian, kak Ridwan masuk sambil membawa sebuah kotak yang aku yakini itu adalah stik untuk bermain game. Sebelum masuk dia mematikan TV. Ih, kok dimatiin sih? Padahal aku masih mau nonton. Apa mereka pengen aku temenin dikamar ini? Ntar aku diapa-apain lagi. Tapi nggak apa-apa juga sih, malah itu yang aku harepin. + a

“Udah, Bayu temenin kakak main disini aja. Acara TV juga nggak rame. Mending temenin kak Agus dan kakak main game”, kata kak Ridwan seperti tahu apa yang sedang aku pikirkan.Ya sudahlah, lagian mending liatin wajah n tubuh gagah mereka ketimbang nonton acara nggak penting di TV. Ya nggak? + a

Triple OMG! Kak Agus melepas jaketnya dan tampaklah tubuhnya yang masih berotot terbalut singlet putih yang ketat. Aku hampir saja menyambar tubuhnya dan memeluk kak Agus erat-erat. Sayangnya aku masih sadar kalau mereka ini temen-temen kak Satria. + a

Merekapun mulai bermain game di laptop. Keliahatannya mereka sangat senang bermain game sepak bola. Aku hanya senyum dan sesekali menyahuti perbincangan mereka. + a

“Bay, bisa main nggak?”, tanya kak Agus. + a

Aku menggeleng. + a

“Sini kakak ajarin. Gampang kok. Nih”, kak Agus menyerahkan stik padaku. Aku akhirnya mencoba mengotak-atik tombol-tombol yang ada di stik game. Pusing aku dengan kombinasi-kombinasi tombolnya sehingga dengan mudah aku kalah 2-0 dari kak Ridwan. + a

“Hahaha… Gol! Ayo dong Bay, bisa –bisa jebol tuh gawang kamu kakak masukin terus”, kata kak Ridwan. + a

“Ih, susah banget kak. Aku nggak bisa ah… Biar aja deh jebol, yang penting asik. Hehehe”. + a

“Sini kakak ajarin”, kata kak Agus. Dia mendekatiku dan langsung mengambil posisi duduk dibelakang punggungku. Tangannya seperti memelukku dengan memegangi tanganku yang masih memegang stik. Jujur aku gugup banget pas kak Agus mengambil posisi seperti itu. “Oh Bayu, lo harus sadar bahwa dia itu temen BF lo! Kalau sampai lo kepancing, mampus lo ditembak Satria. Lo sadar Bay!”. Aku memang agak risih tetapi aku juga menikmati itu. Entah mengapa disebagian dari diriku aku bahkan mengharapkan hal yang lebih akan terjadi malam ini namun disisi lain aku juga sadar kalau mereka ini adalah teman kak Satria, pacarku. + a

Kaki kak Agus di kangkangkan sehingga entah sadar atau tidak bagian kontolnya menyentuh pantatku. Kok sepertinya kak Agus sengaja ngelakuin ini. Buktinya tonjolan diselangkangannya mulai mengeras dan terasa sekali dia mulai menggesek-gesekan benda kejantanannya itu. + a

“Begini Bay, tekan lalu tahan”, kata kak Agus. + a

Aku tak bisa berkata apa-apa karena sebenarnya lidahku telah kaku dan sulit untuk digerakkan. Sementara entah kenapa kayaknya kak Agus menyadari hal itu sehingga dia semakin mendekatkan wajahnya kepipiku seolah-olah memperhatikan layar laptop dengan serius. Aku sekarang ibarat boneka didalam pelukan seorang polisi gagah ini karena sekarang jari jemarinya yang menggerakan jari-jemariku untuk menekan tombol-tombol stik. Huh, aku memang seperti boneka! Tapi nggak apalah yang penting aku bonekanya kak Agus yang perkasa ini. + a

“Gol!!!”. Kak Agus berseru didekat telingaku manakala sebuah gol berhasil menembus gawang kak Ridwan. Aku kaget dan lamunanku buyar. + a

“Arhhhh sialan kamu Gus. Udah ah males jadinya main”. Kak Ridwan melepas stiknya dan mengeluarkan aplikasi game. + a

“Dek, kita edit foto yuk! Ajarin kakak ngedit foto buat di upload di FB”, ajak Kak Agus. + a

“Ok. Tapi foto yang mana kak? Foto kakak nggak ada di laptop ini kan?”. + a

“Kita foto-foto aja dulu”, kata kak Agus. + a

“Ayuk kita foto-foto. Mumpung ada laptop nih biar besok pas ke warnet aku upload”, kata kak Ridwan. + a

Aku mengatur laptop dan mulai membuka aplikasi kamera. Tampak jelas dilayar laptop Kak Agus memelukku sedangkan kak Ridwan duduk disebelah kami. + a,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts