PESTA BUJANGAN UNTUK RANDY

PESTA BUJANGAN UNTUK RANDY

CERITA SEX GAY,,,,,,,

Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Randy menyempatkan menjemput Tania, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke club kebugaran sepulang kerja. Melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai.
Keduanya memang rajin ke club kebugaran. Karenanya tubuh mereka jadi terbentuk dengan baik. Randy, tinggi atletis. Sementara Tania ramping dan sexy. Semua orang mengatakan mereka pasangan yang serasi. Layaknya Dewa dan Dewi di cerita dongeng saja.
Club kebugaran tempat mereka terdaftar menjadi member terlihat ramai seperti biasanya. Anggotanya banyak para eksekutif muda. Seperti juga Randy dan Tania, mereka melatih otot disini sambil menantikan jalanan yang macet usai. Jam pulang kantor pasti selalu macet di jalan raya.
“Hai pengantin baru. Selamat datang,” sambut Chandra. Instruktur fitness di club kebugaran itu. Si Chandra ini memang bodynya oke banget. tampangnyapun ganteng dan jantan. Tapi kok bisa feminin luar biasa. Suaranya saja terdengar kenes saat menyambut Randy dan Tania.
“Ihhh Chandra. Masih calon. Minggu depan baru sah,” sahut Tania sambil tersenyum mesra pada Randy. Pipi Chandra dicubitnya genit.
“Idihhh… main cubit-cubitan dengan gue ya. Entar ada yang marah lhooo..,” katanya genit. Matanya mengerling nakal pada Randy.
“Dasar genit,” kata Randy. Dia memang suka juga menggoda si Chandra. Soalnya dalam pandangannya Chandra itu lucu sekali. Penampilan fisiknya yang macho dan jantan gak sepadan dengan gayanya yang feminin. Bukan hanya Randy, hampir semua member club kebugaran itu suka menggoda Chandra. Kalo kumatnya udah latah, maka yang mendengar bisa terkikik-kikik. Tuh anak suka ngomong jorok sesukanya kalo latahnya kumat. Kalo si Chandra jelas doyan digodain. Apalagi kalo yang godain cowok. Makin semangat dia.
Randy dan Tania segera menuju ruang ganti pakaian. Tania ke ruang ganti cewek, sementara Randy ke ruang ganti cowok. Di ruang ganti, Randy bertemu dengan dua instruktur pria yang sudah dikenalnya lama. Sejak dia bergabung di club itu. Mereka adalah Rio dan Panca. Mereka ini sebaya dengan Randy, sekitar dua puluh tujuh tahunan. Sebagaimana layaknya orang yang rajin fitness, tubuh keduanya atletis sekali. Mereka ini tidak seperti si Chandra. Sepanjang Randy mengenal mereka, Rio dan Panca terlihat sangat laki-laki seperti dirinya juga. Karenanya ia suka ngobrol dengan mereka.
Saat Randy masuk, keduanya sedang telanjang bulat. Bersiap-siap bertukar pakaian olah raga. Rupanya mereka juga baru datang. Di ruang ganti ini, biasa saja mereka bugil seperti itu. Memamerkan organ tubuh mereka sampai yang paling pribadi sekalipun. Namanya ruang ganti.
“Baru datang Ran?” tanya Panca. Tubuhnya yang telanjang menghadap lurus ke arah Randy. Kontolnya yang besar terlihat menggantung lemas ke arah bawah, diantara rimbunan jembutnya yang lebat.
“Yoi Ca. Elo berdua juga baru datang ya?” tanya Randy sambil mulai melepaskan seluruh pakaian kerjanya.
“Iya. Makanya juga baru tuker pakaian,” ini Rio yang menyahut. Tubuh ketiganya kini sudah sama-sama telanjang. Untuk urusan telanjang begini, Randy boleh berbangga, karena ukurannya kontolnya gede sama seperti kedua instruktur itu.
Ada beberapa teman fitness mereka yang kalo sudah telanjang begini suka menyembunyikan alat vitalnya. Soalnya banyak juga yang ukuran kontolnya gak sesuai dengan bodynya. Tubuh kekar atletis, sementara kontol kecil. Memang tidak ada yang mengejek. Tapi, wajar aja kan kalo jadi kurang pede.
“Rand, kita diundang gak pesta pernikahan elo?” tanya Rio.
“Diundang dong. Semua member dan instruktur yang gue kenal pasti gue undang. Santai aja men,” sahut Randy. Ketiganya sudah siap mengegnakan pakaian olah raga.
“Rand, bikin pesta bujangan dong. Masak hari ini gak ada pesta bujangannya,” kata Panca.
“Iya Rand. Gak seru dong,” sahut Rio mendukung usul Panca.
“Boleh aja. Mau dimana bikinnya?”
“Di rumah elo dong. Kamar elo kan pavillyun tuh. Kan bebas disitu,” kata Panca lagi. Mereka memang pernah diajak Randy ke ruamhnya. Ngobrol-ngobrol sambil mabok.
“Kayaknya gak mungkin deh. Rumah gue dah mulai rame nih,”
“Kalo gitu gimana kalo di kontarakan kami aja? Gue sama Panca kan ngontrak bareng-bareng Erwin dan Yuda. Ini kalo elo setuju,” Rio menawarkan. Panca ngangguk-ngangguk setuju. Hendar dan Yuda itu juga instruktur di club ini. Dan Randy juga kenal. Mereka berempat memang berasal dari luar Jakarta. Sama-sama bekerja di tempat yang sama, mereka sepakat ngontrak rumah bareng-bareng. Menjadi instruktur fitness, sebenarnya pekerjaan sampingan mereka. Masing-masing punya pekerjaan tetap sendiri-sendiri. Rio bekerja sebagai pelayan di restoran fast food. Panca, perawat di sebuah klinik spesialis kanker. Sedangkan Erwin teller di bank asing. Kalau Yuda itu sebenernya intel di kepolisian. Tapi kalo orang tidak terlalu dekat dengannya, hanya tahu kalau dia bekerja sebagai wartawan lepas sebuah surat kabar.
Randy memang dekat dengan mereka berempat. Karena obrolan mereka nyambung. Dan orangnya gak ada yang sengak.
“Gak mungkin dong disitu. Kedengaran tetangga kan berabe. Kontrakan kalian kan di kompleks perumahan. Padat lagi penduduknya,”
“Kalo gitu gimana dong?”
“Gini aja. Kita sewa aja satu kamar hotel. Gimana?”
“Waduh, jadi gak enak nih Rand. Biayanya gede banget,”
“Santai aja. Gue kan punya banyak fasilitas diskon kamar hotel yang gue dapat dari perusahaan gue,” jawab Randy. Panca dan Rio ngangguk-ngangguk.
“Boleh kalo gitu. Kapan waktunya?” kata Panca.
“Terserah kalian aja,” sahut Randy.
“Besok aja, malam sabtu Rand. Kalo malam minggu kan jatah elo sama Tania,” sahut Panca nyengir,
“Oke deh,” sahut Randy. “Ada kenalan cewek yang bisa diajak gak?’ tanya Randy lagi.
“Ada dong. Elo santai aja. Hehehe,” kata Rio.
“Kalau gitu, ini gue kasih duit dua juta dulu, buat elo kasih panjar ke cewek-cewek yang elo bawa. Trus besok sore elo bawa tuh cewek ke hotel. Kalau udah sampe hotel, elo telpon gue. Biar gue hubungi manajer hotelnya. Supaya dia nyediain minum dan makanan buat kita. Gimana?” kata Randy sambil menyerahkan duit pecahan seratus ribu ke Panca. “Kekurangannya besok gue tambah,”
“Sip men,”
Malam itu Randy melatih tubuhnya dibimbing Panca. Sedangkan Tania dibimbing Chandra. Usai fitness Randy mengantarkan Tania pulang, sebelum kembali ke rumahnya sendiri. Sambil pulang ia menyempatkan berbicara sama Tania, bahwa besok ia tak bisa menjemput karena pengen ngajakin teman-temannya instruktur fitness itu minum-minum. Tentu saja ia tak mengatakan mereka akan mengadakan pesta bujangan. Bisa berabe kan.
Besoknya, setelah memastikan Tania pulang ke rumah dengan aman, Randy meluncur ke club kebugaran. Dia melatih tubuhnya sebentar, kemudian melanjutkan dengan renang sambil menunggu Erwin dan Yuda yang dapat jatah bertugas malam ini selesai kerja. Sementara Panca dan Rio sedang mempersiapkan segala sesuatu seperti yang dikatakannya kemarin.
Pukul sembilan malam, club kebugaran itu tutup. Randy, Erwin, dan Yuda, segera meluncur ke hotel yang mereka tetapkan sebagai tempat pesta bujangan itu.
“Candra gak masuk ya hari ini?” tanya Randy sambil menyetir mobilnya dalam perjalanan.
“Kenapa Rand? Kangen?” goda Yuda.
“Enak aja. Kalo dia ada malah berabe. Untung tadi dia gak ada. Kalo ada trus pengen ikut, kan enggak enak kalo gak dibawa,” kata Randy.
Kamar yang dipesan adalah suit. Jadi ukurannya luas dan bentuknya mirip seperti apartemen. Begitu masuk ke dalam kamar hotel, botol-botol bir, dan minuman keras sudah banyak terhidang di atas meja. Mereka sudah mempersiapkan untuk mabok gila-gilaan rupanya. Televisi layar lebar juga ada lengkap dengan VCD playernya. Setumpuk VCD bokep bajakan sudah disediakan juga didekat televisi itu.
“Ceweknya mana?” tanya Randy. Soalnya yang lain sudah tersedia, tinggal ceweknya yang belon ada.
“Sabar boss. Mereka sedang bersiap-siap di kamar,” sahut Panca.
“Rand, elo bakal dapet surprise malam ini,” kata Yuda terkekeh-kekeh.
“Surprise? Kalian nyiapin apaan?” tanya Randy penasaran.
Lampu kamar diredupkan. Lalu irama musik lembut dihidupkan. Dari dalam kamar bermunculannya tiga orang wanita berpakaian sexy. Baju ketat dan rok yang sangat pendek. Mereka kemudian menggerak-gerakkan tubuh dengan erotis. Tubuh meraka benar-benar sexy. Lekuk-lekukya sangat jelas. Buah dada mereka montok-montok. Para lelaki itu tertawa-tawa sambil minum bir menonton pertunjukan itu.
Para penari mulai melepaskan tubuh atas mereka. Memamerkan buah dada mereka. Randy sangat tergoda melihat tontontan itu. Bergelas-gelas bir dan minuman keras diminum oleh Randy. Para penari terus menari. Tapi belum sampai membuka bagian bawah mereka.
Kepala Randy sedikit puyeng karena setengah mabok. Penari-penari itu sudah semakin binal. Buah dada mereka digosok-gosokkan ke wajah laki-laki yang menonton. Randy keenakan. Puting susu yangd ekat diwajahnya langsung dikulumnya.
“Sekarang pertunjukannya dimulai Rand,” kata Erwin berbisik pada Randy.
“Ngapain mereka?” tanya Randy setengah mabok.
“Mereka bakal buka rok dan celana,” sahut Rio.
“O, ya. Sip,” sahut Randy.
Pelan-pelan penari itu melepas rok mereka. Celana dalam mereka yang mungil terlihat jelas. Randy yangs etengah mabok mencoba memperjelas pandangannya. Dia melihat semua penari itu memiliki jembut yang lebat sekali. Sampai melewati garis celana dalam mereka.
“Memek mereka gundukannya gemuk banget ya. Pasti enak nih,” kata Randy. Dalam tatapan setengah maboknya ia melihat penari-penari itu memang memiliki gundukan yang cukup besar ditengah selangakangan mereka. Para instruktur fitness teman Randy tertawa-tawa saja.
Tiba-tiba dari dalam kamar muncul si Chandra. Ia hanya menggenakan celana dalam yang sangat minim. Gundukan kontolnya yang besar terlihat jelas.
“Ngapain Chandra disini?” tanya Randy bingung. Yuda, Panca, Rio, dan Erwin tak memperdulikan pertanyaan Randy.
Chandra mendekati penari-penari itu. ia ikut bergerak-gerak erotis di deat mereka. Gundukannya yang besar di gesek-gesekannya ke gundukan para penari itu yang juga cukup besar.
“Emang si Chandra doyan cewek?” tanya Randy.
Pelan-pelan para penari yang cantik dan sexy itu melepaskan celana dalam mereka yang mungil dan berwarna-warni. Chandra yang berada ditengah-tengah penari itu, juga terlihat akan membuka celananya. Begitu celana itu terlepas, dan para penari itu berdiri tegak mengangkang di depan semua penonton, Randypun terperanjat.
“Lhoo.. lhooo.. cewek kok ada kontolnya?” tanyanya bingung. Para penari dan Chandra kini berdiri mengangkang berkacak pinggang. Celana dalam sudah turun sampai paha mereka. Semua selangkangan mereka memiliki kontol dalam ukuran yang cukup besar. Yang paling besar diantara mereka adalah kontol Chandra.
“Mereka waria ya? Kalian mengundang waria ya?” tanya Randy bingung.
“Hehehehe. Ini surprise dari kita buat elo Rand. Sekali-kali elo nyobain yang berbeda dong. Masak gitu-gitu mulu,” kata Erwin tertawa pada Randy.
“Lagian mereka kan sexy-sexy. Liat tuh,” kata Panca.
“Kecuali si Chandra,” celetuk Yuda. Chandra cemberut. Cowok-cowok yang lain tertawa-tawa, kecuali Randy. Sedangkan para penari yang cantik-cantik itu tersenyum-senyum nakal. Mereka beneran cantik lho. Kalo gak buka celana dalam seperti sekarang ini, gak ada yang bakalan tau kalo mereka itu ternyata waria.
Para penari dan Chandra melanjutkan gerakan erotis mereka. Pinggul mereka sengaja digeol-geolkan, membuat kontol mereka jadi bergoyang-goyang. Randy terus melotot dengan bingung diantara kondisinya yang setengah mabok itu. Para penari mendekat ke arah penonton. Begitu sudah dekat, mereka kembali menggoda para cowok yang menonton itu dengan gesekan tubuh telanjang mereka. Panca, Rio, Erwin dan Yuda tertawa-tawa kegirangan. Tangan mereka asik meremas-remas pantat para penari yang putih-putih dan montok. Panca yang dapet jatah digoda Chandra terlihat cuek. Tangannya dengan nakal meremas-remas pantat cowok feminin itu. malah kontol si Chandra pun ikut diremas-remasnya.
Randy melongo melihat kawan-kawan instruktur fitnessnya itu. Tak menyangka dengan apa yang disaksikannya. Ia sendiri sibuk menghindar dari seorang penari waria yang menggodanya.
“Rand, ayo dong. Kok malu-malu gitu sih?” kata Erwin tertawa.
“Enak aja. Gue geli lagi. Elo-elo kok pada asik gitu sih? Kalian homo ya?” tanyanya.
“Panca homo? Dia mah playboy Rand,” kata Chandra tertawa-tawa. Dengan kontolnya Chandra kini menampar-nampar lembut pipi Panca. Sementara Panca tersenyum-senyum pada Randy. Jemarinya sibuk meremas pantat Chandra. “Pantat elo bagus banget sih Chand,” katanya.
“Iya dong. Makanya elo doyan kan?” sahutnya centil.
“Gila lho. Pesta bujangan gue kok elo bikin ginian sih?” Randy mulai tak suka. Ia berdiri dari tempat duduknya, bersiap meninggalkan kamar. Langkahnya sempoyongan menuju pintu kamar hotel itu.
“Santai dong Rand,” kata Yuda. “Jangan terlalu konservatif lah. Zaman udah era digital begini, masak elo kolot gitu sih? Ini cuman untuk happy-happy doang men. Just for fun. Yang homo itu cuman si Chandra doang. Kita-kita jelas enggaklah. Santai dong Rand,” ia menjajari langkah Randy menuju pintu. Dipegangnya tangan Randy mencegah cowok itu membuka pintu kamar hotel.
“Enak aja nyantai. Gue cowok normal. Enak aja elo ajak maen dengan yang ginian. Lepasin tangan gue!” katanya marah.
Yuda segera mencabut kunci kamar hotel dari gerendel pintu. “Apa-apaan si lo Yud? Kalo elo homo, jangan tularin ke gue,” katanya lagi.
“Terserah elo deh mo ngomong apa. Yang penting elo kalo mo keluar jangan lewat pintu. Lewat jendela aja kalo berani. Biar elo jatuh dari lantai enam ini. Sekalian mati, hehehe,” kata Yuda. Ia kembali mendatangi waria yang tadi menggodanya.
“Siniin kuncinya Yud. Kalo enggak gue….,” Randy mengancam.
“Kalo enggak kenapa? Lho mo mukul gue? Pukul aja kalo elo berani,” tantang Yuda. Mendengar tantangan Yuda, Randy jadi mengkeret juga. kalaupun dia bisa ngalahin si Yuda, dia masih harus berhadapan dengan yang lain juga. Percuma juga dia melawan. Yuda dan yang lain tertawa melihat Randy.
“Rand, masak sih orang kayak elo takut mencoba sesuatu yang baru? Si Yuda kan udah bilang, kita ini bukan homo. Ini cuman untuk senang-senang aja kok. Kita pengen bikin elo senang-senang menjelang kawin dengan mencoba sesuatu yang gak biasa. Kalo dengan cewek elo kan udah biasa. Pesta bujangan elo perlu dibuat luar biasa. Makanya kita undang mereka-mereka ini,” kata Rio.
“Iya Rand. Jangan takutlah. Bukannya elo main-main dengan waria kayak gini terus elo jadi homo. Tanya aja tuh si Jenny, berapa banyak cowok normal yang pernah maen dengan dia. Tanya juga apa mereka jadi homo setelah maen dengan si Jenny,” sambung Panca.
“He eh Mas. Malah yang udah kawin juga banyak kok,” kata Jenny mengiyakan Panca. Jenny ngomongnya lembut banget kayak cewek beneran. Gak ada suara laki-lakinya sama sekali deh.
Randy jadi makin keqi. Dia paling gak suka kalo dibilang takut. Tapi saat itu dia emang jengah banget.
“Kalo gitu elo duduk disitu aja deh Rand. Nonton kita-kita aja. Kalo mau tidur juga terserah. Kami pengen lanjutin lagi nih,” kata Erwin kemudian. “Sel, sepong kontol gue dong,” kata si Erwin pada Selly alias Sofyan yang sedang berdiri di dekatnya. Selly jelas aja siap dengan melayani permintaan Erwin itu. Ia segera jongkok diantara paha Erwin yang mengangkang. Tangannya dengan cepat membuka resleting celana instruktur fitness itu.
“Ihhh gede banget deh,” kata Selly begitu melihat kontol Erwin. Langsung aja kontol itu dimasukkannya ke dalam mulutnya.
Yang lain juga ikutan. Masing-masing kontol mereka mulai dioral oleh para penari itu.
“Elo mau disepong juga Ca?” tanya Chandra nakal pada si Panca.
“Iya dong. Entar si Randy bilang elo homo deh. Masak dioral sama gue,” kata Chandra menyindir.
“Terserah deh dia mau bilang apa. Abis yang laen udah dapet jatah semua sih. Terpaksa deh gue sama elo,” sahut Panca santai. Tak berlama-lama Chandra langsung mulai menyelomoti kontol Panca yang segede terong itu.
Randy tak tau mau berbuat apa. Dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Berusaha tidur. Namun percuma saja. Ia terganggu dengan suara-suara oral disekitarnya.
“Oooooohhhh……enak banget Jennn…,”
“Yahhh… yahhh….ergghhhhhhh..,”
“Gila Chand, gilahhhh…… ssshhhhhh… sshhhh…,”
“Ohhh.. ohhh…ohhh….ohhhh…,”
Teman-temannya itu menyengajakan suara-suara desahan mereka keras-keras. Niatnya membuat Randy terangsang. Dan Randy memang tak sanggup untuk tidak terangsang. Meskipun ia berusaha untuk mengalihkan pandangannya dari mereka, namun tetap saja sekali-sekali ia melirik. Melihat apa yang dilakukan oleh delapan orang yang sedang beradegan mesum itu ia mulai tergoda. Sekuat tenaga ditahannya godaan itu.
Lima menit berlalu. “Aduhh.. aduhh.. enak banget…ahhh.. ahh… Jen gak tahann.. gue pengen entot elo,” kata Rio. Ia segera menarik tubuh ramping Jenny ke atas ranjang. Dekat dengan posisi berbaring Randy saat itu. “Kalo gak suka, jangan liat Rand,” katanya.
Jenny disuruhnya mengangkang di tepi ranjang. Waria itu segera melebarkan pahanya. Randy melotot melihat kontol Jenny yang membengkak. Para penari itu sudah menyediakan KY rupanya. Rio langsung melumuri kontolnya dengan KY, begitu juga lobang pantat Jenny. Karena telah dilumuri KY, Rio tak kesulitan melakukan penetrasi di lobang pantat waria itu. sebentar saja ia sudah asik bergoyang pantat. Menganal Jenny dengan ganas.
“Rio, lemparin KY nya ke gue,” kata Panca. Rio segera melempar KY dalam tube itu pada temannya si Panca. Randy kaget, si Panca mau ngembat si Chandra?
Chandra langsung menungging berpegangan pada kursi. Panca melumuri kontolnya sendiri dengan KY, juga lobang pantat Chandra. Kemudian ia berdiri di belakang Chandra, mulai menganal cowok itu. Randy bengong melihat dua laki-laki yang sama-sama kekar itu asik bergoyang pantat dengan nikmat.
“Ohhh…ohhh.. enak banget Chand… sempit banget,” racau Panca.
Erwin dan Yuda pun mulai ikutan. Randy akhirnya jadi penonton pertunjukan cabul itu. Suara-suara persenggamaan mereka semakin merangsang birahinya.
Menit-menit berlalu. Tubuh-tubuh mereka yang sedang mengentot mulai keringatan. Genjotan pantat mereka semakin cepat dan menghentak-hentak.
“Sel.. Sell.. ssshhhh… tukeran dongg sshhhh… Gue kan pengen ngerasain si Erwin jugaahhhh… sshhhh,” kata Chandra.
“Dasar gatel deh elohh sshhhh… sshhhh… ahhh.. ahhh… ya udah. Tukeran sini,” sahut Selly. Pertukaran pasangan pun dimulai. Kini Chandra dientot oleh Erwin, dan Panca menggumuli Selly. Yuda dan Rio pun bertukar pasangan. Pesta sex terus berlanjut.
Kalau Randy pengen keluar sekarang dari kamar itu sebenarnya bisa. Dari tadi juga bisa. Karena celana Yudi sudah tak lagi dikenakannya. Randy bisa mengambil kunci kamar hotel dari saku celana instruktur fitness itu. tapi Randy jadi tak ingin lagi keluar kamar itu. Entah kenapa ia menjadi menikmati tontonan di depan matanya itu. Ia kini duduk menonton. Ranjang tempatnya duduk yang bergoyang-goyang karena gerakan tubuh Rio dan Windy, penari waria yang satu lagi, membuat birahinya semakin bergejolak.
“Beneran gak pengen nyobain nihh? Ssshhh?” tanya Rio padanya. Randy jadi tergoda pada tawaran Rio itu. “Kalo mau nih gue kasih nyobain sshhhh.. shhh.. ahh. Ahh.. ahh..,” kata Rio lagi.
Randy menimbang-nimbang beberapa saat. Akhirnya iapun kalah dengan nafsunya sendiri. Ia tak sanggup lagi menahan birahinya. Dilepaskannya pakaiannya. Rio tersenyum senang melihat reaksi Randy.
“KY tadi mana? Kasihin ke Randy deh shhh.. shhh… shhh..,” katanya pada yang lain.
Chandra melemparkan KY yang kebetulan ada didekatnya pada Randy. Sigap Randy menangkap tube KY itu.
“Lumuri dulu di kontol elohh.. sshhh…shhh..,” kata Rio dengan tetap terus bergoyang pantat.
Terburu-buru Randy melakukan apa yang disuruh Rio. Setelah selesai ia berdiri di samping Rio. Rio melepaskan kontolnya dari lobang pantat Windy. Randy mulai melakukan penetrasi pada waria itu.
“Ssssssshhhhhh ahhhh….,” erang Randy saat kontolnya menembus lobang pantat Windy yang sempit.
“Gimana Rand?” tanya Rio.
“Oooohhhhh…. sempit bangethhh….,” katanya.
“Enak kan?” tanya Windy genit.
“Sssshhhhh… ohhh…. enak… banget Windd..,” katanya. Pantatnya segera bergerak begitu kontolnya amblas dalam lobang pantat Windy.
Rio tersenyum melihat reaksi Randy. Teman-temannya yang lain juga. Rio kemudian mendekati mulut Windy.
“Wind, oral gue deh,” katanya.
Windy langsung menggenggam kontol Rio. KY yang melekat di kontol Rio dibersihkannya dengan sprey ranjang itu. setelah kontol itu bersih ia mulai melumat dengan penuh semangat. Windy keenakan. Ia menikmati sekali dientot Randy dan mengoral Rio.
Randy mengerang-erang. Mulutnya meracau-racau. Ia sangat keenakan atas sensasi mengentot lobang pantat waria itu.
“Riohhh.. sshhhh….shhh… oral gue donghhh sayhhh shhh…,” kata Windy.
“Boleh,” sahut Rio. Ia segera membungkukkan tubuhnya. Mulutnya langsung melahap kontol waria itu yang sudah keras mengacung. Randy terhenyak. Ia kaget melihat Rio yang jantan itu santai saja melakukan oral pada kontol Windy. Namun karena ia sedang keenakan, keheranannya itu dilupakannya saja. Ia terus mencari kenikmatan dari lobang pantat Windy. Ia terus bergerak pantat dengan cepat.
“Rand, coba lihat ke belakang deh,” kata Rio. Randy menoleh ke belakang. Dan ia kaget kembali. Di belakang ia melihat sudah terjadi pertukaran posisi lagi. Panca kini menggumuli Jenny. Sementara Sally malah asik mengentot Chandra. Gila tuh. Apa gak salah? Pikir Randy. Yang lebih mengagetkannya adalah melihat Yuda yang sedang asik menggempur lobang pantat Erwin dengan kontolnya. Kedua lelaki kekar dan jantan itu terlihat keenakan sekali. Erwin malah menggerakkan pantatnya tak kalah keras membalas hentakan pantat Yuda.
“Mo nyobain kayak Yuda dan Erwin gak?” pancing Rio.
“Gila lo,” sahut Randy. Dia terus menggenjot lobang pantat Windy dengan kecepatan penuh.
“Enak lagi. Ya enggak Yud?” kata Rio dengan suara agak keras. Tujuannya agar Yuda mendengar apa yang dikatakannya.
“He eh. Enak banget Rand. Entar dehh.. elo cobain jugah hhh sshhh… shhh…,” sahut Yuda yang sedang in action menganal Erwin menanggapi kata-kata Rio.
“Ahh.. ahhh.. ahh.. ahhh… enggak dehhh ahhh.. ahhh… elo ajahh.. ahhh…,” kata Randy.
“Gak nyesel Randhh? Hhhh sshhhh… shhh……,” tiba-tiba Windy yang sedang dientot Randy ngomong. “Sayang lohhh…? hhh… shhh… shhhh….,”
“Hahhh… hahhh… ahhh… ahhhh… enggakk ahhh… ahhh… ahhh… ngentothh eloh ajahhh.. ahhh…cukuphhh… shhh….. shhh…..,” sahut Randy pada Windy.
“Ngentothhh cowokkhhh shhhh…. shhh… sshheruhhh lohh.. hhhh… hhhh,” sambung Windy lagi menggoda. Pantatnya sengaja diputar-putarkannya. Randy mulai tak bisa mengontrol diri lagi. Batang kontolnya dirasakannya mulai berdenyut. Orgasmenya akan segera datang.
Tak lama spermanyapun menyembur deras dalam lobang pantat Windy. Waria itu mendesis-desis menikmati semburan sperma kental hangat itu dalam lobang pantatnya.
“Udahan Rand?” tanya Rio.
“Hohhh… hohhh… yahhh… hohhh…,”
“Cepet banget sih? Kok tumben? Keenakan ya ngentotin lobang pantat Windy? Hehehe?” goda Rio yang terus mengoral kontol si Windy.
Randy pura-pura tak mendengar kata-kata Rio itu. Ia langsung merebahkan tubuhnya telentang disamping Windy.
“Riohhh… gantiin Randy dong shhh.. shhh…,” kata Windy.
“Kenapa Wind? Masih nanggung?”
“He eh. Belon orgasme nih gue. Si Randy cepet banget keluarnya,” sahut Windy.
“Abis pantat elo binal banget sih,” kata Rio cengengesan. Windypun ikutan cengengesan. Sementara Randy tersengal-sengal dengan tubuh bersimbah keringat disamping Windy.
“Erwin aja deh gantiin elo. Gue pengen ngembat si Yuda aja,” kata Rio. “Win, Win sini Win. Entot si Windy nih,”
“Hohhh… hohhh…. tanggung nihhh… ohhhh… kontol Yudah enak banget hhh… hhh..,” kata Erwin. Dia tak rela melepaskan kontol Yuda dari pantatnya sekarang. soalnya dia sedang keenakan dientot ama cowok ganteng bertubuh kekar itu.
“Gue ajahhh…,” celetuk Panca yang sedang menggumuli Jenny.
“Trus guehh…? Ssshhh…sshhhh… Beresin dulu guehhh.. hhh.. ahhh.. ahhh…,” kata Jenny. Diapun tak rela Panca menghentikan anal padanya. soalnya dia sedang keenakan dientot Panca sambil ngocok kontolnya sendiri.
“Hehehehe… suka ya ama kontol guehhh…?” kata Panca ge er. Jenny cuman mesem.
Akhirnya tak terjadi pertukaran pasangan lagi. Mereka terus melanjutkan aksi ngentot itu hingga semuanya orgasme. Setelah itu semuanya orgasme, mereka beristirahat sejenak dengan nafas yang tersengal-sengal.
Malam itu pesta sex berlanjut terus dengan selingan nonton bokep dan mabok. Randy tetap bertahan tak bersedia untuk ngentot atau dientot dengan teman-temannya yang instruktur fitness itu. Hanya pada para waria penari itu ia mau melakukannya. Pada Chandra yang juga pengen merasakan kontol Randy dalam lobang pantatnyapun ia tak mau. Namun sesungguhnya dalam batin Randy rasa penasaran ingin menggagahi laki-laki macho dan kekar itu telah tumbuh. Randy tetap menjaga wibawanya dihadapan teman-temannya itu. Ia tergoda melihat mereka saling melampiaskan birahi dengan penuh kenikmatan.
Rasa penasaran itu akhirnya dilampiaskannya beberapa hari kemudian pada Thomas, adik sepupunya yang masih ABG. Thomas yang datang beserta papa dan mamanya karena akan mempersiapkan pesta pernikahan Randy akhirnya jadi tempat Randy melampiaskan rasa penasarannya itu.
Saat itu Thomas sedang sendiri di rumah. Bermain gim di kamar Andre, adik kandung Randy. Sedangkan seluruh keluarga Randy beserta mama dan papa Thomas sedang pergi. Andre sendiri belum pulang dari sekolah.
Cara yang paling klasik digunakannya untuk merangsang bocah imut itu. diajaknya Thomas nonton VCD di kamarnya. Film yang diputarnya adalah bokep. Setelah Thomas dilihatnya mulai terangsang diajaknya melakukan coli bersama. Dari mulai coli masing-masing hingga berlanjut dengan saling mencolikan. Akhirnya coli itupun berujung pada persenggamaan diantara mereka berdua. Dan tanpa sepengetahuan mereka, Andre mengintip apa yang mereka lakukan di dalam kamar itu!
Tamat,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Related posts